net/publication/335432515
CITATIONS READS
0 2,849
2 authors, including:
Yoris Mangenda
Tanjungpura University
11 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Yoris Mangenda on 27 August 2019.
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian
Mata Kuliah Penelitian Arsitektur
Tahun Ajaran 2018/2019
i
ABSTRAK
Zaha Hadid merupakan salah satu arsitek wanita berkelahiran Irak yang
kehadirannya membawa dampak terhadap bidang arsitektur. Melalui karya-karya yang
dihasilkannya ia membuka sudut pandang baru terhadap dunia arsitektur. Pencapaian
nya terhadap karya-karyanya tidak terlepas dari pemikirannya yang membuat ia dapat
dikenal hingga kini. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari paradigma prinsip
pemikiran seorang arsitek Zaha Hadid melalui karya-karya arsitektur bangunan publik
dalam rentang tahun 1990-1999 menggunakan metode content analysis (analisis isi)
dengan pendekatan kualitatif serta metode purposive sampling. Metode analisis isi
digunakan untuk menganalisis pemikiran Zaha Hadid melalui karya tekstual yang
dibuat dengan porsi penulisan oleh dirinya sendiri. Metode purposive sampling
digunakan untuk menentukan karya arsitektur yang diambil untuk objek penelitian
dengan tujuan untuk memberi batasan pada proses penelitian.
Kata kunci : paradigma, pemikiran, bangunan publik 1990-1999, Zaha Hadid
ABSTRACT 2
Zaha Hadid was one of the most Iraqi female architect whose presence brought
impact on the architecture. Through the works she produced, she opened up a new
perspectives in the field of architecture. Her achievements in her works were
inseparable from her idea that makes her to be known until now. This research was
conducted to learn Zaha Hadid’s paradigm of idea through her architectural works of
public buildings in the period 1990-1999 using the methods of content analysis with a
qualitative approach and also purposive sampling method. The content analysis
method used to analyze Zaha Hadid’s idea through her textual works which made by
the portion of writing by herself. The purposive sampling method used to determined
architectural works taken for research objects with the aim for limitation on the
research process.
Keywords : paradigm. idea, public building in 1990-1999, Zaha Hadid
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Laporan penelitian dengan judul “Paradigma Pemikiran Zaha Hadid Pada Karya
Arsitektur Bangunan Publik Tahun 1990-1999” merupakan laporan penelitian yang
disusun guna melengkapi mata kuliah Penelitian Arsitektur kajian Sejarah, Teori, dan
Kritik Arsitektur.
Dalam menyelesaikan laporan penelitian ini, penulis telah memperoleh
pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak .Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Afrrilyno, ST., M.Sc, selaku dosen pembimbing mata kuliah Penelitian
Arsitektur yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses
penelitian hingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Syaiful Muazir, Ph. D., selaku dosen koordinator mata kuliah Penelitian
Arsitektur yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
3. Bapak Zairin Zain, Dr. techn., selaku dosen koordinator mata kuliah Penelitian
Arsitektur yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penulis juga menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, guna menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.1.2 Zaha Hadid : The Complete Buildings and Project ............................... 17
4.1.1.3 Zaha Hadid : Carpark and Terminus Strasbourg ................................... 21
4.1.1.4 El Croquis 1992-1995............................................................................ 22
4.2 Karya Arsitektur Zaha Hadid .................................................................................. 35
4.2.1 Deskripsi dan Analisa Karya Arsitektur Zaha Hadid ....................................... 35
4.2.1.1 Honheim Nord Terminus and Carpark .................................................. 36
4.2.1.2 Lois and Richard Rosenthal Center for Contemporary Art ................... 41
4.2.1.3 Vitra Fire Station ................................................................................... 48
BAB V ANALISA & PEMBAHASAN ............................................................... 53
5.1 Prinsip & Pemikiran Zaha Hadid ............................................................................ 53
5.2 Aplikasi Prinsip & Pemikiran Zaha Hadid Pada Karya Arsitektur Bangunan Publik
Tahun 1990-1999 .................................................................................................... 58
5.2.1 Hoenheim Nord Terminus and Carpark ........................................................... 58
5.2.2 Lois and Richard Rosenthal Center for Contemporary Art.............................. 60
5.2.3 Vitra Fire Station.............................................................................................. 62
5.3 Perbandingan Hasil Analisa Prinsip dan Pemikiran Terhadap Karya Arsitektur.... 63
BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 65
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR DIAGRAM
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang paradigma pemikiran
seorang Zaha Hadid dan penerapannya melalui karya arsitektur kategori bangunan
publik rentang tahun 1990-1999.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Paradigma
Paradigma berasal dari negara Inggris pada abad pertengahan (1483)
yang berasal dari bahasa Latin “Paradeigma” yang bermakna model atau pola.
Menurut Harmon (dalam Moleong,2004:49) paradigma adalah cara mendasar
untuk memahami, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan
sesuatu yang khusus tentang realitas.
Istilah paradigma diperkenalkan pertama kali melalui Thomas Khun yang
maknanya masih tidak sejelas sekarang karena hanya dipakai sebagai
termonologi kunci dalam model perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu.
Makna paradigma kemudian diperjelas oleh Robert Fridrichs (merupakan orang
pertama yang mendefinisikan paradigma secara jelas).
3
4
(dapat dilihat dari lampiran IV). Dari sejumlah karya tersebut yang termasuk
kategori bangunan publik antara lain :
1. Bergisel Ski Jump, yang berfungsi sebagai arena olahraga.
2. Honheim Nord Terminus and Carpark, yang berfungsi sebagai
stasiun dan area parkir.
3. Landscape Formation One, yang berfungsi sebagai area pameran
4. MAXXI :Museum of XXI Century Arts, yang berfungsi sebagai
museum atau ruang galeri.
5. Lois & Richard Rosenthal Center for Contemporary Art, yang
berfungsi sebagai ruang galeri.
6. Sheikh Zayed Bridge, yang berfungsi sebagai jembatan
7. Vitra Fire Station, yang berfungsi sebagai stasiun pemadam
kebakaran.
Dari ke-7 karya tersebut tergolongkan sebagai bangunan publik karena
fungsinya yang ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat umum.
Karya Arsitektur
Pemilihan karya arsitektur yang masuk fungsi bangunan publik
tahun 1990-1999 didasarkan juga dengan ketersediaan referensi data
yang ada sehingga proses analisa bisa dilakukan.
BAB IV
DESKRIPSI BAHAN PENELITIAN
Carnuntum (Vienna,1993)
Spittelau Viaducts ( Vienna,1994)
Spittalmarkt (Berlin,1995)
Lycee Francais Charles de Gaulle (London,1995)
Pancras Lane (London,1996)
42nd Street Hotel (New York,1995)
Blueprint Pavillion (Birmingham, England, 1995)
Prado Museum Extension (Madrid,1996)
Cardiff Bay Opera House (Cardiff, Wales, 1994-
1996)
Bolierhouse Extension,Victoria and Albert Museum
(London,1996)
Wish Machine : World Invention (Vienna,1996)
Paper Art (Duren,Germany,1996)
Master’s Section (Venice Biennale, enice,1996)
Habitable Bridge (London,1996)
La Fenice (Venice,1996)
Philharmonic Hall (Luxembourgh,1997)
Landesgartenschau 1999 (Weil am Rhein,Germany
1997)
Museum of Islamic Arts (Doha, Qatar,1997)
Hackney Empire (London,1997)
Campus Centre (Illinois Institute of Technology,
Chicago,1998)
Contemporary Arts Centre (Cincinnati,1998)
One of the most exciting aspects of the brief
for this new contemporary art museum was that it
would not be build around a permanent collection.
Rather, it would be a container for temporary
exhibitions showing a wide variety of work, which
in turn would allow an exciting degree of
unpredictability between a given show and the
architecture.
The building consist of four main features. An
urban carpet was conceived to crate a
composition- as if the city’s grid had been curved
upward- to maximize the space’s potential as a
public lobby while mediating between the city and
galleries. The second aspect is that of anti-gravity-
recalling Magritte’s suspended rock. This is the
tension that is created between gallery spaces that
21
tekstual ini memuat tentang karya Zaha Hadid yaitu Carpark and
Terminus Strasbourg yang dibangun pada tahun 1998. Carpark and
Terminus Strasbourg yang berlokasi di Strasbourgh, France, berada
pada area pinggiran kota yang dalam yang mana merupakan area
yang dikenal asing bagi seorang arsitek, ini dikarenakan konteks
lingkungan yang biasanya tidak beraturan dan terkesan samar. Zaha
Hadid memanfaatkan situasi yang merugikan ini untuk
mempertemukan mobil dan sejarah kain Strasbourg. Zaha Hadid
merespon ini dengan keelegenan dan kesederhanaan yang menipu.
Ia melipat naik kanopi beton dari tanah untuk direnggangkan secara
diagonal melewati bus dan lajur tram menuju area parkir dan arah
luar Strasbourgh, seakan seperti tertarik kearah sana. Area parkir
menunjukan asumsi Hadid mengenai bus dan tram yang merupakan
bagian yang permanen secara permanen dari keseluruhan organisasi
stasiun dan komposisi. Hadid membuat mobil yang diparkir disini
terlihat seperti fenomena yang natural dengan iramanya sendiri.
Untuk deskripsi lebih lanjut, tidak dapat dipaparkan oleh penulis
karena keterbatasan pada perolehan karya tekstual.
civic space: you could go into the Opera House through the
Foyer, but you could also enter the building without actually
having to go to the Opera, occupying the outdoor spaces. It defies
the typology of an opera house but also connects with the
typology of a city. ( El Croquis 1992-1995, 1995: 9)
“Itu bacaan yang salah. Saya pikir semua proyek ini membuat
pembacaan lahan yang sangat spesifik. Kami sangat
mempertimbangkan kondisi lahan. Saya tidak bermaksud itu dalam
arti kontekstual, itu tidak menanggapi lahan dengan cara yang sopan,
akan tetapi masih menanggapinya. Misalnya, di Pusat Seni
Multimedia Di Dusseldorf, ini merupakan respons terhadap kondisi
pelabuhan. Kami ingin membuat orang sadar bahwa Anda tidak
hanya dapat menembus pemandangan pelabuhan tetapi juga
aksesnya dengan cara yang berbeda. Jadi ini berkaitan dengan situasi
tertentu, tetapi tidak selalu merespons nya dengan cara yang dapat
diprediksi. Fragmentasi proyek menanggapi dengan cara spesifik
yang mana kami ingin menempatkan bangunan dalam kaitannya
dengan air, sehingga Anda memiliki pandangan itu. Itu tidak ter
fragmentasi secara acak. Ini benar-benar dilihat sebagai satu bagian
yang pecah dalam satu atau dua kejadian untuk dapat melihat dan
bahkan mencapai air itu melalui bangunan panjang yang satu ini.
Ada berbagai pandangan yang tidak tegak lurus terhadap lahan, dan
proyek ini mencoba untuk menghadapinya ... tetapi tidak harus
secara terpisah, karena mereka sebenarnya datang bersamaan. "
31
“ Forms might come in families, but they are not always the
same. More over,they are secondary. Fundamentally, it has to do
34
dan sisanya harus miring ke jalan. Ini adalah bagian dari peraturan
lahan, itu bukan penemuan. Tetapi kami yang tidak ingin tanah
menjadi koridor, kami ingin bangunan hampir tidak ada di tanah,
sehingga melebih-lebihkan kondisi kantilever. "
parkir mobil dan stasiun tram. Pembangunan stasiun dan area parkir
ini dikarenakan pada tahun 1990an di Kota Strasbourg, negara
Perancis menciptakan sebuah jaringan tram yang merupakan
transportasi publik berbasis kabel untuk mendorong warganya
meninggalkan mobil mereka di area luar kota tepatnya di area parkir
mobil yang disediakan sehingga untuk melanjutkan ke tempat
tujuan, warganya harus menggunakan kendaraan umum berupa
tram. Jalur tram yang tersedia terdiri dari 2 yaitu jalur Line A yang
beroperasi dari Timur ke Barat dan Line B dari Utara ke Selatan
Arsitek Zaha Hadid kemudian diundang untuk merancang
stasiun tram terminus dan area parkir mobil untuk kapasitas 800
mobil di puncak utara Line B. Konsep yang digunakan untuk
terminus dan carpark ini adalah bidang dan garis yang tumpang
tindih yang terjalin bersama membentuk pergerakan yang konstan.
Setiap bidang mewakili pergerakan mobil, tram, sepeda dan pejalan
kaki melalui struktur, carpark dan lanskap di sekitarnya. Pada
intinya, peralihan antara mobil dan tram, tram dan tram, tram dan
sepeda dan peralihan lainnya digunakan untuk mendefinisikan
material yang digunakan dan peralihan yang spasial. Terminus dan
carpark terdiri dari area tunggu, area penyimpanan sepeda, toilet dan
retail yang semuanya di bentuk dalam permainan garis.
Lampu yang dibuat bergaris lurus pada lantai dan langit-
langitnya, perabot yang menggunakan bidang lurus, semua garis
berkolase untuk menciptakan kesinambungan secara keseluruhan.
Selain itu juga pada lantai, perabot dan lampu pada plafon,
menciptakan area yang berkesan energik dan welcome terhadap
pengunjung dengan fungsi dan sirkulasi nya yang ter definisikan
dengan baik.
Didesain untuk 2 bagian area parkir mobil yang
mengeksplorasi gagasan mobil sebagai suatu yang tidak tetap dan
terus berpindah. Menggunakan 800 lampu berdiri dan landasan
hitam yang diberi tanda untuk menggambarkan area parkir dan
menciptakan bidang magnet yang berotasi dengan batas area yang
mana bermula dari arah utara ke selatan. Stasiun terminus dan
carpark dibuat dengan maksud untuk menyamarkan batasan antara
lingkungan dan elemen buatan dengan mengartikulasikan poin
transisi antara open landscape dan ruang interior. Sehingga
pengunjung yang menggunakan terminus bisa merasakan elemen
buatan yang terkesan alami.
38
Gambar 4.21 Lukisan Vitra Fire Station Gambar 4.22 Eksterior Vitra Fire Station
Sumber : Zaha Hadid Architects Sumber : Zaha Hadid Architects
53
BAB V
ANALISA & PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai analisis prinsip dan pemikiran Zaha Hadid
melalui karya tekstual yang telah di deskripsikan terlebih dahulu pada bab
sebelumnya dan menganalisa implementasi prinsip dan pemikiran yang didapat
terhadap kesesuaian dengan karya arsitektur bangunan publik tahun 1990-1999.
Melalui diagram yang telah penulis susun, penulis mendapati pemikiran yang
menjadi landasan Zaha Hadid secara garis besar hingga pemikirannya terhadap
karya arsitektur khususnya pada bangunan publik.
Secara garis besar, Zaha Hadid memandang pentingnya seorang arsitek untuk
menyelesaikan persoalan arsitektur dalam satu gerakan atau satu solusi yang mana
satu solusi ini dapat secara simultan menyelesaikan persoalan yang lainnya. Solusi
tersebut hendaknya perlu melibatkan respon terhadap program bangunan, lahan
bangunan tersebut berada dan konteks lingkungan secara global.
“I think what is really important is how to cut and bring together all these
intentions into one solution. How to respond to the program of the building,
55
how to respond to the site condition, how to respond to its global condition.
How to interpret all the issues in a series of moves which come together and
are not duplicated,…” ( El Croquis 1992-1995,1995:10)
Manipulasi ruang ataupun pembuatan ruang juga menjadi salah satu perhatian
Zaha Hadid dalam menyelesaikan persoalan arsitektur pada karyanya. Ia menilai
bahwa dalam menyelesaikan persoalan tersebut tidak dapat hanya menggunakan
sebuah teori arsitektur tetapi ia lebih memfokuskan terhadap bagaimana membuat
sebuah ruang dan memanipulasi ruang tersebut entah itu di lapis, dikecilkan
ataupun dibesarkan dan bagaimana kita dapat menghuni dan menggunakan ruang
tersebut. Yang pada akhirnya kembali kepada respon terhadap program melebihi
dari apapun.
Zaha Hadid telah menyebutkan bahwa pembuatan ruang telah menjadi salah
satu fokus perhatiannya. Dalam wawancaranya, Zaha menyebutkan pada
pembuatan stasiun pemadam kebakaran Vitra bahwa membuat ruang yang saling
terjalin, transparan dan mencapai isu keringanan dan pergerakan saat anda melewati
bangunan tersebut bukan lah hal yang mudah. Tetapi tulah yang membuat stasiun
pemadam kebakaran Vitra bagi Zaha sangatlah menarik. Melalui manipulasi
terhadap ruang, ia berhasil menggapai isu keringanan dan pergerakan melalui
penggunaan beton yang mana material beton tampaknya terkesan solid tetapi Zaha
memanipulasi penggunaan beton ini dengan pembuatan ruang- ruang di dalamnya
yang mengalir satu sama lain membuat orang yang melewati bangunan tersebut
merasakan ruang luar yang seakan menjadi bagian dari ruang dalam.
“…There are various concerns with regard to Vitra Fire Station, but
ultimately it has to do with the making of space, more than anything else. It is
56
How do you manipulate architecture, which is made out of matter and tend to
be static, in order to achieve a sense of lightness and movement? ( El Croquis
1992-1995, 1995: 8)
“ Forms might come in families, but they are not always the same. More
over,they are secondary. Fundamentally, it has to do with what we are trying
to achieve through each project. The project in Hamburg and the one in
Dusseldorf are similar because they share a certain idea. In both we explored
the idea of making a series of building which could interconnect but also have
transparency between them. The idea of how to make layered buildings was
interesting to us. We started with a series of planes which were layered, and
then become a series of layered volumes. Volumes that are connected and that
57
you can actually see through. This movement from a series of planes to a series
of volumes which actually interlock and make a layered building was an
important shift for us….” ( El Croquis 19921995, 1995: 14)
Selain itu, pada karyanya Cardiff Opera House, Zaha kembali menekankan
bagaimana respon terhadap kondisi program, lahan dan global sangat berperan pada
karyanya. Ia menyebutkan bagaimana Opera House yang mempunyai notabene
sebagai massa yang besar bisa dimanipulasi dengan permainan massa bangunan.
Kemudian bagaimana Zaha meletakkan Cardiff Opera House sehingga memiliki
dampak terhadap lingkungan secara global dan orang-orang yang menanggapi
Cardiff Opera House sebagai gedung opera baru dan bagaimana ia menyatukan
tipologi gedung opera dengan tipologi kota tersebut. Zaha juga ingin membuat
gedung tersebut seakan timbul dari tanah dan terlihat transparan. Di sini Zaha
kembali menggunakan ide transparan yang mana dimaksudkan agar kondisi
bangunan ini dan di sekitarnya bisa melebur dan terkesan menyatu.
“In Cardiff we had to invent a world which is on its own, because now the site
is physically almost nonexistent. We wanted to pursue the issue of how to place
this building in a global condition. What should this building mean for the city
and also, how do you deal with a new Opera House. We wanted to move away
from the idea of the Opera House being one big mass, and the way to do that
was by penetrating the mass of the building. By cutting into mass and by
penetrating it you bring light and air into it. But it’s not a primitive block, in
the sense that it is lifted off the ground and it is also quite transparent. So it
defies the idea of a quarter-like situation. In the Cardiff project we work with
the idea of the necklaces as if it were an avenue, wrapping it around itself and
around the site, in order to bring in the street life into the site. In a sense we
create two rooms, one which is indoors - which is the bubble, a public room
for the city-which is the foyer, and another space outdoors, the inner courtyard
space, which is like a square, a part of the city. So, with these moves, we
multiply the civic space: you could go into the Opera House through the Foyer,
but you could also enter the building without actually having to go to the
Opera, occupying the outdoor spaces. It defies the typology of an opera house
but also connects with the typology of a city. ( El Croquis 1992-1995, 1995:
9)
program, terhadap lahan dan terhadap kondisi global. Sehingga penting untuk
menemukan satu solusi yang bisa turut menyelesaikan permasalahan lainnya.
Selain itu Zaha juga menekankan terhadap pembuatan ruang. Pembuatan ruang
yang seperti apa yang sebenarnya ingin dicapai dan bagaimana kita menempatkan
diri pada ruangan tersebut dan bagaimana ruang tersebut dapat menarik kita dan
efeknya terhadap kita. Sedangkan pada beberapa karya arsitektur yang sempat ia
sebutkan pada wawancaranya yaitu Vitra Fire Station, Cardiff Opera House, dan
proyek di Hamburgh dan di Dusseldorf merupakan bangunan yang masuk kategori
bangunan publik. Pada semua karya tersebut, terdapat pernyataan yang
menyebutkan bagaimana karya tersebut ia desain walaupun hanya karya stasiun
pemadam kebakaran Vitra yang terbukti terbangun akan tetapi penulis
mendapatkan kesimpulan bahwa bangunan tersebut memiliki beberapa persamaan
pada pemikiran ide. Pemikiran mengenai transparansi yang terus tertuang pada
karya Vitra Fire Station, Cardiff Opera House, dan proyek di Hamburgh dan di
Dusseldorf, ruang yang saling terjalin dan pergerakan pada karya Vitra Fire Station
dan proyek di Hamburgh dan di Dusseldorf, serta keringanan pada karya Vitra Fire
Station.
5.2 Aplikasi Prinsip & Pemikiran Zaha Hadid Pada Karya Arsitektur
Bangunan Publik Tahun 1990-1999
Setelah dilakukan analisis terhadap prinsip dan pemikiran Zaha Hadid melalui
karya tesktual, penulis akan menganalisa hasil yang didapat mengenai pemikiran
Zaha Hadid dengan pengaplikasian pemikirannya dengan karya arsitektur yang
dihasilkan sehingga terlihat apakah pemikiran tersebut benar terealisasikan pada
karyanya.
Terlihat pada gambar 5.1 garis marka yang disusun dengan arah berotasi
dengan sekitarnya, lampu pada plafond dan lampu jalan yang dipasang dengan
unsur garis, cahaya terpantulkan melalui lampu diatas plafon, furnitur hingga
struktur kolom yang ditempatkan menyiratkan keseluruhan elemen bangunan
ini terjalin antar satu sama lain menggunakan unsur garis.
Material pelapis atap dan dinding pada Honheim secara keseluruhan terlihat
menggunakan material beton yang menurut penulis memang terlihat bahwa
Honheim tidak terkesan berat dan solid tetapi terlihat ringan, di sini penulis
beranggapan dari desain Zaha Hadid yang membuat penyamaran antara ruang
dalam dan ruang luar sehingga membuatnya terlihat transparan dan
menyebabkan bangunan ini turut terkesan ringan.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Melalui proses analisis terhadap karya arsitektur bangunan publik tahun 1990-
1999 dengan karya tekstual yang ia hasilkan didapatkan bagaimana prinsip dan
pemikiran dari seorang Zaha Hadid dalam merancang karyanya. Paradigma
pemikiran Zaha Hadid yang ditemui sebagai berikut :
1. Respon terhadap program bangunan
2. Respon terhadap kondisi lahan
3. Respon terhadap kondisi global
4. Manipulasi ruang dan pembuatan ruang
5. Ruang yang terjalin
6. Ruang yang transparan
7. Keringanan
8. Pergerakan
Dari keseluruhan paradigma pemikiran Zaha Hadid yang didapat kemudian
dicocokkan dengan karya arsitektur bangunan publik tahun 1990-1999 didapati
bahwa tidak semua pemikiran tersebut tertuang dalam karyanya, pada karya Vitra
Fire Station dan Honheim Nord Terminus and Carpark tampak ia menuangkan
semua pemikiran tersebut akan tetapi pada karya Lois and Richard Rosenthal
Center for Contemporary Art tidak tampak pemikiran mengenai keringanan
(lightness). Terlihat di sini bahwa bagaimana Zaha Hadid menuangkan
pemikirannya yang disesuaikan lagi dengan permasalahan dan konteks karya itu
sendiri sehingga implementasi pemikirannya pada karya arsitekturnya lebih ke arah
penyesuaian dan bersifat tidak konstan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Dhera Arizona. 2016, April. Daftar Penghargaan Arsitek Zaha Hadid
SemasaHidupnya.https://economy.okezone.com/read/2016/04/01/470/13512
62/daftar-penghargaan-arsitek-zaha-hadid-semasa-hidupnya. 9 April 2019
Zaha Hadid: Car Park and Terminus Strasbourg. Mei 11, 2019. https://www.lars-
mueller-publishers.com/zaha-hadid-car-park-and-terminus-strasbourg
Hadid, Zaha, dan Aaron Betsky. 1998. Zaha Hadid : The Complete Buildings and
Project. United Kingdom : Thames and Hudson.
LAMPIRAN