PROPOSAL
Dosen Pengampu:
Dr. Yuspa Hanum, M.Pd
Disusun Oleh :
VIVI FEBRIANA
5183342021
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayah
dan perlindungan yang di berikan keada penulis sehinnga penulisan laporan
proposal ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
penulisan laporan mata kuliah proposal ini dapat di sadari tentunya tidak
terlepas dari dukungan, kerja sama dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
penulisan laporan proposal ini dapat tersusun, meskipun penulisan masih banyak
kekurangan di dalamnya maka sepantasnya penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Dra. Yuspa Hanum, M.S selaku Dosen Pegampu Mata Kuliah Seminar
Proposal yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
perhatian,dorongan,bimbingan ,serta masukan dan saran yang sangat
beharga dalam penulisan proposal ini.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan, Ibu Hj.Dr.Rosnelli, M.Pd, sebagai Wakil
Dekan 1 Fakultas Teknik, Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si sebagai Ketua
Jurusan Kesejahteraan Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Pd
selalu sekertaris jurusan Pendidikan Kesejahteran Keluarga.
Vivi Febriana
NIM:5183342021
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................4
1.3 Batasan Masalah........................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS.........7
2.1 Kajian Teori...............................................................................................7
2.2 Penelitian yang relavan............................................................................11
2.3 Kerangka berpikir....................................................................................14
2.4. Hipotesis tindakan....................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................16
3.1 Pendekatan/Desain Penelitian....................................................................16
3.2 Sasaran dan Lokasi Penelitian...................................................................16
3.3 Faktor yang Diteliti....................................................................................17
3.4 Prosedur Penelitian....................................................................................17
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................19
3.6 Teknik Analisis Data..................................................................................19
3.7 Indikator Keberhasilan...............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ceramah. Variasi yang dilakukan hanya berupa siswa belajar kelompok dan
mandiri (tugas mencari data melalui internet) kemudian tugas dikumpulkan tanpa
pembahasan masalah yang telah didapatkan siswa. Pembelajaran belum divariasi
dengan metode yang lain seperti Problem Based Instruction, hal ini dapat dilihat
dalam kemampuan siswa dalam menganalisis atau memahami permasalahan. 2.
Pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang melibatkan siswa, hal ini dapat
dilihat dari belum optimalnya siswa yang berprestasi untuk membantu siswa lain
yang kesulitan dalam pembelajaran. 3. Perhatian siswa terhadap materi belum
terfokuskan, hal ini disebabkan kondisi pembelajaranyang monoton atau searah
TCL (Teacher Centered Learning) sehingga siswa kurang memahami materi
yang diberikan dan berdampak pada ketercapaian nilai hasil belajar siswa yang
tidak dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari observasi hasil penelitian awal tersebut, terlihat bahwa keberhasilan
pembelajaran belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pembelajaran adalah diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung
situasi pembelajaran, agar pembelajaran menjadi menarik, mudah di pahami dan
menyenangkan. Oleh karena itu, seorang guru dituntut melakukan e-journal boga.
Inovasi-inovasi terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami
kejenuhan dalam menerimapenjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Maka dari itu, sebagai seorang guru harus bisa memilih metode yang ada sesuai
dengan kebutuhan sekolah. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang
memperhatikan situasi dan kondisi pembelajaran. Dengan metode yang baik
siswa akan menjadi mudah menerima materi pembelajaran sehingga apa yang
menjadi tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007:67), belajar berdasarkan masalah
adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua
arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa
berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa
2
yang diperoleh darilingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi
guna memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Dilihat dari aspek psikologi belajar, pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dan
belajar bukanlah semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu
proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungan (Sanjaya, 2008:
213).
Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-
tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta,serta membantu
menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Permasalahan autentik dapat
diartikan sebagai suatu masalah yang kompleks yang merupakan masalah
kehidupan nyata yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari atau masalah
yang mungkin akan dihadapi siswa dalam kehidupannya nanti.
Materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan salah satu
kajian materi K3 kelas X semester I siswa SMK. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) merupakan materi dengan konsep yang fenomenanya dapat
diamati dan sering kali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
dengan ciri pembelajaran berdasarkan masalah yaitu bertujuan memecahkan
masalah sehari-hari atau masalah autentik, sehingga siswa akan terbiasa dengan
situasi nyata dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan penerapan pembelajaran
problem based instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa
materi P3K pada dasarnya adalah dekat, konkret dan berkaitan langsung dengan
pengalaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kajian tersebut sehingga pembelajaran
yang berlangsung di SMKS Imelda Medan dapat menjadikan peserta didik
tertarik dengan pelajaran K3 dan dapat menganalisis masalah yang terdapat dalam
soal. Untuk itu peneliti akan mengadakan penelitian tentang Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar X Boga 2 Pada Mata Pelajaran Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan
Kerja (K3) Di SMK Swasta Imelda Medan.
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Model yang digunakan pada pembelajaran keselamatan, kesehatan dan
keamanan kerja hanya menggunakan Problem Based Instruction (PBI).
1.2.2 Bagaimana cara penyampaian model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) dilakukan didalam kelas X Boga 2.
1.2.3 Bagaimana hasil metode Problem Based Instruction (PBI) mata
pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.2.4 Bagaimana model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
diberikan kepada siswa kelas X Boga 2 SMKS Imelda Medan.
1.2.5 Faktor apa yang perlu diperhatikan dalam mata pelajaran Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.2.6 Bagaimana hasil pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL)
diberikan.
1.2.7 Kurangnya partisipasi siswa kelas X Boga 2 dalam proses belajar mata
pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
1.2.8 Kurangnya guru dalam menunjukan usaha memanfaatkan media dalam
rangka menjelaskan dan memberikan contoh.
1.2.9 Kurangnya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pembelajaran siswa
kelas X Boga 2 SMKS Imelda Medan.
1.2.10 Bagaimana kepercayaan diri siswa dalam mengikuti mata pelajaran
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
4
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan. Maka menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Bagaimana pengaruh Problem Based Instruction (PBI) dalam mata pelajaran
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) ?
1.4.2 Seberapa besar penerapan model Problem Based Instruction (PBI) dalam
meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (K3) ?
5
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah informasi akan
pengetahuan serta pengalaman yang mendukung untuk penelitian lebih
lanjut.
1.6.2.3 Bagi siswa
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
guna meningkatkan hasil belajar X Boga 2.
6
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
7
kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi,
meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah
ditata untuk itu.
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut
juga Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini
mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang
dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah
tersebut secara adil dan obyektif. Secara garis besar PBI terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan inkuiri. Peranan guru dalam PBI adalah mengajukan
masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog siswa, serta mendukung
belajar siswa. PBI diorganisasikan di sekitar situasi kehidupan nyata yang
menghindari jawaban sederhana dan mengundang berbagai pemecahan yang
bersaing.
8
d. Siswa berperan aktif dalam KBM
e. Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka
sendiri yang menemukan konsep tersebut.
f. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
g. Pembelajaran lebih bermakna
h. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah
yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
i. Menjadikan siswa lebih mandiri
j. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain
k. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan
pendapat
9
kerja secara aman melakukan kerjanya secara aman melakukan kerjanya
sehari-hari untuk meningkatkan produktivitas.
Menurut Wilson (2012:377). Keselamatan Kerja adalah perlindungan
atas keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam
lingkungan pekerjaan.
Menurut International Labour Organization (ILO) kesehatan
keselamatan kerja atau Occupational Safety and Health adalah meningkatan
dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap
pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu
kesehatan, menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang
sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya.
10
b. Hukum.
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap
pekerja untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan
pekerjaan. Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam
melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat
hukuman yang setimpal yang sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan.
Yang tertara pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan
kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
c. Ekonomi.
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena
mengelurkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan
kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian
kecelakaan kerja yang dialami karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian
tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan pertanggungan
lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan akibat
kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.
11
keaktifan belajar dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini
ditunjukan dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
sebelum penelitian ini dilakukan dimana keaktifan belajar siswa secara
individu 14% dan keaktifan belajar siswa secara kelompok 50% dan
hasil belajar matematika siswa pada materi sebelumnya juga
menunjukkan hasil belajar yang rendah dimana dari 32 siswa 6.25%
siswa mendapatkan nilai tuntas dengan rata-rata 34,3. Setelah
dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan terhadap
keaktifan belajar dan hasil belajar matematika. Lembar observasi pada
siklus I menunjukkan keaktifan siswa secara individu meningkat
menjadi 27.4% dan keaktifan belajar siswa secara kelompok 65% dan
terus meningkat juga pada siklus II yaitu keaktifan belajar siswa secara
individu menjadi 73.13% dan keaktifan belajar siswa secara kelompok
85%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan di setiap
siklusnya. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 64,88 dan
pada siklus II rata - rata nya kembali meningkat menjadi 81.39.
2.2.2 Penelitian yang dilakukan oleh Fina Fahriyah, dkk (2016) dalam
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Instruction
Dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah
Dasar”. Berdasarkan hasil analisis dara dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran problem
based instruction pada subtema keindahan alam negeriku dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis lebih baik daripada model
pembelajaran Langsung pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1
Kudus.
2.2.3 Penelitian yang dilakukan oleh Prayekti (2010) dalam penelitian yang
berjudul “Problem Based Instruction Sebagai Alternative Model
Pembelajaran Fisika Di SMA”. Berdasarkan hasil analisis dara dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan model
pembelajaran PBI treatmentpertama diperoleh hasil Kelas XI IPA1
12
nilai rata-rata terendah untuk pretes 3,25 sedangkan nilai rata-rata
tertinggi 6,75. Sementara itu untuk kelas XI IPA2 nilai rata-rata
terendah 3,25 dan tertinggi 6,25.Postes untuk kelas pertama nilai rata-
rata terendah 6,45 dan tertinggi 8,75, sedangkan postes untukkelas XI
IPA2 nilai rata-rata terendah 6,75 dan nilai tertinggi sebesar 9,00. Pada
treatment kedua kelasXI IPA1, nilai rata-rata siswa terendah 5,00 dan
nilai rata-rata tertinggi 7,35, sedangkan kelas XI IPA2nilai rata-rata
terendah 6,45 dan tertinggi 8,5. Pada treatment ketiga hasil pretes
diperoleh nilai rata-rata siswa kelas XI IPA1 terendah 3,25 dan
tertinggi 4,25. Nilai rata-rata postes terendah yang diperolehsiswa 1
adalah 7,25 dan tertinggi 9,75. Untuk kelas XI IPA22 nilai rata-rata
siswa pada pretes terendah3,00 dan tertinggi 4,5 sedangkan nilai
postes rata-rata terendah 7,00 dan tertinggi 9,00. Pada akhirnya,guru
dapat merancang model pembelajaran PBI dengan baik dan dapat
memotivasi siswa terlibat aktifpada kegiatan pemecahan masalah,
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar sertamenentukan
langkah-langkah memecahkan masalah.
2.2.4 Penelitian yang dilakukan oleh Farina Amalia (2018) dalam penelitian
yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (Pbi) Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ski Di Smp Ar-Rahman Percut”. Berdasarkan
hasil analisis dara dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1)
terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaranProblem Based Instruction (PBI)
pada pelajaran SKI siswa SMP Ar-Rahman Percut. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan perhitungan yang menyimpulkan bahwa nilai sig.
0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. (2) Hasil analisis
angket keefektifan penggunaan model pembelajaran Problem Based
Instruction siswa dikelas eksperimen juga berada pada kategori baik
yaitu sebesar 88,1.(3) ada peningkatan motivasi belajar yang
13
signifikan dengan diterapkannya model pembelajaranProblem Based
Instruction(PBI) di kelas eksperimen hal ini dibuktikan dengan rata-
rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan adalah naik menjadi 87,32 sedangkan untuk kelas kontrol
hanya sekitar 75.
2.2.5 Penelitian yang dilakukan oleh Fujiah (2017) dalam penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(Pbi) Berbasis Autentik Asesment Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa”. Berdasarkan hasil analisis dara dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
problem based instruction (PBI) berbasis autentik asesmen dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa MA. Islahul Ummah
NW Bunut Baok. Hal ini dapat dibuktikan pada kemampuan berpikir
kritis siswa pada siklus I menunjukan rata-rata kemampuan berpikir
kritis siswa dari seluruh siswa yang mengikuti tes 4 rentang skala
perolehan 54,41 dengan kategori kurang kritis. Jadi perlu dilanjutkan
ke siklus selanjutnya karena belum memenuhi indikator kemampuan
berpikir kritis yaitu dengan rentang skala perolehan skor 43,75-62,50
dari seluruh siswa yang mengukuti tes pada siklus IImenunjukan rata-
rata 85,29 dengan kategori sangat kritisdan berada pada rentang skala
perolehan 81,25-100 dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
14
Dalam model pembelajaran ini siswa mampu mengangkat satu
masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik dan
dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.
Berdasarkan penerapan model PBI di harapkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran keselamatan, kesehatan, keamanan (K3) dapat
meningkat, yang akhirnya dapat berdampak pada peningkatan prestasinya.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang di teliti pada penelitian ini adalah hasil belajar pada mata
pelajaran kesehatan, keamanan, keselamatan (K3) melalui penerapan model
problem based instruction (PBI). Pembelajarn di laksanakan pada semester
genap dengan jumlah pertemuan 2 jam pelajaran (1 jam pelajaran : 45 menit).
17
belum, selain itu apakah masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model PBI tersebut. Apabila hasil
pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan apa yang di harapkan,
maka akan di lanjutkan kegiatan siklus kedua dengan memperhatikan
kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan hasil refleksi pada siklus
pertama.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kesehatan, keselamatan,
keamanan kerja (K3) dengan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) menyiapkan siswa untuk dapat mengangkat masalah aktual dan dapat
memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) secara jelas, kemudian guru meberikan beberapa
permasalahan agar siswa dapat memecahkan permasalahan tersebut secara
individu. Pada saat siswa dalam proses mencari solusi/pemecahan untuk
permasalahan tersebut guru tetap berada di kelas dan mengawasi siswa agar
siswa bekerja sungguh-sungguh dan fokus pada permasalahan tersebut. Saat
siswa telah menyelesaikanya guru langsung membahas hasil kerja siswa agar
guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah paham atau yang belum.
3.4.1.3 Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi dan pada
saat proses PBI di jalankan yang di tujukan untuk siswa.
3.4.1.4 Refleksi
Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi , di analisis dan
dilakukan refleksi, apakah kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan dapat
meningkatkan pembelajaran kesehatan, keselamatan dan keamanan (K3) atau
belum, selain itu apakah masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Instruction (PBI)
18
tersebut. Apabila hasil pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan
apa yang di harapkan, maka akan di lanjutkan kegiatan siklus kedua dengan
memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan hasil
refleksi pada siklus pertama
19
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Dkk. 2018. Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi)
Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ski Di Smp Ar-Rahman Percut. Medan: UINSU
Arikunto, dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bektiarso, S. 2015. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
Fidayasari, dkk. 2014. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
disertai Teknik Probing-Prompting dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian
dan Hasil Belajar Fisika di Kelas X 2 MAN 1 Jember. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol. 3(3): 285-293.
Fakhriyah, dkk. 2016. Pengaruh Model Problem Based Instruction Dalam
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Kudus:
UMK.
Fujiah, dkk. 2017. Efektifitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi)
Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ski Di Smp Ar-Rahman Percut. Mataram: IKIP Mataram.
International Labour Organization (ILO).
Muah, Tri. 2016. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi)
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
9b Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 Smp Negeri 2 Tuntang –
Semarang. Semarang: SMPN 2 Tuntang.
Ningsih, dkk. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Pendekatan science, Environment, Technology, and Society (SETS)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Banjir. Jurnal
Pendidikan Sains. Vol. 1(2):7- 14.
Prayekti. 2010. Problem Based Instruction Sebagai Alternative Model Pembelajaran
Fisika Di SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16(1): 51-63.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Wilson, Bangun. 2012. manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Erlangga
20