Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGAUDITAN II

IPO PADA PT TRIMITRA PROPERTINDO TBK

Di Susun Oleh :

Disusun oleh :
M. Fadhil Nur Iman 1801120019
Fitri Indah Melinia 1801120020
Maria Carry Nainggolan 1801120162

Dosen Pengampu :
Sahila, SE, MM 0221076502

Diajukan sebagai salah satu persyaratan


untuk mendapatkan nilai mata kuliah Pengauditan II

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, Kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Pengauditan II. Isi dari makalah ini diambil dari
pemikiran kami dari kelompok dan beberapa sumber yang kemudian dirangkum
dan disusun sehingga berbentuk makalah.

Bersama ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen yang telah
memberikan tugas untuk penyusunan makalah ini. Semoga dengan adanya
makalah ini, dapat membantu pembaca memahami isi yang termuat di dalamnya.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih


jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran akan kami terima demi
terciptanya suatu makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih semoga makalah mengenai


“IPO pada PT Trimitra Propertindo Tbk” ini dapat berguna bagi kami dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Palembang, 15 Desember 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... Error! Bookmark
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Mengenal Initial Public Offering (IPO) ............................................................ ......... 3
2.1.1 Pengertian IPO .................................................................................................... 3
2.1.2 Tujuan utama suatu perusahaan melakukan IPO ............................................... 4
2.1.3 Contoh Perusahaan IPO ...................................................................................... 5
2.2 Melakukan Investasi di IPO .............................................................................. ......... 6
2.3 Cara Kerja IPO ................................................................................................. ......... 7
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan IPO .................................................... ......... 8
2.4.1 Kelebihan Perusahaan IPO ................................................................................. 8
2.4.2 Kekurangan Perusahaan IPO ............................................................................ 10
2.5 Persyaratan Perusahaan Go Public ................................................................... ....... 11
2.6 IPO Pada PT Trimitra Propertindo Tbk ............................................................ ....... 12
BAB III PENUTUP .......................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... ....... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... Error! Bookmark not defined.
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan dari dalam

perusahaan umumnya dengan menggunakan laba ditahan. Pendanaan dari

luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, penertbitan surat

hutang atau pendanaan bersifat penyertaan dalam bentuk saham. Pendanaan

melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan

kepada masyarakat atau dikenal dengan istilah GoPublic. Go publik adalah

penawaran umum saham yang dilakukan perusahaan untuk menjual

saham/efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU

Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Dalam istilah pasar modal go public sering disebut sebagai IPO

(Initial Public Offering) yaitu penawaran pasar perdana pada masyarakat.

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

“Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh

Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang

diatur dalam Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya”.

Perkembangan pasar modal di Indonesia telah meningkat pesat

ditinjau dari peningkatan jumlah perusahaan yang go publik. Peningkatan


2

perusahaan go publik diindikasi karena dengan go publik perusahaan dapat

memperoleh dana dalam jumlah yang besar yang dapat digunakan sebagai

modal jangka panjang, dibandingkan dengan memperoleh pinjaman dari

bank yang mempunyai resiko biaya bunga yang tinggi, jaminan kepada bank

serta terbatas pula jumlah dan jangka waktunya. Selain berbagai keuntungan

yang dinikmati, terdapat pula konsekuensi yang harus ditanggung oleh

entitas sebagai perusahaan publik antara lain keharusan untuk keterbukaan

terhadap masyarakat, keharusan untuk wajib memberi laporan, perubahan

hubungan manajemen dari informal ke formal, kewajiban membayar dividen

dan berusaha meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka menjadi alasan

ketertarikan dalam penelitian dengan judul : “IPO pada PT Trimitra

Propertindo Tbk”.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mengenal Initial Public Offering (IPO)

Satu diantara pengetahuan yang perlu dimiliki investor atau trader saham,

terutama pemula adalah perihal IPO atau Initial Public Offering. Melakukan

investasi dalam saham akan meningkatkan kesempatan keuntungan, tetapi jangan

lupa kalau investasi saham juga terdapat resiko. Oleh karena itu, sebaiknya kamu

pahami lebih dahulu mekanisme IPO sebelum membeli saham di artikel berikut.

2.1.1. Pengertian IPO

IPO atau initial public offering sering dikenal sebagai penawaran saham

pertama. Tujuan perusahaan menawarkan sahamnya untuk dibeli publik untuk

memperoleh banyak modal dan ekuitas dari para investor yang tertarik. Ini

pasti memberikan keuntungan kedua belah pihak, karena investor akan

memperoleh keuntungan dari saham yang dimiliki, sedangkan perusahaan akan

mendapatkan tambah modal dari hasil penjualan saham.

Kenapa perusahaan melakukan initial public offering?

Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan memilih untuk melakukan IPO

atau go public.

Memperoleh status sebagai perusahaan Tbk.


4

2.1.2. Tujuan utama suatu perusahaan melakukan IPO

untuk memperoleh status sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek

Indonesia. Untuk beberapa sektor usaha, status ini penting, karena akan

memperlihatkan kalau perusahaan tersebut dapat dipercayai, perusahaan

mempunyai tata kelola yang bagus, perusahaan tersebut diawasi oleh berbagai

pihak, informasi mengenai perusahaan ada di beberapa media, dan lain-lain. Itu

semua akan dipakai untuk meningkatkan bisnis, memperoleh nasabah baru,

bahkan juga dipakai untuk alasan prestise. Argumen ini tidak salah dan bahkan

sah-sah saja, asal sesudah go public, perusahaan yang diwakilkan oleh

management perusahaan tidak menganak-tirikan investor minoritas. Cukup

banyak perusahaan yang go public dengan alasan utama ini, bahkan juga tidak

lagi mempedulikan kinerja perusahaan dan harga saham. Pendanaan

perusahaan. IPO juga bisa dilakukan dengan tujuan utama memperoleh dana

dari pasar modal.

Hal pertama yang mendasari satu perusahaan untuk IPO yaitu karena

sedang membutuhkan tambahan modal atau modal untuk kepentingan

operasionalnya tanpa harus meminjam dana dari pihak bank. Bisa saja modal

yang didapat dari penjualan saham untuk menekan jumlah hutang atau beban

utang yang dipunyai oleh perusahaan. Tambahan modal yang dimaksud

memiliki arti jika suatu perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan

ekspansi hingga dapat meningkatkan jangkauan konsumen atau produksinya.

Disamping itu, melepas saham ke publik berarti tingkat popularitas

perusahaan pada waktu itu sedang meningkat, terutama di mata para investor.
5

Cara ini dapat menaikkan likuiditas perusahaan. Menjadi perusahaan publik Go

public menjadi satu alasan perusahaan melakukan initial public offering yang

sesungguhnya. Suatu perusahaan yang ingin menjadi perusahaan publik,

perusahaan tersebut akan mendapatkan berbagai keuntungan, baik dari segi

prestise atau dana. Tapi, perusahaan tersebut harus membuat perusahaan yang

memiliki tata kelola yang baik, perkembangan perusahaan yang bagus, dan

keuntungan yang tinggi, dan peduli dengan kepentingan investor.

Perusahaan yang IPO dengan tujuan ini akan menjadikan para investor

sebagai rekan bisnis, dimana semua hak mereka tidak akan ada yang diabaikan

atau dihilangkan. Dan perusahaan yang melakukan IPO atau menjadi

perusahaan publik akan mendapatkan beragam keuntungan diantaranya harga

saham perusahaan semakin tinggi, saham perusahaan semakin lebih likuid,

gampang mendapatkan permodalan, integritas perusahaan semakin baik, bisnis

perusahaan semakin lebih cepat berkembangnya. Ini karena semua investor

diperlakukan sebagai rekan bisnis, sehingga para investor bisa menjadi ujung

tombak perusahaan tersebut, terutama dalam membuat brand image

perusahaan.

2.1.3. Contoh Perusahaan IPO

Biasanya saham yang dilepas ke publik hanya sebagian kecil dari

semua jumlah saham perusahaan. Misalkan PT EXR melepaskan sahamnya ke

publik sejumlah 35% dari total saham yang dimiliki. Jumlah saham yang

dilepaskan ke publik yaitu 2 juta lembar saham. Harga saham perdana Rp 590

per lembar. Maka nilai perusahaan secara keseluruhan yaitu:


6

Nilai Perusahaan = (100 / 20) x harga saham x jumlah saham

Nilai Perusahaan = (100/ 20) x Rp 589 x 2.000.000 = 5,89 miliar

Contohnya harga saham setelah IPO bertambah menjadi Rp 1.230. Maka nilai

perusahaan secara keseluruhan saat ini adalah:

Nilai Perusahaan = (100 / 20) x harga saham x jumlah saham

Nilai Perusahaan = (100 / 20) x Rp 1.230 x 2.000.000 = 12,3 miliar

Maka bertambahnya harga saham perusahaan setelah IPO, akan meningkatkan

nilai perusahaan keseluruhannya.

2.2. Melakukan Investasi Di IPO

Pada intinya IPO terbuka untuk semua investor yang tertarik

menginvestasikan modalnya ke suatu perusahaan. Tetapi, kadang jumlah IPO

yang ditawarkan atau diperjualbelikan ke publik jumlahnya terbatas, sehingga ada

kemungkinan ketersediaannya tidak memenuhi permintaan. Tetapi, kalau kamu

masih tetap tertarik melakukan investasi, dapat melalui pembelian reksadana atau

instrument yang lain yang memiliki fokus pada IPO. Apa saham perusahaan IPO

sudah pasti menjanjikan? Sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau

IPO mempunyai tujuan untuk menggalang dana dalam rangka peningkatan bisnis.

Sehingga ada potensi IPO mungkin menjanjikan atau sebaliknya. Misalnya seperti

perusahaan yang IPO untuk menambahkan dana segar supaya perusahaan itu tetap

berjalan karena ada krisis keuangan secara internal. Contoh tersebut menunjukkan
7

permasalahan internal perusahaan yang bisa jadi nantinya berpengaruh di harga

saham yang diperjualbelikan. Tetapi, karena ada IPO, biasanya sebuah perusahaan

akan memperoleh sorotan di mana akan berpengaruh pada harga IPO yang naik-

turun pada hari pertama IPO. Ini sering memberikan keuntungan karena kenaikan

harga yang signifikan. Tetapi, setelah hari peluncuran IPO harga akan mengalami

koreksi yang bisa jadi berpengaruh kerugian apabila harga terus menurun. Maka

dari itu penting diingat sejak dari awal prospek bisnis dan kondisi perusahaan dan

kamu juga bisa lihat riwayat laporan keuangan periode yang lalu, sebagai analisa

terhadap perusahaan tersebut sebelum kamu membeli saham IPO.

2.3. Cara Kerja IPO

Ada banyak cara dan syarat yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk go

public. Perusahaan yang merencanakan untuk go public biasanya bekerjasama

dengan perusahaan penjamin emisi (underwriter), untuk menolong proses IPO. Ini

karena diperlukan banyak persyaratan dokumen dan persiapan yang matang saat

sebelum perusahaan itu dimiliki dan diawasi publik secara langsung. Disamping

menyiapkan persyaratan, perusahaan penjamin emisi nanti akan menilai nilai

perusahaan yang bakal menentukan nilai saham yang bakal dipasarkan ke publik.

Pada umumnya proses IPO dimulai dengan persiapan awal dan penyiapan

dokumen. Diteruskan dengan penyampaian permintaan perjanjian pendahuluan

pendataan saham ke BEI. Kemudian, proses yang perlu dilakukan adalah

pengutaraan pernyataan pendaftaran ke OJK. Proses paling akhir yaitu penawaran

umum, atau pendataan dan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.


8

Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan IPO Ada banyak kekurangan dan

kelebihan yang didapat perusahaan saat lakukan IPO. Meskipun mayoritas

mempunyai arah positif, dalam prosesnya perusahaan umumnya hadapi kendala

pada proses pendataan IPO. Hambatan-hambatan itu umumnya terkait dengan

kelengkapan document dan kesepakatan pimpinan intern perusahaan. Berikut

perbedaan kekurangan dan kelebihan yang didapat oleh perusahaan saat lakukan

IPO.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan IPO

2.4.1 Kelebihan Perusahaan IPO

1. Perusahaan memperoleh tambahan modal. Untuk berkembang lebih

maksimal, perusahaan membutuhkan modal tambahan. Selainnya pinjam

dari bank, pilihan lain untuk perusahaan untuk memperoleh dana fresh

ialah lakukan go public. Hasil pemasaran saham bisa juga dipakai untuk

kurangi hutang.

2. Buka kesempatan keuntungan besar untuk perusahaan.IPO mempunyai

faedah lainnya untuk perusahaan. Salah satunya, perusahaan akan

mempunyai suku bunga yang semakin tinggi saat memberinya utang

karena kenaikan pemantauan dari riset dan investor. Perusahaan juga bisa

mengeluarkan semakin banyak saham untuk dipasarkan sepanjang ada

kebutuhan pasar. Dengan ke-2 keunggulan itu, lebih gampang untuk

perusahaan untuk atur merger dan pemerolehan.

3. Investor memperoleh likuiditas. Bila kamu ialah pemegang saham


9

perusahaan swasta, akan susah untuk jual saham yang kamu punyai.

Bahkan juga lebih susah untuk menilainya. Berikut penyebabnya investasi

saham digadangkan sebagai salah satunya wujud investasi paling

memberikan keuntungan. Investor mempunyai peran besar dalam

peningkatan harga saham. Ini didapat bila performa perusahaan dipandang

baik oleh investor. Penilaian yang bagus berkesempatan tingkatkan nilai

saham di masa datang.

4. Saham IPO bisa dipasarkan secara cepat. Saat saham LinkedIn

dipublikasikan untuk pertama kalinya, nilainya melesat dari 45 dolar jadi

94,25 dolar di hari yang serupa. Kenaikan berikut sebagai daya magnet

khusus IPO di mata investor.Saham yang dibeli bisa dipasarkan kapan

pun, baik lewat cara online atau lewat panggilan telephone. Investor dapat

buka pemesanan terbatas pada harga dan jumlah saham yang sudah

diputuskan.

5. Tingkatkan citra perusahaan. Saat perusahaan lakukan IPO karena itu

otomatis media dan penyuplai data dan riset di perusahaan sekuritas akan

kerap mengulas perusahaan untuk ketahui info atau informasi mengenai

perusahaan secara gratis. Umumnya ini dilaksanakan supaya khalayak atau

calon investor bisa mengawasi perusahaan yang bakal dia membeli

sahamnya. Di lain sisi publisitas ini akan tingkatkan citra dan eksposure

pada produk atau perusahaan tersebut. Hingga ini akan buka kesempatan

pada timbulnya calon-calon konsumen setia produk atau perusahaan juga.

6. Mendapatkan stimulan pajak. Pemerintahan memberinya stimulan pajak


10

lewat penerbitan Ketentuan Pemerintahan Nomor 56 tahun 2015 mengenai

Peralihan Atas Ketentuan Pemerintahan Nomor 77 Tahun 2013 mengenai

Pengurangan Biaya Pajak Pendapatan Untuk Harus Pajak Tubuh Dalam

Negeri yang Berupa Perseroan Terbuka. Dengan ketentuan ini perusahaan

yang lakukan go public bisa mendapat pengurangan biaya PPh sejumlah

5% lebih rendah dari biaya PPh Harus Pajak tubuh dalam negeri, dengan

catatan sejauh 40% sahamnya terdaftar dan diperjualbelikan di Bursa, dan

mempunyai minimum 300 pemegang saham.

2.4.2 Kekurangan Perusahaan IPO

1. Lakukan IPO memerlukan ongkos yang besar dan mahal.

2. Perusahaan diharuskan mempublikasi neraca keuangan, pajak, akuntansi,

dan usaha berkaitan ke warga.

3. Bertambahnya risiko yang terkait dengan gugatan hukum.

4. Fluktuasi harga saham bisa mengusik konsentrasi dan taktik management

dalam memulai usaha.

5. Susunan organisasi dan kepimpinan mengikutsertakan dewan direksi

dalam ambil keputusan besar hingga birokrasi semakin lebih panjang.

6. Laporan memerlukan waktu dan tenaga yang semakin banyak.


11

2.5. Persyaratan Perusahaan Go Public

Dengan beragam argumen itu, tidaklah aneh bila perusahaan berlomba untuk go

public. Meskipun begitu, prosesnya tidak gampang. Ada beberapa persyaratan dan

tingkatan yang perlu dilewati untuk memperoleh status ini. Persyaratan itu bisa

dikelompokkan dalam tiga persyaratan besar. diantaranya :

1. susunan kepimpinan perusahaan yang bagus, yakni harus memiliki badan

hukum Perseroan Terbatas (PT), mempunyai Komisaris Mandiri,

mempunyai Komite Audit dan Unit Audit Intern, dan mempunyai

Sekretaris Perusahaan.

2. persyaratan akuntansi dan keuangan. Periode operasional agar lebih atau

sama dengan 12 bulan. Untuk perusahaan berkembang rasio menengah,

keuntungan usaha bisa rugi dengan persyaratan tahun akhir kedua telah

mempunyai keuntungan usaha berdasar prediksi.

3. jumlah saham yang dijajakan ke khalayak untuk perusahaan berkembang

ialah minimum 150 juta lembar saham. Pemegang saham sekitar lebih atau

sama dengan 500 faksi. Harga saham pertama lebih atau sama dengan

Rp100.

Persyaratan Supaya Perusahaan Dapat Melakukan Initial Public Offering

(IPO)?

Dengan beragam argumen itu, tidaklah aneh bila banyak perusahaan yang ingin

go public atau lakukan initial public offering (IPO). Meskipun begitu, prosesnya

tidak gampang. Ada beberapa persyaratan dan tingkatan yang perlu dilewati untuk
12

memperoleh status ini. Persyaratan itu bisa dikelompokkan ke tiga persyaratan

1. Susunan kepimpinan perusahaan yang bagus. Harus memiliki badan

hukum Perseroan Terbatas (PT), mempunyai komisaris mandiri,

mempunyai komite audit dan unit audit intern, dan mempunyai sekretaris

perusahaan.

2. Persyaratan akuntansi dan keuangan. Periode operasional agar lebih atau

sama dengan 12 bulan. Untuk perusahaan berkembang rasio menengah,

keuntungan usaha bisa rugi dengan persyaratan tahun akhir kedua telah

mempunyai keuntungan usaha berdasar prediksi. Jumlah saham. Jumlah

saham yang dijajakan ke khalayak untuk perusahaan berkembang ialah

minimum 150 juta lembar saham. Pemegang saham harus 500 faksi atau

semakin banyak. Harga saham pertama minimum Rp100 atau lebih.

3. Penawaran saham adalah tahap paling penting dan terakhir. Sebagai calon

investor, Anda bisa membelinya di agen-agen penjualan yang ditunjuk.

Sesuai syarat, jika pembeli saham lebih banyak dari lembar yang tersedia,

permintaan pembelian akan dikurangi. Jadi, semua pembeli saham berhak

memperoleh jatah. Prinsip ini disebut allotment.

2.6. IPO Pada PT Trimitra Propertindo Tbk

PT Trimitra Propertindo Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada Kamis pagi ini (23/8/2018). Perusahaan dengan kode LAND tersebut

merupakan emiten ke-597 yang tercatat di papan BEI. Pada pencatatan perdana

ini, saham perseroan naik 195 poin atau 50 persen ke level Rp 585. Saham LAND
13

ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume sebanyak 2.000 lot dan

menghasilkan nilai transaksi Rp 117 juta. Direktur Utama Trimitra Propertindo

Suryadi Tan mengatakan, langkah perseroan untuk melakukan IPO di tahun ini

merupakan bagian dari visi perseroan untuk menjadi perusahaan yang senantiasa

bertumbuh mengikuti perkembangan yang ada. Sementara dari berita Bisnis

Indonesia dengan judul berita : “Sektor Ini Dominasi IPO 2018”.

(http://market.bisnis.com). Sebanyak 33 perusahaan tahun ini telah mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 23 Agustus lalu.

Dari keseluruhan perusahaan yang listing tahun ini, trade, services and

investment merupakan sektor dengan jumlah perusahaan listing terbanyak. PT

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat, sektor ini menyumbang 36,4% atau 12

emiten. Sektor infrastructure, utilities and transportation berada di urutan kedua

dengan 24,2% atau sebanyak 8 emiten. Disusul dengan sektor finance serta

property and real estate yang menyumbang 3 perusahaan atau masing-masing

9,1%. Sektor agriculture, basic industry and chemicals, serta miscellaneous

industry berada di urutan keempat, masing-masing sebesar 6,0% atau 2 emiten.

Sektor mining menyumbang 3,0% atau 1 emiten. Sejauh ini, dari sektor consumer

goods industry belum ada yang mendaftarkan diri hingga bulan Agustus (0%).

Alasan utama suatu perusahaan menjadi perusahaan publik dengan menjual

saham di pasar modal adalah adanya dorongan kebutuhan atas modal yang

digunakan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Hasil IPO tentunya

meningkatkan modal perusahaan yang dapat digunakan untuk ekspansi dan

meningkatkan profitabilitas, memperbaiki struktur modal kerja, dan melunasi


14

sebagian hutang dengan penawaran untuk konversi dari pinjaman atau hutang

menjadi kepemilikan saham perusahaan sehingga solvabilitas perusahaan dapat

meningkat, perusahaan dapat terhindar dari keadaan insolvent dan terhindar dari

risiko likuiditas. Minat investor untuk membeli efek perusahaan yang baru saja

melakukan IPO sering mengalami kesulitan. Kesulitan ini terjadi karena

kurangnya pengetahuan informasi mengenai perusahaan tersebut.

Informasi yang dibutuhkan investor dan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan tidak hanya informasi produk tetapi juga berbagai hal yang

terkait dengan kinerja perusahaan salah satunya profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas merupakan salah satu dari analisa rasio yang dapat digunakan untuk

mengukur nilai dari sebuah perusahaan yang biasanya dapat dijadikan salah satu

pertimbangan oleh investor untuk menanamkan investasinya. di samping itu

merupakan informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan baik dari

intern maupun ekstern perusahaan.

Profitabilitas sebuah perusahaan yang telah go publik seharusnya mengalami

kenaikan dibandingkan sebelum go publik. Hal tersebut dikarenakan dana yang

diperoleh dari go publik dapat digunakan untuk mengurangi beban-beban

perusahaan untuk membayar kembali bunga dan pokok pinjaman sehingga dengan

demikian profitabilitasnya akan mengalami kenaikan karena perusahaan tidak

perlu membayar biaya bunga lagi. Di samping itu setelah go publik kinerja

perusahaan akan semakin membaik karena adanya transparansi di mana

perusahaan mendapat pengawasan yang terus menerus dari masyarakat sehingga

dengan kinerja yang lebih baik setelah go publik akan dapat meningkatkan
15

profitabilitas perusahaan. Pada prinsipnya, sebuah perusahaan didirikan dengan

tujuan untuk memperoleh pendapatan dan laba sebesar-besarnya atau mencari

sumber dana dengan seefisien mungkin (bunga yang rendah, berjangka waktu

panjang, persyaratan lunak dan lainnya).

Laba merupakan unsur untuk menghitung profitabilitas suatu perusahaan

guna mengetahui seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan laba.

Profitabilitas mengambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat

efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba (Harmono,

2011:109). Sedagkan upaya memperoleh sumber dana dengan efisien dapat

dilakukan dengan go publik. Perusahaan dapat memperoleh dana yang langsung

masuk ke rekening perusahaan dengan biaya yang minimal serta jangka waktu

yang panjang. Perusahaan yang dipilih untuk menjadi obyek penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur atau industri pengolahan, yaitu suatu usaha yang

mengolah/mengubah bahan mentah menjadibarang jadi ataupun barang setengah

jadi yang mempunyai nilai tambah, yang dilakukan secara mekanis dengan mesin

ataupun tanpa mesin (manual).

Industri manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan,

karena memiliki beberapa keunggulan dibanding sektor lain. Diantaranya nilai

kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja

yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah dari setiap input/bahan

dasar yang diolah. Sektor industri manufaktur berkontribusi besar terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2016 yaitu sebesar 20,5%, namun pada

tahun 2017 mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik mencatat trend


16

pertumbuhan sektor manufaktur terus menurun sejak 2011 hingga 2017.

Pertumbuhan sektor manufaktur pada tahun 2011 tercatat 6,26%, 2012 sebesar

5,62%, 2013 sebesar 4,37%, 2014 sebesar 4,64%, 2015 sebesar 4,33%, 2016

sebesar 4,29%, dan pada 2017 hanya sebesar 4,21%. Namun demikian

berdasarkan laporan United Nations Industrial Development Organization

(UNIDO) yang mengukur sektor manufaktur negara-negara di dunia, sektor

manufaktur Indonesia menempati posisi ke-4 tertinggi di dunia pada kuartal III

tahun 2018. Manufaktur Indonesia menyumbang 22% terhadap PDB. Angka ini

hanya di bawah Jerman 23%, Republik Rakyat China 27% , dan Korea Selatan

29%. Secara fundamental, saham-saham manufaktur juga mendapat dukungan

positif. Salah satunya dari inovasi produk-produk baru yang dikeluarkan oleh

emiten sehingga dapat meningkatkan kinerja fundamentalnya.

Dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang, pasar industri manufaktur di

Indonesia dinilai masih prospektif. Sektor manufaktur masih berpotensi menguat

karena didukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang memberikan fasilitas dan

berbagai kemudahan bagi pelaku sektor manufaktur. Salah satunya upaya

pemerintah melakukan penyesuaian tariff Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22

terhadap 1.147 barang konsumsi impor, dapat bertujuan untuk menjaga

pertumbuhan industri dalma negeri, peningkatan penggunaan produk local, dan

perbaikan neraca perdagangan. Regulasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) No 110 tahun 2018 tentang Pembayaan atas Penyerahan Barang

dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain. Kemampuan

perusahaan memperoleh laba setelah IPO dapat dilihat dengan membandingkan


17

profitabilitas perusahaan antara sebelum dan setelah IPO untuk mengevaluasi

keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Indikator

pengukuran profitabilitas terdiri atas NPM (Net Profit Margin), GPM (Gross

Profit Margin), ROE (Return On Equity), dan ROA (Return On Asset).

Penggunaan NPM, GPM, ROA dan ROE dalam perhitungan rasio profitabilitas

bertujuan untuk mengetahui dampak kinerja keuangan yakni profitabilitas

perusahaan setelah melakukan IPO yang seharusnya semakin membaik dari tahun

ke tahun dikarenakan adanya penawaran/penjualan saham. Informasi sebelum IPO

sebuah perusahaan tercantum dalam prospektus yang berisi laporan keuangan dan

laporan non-keuangan perusahaan terkait. Adapun laporan keuangan tersebut

diukur melalui rasio-rasio keuangan salah satunya rasio profitabilitas. Namun,

berdasarkan pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan rasio profitabilitas

perusahaan antara sebelum IPO dan sesudah IPO, ternyata membuahkan hasil

yang berbeda-beda. Berkaitan dengan rasio profitabilitas yakni rasio Net Profit

Margin (NPM) yang dilakukan pada perusahaan baik sebelum dan sesudah IPO,

penelitian Payamta dan Machfoedz (1999) menunjukkan tidak adanya perbedaan

yang signifikan antara rasio NPM pada perusahaan perbankan antara sebelum IPO

dan sesudah IPO. Demikian pula yang dinyatakan dalam penelitian Hsun dan Tzu

(2003) terhadap 884 perusahaan di Cina yang menyatakan bahwa net profit

growth rate untuk perusahaan yang melakukan IPO tidak mencapai hasil yang

lebih positif, malahan turun drastis nilainya apabila dibandingkan dengan sebelum

proses IPO. Sebaliknya, penelitian Manalu (2002) menyatakan adanya perubahan

yang signifikan pada rasio NPM untuk perusahaan perbankan. Hal ini sedikit
18

diperkuat oleh Wei et al. (2003) dengan penelitiannya pada 208 perusahaan di

Cina yang menyatakan bahwa nilai NPM akan meningkat bila kinerja keuangan

ditinjau hingga tiga tahun setelah IPO. Ditambahkan pula oleh Wei et al. (2003),

nilai NPM memang akan menurun bila kinerja keuangan ditinjau hingga tujuh

tahun setelah IPO. D’Souza dan Megginson (1999) membandingkan 85

perusahaan yang bergerak diberbagai macam bidang industri dari 28 negara yang

tersebar di benua Asia, Australia dan Eropa yang melakukan IPO antara tahun

1990-1996.

Pada penelitiannya dengan membandingkan kinerja keuangan dan operasi

ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengalami peningkatan pada

profitabilitas, output, efisiensi operasi dan pembayaran dividen. Rasio hutang dan

tenaga kerja mengalami penurunan meskipun tidak secara signifikan. Hasil

penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa profitabilitas perusahaan

meningkat setelah IPO. Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan

meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat

keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta

memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan

induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan

pada masa mendatang.

Adanya peningkatan keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan

menunjukkan adanya peningkatan profitabilitas. Hal ini sangat penting

diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan

investor di suatu perusahaan. Investor ingin melihat kemampuan perusahaan


19

dalam memberikan imbal hasil yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan

investor. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Sinta Wardani dan

Rachmah Fitriati (2010). Yang menunjukkan hasil bahwa dengan menggunakan

perhitungan rasio profitabilitas terdapat dua rasio mengalami peningkatan kinerja

sesudah IPO yaitu gross profit margin dan operating profit margin. Sedangkan

dengan menggunakan Uji Wilcoxon’s Rank Test diperoleh hasil bahwa tiga rasio

yang menunjukkan perbedaan yang signifikan (gross profit margin, operating

profit margin dan net profit margin).

Namun Secara umum hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran

umum saham perdana (IPO) pada perusahaan tersebut dapat mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik sesudah IPO. Penelitian saat ini

menekankan pada variabel yang digunakan yaitu rasio profitabilitas Gross Profit

Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE) dengan sampel yakni Industri manufaktur yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia periode tahun 2012-2017. Periode tahun 2012-2017 dipilih karena

tahun tersebut merupakan periode pelaporan terbaru.


20

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

IPO atau initial public offering sering dikenal sebagai penawaran saham

pertama. Tujuan perusahaan menawarkan sahamnya untuk dibeli publik untuk

memperoleh banyak modal dan ekuitas dari para investor yang tertarik. Ini

pasti memberikan keuntungan kedua belah pihak, karena investor akan

memperoleh keuntungan dari saham yang dimiliki, sedangkan perusahaan akan

mendapatkan tambah modal dari hasil penjualan saham.

Perusahaan dengan kode LAND tersebut merupakan emiten ke-597 yang

tercatat di papan BEI. Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 195

poin atau 50 persen ke level Rp 585. Saham LAND ditransaksikan sebanyak 1

kali dengan volume sebanyak 2.000 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp

117 juta. Direktur Utama Trimitra Propertindo Suryadi Tan mengatakan,

langkah perseroan untuk melakukan IPO di tahun ini merupakan bagian dari

visi perseroan untuk menjadi perusahaan yang senantiasa bertumbuh mengikuti

perkembangan yang ada.


21

DAFTAR PUSTAKA

Andika Wijaya. 2018. “ IPO Right Issue Dan Penawaran Umum Obligasi”. Sinar
Grafika

Andy Porman Tambunan . 2013. “Analisis Saham Pasar Perdana (IPO)” . Elex
Media Komputindo

http://market.bisnis.com

https://www.modalrakyat.id/blog/ipo-adalah

https://www.finansialku.com/definisi-ipo-initial-public-offering/

https://www.idnfinancials.com/id/land/pt-trimitra-propertindo-tbk#ipo
22

Anda mungkin juga menyukai