Anda di halaman 1dari 3

Konstruksi teks editorial

Judul : Efektifkan Anggaran Covid-19

Teks asli :

Anggatan pemerintah untuk menghadapi wabah virus korona (Covid-19) sangat kecil jika
dibandingkan negara maju sehingga efektivitasnya perlu dipastikan.

Paket stimulus yang dialokasikan pemerintah Rp 10,3 triliun (700 juta dollar AS), termasuk
insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana jaminan sosial.
Insentif fiskal kedua sedang diformulasikan.

Bandingkan dengan Pemerintah China yang mengalokasikan 110,48 miliar yuan (16 miliar dollar
AS) per 4 Maret 2020. Jepang mengalokasikan pengeluaran tambahan 5 triliun yen (47 miliar
dollar AS) untuk meredam dampak Covid-19. Korea Selatan dan Singapura masing-masing
mengalokasikan 9,9 miliar dollar AS dan 4,06 miliar dollar AS untuk membantu medis, bisnis,
rumah tangga.

Anggaran Indonesia yang tak banyak itu akan semakin tidak efektif bila terlambat diserap atau
dibelanjakan dan tidak tepat sasaran. Karena itu, terbitnya surat edaran dari Kementerian Dalam
Negeri kepada seluruh pemerintah daerah agar mengendalikan dan mempercepat penyerapan
anggaran untuk mengatasi wabah Covid-19 beserta dampak ikutannya berupa perlambatan
pertumbuhan ekonomi adalah langkah tepat.

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah,
Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
dan Kimia pun mengamanatkan para gubernur dan bupati/wali kota untuk menggerakkan segala
sumber daya sesuai tanggung jawab dan kewenangannya; mengintegrasikan ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan daerah; dan mengalokasikan anggaran yang memadai dalam upaya
mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai penyakit yang menyebabkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.

Kita berharap, anggaran yang minim itu difokuskan pada kegiatan yang dampaknya langsung
dirasakan masyarakat, seperti peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama ataupun
rumah sakit rujukan di daerah yang potensial terjangkit. Pemerintah telah mengeluarkan protokol
kesehatan untuk menghadapi Covid-19, mulai dari proses screening suspect, pengantaran ke RS
rujukan, pengambilan spesimen, hingga proses isolasi dan penyembuhan. Tanpa dukungan
anggaran, protokol itu akan menjadi kertas belaka.

Begitu pula implementasi protokol area pendidikan, seperti pengintensifan kebersihan


lingkungan di sekolah, ataupun protokol penanganan Covid-19 di berbagai pintu masuk di
daerah, mulai dari bandara, pelabuhan, hingga pos lintas batas darat negara. Tidak kalah penting
adalah protokol komunikasi. Di era banjir informasi, kegiatan komunikasi yang masif sangat
vital untuk mengatasi bias informasi.
Anggaran yang ada sungguh-sungguh digunakan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
Percepatan penyerapan anggaran jangan disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak urgen atau
balas jasa menjelang pilkada. Dengan kesungguhan, keterpaduan, anggaran yang tidak banyak
bisa menjadi modal kuat bagi bangsa ini untuk menghadapi Covid-19.

Teks ubahan :

Anggatan pemerintah untuk menghadapi wabah virus korona (Covid-19) sangat kecil jika
dibandingkan negara maju sehingga efektivitasnya perlu dipastikan.

Paket stimulus yang dialokasikan pemerintah Rp 10,3 triliun (700 juta dollar AS), termasuk
insentif fiskal, hibah kepada pemerintah daerah, dan dorongan untuk dana jaminan sosial.
Insentif fiskal kedua sedang diformulasikan.

Bandingkan dengan Pemerintah China yang mengalokasikan 110,48 miliar yuan (16 miliar dollar
AS) per 4 Maret 2020. Jepang mengalokasikan pengeluaran tambahan 5 triliun yen (47 miliar
dollar AS) untuk meredam dampak Covid-19. Korea Selatan dan Singapura masing-masing
mengalokasikan 9,9 miliar dollar AS dan 4,06 miliar dollar AS untuk membantu medis, bisnis,
rumah tangga.

Dengan jumlah dana yang sedikit membuat para pemerintah harus menggunkan dana tersebut dengan
bijak. Jika ada yang menyalah gunakan dana tersebut maka dampak nya akan sangat besar pada rakyat
Indonesia. Mengingat wabah yang terus menyebar dan mengancam nyawa, para pemerintah juga dituntut
untuk bergerak cepat dalam hal penanggulangan wabah Covid-19 ini.

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah,
Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
dan Kimia pun mengamanatkan para gubernur dan bupati/wali kota untuk menggerakkan segala
sumber daya sesuai tanggung jawab dan kewenangannya; mengintegrasikan ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan daerah; dan mengalokasikan anggaran yang memadai dalam upaya
mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai penyakit yang menyebabkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.

Dengan begini kami berharap dana tersebut bisa digunakan untuk menanggulangi hal yang memiliki
dampak besar pada masyarakat, seperti peningkatan layanan dan fasilitas kesehatan. Dengan
pemberlakuan protokol kesehatan, pemberian vaksin gratis pada masyarakat, serta kegiatan
penanggulangan lainnya, jika semua itu tidak di dukung dengan dana pemerintah maka pastinya tidak
akan bisa berjalan dan menjadi angan-angan belaka saja.
Anggaran itu pula bisa di bilang menjadi salah satu cara untuk terlepas dari masa pandemi. Dengan
penggunaan dana yang tepat dan tidak keluar dari batas wajar, pasti akan sangat membantu para rakyat di
masa-masa yang sulit ini. Dengan begitu kondisi di Indonesia pasti akan membaik seiring dengan
berjalannya waktu.

Maka dari itu anggaran yang ada semoga digunakan dengan baik dan benar, untuk membantu para
masyarakat dalam masa pandemic ini. Meskipun dengan dana yang sedikit jika di gunakan pada tempat
nya maka akan bisa merubah suatu kondisi dan akan sangat menbantu dalam melewati masa pandemi
Covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai