Aggota Kelompok:
Deva wulandari (20120027)
Risma meilani
(20120037)
Shopi siti noerhasanah (20120028)
Andik
Aliah Abdullah (20120034)
Pandemi covid-19 membawa dampakbesar terhadap berbagai sektor
kehidupan. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Saiful
seorang pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, bahwa ada
tigadampak besarpandemi Covid-19 bagi perekonomian nasional:
Latar Belakang
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah juga
menyelenggarakan program dana bantuansosial (Bansos) bagi
masyarakat miskin atau mereka yang terkena dampak
pandemi. Presiden Joko Widodo membentuk badan khusus
untuk menangani pandemi Covid-19, yaitu dengan
membentuk komite khusus penanganan Covid-19 dan Dewan
Nasional Pemulihan Ekonomi . Pembentukan panitia tersebut
tertuang dalam Peraturan PresidenNomor 82 Tahun 2020
tentang Penanganan Penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19)
dan Panitia Pemulihan Ekonomi Nasional. Namun kebijakan
pemerintah tersebut justru disalahgunakan oleh oknum
tertentu salah satunya aksi korupsi dalam dana bantuan sosial
covid-19 yang dilakukan oleh menteri sosial Juliari Peter Batu
Bara.
Lalu Kasus seperti apa yang terjadi ?
• Menteri Juliari membentuk tim khusus yang terdiri dari direktur Jenderal
Perlindungan Jaminan Sosial Papen Nazarudin dan dua orang sebagai
pejabat pembuat komitmen, yakni Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono.
• Menetapkan tim khusus untuk menunjuk langsung pemenang tender dan menetapkan isi paket bansos, kemudian peserta tender diminta untuk menyerahkan fee minimal 10% untuk satu paket sembako kepada Menteri Juliari. Fee tersebut
kemudian dikumpulkan dalam koper di sejumlah tempat dan dikelola oleh staf Juliari dan dua sekretarisnya. Uang tersebut diduga digunakan untuk keperluan pribadi menteri Juliari dan partai yakni; sewa jet pribadi, sewa hotel, ruangan,
makanan, dan digunakan untuk pemenangan calon kepala daerah dari PDIP.
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN
2020
01 02
01 02 03
Dari penelusuran BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) di Jabodetabek, BPKP menemukan harga yang tidak wajar dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat saat pandemi ini. Dalam penemuan
proses penelusuran BPKP dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat saat pandemi di Jabodetabek, BPKP menemukan sebesar Rp. 65,88 miliar kelebihan pembayaran harga bahan pokok sembako. Kemudian,
selisih harga untuk transporter di Jabodetabek senilai Rp. 2,97 Miliar, dan kelebihan pembayaran dalam goodie bag bantuan sosial (bansos) sebesar Rp. 6,09 Miliar. Sehingga dari proses penghitungan menurut BPKP
aplikasi yang memberikan informasi mengenai dana bantuan sosial Covid-19, dan juga sebagai aplikasi dimana masyarakat dapat menyampaikan keluhan atas tindakan penyimpangan ataupenyalahgunaan
bansos di lapangan, yang bertujuan untukmengedukasi masyarakat agar dapat aktifberpartisipasi melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam pengalokasian bantuan sosial Covid-19 di
Indonesia.
BPK berperan dalammembantu masyarakat untuk dapatturut
aktif melakukan pengaduan dan pengawasan, serta Peranan
memberikan informasi kepada BPK untuk dapat melakukan
pemeriksaan, kemudian dapat ditindaklanjuti apabila, BPK
ditemukan penyelewangan dalampenyalahgunaan anggaran
dana bantuan sosial Covid-19 di Indonesia.Oleh karenaitu,
dengan adanyakebijakan- kebijakan langkah regulasi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sertalangkah preventif yang telah
dilakukan oleh lembaga- lembaga pemerintahan negara
seperti KPK, BPK, dan BPKP diharapkan korupsi dana bantuan
sosial di masa pandemi Covid-19 di Indonesia tidak terulang
kembali. Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima
hak- haknya sesuaidengan apa yang telah diberikan oleh
pemerintah. Sehingga tidak adalagi kasus yang membawa
kerugian bagi masyarakat dan perekonomian negara.
Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan oleh para pihak Kesimpulan
yang tidak bertanggung jawab banyakmembawa dampakkerugian
bagimasyarakat dan juga perekonomian di Indonesia. Kasus korupsi tersebut
terjadi karenakacaunya sistempendataan penerima bansos dan proses
penyaluran dana bansos, sertakurangnya pengawasan dan kebijakan tegas
yang dilakukan oleh pemerintah dalam proses regulasi bantuan dana covid-19
di Indonesia. Dengan demikian, adanya kebijakan- kebijakan langkah regulasi
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sertalangkah preventif yang telah
dilakukan oleh lembaga- lembaga pemerintahan negara seperti KPK, BPK, dan
BPKP diharapkan dapatmengatasi korupsi di Indonesia, khususnya
bagikorupsi dana bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 di Indonesia ini.
Agar masyarakat dapat menikmati dan menerima hak-haknya sesuai
denganapa yang telah diberikan oleh pemerintah. Sehingga, tidak adalagi
kasus yang membawa kerugian bagi masyarakat dan perekonomian negara.