Anda di halaman 1dari 15

STIE PERTIWI KARAWANG

Menelisik Korupsi Dana


Bansos Covid-19 di
Indonesia
Dosen pengampu Yanto Lesmana, S.E, M.M

Aggota Kelompok:
Deva wulandari (20120027)
Risma meilani
(20120037)
Shopi siti noerhasanah (20120028)
Andik
Aliah Abdullah (20120034)
Pandemi covid-19 membawa dampakbesar terhadap berbagai sektor
kehidupan. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Saiful
seorang pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, bahwa ada
tigadampak besarpandemi Covid-19 bagi perekonomian nasional:

1.Melemahnya konsumsi rumahtangga ataumelemahnya


dayabeli.
2.Melemahnya bidang investasi dan berimplikasi terhadap berhentinya
berbagai bidang usaha.
3.Pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan hargakomoditas turun.
Akibat dampaktersebut, pemerintah telah melakukan tindakan cepat,
program vaksinasi, program pemulihan ekonomi nasional, BLT, dan
bantuan modal usaha UKM/UMKM.

Latar Belakang
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah juga
menyelenggarakan program dana bantuansosial (Bansos) bagi
masyarakat miskin atau mereka yang terkena dampak
pandemi. Presiden Joko Widodo membentuk badan khusus
untuk menangani pandemi Covid-19, yaitu dengan
membentuk komite khusus penanganan Covid-19 dan Dewan
Nasional Pemulihan Ekonomi . Pembentukan panitia tersebut
tertuang dalam Peraturan PresidenNomor 82 Tahun 2020
tentang Penanganan Penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19)
dan Panitia Pemulihan Ekonomi Nasional. Namun kebijakan
pemerintah tersebut justru disalahgunakan oleh oknum
tertentu salah satunya aksi korupsi dalam dana bantuan sosial
covid-19 yang dilakukan oleh menteri sosial Juliari Peter Batu
Bara.
Lalu Kasus seperti apa yang terjadi ?

• Menteri Juliari membentuk tim khusus yang terdiri dari direktur Jenderal
Perlindungan Jaminan Sosial Papen Nazarudin dan dua orang sebagai
pejabat pembuat komitmen, yakni Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono.
• Menetapkan tim khusus untuk menunjuk langsung pemenang tender dan menetapkan isi paket bansos, kemudian peserta tender diminta untuk menyerahkan fee minimal 10% untuk satu paket sembako kepada Menteri Juliari. Fee tersebut

kemudian dikumpulkan dalam koper di sejumlah tempat dan dikelola oleh staf Juliari dan dua sekretarisnya. Uang tersebut diduga digunakan untuk keperluan pribadi menteri Juliari dan partai yakni; sewa jet pribadi, sewa hotel, ruangan,

makanan, dan digunakan untuk pemenangan calon kepala daerah dari PDIP.
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN
2020

01 02

Komite berada di bawah dan bertanggungjawab kepada


Dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Presiden. Komite ini terdiri dari tiga bagian yaitu, Komite
Disease 2019 (COVID-19) dan ekonomi nasional, serta Kebijakan, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, dan
pemulihan dibentuk Komite transformasi Penanganan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional. Komite
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan ini bertujuan untuk menyusun dan mengawal seluruh program
Nasional yang selanjutnya Ekonomi disebut Komite. pemulihan ekonomi serta memulihkan perekonomian nasional
yang diperkirakan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
ADAPUN KEWENANGAN YANG DIEMBAN OLEH
KOMITE TERSEBUT ADALAH :

01 02 03

Komite Kebijakan bertugas menyusun Satgas Penanganan Covid-19 bertugas dalam


Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi
rekomendasi kebijakan strategis kepada menyelesaikan permasalahan pelaksanaan
Nasional bertugas menyelesaikan
presiden demi mempercepat penanganan kebijakan strategis penanganan Covid- 19
permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis,
Covid- 19 dan pemulihan ekonomi, serta secara cepat dan tepat, melakukan
melakukan pengawasan, dan menetapkan,
mengintegrasikan dan mengevaluasi seluruh pengawasan dan menetapkan langkah-langkah
serta melaksanakan langkah-langkah yang
terobosan kebijakan dalam percepatan yang diperlukan dalam kebijakan terkait
diperlukan dalam pemulihan ekonomi
penanganan Covid-19 dan pemulihan penanganan Covid-19.
nasional
ekonomi.
Bansos Untuk Berdasarkan program Mata Najwa 11 Februari 2021 di dalamnya dibahas terkait kasus
Masyarakat korupsi dana bansos Covid -19 bahwa masyarakat miskin adalah salah satu korban dari
Miskin buruknya regulasi dana bantuan sosial Covid-19, mereka menyatakan bahwa
paketmsembako yang mereka terima dari pemerintah sangatlah jauh dari nominal yang
telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 300.000 untuk satu paketsembako dengan
biaya potongan Rp 15.000 biaya goodie bag, dan potongan biaya Rp 15.000 biaya jasa
transportasi. Artinya secara keseluruhan isi paketsembako tersebut seharusnya bernilai
sekitar Rp 270.000. Akan tetapi, wargamengaku bahwapaket sembako yang mereka
terimajauh dari nominal yang telah ditetapkan pemerintah. Hal tersebut dapat mereka
ketahui dari jenis kualitas dan merek dari masing- masing item barang yang terdapat
dalam satu paket sembako. Warga juga mengeluhkan bahwa isi barang atau item dari
paket sembako tersebut sangatlah tidak layak pakai, hal ini terlihat darijenis beras yang
berkutu juga sangat kusam, ayam yang busuk, dan jenis- jenis barang lainnya seperti
sarden dan susu yang memiliki kualitas yang rendah atau merek yang bahkan mereka
tidak pernah melihat sebelumnya di pasaran. Hasil daripenghitungan dan penelitian
warga, mereka menyatakan bahwa isi paket sembako yang mereka terima hanya
berkisar antara Rp. 140.000 sampai dengan Rp. 150.0000 saja, tentu nominal tersebut
sangatlah jauh darinilai nominal satupaket sembako yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
TEMUAN OLEH BPKP
(BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGGUNAN

Dari penelusuran BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) di Jabodetabek, BPKP menemukan harga yang tidak wajar dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat saat pandemi ini. Dalam penemuan

proses penelusuran BPKP dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat saat pandemi di Jabodetabek, BPKP menemukan sebesar Rp. 65,88 miliar kelebihan pembayaran harga bahan pokok sembako. Kemudian,

selisih harga untuk transporter di Jabodetabek senilai Rp. 2,97 Miliar, dan kelebihan pembayaran dalam goodie bag bantuan sosial (bansos) sebesar Rp. 6,09 Miliar. Sehingga dari proses penghitungan menurut BPKP

anggaran bansos diduga dikorupsi sebesar Rp. 20,8 M


korupsi terjadi dalam penyaluran dana bansos
secara umum

. Hal tersebut terjadi karena kurangnya


pengawasan dan kebijakan tegas yang
dilakukan oleh pemerintah dalam proses
kuota penerima regulasi bantuan dana covid-19 di Indonesia.
dikurangi bahkan Pelaku membuat daftar
penerima bantuan virtual Sehingga sangat dibutuhkan kerjasama antar
bansos tidak
diterima sama namun tidak ada penerima lembaga dan pemerintah dalam menciptakan
sekali tetapi dana tetap digunakan skema sistem yang terintegrasi dan koordinatif
guna menciptakan sistem pelayanan publik
dalam penyaluran dana bansos Covid-19 yang
optimal sebagai langkah untuk mencegah
terjadinya korupsi.
Peranan pemerintah dan yang seharusnya
dilakukan pemerintah

Untuk dapat melaksanakan penyaluran bantuan sosial dengan baik, benar,


dan terhindar dari praktek korupsi maka pemerintah harus menyusun
petunjuk pelaksanaan dan menetapkan para pihak serta lembaga yang
menjadi sasaran dalam penerimaan bantuan sosial dana Covid-19 ini.
Selanjutnya menentukan bentuk bantuan dapat berupa transfer uang atau
barang maupun jasa yang nantinya akan disalurkan secara langsung
melalui bank, pos atau lembaga penyalur yang telah ditetapkan. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya
penyimpangan atau terjadinya praktek korupsi dalam proses
penyalurannya. Peranan dari lembaga- lembaga pemerintahan negara
yang bertugas untuk mencegah dan mengawasi suatu tindakan korupsi
dan memeriksa keuangan negara juga sangat diperlukan.
LembagaLembaga tersebut adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP)
PERAN LEMBAGA NEGARA DALAM
PENYELESAIAN KASUS KORUPSI
DANA
Bansos Covid-19 di Indonesia

Peranan KPK Peranan BPK


• 1.Peran KPK dalam melaksanakan wewenang dalam mengawal
Peranan pengalokasian dana bantuan sosial Covid-19 dalam bidang
penindakan adalah berhasilnya peran KPK dalammengungkapkan

KPK kasussuap anggaran dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan


oleh pejabat kementerian sosial dan sejumlah pihak anggota yang
bersangkutan. Langkah tersebut adalahlangkah kebijakan KPK
dalam merespons kemudahan aksesanggran korupsi dalam dana
bantuan sosial Covid- 19 di Indonesia.
• 2.Bidang edukasi adalahmelakukan peluncuran aplikasi JAGA Bansos, sebagai respons perintah dalam menangani kasus permasalahan dana bantuan sosial Covid-19 salah sasaran. JAGA Bansos merupakan

aplikasi yang memberikan informasi mengenai dana bantuan sosial Covid-19, dan juga sebagai aplikasi dimana masyarakat dapat menyampaikan keluhan atas tindakan penyimpangan ataupenyalahgunaan

bansos di lapangan, yang bertujuan untukmengedukasi masyarakat agar dapat aktifberpartisipasi melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam pengalokasian bantuan sosial Covid-19 di

Indonesia.
BPK berperan dalammembantu masyarakat untuk dapatturut
aktif melakukan pengaduan dan pengawasan, serta Peranan
memberikan informasi kepada BPK untuk dapat melakukan
pemeriksaan, kemudian dapat ditindaklanjuti apabila, BPK
ditemukan penyelewangan dalampenyalahgunaan anggaran
dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia.Oleh karenaitu,
dengan adanyakebijakan- kebijakan langkah regulasi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sertalangkah preventif yang telah
dilakukan oleh lembaga- lembaga pemerintahan negara
seperti KPK, BPK, dan BPKP diharapkan korupsi dana bantuan
sosial di masa pandemi Covid-19 di Indonesia tidak terulang
kembali. Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima
hak- haknya sesuaidengan apa yang telah diberikan oleh
pemerintah. Sehingga tidak adalagi kasus yang membawa
kerugian bagi masyarakat dan perekonomian negara.
Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan oleh para pihak Kesimpulan
yang tidak bertanggung jawab banyakmembawa dampakkerugian
bagimasyarakat dan juga perekonomian di Indonesia. Kasus korupsi tersebut
terjadi karenakacaunya sistempendataan penerima bansos dan proses
penyaluran dana bansos, sertakurangnya pengawasan dan kebijakan tegas
yang dilakukan oleh pemerintah dalam proses regulasi bantuan dana covid-19
di Indonesia. Dengan demikian, adanya kebijakan- kebijakan langkah regulasi
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sertalangkah preventif yang telah
dilakukan oleh lembaga- lembaga pemerintahan negara seperti KPK, BPK, dan
BPKP diharapkan dapatmengatasi korupsi di Indonesia, khususnya
bagikorupsi dana bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 di Indonesia ini.
Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima hak-haknya sesuai
denganapa yang telah diberikan oleh pemerintah. Sehingga, tidak adalagi
kasus yang membawa kerugian bagi masyarakat dan perekonomian negara.

Anda mungkin juga menyukai