NIM : 5183342021
Prodi/Kls : Pendidikan Tata Boga’18 / B
2
3.2 Prosedur Penelitian : angket/wawancara.tes, kisi-kisi dan rumus, Teknik analisis
data, uji narasum/rehabilitas/validitas, distribusi frekuensi, uji normal dan statistik
L. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi daftar bahan-bahan referensi atau literature yang telah
digunakan untuk penelitian. Referensi tersebut baik diambil dari buku, jurnal,
maupun sumber elektronik maka harus disertakan dalam halaman daftar pustaka.
M. LAMPIRAN
Lampiran merupakan halaman yang berisi scanan atau potokopi lampiran
berkas-berkas yang dibutuhkan untuk melengkapi data-data penelitian dalam tugas
akhir. Baik berupa surat penelitian ataupun berkas-berkas dari tempat penelitian.
3
c) Instrumen, kusus untuk program studi kependidikan minimal berisi
identidikasi variable,devinisi operasional, indicator, kisi-kisi,
pengembangan butir, uji coba instrument.
d) Daftar Pustaka, minimal terbitan sepuluh tahun terakhir untuk buku
dan lima tahun terakhir untuk jurnal
e) lampiran
4
3. Contoh Seminar Proposal
PROPOSAL
Dosen Pengampu:
Dra. Yuspa Hanum, M.Pd
Disusun Oleh :
VIVI FEBRIANA
5183342021
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayah
dan perlindungan yang di berikan keada penulis sehinnga penulisan laporan
proposal ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
penulisan laporan mata kuliah proposal ini dapat di sadari tentunya tidak
terlepas dari dukungan, kerja sama dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
penulisan laporan proposal ini dapat tersusun, meskipun penulisan masih banyak
kekurangan di dalamnya maka sepantasnya penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Dra. Yuspa Hanum, M.S selaku Dosen Pegampu Mata Kuliah Seminar
Proposal yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
perhatian,dorongan,bimbingan ,serta masukan dan saran yang sangat
beharga dalam penulisan proposal ini.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan, Ibu Hj.Dr.Rosnelli, M.Pd, sebagai Wakil
Dekan 1 Fakultas Teknik, Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si sebagai Ketua
Jurusan Kesejahteraan Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Pd
selalu sekertaris jurusan Pendidikan Kesejahteran Keluarga.
Vivi Febriana
i
NIM:5183342021
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................4
1.3 Batasan Masalah........................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS.........7
2.1 Kajian Teori..............................................................................................7
2.2 Penelitian yang relavan...........................................................................11
2.3 Kerangka berpikir....................................................................................14
2.4. Hipotesis tindakan....................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................16
3.1 Pendekatan/Desain Penelitian....................................................................16
3.2 Sasaran dan Lokasi Penelitian...................................................................16
3.3 Faktor yang Diteliti....................................................................................17
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................17
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................19
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................19
3.7 Indikator Keberhasilan...............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa, hal ini dapat dilihat dari belum
optimalnya siswa yang berprestasi untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam
pembelajaran. 3. Perhatian siswa terhadap materi belum terfokuskan, hal ini disebabkan
kondisi pembelajaranyang monoton atau searah TCL (Teacher Centered Learning) sehingga
siswa kurang memahami materi yang diberikan dan berdampak pada ketercapaian nilai hasil
belajar siswa yang tidak dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari observasi hasil penelitian awal tersebut, terlihat bahwa keberhasilan
pembelajaran belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran
adalah diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung situasi pembelajaran, agar
pembelajaran menjadi menarik, mudah di pahami dan menyenangkan. Oleh karena itu,
seorang guru dituntut melakukan e-journal boga. Inovasi-inovasi terhadap kegiatan belajar
mengajar agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam menerimapenjelasan materi pelajaran
yang diberikan oleh guru. Maka dari itu, sebagai seorang guru harus bisa memilih metode
yang ada sesuai dengan kebutuhan sekolah. Metode pembelajaran yang baik adalah metode
yang memperhatikan situasi dan kondisi pembelajaran. Dengan metode yang baik siswa akan
menjadi mudah menerima materi pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007:67), belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah, belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah
sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan
baik. Pengalaman siswa yang diperoleh darilingkungan akan menjadikan kepadanya bahan
dan materi guna memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Dilihat dari aspek psikologi belajar, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dan belajar bukanlah semata-mata
proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu
dengan lingkungan (Sanjaya, 2008: 213).
Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas
berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,serta membantu menyelidiki
masalah autentik dari suatu materi. Permasalahan autentik dapat diartikan sebagai suatu
5
masalah yang kompleks yang merupakan masalah kehidupan nyata yang ditemukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari atau masalah yang mungkin akan dihadapi siswa dalam
kehidupannya nanti.
Materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan salah satu kajian
materi K3 kelas X semester I siswa SMK. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
merupakan materi dengan konsep yang fenomenanya dapat diamati dan sering kali dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan ciri pembelajaran berdasarkan masalah
yaitu bertujuan memecahkan masalah sehari-hari atau masalah autentik, sehingga siswa akan
terbiasa dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan penerapan
pembelajaran problem based instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa
materi P3K pada dasarnya adalah dekat, konkret dan berkaitan langsung dengan pengalaman
yang ada dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti kajian tersebut sehingga pembelajaran yang berlangsung di SMKS
Imelda Medan dapat menjadikan peserta didik tertarik dengan pelajaran K3 dan dapat
menganalisis masalah yang terdapat dalam soal. Untuk itu peneliti akan mengadakan
penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar X Boga 2 Pada Mata Pelajaran Keselamatan, Kesehatan dan
Keamanan Kerja (K3) Di SMK Swasta Imelda Medan.
1.2.1 Model yang digunakan pada pembelajaran keselamatan, kesehatan dan keamanan
kerja hanya menggunakan Problem Based Instruction (PBI).
1.2.2 Bagaimana cara penyampaian model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) dilakukan didalam kelas X Boga 2.
1.2.3 Bagaimana hasil metode Problem Based Instruction (PBI) mata pelajaran
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.2.4 Bagaimana model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) diberikan
kepada siswa kelas X Boga 2 SMKS Imelda Medan.
6
1.2.5 Faktor apa yang perlu diperhatikan dalam mata pelajaran Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3).
1.2.6 Bagaimana hasil pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) diberikan.
1.2.7 Kurangnya partisipasi siswa kelas X Boga 2 dalam proses belajar mata pelajaran
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.2.8 Kurangnya guru dalam menunjukan usaha memanfaatkan media dalam rangka
menjelaskan dan memberikan contoh.
1.2.9 Kurangnya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pembelajaran siswa kelas X
Boga 2 SMKS Imelda Medan.
1.2.10 Bagaimana kepercayaan diri siswa dalam mengikuti mata pelajaran Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.4.1 Bagaimana pengaruh Problem Based Instruction (PBI) dalam mata pelajaran Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) ?
1.4.2 Seberapa besar penerapan model Problem Based Instruction (PBI) dalam meningkatkan hasil
belajar dalam mata pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) ?
7
1.5.1 Dapat menerapkan hasil model Problem Based Instruction (PBI) dalam mata
pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.5.2 Dapat mengetahui seberapa besar penerapan model Problem Based Instruction
(PBI) dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3).
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah informasi akan pengetahuan serta
pengalaman yang mendukung untuk penelitian lebih lanjut.
8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
9
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai
satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar
memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif. Secara garis besar PBI terdiri
dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Peranan guru dalam PBI adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan
dialog siswa, serta mendukung belajar siswa. PBI diorganisasikan di sekitar situasi
kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan mengundang berbagai
pemecahan yang bersaing.
10
h. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang
diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
i. Menjadikan siswa lebih mandiri
j. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat
orang lain
k. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat
a. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
d. Membutuhkan waktu yang banyak
e. Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI
f. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang
terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll
g. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
h. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 siswa
perkelas.
Perlindungan tenaga kerja memiliki beberapa aspek dan salah satunya yaitu
perlindungan keselamtan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara
aman melakukan kerjanya secara aman melakukan kerjanya sehari-hari untuk
meningkatkan produktivitas.
11
tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis
pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan,
melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang
dapat mengganggu kesehatan, menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja
yang sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
a. Moral.
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya
manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi.Manusia memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatn dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-
nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagankerjaan).Para pemberi kerja melaksanakan itu untuk membantu dan
memperingan beban pederitaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para
karyawan dan keluarga.
b. Hukum.
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk
menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan. Para pemberi kerja
yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan
kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai dengan Undang-
undang ketenagakerjaan. Yang tertara pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan
kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
12
c. Ekonomi.
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengelurkan biaya-
biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang dialami pekerja.
Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang dialami
karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya
pengobatan dan pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi
perhitungan akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.
2.2.1 Penelitian yang dilakukan oleh Tri Muah (2016) dalam penelitian yang berjudul
“Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 9B Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 2 Tuntang-Semarang”.
Berdasarkan hasil analisis dara dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBI dapat
meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini
ditunjukan dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan sebelum
penelitian ini dilakukan dimana keaktifan belajar siswa secara individu 14% dan
keaktifan belajar siswa secara kelompok 50% dan hasil belajar matematika siswa
pada materi sebelumnya juga menunjukkan hasil belajar yang rendah dimana dari
32 siswa 6.25% siswa mendapatkan nilai tuntas dengan rata-rata 34,3. Setelah
dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan terhadap keaktifan belajar
dan hasil belajar matematika. Lembar observasi pada siklus I menunjukkan
keaktifan siswa secara individu meningkat menjadi 27.4% dan keaktifan belajar
siswa secara kelompok 65% dan terus meningkat juga pada siklus II yaitu
keaktifan belajar siswa secara individu menjadi 73.13% dan keaktifan belajar
siswa secara kelompok 85%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan di
13
setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 64,88 dan pada
siklus II rata - rata nya kembali meningkat menjadi 81.39.
2.2.2 Penelitian yang dilakukan oleh Fina Fahriyah, dkk (2016) dalam penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Problem Based Instruction Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Berdasarkan hasil analisis
dara dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran problem based instruction pada subtema keindahan alam negeriku
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis lebih baik daripada model
pembelajaran Langsung pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Kudus.
2.2.3 Penelitian yang dilakukan oleh Prayekti (2010) dalam penelitian yang berjudul
“Problem Based Instruction Sebagai Alternative Model Pembelajaran Fisika Di
SMA”. Berdasarkan hasil analisis dara dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa hasil penerapan model pembelajaran PBI treatmentpertama diperoleh hasil
Kelas XI IPA1 nilai rata-rata terendah untuk pretes 3,25 sedangkan nilai rata-rata
tertinggi 6,75. Sementara itu untuk kelas XI IPA2 nilai rata-rata terendah 3,25 dan
tertinggi 6,25.Postes untuk kelas pertama nilai rata-rata terendah 6,45 dan
tertinggi 8,75, sedangkan postes untukkelas XI IPA2 nilai rata-rata terendah 6,75
dan nilai tertinggi sebesar 9,00. Pada treatment kedua kelasXI IPA1, nilai rata-rata
siswa terendah 5,00 dan nilai rata-rata tertinggi 7,35, sedangkan kelas XI
IPA2nilai rata-rata terendah 6,45 dan tertinggi 8,5. Pada treatment ketiga hasil
pretes diperoleh nilai rata-rata siswa kelas XI IPA1 terendah 3,25 dan tertinggi
4,25. Nilai rata-rata postes terendah yang diperolehsiswa 1 adalah 7,25 dan
tertinggi 9,75. Untuk kelas XI IPA22 nilai rata-rata siswa pada pretes
terendah3,00 dan tertinggi 4,5 sedangkan nilai postes rata-rata terendah 7,00 dan
tertinggi 9,00. Pada akhirnya,guru dapat merancang model pembelajaran PBI
dengan baik dan dapat memotivasi siswa terlibat aktifpada kegiatan pemecahan
masalah, mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar sertamenentukan
langkah-langkah memecahkan masalah.
2.2.4 Penelitian yang dilakukan oleh Farina Amalia (2018) dalam penelitian yang
berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi)
Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ski Di
14
Smp Ar-Rahman Percut”. Berdasarkan hasil analisis dara dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaranProblem Based Instruction
(PBI) pada pelajaran SKI siswa SMP Ar-Rahman Percut. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan perhitungan yang menyimpulkan bahwa nilai sig. 0,000 < 0,05,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. (2) Hasil analisis angket keefektifan
penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction siswa dikelas
eksperimen juga berada pada kategori baik yaitu sebesar 88,1.(3) ada peningkatan
motivasi belajar yang signifikan dengan diterapkannya model
pembelajaranProblem Based Instruction(PBI) di kelas eksperimen hal ini
dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen setelah
diberikan perlakuan adalah naik menjadi 87,32 sedangkan untuk kelas kontrol
hanya sekitar 75.
2.2.5 Penelitian yang dilakukan oleh Fujiah (2017) dalam penelitian yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Berbasis
Autentik Asesment Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.
Berdasarkan hasil analisis dara dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran problem based instruction (PBI) berbasis autentik
asesmen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa MA. Islahul
Ummah NW Bunut Baok. Hal ini dapat dibuktikan pada kemampuan berpikir
kritis siswa pada siklus I menunjukan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa
dari seluruh siswa yang mengikuti tes 4 rentang skala perolehan 54,41 dengan
kategori kurang kritis. Jadi perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya karena belum
memenuhi indikator kemampuan berpikir kritis yaitu dengan rentang skala
perolehan skor 43,75-62,50 dari seluruh siswa yang mengukuti tes pada siklus
IImenunjukan rata-rata 85,29 dengan kategori sangat kritisdan berada pada
rentang skala perolehan 81,25-100 dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
15
menarik, di harapkan siswa dalam proses belajar mengajar dapat mengikuti pembelajaran
sangat antusias, dengan demikian materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik.
Dalam model pembelajaran ini siswa mampu mengangkat satu masalah aktual
sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik dan dapat belajar memecahkan
masalah tersebut secara adil dan obyektif.
2.4.1 Hipotesis Ha
2.4.2 Hipotesis Ho
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2020. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran
K3 kelas X semester gasal. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMKS
Imelda Medan.
Subjek pelaku tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru pembimbing mata pelajaran
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di kelas X Jasa Boga 2 SMKS Imelda Medan, sedangkan
subjek penerima tindakan adalah siswa kelas X Jasa Boga 2 SMKS Imelda Medan yang
berjumlah 36 peserta didik.
Sasaran pada penelitian ini adalah siswa kelas X Boga 2 SMKS Imelda Medan
Tahun akademik 2020/2021.
17
3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang di teliti pada penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran
kesehatan, keamanan, keselamatan (K3) melalui penerapan model problem based
instruction (PBI). Pembelajarn di laksanakan pada semester genap dengan jumlah
pertemuan 2 jam pelajaran (1 jam pelajaran : 45 menit).
3.4.1.1 Perencanaan
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) secara jelas, kemudian guru meberikan beberapa permasalahan
agar siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut secara individu. Pada saat siswa
dalam proses mencari solusi/pemecahan untuk permasalahan tersebut guru tetap berada di
kelas dan mengawasi siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan fokus pada
permasalahan tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru langsung membahas hasil
kerja siswa agar guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah paham atau yang belum.
3.4.1.3 Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi dan pada saat proses
PBI di jalankan yang di tujukan untuk siswa.
3.4.1.4 Refleksi
18
Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi , di analisis dan dilakukan
refleksi, apakah kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan dapat meningkatkan
pembelajaran kesehatan, keselamatan dan keamanan (K3) atau belum, selain itu apakah
masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model PBI tersebut. Apabila hasil pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan
apa yang di harapkan, maka akan di lanjutkan kegiatan siklus kedua dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan hasil refleksi pada
siklus pertama.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kesehatan, keselamatan, keamanan
kerja (K3) dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) menyiapkan
siswa untuk dapat mengangkat masalah aktual dan dapat memecahkan masalah tersebut
secara adil dan obyektif.
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) secara jelas, kemudian guru meberikan beberapa permasalahan
agar siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut secara individu. Pada saat siswa
dalam proses mencari solusi/pemecahan untuk permasalahan tersebut guru tetap berada di
kelas dan mengawasi siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan fokus pada
permasalahan tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru langsung membahas hasil
kerja siswa agar guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah paham atau yang belum.
3.4.1.3 Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi dan pada saat proses
PBI di jalankan yang di tujukan untuk siswa.
3.4.1.4 Refleksi
19
pembelajaran kesehatan, keselamatan dan keamanan (K3) atau belum, selain itu apakah
masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Instruction (PBI) tersebut. Apabila hasil pembelajaran pada siklus
pertama belum sesuai dengan apa yang di harapkan, maka akan di lanjutkan kegiatan
siklus kedua dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan
hasil refleksi pada siklus pertama
20
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Dkk. 2018. Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ski Di Smp Ar-Rahman
Percut. Medan: UINSU
Arikunto, dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bektiarso, S. 2015. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
Fidayasari, dkk. 2014. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) disertai Teknik
Probing-Prompting dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Fisika
di Kelas X 2 MAN 1 Jember. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3(3): 285-293.
Fakhriyah, dkk. 2016. Pengaruh Model Problem Based Instruction Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Kudus: UMK.
Fujiah, dkk. 2017. Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ski Di Smp Ar-Rahman
Percut. Mataram: IKIP Mataram.
International Labour Organization (ILO).
Muah, Tri. 2016. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 9b Semester Gasal
Tahun Pelajaran 2014/2015 Smp Negeri 2 Tuntang – Semarang. Semarang: SMPN 2
Tuntang.
Ningsih, dkk. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Pendekatan science, Environment, Technology, and Society (SETS) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Tema Banjir. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 1(2):7- 14.
Prayekti. 2010. Problem Based Instruction Sebagai Alternative Model Pembelajaran Fisika Di
SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16(1): 51-63.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Wilson, Bangun. 2012. manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Erlangga
21
22