Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH DI INDONESIA SEBELUM DAN SELAMA

PANDEMI COVID-19: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR

Noffany Yukotan1, Imelda Nindy Ardilla2, Suyanto3, Dyah Anggraeni4, Selly Hikmatur
Rohmah5, Nizarul Alim6
1) 2) 3) 4)5)6)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo
Madura

Yukofanny@gmail.com1, nindyardilla46@gmail.com2, suyanto.ts91@gmail.com3,


dyahanggraeni2003@gmail.com4, hikmaturselly@gmail.com5, nizarul@trunojoyo.ac.id6

Abstract

This article is the result of a literature review that analyzed approaches to evaluating the
financial performance of local governments in Indonesia before and during the COVID-19
pandemic. This study used a systematic literature review method with a sample of 20 articles.
The results of the analysis show that the ratio of independence, efficiency, and effectiveness is
the main ratio used in evaluating the financial performance of local governments. The COVID-19
pandemic had a significant impact on financial performance with the majority of studies recording
a decline in performance in 2020, although some cases increased. Further research is needed to
understand the long-term impact of this pandemic on the financial performance of local
governments in Indonesia.

Keywords: Financial Performance, Local Government, COVID-19 Pandemic, Financial Ratios,


Literature Review.

Abstrak

Artikel ini adalah hasil dari tinjauan literatur yang menganalisis pendekatan
pengevaluasian kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan selama pandemi
COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematis dengan sampel 20
artikel. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio kemandirian, efisiensi, dan efektivitas merupakan
rasio utama yang digunakan dalam evaluasi kinerja keuangan pemerintah daerah. Pandemi
COVID-19 berdampak signifikan pada kinerja keuangan dengan mayoritas penelitian mencatat
penurunan kinerja pada tahun 2020, meskipun beberapa kasus mengalami peningkatan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang pandemi ini pada
kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Kata Kunci: Kinerja keuangan, pemerintah daerah, pandemi COVID-19, rasio keuangan,
tinjauan literatur.
PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 (UU 17 Tahun 2003) mengatur bahwa Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus difokuskan pada pencapaian kinerja. Untuk
memastikan tercapainya tujuan kebijakan ini, diperlukan pendekatan kinerja yang memanfaatkan
indikator keuangan berdasarkan APBD yang telah disepakati dan diresmikan (Hidayah et al.,
2021). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa alokasi anggaran dan pengeluaran pemerintah
daerah mendukung efektifitas dan efisiensi dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dengan
demikian, UU 17 Tahun 2003 mendorong pemerintah daerah untuk mengukur dan memantau
kinerja keuangan mereka, menjadikan orientasi prestasi kerja sebagai prinsip utama dalam
perencanaan dan pelaksanaan APBD.

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak serius pada keuangan Indonesia.


Pemerintah telah secara aktif berupaya untuk mengatasi pandemi ini dengan mengutamakan
upaya penanganan penyebaran COVID-19. Dampak utamanya adalah penurunan pendapatan
pemerintah provinsi sebagai hasil dari dampak pandemi, sekaligus meningkatnya pengeluaran
pemerintah yang signifikan akibat perlunya alokasi anggaran tambahan untuk melawan pandemi,
seperti perawatan kesehatan dan bantuan sosial (Fitri & Kiswara, 2022).

Berdasarkan data yang ditemukan di situs web resmi https://djpk.kemenkeu.go.id/,


terdapat informasi bahwa Anggaran Pendapatan Daerah pada laporan realisasi tahun 2020
mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2019, periode sebelum pandemi
COVID-19. Total penerimaan pendapatan daerah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai
1.115.490,41 miliar, mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah
penerimaan tahun 2019 sebesar 1.198.407,26 miliar. Penurunan ini mencerminkan dampak
ekonomi yang serius yang dihadapi daerah-daerah di Indonesia selama pandemi COVID-19.

Artikel ini bertujuan untuk mengulas dan menganalisis penelitian sebelumnya tentang
kinerja keuangan pemerintah daerah sebelum dan selama pandemi Covid-19. Dalam analisis
kinerja keuangan ini, digunakan berbagai rasio keuangan seperti rasio pertumbuhan, rasio
kemandirian, rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio keseimbangan, dan rasio ekonomi (Puspita &
Pangastuti, 2022). Rasio-rasio ini digunakan sebagai alat untuk memahami dampak pandemi
Covid-19 terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Jensen dan Meckling (1976), konsep hubungan keagenan menggambarkan


suatu perjanjian di antara pihak yang memberikan wewenang (principal) dan pihak yang
menerima wewenang (agen). Dalam konteks ini, pendelegasian keputusan kepada agen adalah
kunci utama. Sebagai agen, manajer memiliki tanggung jawab moral untuk mencari keuntungan
bagi pemilik (principal), tetapi pada saat yang sama, mereka juga memiliki kepentingan dalam
meningkatkan kesejahteraan pribadi mereka. Teori keagenan ini dapat diterapkan tidak hanya
dalam sektor swasta tetapi juga dalam sektor publik (Zelmiyanti, 2016). Dalam demokrasi,
hubungan keagenan terjadi antara masyarakat dan pemerintah atau antara pemerintah daerah
dan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah,
yang diharapkan untuk bertanggung jawab terhadap tindakan mereka kepada pemerintah pusat
(Soediono, 1989). Di sisi lain, pemerintah daerah juga memiliki kepentingan dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Dalam konteks sektor publik, hubungan keagenan juga dapat
ditemukan dalam proses perencanaan anggaran. Pemerintah daerah, seperti provinsi, menyusun
anggaran yang kemudian diserahkan kepada pemerintah pusat setelah disetujui. Pemerintah
daerah menjalankan program-program berdasarkan anggaran tersebut dan harus
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran tersebut kepada pemerintah pusat. Selain itu,
ada juga hubungan antara lembaga legislatif dan eksekutif, di mana eksekutif berperan sebagai
agen dan legislatif sebagai principal. Legislator adalah pihak yang mendelegasikan wewenang
kepada agen, seperti pemerintah atau panitia di lembaga legislatif, untuk merumuskan kebijakan
baru. Agen, dalam hal ini, membuat usulan kebijakan yang kemudian akan disetujui atau ditolak
oleh principal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Metode ini mengikuti
langkah-langkah yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvianto dan rekan-rekannya
(Njonge, 2023). Langkah-langkah tersebut melibatkan identifikasi masalah, pencarian literatur,
pemilihan hasil pencarian literatur, dan analisis literatur. Metode ini digunakan untuk menyusun
tinjauan literatur yang terstruktur dan komprehensif mengenai topik penelitian. Dengan demikian,
penelitian ini berfokus pada pengumpulan dan analisis informasi yang relevan dari literatur yang
telah ada untuk mendukung pemahaman yang lebih baik tentang topik yang diteliti. Proses ini
dapat digambarkan dengan detail seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Proses Penelusuran dan Seleksi Literatur

Pemilihan Penelitian Berdasarkan Judul 'Evaluasi Kinerja


Googl Keuangan Pemerintah Daerah sebelum dan selama Pandemi
e
Schol
Covid-19'
ar
Pemilihan 50 Penelitian Utama yang Berkaitan dengan
8.310 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah selama dan sebelum
Artik Pandemi Covid-19.
el

Jumlah Sampel Penelitian yang Digunakan


20

Dalam tahap identifikasi masalah, penentuan tujuan, dan hasil yang ingin dicapai dalam
penelitian dengan metode SLR, dua pertanyaan penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian
adalah:

1. Pertanyaan Penelitian 1 (RQ 1): Apa saja rasio yang telah digunakan dalam penelitian
sebelumnya untuk menilai kinerja keuangan pemerintah daerah?
2. Pertanyaan Penelitian 2 (RQ 2): Bagaimana perbandingan kinerja keuangan pemerintah
daerah di Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19?

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis dari beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19, yang akan digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan tinjauan pustaka, dapat disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tinjauan Pustaka Sistematis Pemerintah Desa


Kode Penulis Judul Rasio Hasil
Jurna (Tahun)
l
1 (Tiarso, Analisisi Laporan 1. Rasio 1. Kemandirian meningkat 1%.
2021) Keuangani Balai Kemandirian 2. Efisiensi turun drastis 84%.
Desa 2. Rasio Efisiensi 3. Efektivitas mengalami penurunan 3%.
Kemanggungan 3. Rasio Efektivitas
Dukuh Untuk
Menilai Kinerja
Keuangani Di
Masa Pandemi
Covid-19
2 (Virginia & Kinerja Keuangan 1. Rasio Efektivitas 1. Kinerja Keuangan Desa Lapara,
Ramli, 2022) Pemerintah Desa Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton
di Masa Pandemi Selatan, sebelum dan selama
Covid 19, Studi Pandemi Covid-19, tetap stabil dan
Kasus Desa tergolong cukup efektif dengan
Lapara Kec. rentang nilai efektivitas 90-100%.
Siompu Kab. Namun, analisis efisiensi
Buton Selatan menunjukkan kategori kurang efisien,
yaitu sebelum pandemi sebesar
93,96%, dan setelah pandemi
sebesar 97,12%.
3 (Khamilah Analisa 1. Rasio Keuangan 1. Peningkatan yang signifikan sebesar
Siregar et al., Pendapatan Dan 2. Rasio 0,616% terjadi.
2023) Belanja Desa Ketergantungan 2. Rasio ketergantungan keuangan desa
Dalam Menilai 3. Rasio melonjak 99,239%.
Kinerja Keuangan Pertumbuhan 3. Pendapatan desa tahun 2020 naik
Desa Sebelum 4. Rasio Efisiensi 0,007, sementara tahun 2021 turun -
Dan Masa 5. Rasio Efektifitas 0,021.
Covid19 Di Desa 6. Rasio Belanja 4. Rasio efisiensi pendapatan desa di
Pematang Serai 7. Rasio Efisiensi atas 100% sejak 2018, fluktuasi,
Belanja 2020 kurang efisien (90,422%), 2021
naik (96,744%).
5. Efektivitas pendapatan desa stabil
100%, 2020 turun (7.310.000), 2021
naik (8.180.000), kondisi desa 2021
optimal.
6. Rasio Belanja Desa Per Bidang turun
2018-2021, cocid-19: 2020
(236,076%), 2021 (239,585%).
7. Rasio efisiensi belanja desa menurun
2018-2021, menunjukkan kurang
efisiennya kriteria.
4 (Muliana & Analisis 1. Rasio 1. Perhitungan rasio Kemandirian
Novia Sandra Perbandingan Kemandirian keuangan desa maka dikatakan
Dewi, 2023) Kinerja Keuangan 2. Rasio penilaian kemampuan keuangan Desa
PT Desa Efektivitas Rambusaratu pada tahun 2018
Rambusaratu 3. Rasio Efisiensi (sebelum Covid-19), 2019 (awal
Sebelum dan 4. Rasio Covid-19), dan 2020 (saat Covid-19)
Pada Masa Covid- Pertumbuhan mempunyai rata-rata persentase
19 2018-2020 100%, dengan kemampuan keuangan
Pandemi. yang tinggi atau pola hubungan
delegatif. Persentase angka tersebut
menunjukkan peran PAD lebih
dominan terhadap total pendapatan.
2. Perhitungan rasio Efektivitas
keuangan daerah/ desa maka dapat
diketahui kemampuan keuangan desa
Rambusaratu di tahun 2018 (sebelum
Covid-19) sampai dengan tahun 2020
(saat Covid-19) diukur efektif dengan
rata-rata persentase 100%. Angka
tersebut diperoleh dari besaran
realisasi penerimaan sama dengan
target yang telah direncanakan.
3. Rasio Efisiensi keuangan Desa
Rambusaratu pada tahun 2018
(sebelum Covid-19), tahun 2019
(awal Covid-19), dan tahun 2020
(saat Covid-19) memiliki ratarata
persentase yang tinggi senilai 100%.
yang berarti kurang efisien atau
kurang baik.
4. Perhitungan rasio pertumbuhan
keuangan Desa Rambusaratu, dapat
diketahui bahwa pada tahun 2018
rasio pertumbuhan pendapatan Desa
Rambusaratu adalah sebesar 25,35%,
rasio pertumbuhan operasi sebesar
41,15%, dan rasio pertumbuhan
modal sebesar 17,55%. Pada tahun
2020 adalah sebesar 18.25%, rasio
pertumbuhan operasi sebesar
132.65%, dan rasio pertumbuhan
belanja modal sebesar (-44.79%). Hal
ini menunjukkan pertumbuhan
keuangannya negatif atau kurang
baik mengingat pertumbuhan
pendapatan dan belanja operasional
yang tinggi, diikuti dengan
pertumbuhan belanja modal yang
justru tidak mengalami pertumbuhan
atau terjadi penurunan.
5 (Aini et al., Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Menunjukkan bahwa anggaran
2023) Keuangan Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) mengalami
Pengelolaan 2. Rasio kenaikan dan penurunan dari Tahun
Alokasi Dana Pertumbuhan 2017 – 2021. Efektivitas kinerja
Desa Berdasarkan keuangan Alokasi Dana Desa (ADD)
Rasio Efektivitas kantor Desa Jati Mulyo Kecamatan
Dan Rasio Dendang Kabupaten Tanjung jabung
Pertumbuhan Timur dari tahun 2017 sampai tahun
Pada Kantor Desa 2021 dikategorikan Efektif walaupun
Jati Mulyo terjadi penurunan disetiap tahunnya.
Tanjung Jabung 2. Menunjukkan bahwa Realisasi
Timur Pendapatan Alokasi Dana Desa (ADD)
mengalami kenaikan dan penurunan
dari tahun 2017 - 2021. Berdasarkan
perhitungan dari Rasio Pertumbuhan
dapat diketahui bahwa tahun 2018
turun menjadi 0,36%, pada tahun
2019 naik sebesar 20,80%, kemudian
pada tahun 2020 turun menjadi -
16,97% dan mengalami penurunan
kembali menjadi -5,4% pada tahun
2021.

Tabel 2. Hasil Tinjauan Pustaka Sistematis Pemerintah Kabupaten Kota


Kode Penulis Judul Rasio Hasil
Jurna (Tahun)
l
6 (Onibala et Dampak Pandemi 1. Rasio 1. Derajat desentralisasi fiskal berada
al., 2021) Covid 19 Desentralisasi pada tingkat yang sangat rendah.
Terhadap Kinerja 2. Rasio 2. Kemandirian keuangan daerah juga
Keuangan Daerah Kemandirian dalam kategori yang sangat rendah.
Kabupaten 3. Rasio Efektivitas 3. Efektivitas PAD tergolong efisien.
Minahasa 4. Rasio Efisiensi 4. Efisiensi keuangan daerah mencapai
Tenggara 5. Rasio tingkat efisiensi.
Keserasian 5. Rasio Keserasian menunjukkan
ketidakseimbangan antara belanja
operasional dan belanja modal.
7 (Syahara & Analisis 1. Rasio Efektifitas 1. Efektivitas PAD dengan rata-rata
Aufa, 2022) Perbandingan 2. Rasio 104% terkategori sangat efektif.
Kinerja Kemandirian 2. Kemandirian keuangan daerah,
Keuangan 3. Rasio dengan rata-rata 251%, masuk dalam
Sebelum dan Desentralisasi pola hubungan partisipatif.
Sesudah 4. Rasio 3. Derajat Desentralisasi, rata-rata 32%,
Pandemi Keserasian termasuk dalam kategori cukup baik.
Covid19 pada 5. Rasio Efisiensi 4. Keserasian rata-rata belanja
Pemerintah operasional 75% dan belanja modal
Daerah 11%.
Kabupaten 5. Rasio Efisiensi rata-rata sebesar 84%
Gresik dianggap cukup efisien.
8 (Karina & Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Kemandirian rasio di bawah 50%
Wibowo, Keuangan Kemandirian sepanjang 2018-2021.
2022) Pemerintah 2. Rasio Efektivitas 2. Efektivitas rasio mencapai puncak
Daerah Kota 3. Rasio Efisiensi 101,92% pada 2018, turun menjadi
Semarang 4. Rasio 95,69% pada 2019, terus menurun
Sebelum dan Keserasian hingga 2020, dan kembali meningkat
Saat Pandemi menjadi 90,36% pada 2021.
Covid 19 3. Rasio Efisiensi pada 2018 mencapai
106,42%, turun pada 2020 dari
101,5% menjadi 93,83%, dan
kembali naik pada 2021 menjadi
95,73%.
4. Rasio Keserasian pada 2018
menunjukkan peningkatan alokasi
anggaran, mengalami penurunan
pada 2019. Di 2020, terjadi
peningkatan besar, dan pada 2021
fokus kembali pada belanja
operasional pemerintahan.
9 (Eferyn et Perkembangan 1. Rasio 1. Kemandirian keuangan Kabupaten
al., 2023) Kinerja Keuangan Kemandirian Trenggalek fluktuatif, mengalami
di Kabupaten 2. Rasio Efisiensi peningkatan pada 2019 dan
Trenggalek Dari 3. Rasio penurunan pada 2020. Meskipun
Tahun 2018-2021 Pertumbuhan efektivitas menurun pada 2019 dan
Sebagai 2020, kinerja keuangan Kabupaten
Perbandingan Trenggalek selama 2018-2020 tetap
Kinerja Sebelum efektif dan sangat efektif.
dan Setelah 2. Rasio efisiensi mencapai puncak pada
Terjadinya 2019, tetapi pandemi COVID-19
Pandemic Covid- menyebabkan penurunan kinerja.
19 di Kabupaten Kinerja kemudian membaik pada rasio
Trenggalek efisiensi tahun 2021.
3. Tren pertumbuhan menunjukkan
kenaikan sebesar 21,95%, namun
pada 2020 saat pandemi terjadi
penurunan signifikan -18%.
10 (Septa Analisis Kinerja 1. Rasio Efektifitas 1. Terjadi fluktuasi, di tahun 2018
Soraida, Keuangan 2. Rasio rasio efektivitas Pendapatan Asli
2022) Pemerintah Kemandirian Daerah 99,29%, menandakan
Daerah Kota efektivitas dalam aktivitas Pendapatan
Banjarmasin Asli Daerah. Pada tahun 2019, rasio
Sebelum Dan efektivitas meningkat menjadi
Selama Pandemi 105,12%.
2. Fluktuasi terjadi karena
ketidakstabilan perekonomian, yang
juga memengaruhi kemandirian
keuangan daerah. Pada tahun 2018,
rasio kemandirian berada pada
17,60%.
11 (Bandung, Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Tahun 2019, tingkat
2021) Anggaran dan Kemandirian kemandirian mencapai 19,22%,
Pendapatan 2. Rasio menandakan kemandirian yang
Belanja Daerah Efektivitas sangat rendah. Pola hubungan
pada Pemerintah 3. Rasio Efisiensi instruktif mengindikasikan kegagalan
Daerah 4. Rasio pelaksanaan otonomi daerah
Kabupaten pertumbuhan keuangan di Kabupaten Subang.
Subang Sebelum 2. Efektivitas PAD Kabupaten
dan Saat Pandemi Subang pada tahun 2019 sebesar
Covid-19 95,12%, mencerminkan tingkat
efektivitas yang cukup.
3. Pada tahun 2019, rasio
keuangan mencapai 100,27%,
menunjukkan kinerja yang tidak
efisien karena total belanja daerah
melebihi pendapatan daerah.
4. Rasio pertumbuhan pendapatan
dan pengeluaran Kabupaten Subang
tahun 2019 mengalami pertumbuhan
positif, kecuali untuk belanja modal.
12 (Puspita & Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Penerimaan total pendapatan
Pangastuti, Keuangan Pemkot Pertumbuhan mengalami penurunan dari tahun
2022) Batu Sebelum 2. Rasio 2019 ke 2020.
Dan Saat Pandemi Kemandirian 2. Kemandirian menurun di tahun
Covid-19 3. Rasio 2020 dibandingkan dengan tahun
Efektivitas 2019.
4. Rasio Efisiensi 3. Kinerja keuangan pendapatan
5. Rasio daerah meningkat efektivitasnya dari
Keserasian 99,65% cukup efektif menjadi
105,7% sangat efektif.
4. Tingkat efisiensi perolehan
pendapatan daerah dari pengeluaran
belanja daerah tahun 2019 dan 2020
efisien, dengan persentase masing-
masing 85,34% dan 94,47%.
5. Rasio keserasian pada belanja
modal mengalami penurunan dari
16,95% menjadi 11,15% di tahun
2020.

Tabel 3. Hasil Tinjauan Pustaka Sistematis Pemerintah Provinsi


Kode Penulis Judul Rasio Hasil
Jurna (Tahun)
l
(Aryani, Analisi Kinerja 1. Rasio 1. Kemandirian keuangan daerah turun
13 2022) Keuangan Kemandirian dari 277% di 2019 menjadi 188% di
Pemerintah 2. Rasio Efektivitas 2020.
Provinsi dki 3. Rasio Efisiensi 2. Efektivitas PAD meningkat dari 90%
Jakarta Sebelum 4. Rasio Aktivitas menjadi 98% pada tahun yang sama.
dan Sesudah 5. Rasio 3. Kinerja pemerintah menurun dari
Pandemi Covid Pertumbuhan
140% di 2019 menjadi 138% di 2020.
19 6. Rasio Cakupan
4. Rasio belanja operasi pemerintah
Layanan Utang
Provinsi DKI Jakarta pada 2019-2020
adalah 81.98% dan 84.76%,
sedangkan rasio belanja modal adalah
18.02% dan 6.14%.
5. Rasio pertumbuhan PAD dan belanja
operasi mengalami pertumbuhan
positif masing-masing sebesar 5.49%
dan 11.93%.
6. Kinerja pemerintah daerah sangat
baik dengan rasio DSCR di atas 2.5
pada tahun 2019 dan 2020.
(Fitri & Dampak Covid-19 1. Rasio Uji Paired Sample menunjukkan
14 Kiswara, Terhadap Kinerja Desentralisasi perbedaan signifikan dalam kinerja
2022) Keuangan Daerah 2. Rasio keuangan daerah sebelum dan
selama pandemi COVID-19 terkait
(Studi Kasus Pada Kemandirian dengan efektivitas PAD, kontribusi
34 Pemerintah 3. Rasio pajak daerah, dan rasio belanja
Provinsi Di Efektivitas modal. Namun, tidak ada perbedaan
Indonesia) 4. Rasio Kontribusi signifikan dalam kinerja keuangan
Pajak Daerah daerah pemerintah provinsi terkait
5. Rasio Kontribusi dengan derajat desentralisasi fiskal,
kemandirian keuangan, dan kontribusi
Retribusi retribusi daerah.
Daerah
6. Rasio Belanja
(Hidayah et Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Kemandirian Keuangan Pemerintah
15 al., 2021) Keuangan Kemandirian Daerah menunjukkan perbedaan
Pemerintah 2. Rasio signifikan sebelum dan selama
Daerah Se Fleksibilitas pandemi Covid-19 (Asymp.sig 0,000).
Provinsi Jawa 3. Rasio 2. Fleksibilitas Keuangan Pemerintah
Tengah Sebelum Solvabilitas Daerah tidak berubah sebelum dan
dani Saat Operasional selama pandemi Covid-19.
Pandemi Covid 19 4. Rasio 3. Solvabilitas Operasional Pemerintah
Solvabilitas Daerah berbeda sebelum dan selama
Jangka Pendek pandemi Covid-19 (Asymp.sig 0,017).
5. Rasio 4. Solvabilitas Jangka Pendek
Solvabilitas Pemerintah Daerah tidak berubah
Jangka Panjang (Asymp.sig 0,838).
6. Rasio 5. Solvabilitas Jangka Panjang
Solvabilitas Pemerintah Daerah tidak berubah
Layanan (Asymp.sig 0,398).
6. Solvabilitas Layanan Pemerintah
Daerah tidak berubah (Asymp.sig
0,441).
(Syahar Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Rasioa kemandirian berubah pada
16 a & Keuangan Kemandirian tingkat signifikansi 0,006 yang lebih
Aufa, Pemerintah 2. Rasio rendah dari alfa 0,05.
2022) Daerah Provinsi Fleksibilitas 2. Rasio fleksibilitas berubah pada
Jawa Timur 3. Rasio signifikansi 0,000, menunjukkan
Sebelum dan Saat Solvabilitas perbedaan tingkat fleksibilitas
Pandemi Covid-19 Operasional keuangan Pemerintah Daerah Jawa
4. Rasio Timur sebelum dan selama pandemi
Solvabilitas Covid-19.
Jangka Pendek 3. Rasio solvabilitas operasional berubah
5. Rasio pada tingkat signifikansi 0,000 yang
Solvabilitas lebih kecil daripada alfa 0,05.
Jangka Panjang 4. Rasio solvabilitas jangka pendek tidak
6. Rasio berubah pada tingkat signifikansi
Solvabilitas 0,237 yang lebih besar dari alfa 0,05.
Layanan 5. Rasio solvabilitas jangka panjang
tidak berubah pada tingkat
signifikansi 0,715 yang lebih besar
dari alfa 0,05.
6. Rasio solvabilitas layanan tidak ada
berubah pada tingkat signifikansi
0,928 yang lebih besar dari alfa 0,05.
17 (Palupi et al., Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Derajat desentralisasi fiskal tahun
2022) Keuangan Desentralisasi 2020 meningkat menjadi 34,02%
Anggaran Dan Fiskal selama pandemi Covid-19.
Pendapatan 2. Rasio 2. Kemandirian pra pandemi tahun 2019
Belanja Daerah Kemandirian sebesar 49,94%, meningkat menjadi
Pada 3. Rasio 51,59% pada tahun 2020 dan
Pemerintahan Efektivitas signifikan sebesar 57,16% pada
Provinsi 4. Rasio Efisiensi tahun 2021.
Kepulauan Riau 5. Rasio 3. Tingkat efektivitas Pemerintah
Sebelum Pandemi Keserasian Provinsi Kepulauan Riau adalah
Dan Saat Pandemi 6. Rasio 100,8%, tergolong dalam kategori
Covid-19 Tahun Pertumbuhan efektif.
2019-2021 4. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
memiliki rata-rata efisiensi komputasi
sebesar 90,48%, tergolong efisien.
5. Rata-rata tingkat investasi pemerintah
Riau adalah 42,97%.
6. Perhitungan laju pertumbuhan rata-
rata Riau adalah 43,75%,
menempatkan pertumbuhan belanja
daerah dalam kategori positif.
(Tani et al., Analisis APBD dan 1. Rasio 1. Pemerintah Provinsi Gorontalo masih
18 2023) Kewajiban Untuk Kemandirian belum mandiri dalam menerapkan
Mengukur Kinerja 2. Rasio otonomi daerah.
Keuangan Desentralisasi 2. Berada pada rentang skala 20%-
Pemerintah 3. Rasio 30%, menunjukkan Pemerintah
Daerah Provinsi Pertumbuhan Provinsi Gorontalo dalam
Gorontalo 4. Rasio desentralisasi masih sedang.
Sebelum dan Saat Efektivitas 3. Tahun 2018 mengalami pertumbuhan
Pandemi Covid-19 positif sebesar 10.39%, diikuti
5. Rasio Efisiensi
6. Rasio Aktivitas peningkatan total pendapatan daerah
sebesar 1.53%.
4. Secara keseluruhan sangat efektif,
karena rasio efektivitasnya mencapai
lebih dari 100%.
5. Terjadi penurunan rasio efisiensi
selama 2018-2021, dengan skala nilai
di atas 100%, menandakan kurang
efisiensi dalam pengeluaran.
6. Pada tahun 2019 sebesar 84.19%,
tahun 2020 sebesar 84.55%, dan
tahun 2021 mengalami peningkatan
signifikan sebesar 44.40%.
(Yusrina et Analisis Kinerja 1. Rasio Derajat 1. Derajat desentralisasi tahun 2019
19 al., 2023) Keuangan Desentralisasi adalah 55,68%, turun menjadi
Pemerintah 2. Rasio 52,20% pada 2020, namun
Provinsi Kemandirian kemampuan keuangan daerah tetap
Kalimantan Timur 3. Rasio tinggi melebihi 50%.
Sebelum dan Efektivitas 2. Memiliki tingkat kemandirian yang
Selama Pandemi 4. Rasio Efisiensi tinggi dengan pola hubungan yang
Covid-19 bersifat delegatif.
5. Rasio
Keserasian 3. Tergolong sangat efektif dengan rasio
6. Rasio efektivitas di atas 100%.
Pertumbuhan 4. Memiliki rasio efisiensi sebesar
98,97%, menunjukkan tingkat
efisiensi keuangan yang kurang
efisien.
5. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
masih mengalokasikan sebagian
besar dana untuk pengeluaran rutin,
sedangkan alokasi pengeluaran
jangka panjang lebih kecil.
6. Pada tahun 2020, terjadi penurunan
signifikan dengan pertumbuhan
negatif sebesar -19,32%, turun
menjadi Rp5.289.232.781.584
dibandingkan tahun sebelumnya.
(Venni et al., Analisis Kinerja 1. Rasio 1. Turunnya kemandirian keuangan
20 2023) Keuangan Kemandirian selama pandemi mengindikasikan
Sebelum dan Saat 2. Rasio penurunan kemampuan pemerintah
Pandemi Covid-19 Solvabilitas provinsi di Indonesia dalam
pada Pemerintah Jangka Pendek memperoleh Pendapatan Asli Daerah
Daerah Provinsi di 3. Rasio (PAD).
Indonesia Tahun Fleksibilitas 2. Penurunan solvabilitas jangka pendek
2018-2021 selama pandemi Covid-19 disebabkan
oleh faktor tertentu.
3. Penurunan fleksibilitas keuangan
selama pandemi Covid-19
menunjukkan keterbatasan
pemerintah daerah Provinsi di
Indonesia menghadapi perubahan tak
terduga seperti pandemi Covid-19.

Dari 20 jurnal yang telah terpilih, dapat dianalisis frekuensi penggunaan rasio sebagai
metode untuk mengevaluasi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan
selama pandemi Covid-19. Hasil analisis ini dapat dijelaskan dalam Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Frekuensi Rasio Evaluasi Kinerja Keuangan

Rasio Jumlah Penggunaan


Kemandirian 17
Efektivitas 16
Efisiensi 14
Pertumbuhan 10
Desentralisi 6
Keserasian 6
Fleksibiltas 3
Solvabilitas Jangka Pendek 3
Solvabilitas Jangka Panjang 2
Solvabilitas Layanan 2
Solvabilitas Operasional 2
Aktivias 2
Belanja 2
Keuangan 1
Ketergantungan 1
Cakupan Layanan Utang 1
Kontribusi Pajak Daerah 1
Kontribusi Retribusi Daerah 1

Tabel 1 sampai 3 dan 4 merespons pertanyaan penelitian RQ1 terkait dengan jenis rasio
yang paling umum digunakan oleh pemerintah daerah di Indonesia dalam mengevaluasi kinerja
keuangan mereka. Hasil analisis beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rasio
kemandirian adalah yang paling umum digunakan. Untuk menjawab pertanyaan RQ2, penelitian
melibatkan perbandingan kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan selama
pandemi COVID-19 dengan menggunakan tiga rasio utama yang paling sering digunakan dalam
penelitian sebelumnya, yaitu rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi.

Dalam membandingkan kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan


selama masa pandemi COVID-19 dengan menggunakan rasio kemandirian, mayoritas artikel
penelitian yang telah dianalisis mencatat bahwa kinerja keuangan pada tahun 2020 mengalami
penurunan dan umumnya berada di bawah angka 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, beberapa artikel yang menggunakan rasio kemandirian juga mencatat
peningkatan kinerja keuangan. Alasannya adalah bahwa selama masa pandemi, pemerintah fokus
pada peningkatan pajak daerah untuk mendukung pembangunan ruko, yang pada gilirannya
meningkatkan pendapatan asli daerah.

Dalam perbandingan menggunakan rasio efektivitas untuk mengevaluasi kinerja


keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan selama pandemi COVID-19, mayoritas
artikel yang telah dianalisis menyimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah
cenderung lebih efektif, terutama pada tahun 2020. Namun, ada juga artikel yang mencatat
penurunan atau kinerja keuangan yang tidak efektif, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1, di
mana terjadi penurunan sebesar 3% akibat penurunan pungutan pajak selama pandemi COVID-
19.

Rasio terakhir yang digunakan untuk menilai perbandingan kinerja keuangan pemerintah
daerah di Indonesia sebelum dan selama masa pandemi COVID-19 adalah rasio efisiensi. Kinerja
efisiensi paling optimal terjadi pada tahun 2019. Namun, dampak pandemi COVID-19
menyebabkan penurunan kinerja dalam rasio efisiensi. Kemudian, kinerja kembali membaik
dalam rasio efisiensi pada tahun 2021. Meskipun demikian, beberapa artikel juga mencatat
bahwa Rasio Efisiensi keuangan daerah berada dalam kategori efisien. Sebagai contoh, Artikel 1
mengindikasikan bahwa terjadi penurunan drastis sebesar 84% dalam rasio efisiensi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian literatur ini telah menjelaskan dan menganalisis pendekatan-pendekatan dalam


mengevaluasi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia sebelum dan selama pandemi
COVID-19. Hasil analisis ini mengungkapkan bahwa pemerintah daerah di Indonesia umumnya
mengandalkan rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi sebagai alat utama dalam
menilai kinerja keuangan mereka. Kinerja keuangan pemerintah daerah selama pandemi COVID-
19 mengalami fluktuasi. Meskipun mayoritas penelitian mencatat penurunan dalam rasio
kemandirian, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas pada tahun 2020, ada juga beberapa kasus di
mana kinerja keuangan mengalami peningkatan. Faktor-faktor seperti peningkatan pendapatan
pajak daerah dan fokus pada proyek-proyek pembangunan lokal dapat menyebabkan
peningkatan kinerja. Selain itu, beberapa penelitian mencatat penurunan drastis dalam rasio
efisiensi, terutama pada tahun 2020. Hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan pungutan pajak
selama pandemi. Namun, kinerja efisiensi kembali membaik pada tahun 2021. Pandemi COVID-19
memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah daerah perlu mengadopsi strategi yang tepat,
seperti peningkatan pendapatan lokal dan efisiensi pengelolaan keuangan, untuk memastikan
kelangsungan keuangan mereka dan kemampuan untuk memberikan layanan masyarakat yang
memadai. Penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang
dari pandemi ini terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian literatur review ini meliputi keterbatasan


data yang tersedia, variabilitas metodologi, pengaruh variabel eksternal yang tidak dikontrol,
fokus terhadap konteks Indonesia, dinamika pandemi COVID-19 yang terus berkembang, dan
keterbatasan sumber data. Oleh karena itu, hasil penelitian ini perlu dipahami dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan ini dalam menginterpretasinya. Saran untuk
penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian lebih mendalam dengan upaya mengatasi
keterbatasan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, D. N., Ningsih, P. A., & Rahma, S. (2023). Analisis Kinerja Keuangan Pengelolaan Alokasi
Dana Desa Berdasarkan Rasio Efektivitas dan Rasio Pertumbuhan pada Kantor Desa Jati
Mulyo Tanjung Jabung Timur. JREA (Jurnal Riset Ekonomi Dan Akuntansi), 1(1), 125–140.

Aryani, H. F. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Dki Jakarta Sebelum Dan
Selama Pandemi Covid-19. MIZANIA: Jurnal Ekonomi Dan Akuntansi , 2(1), 147–156.
https://doi.org/10.47776/mizania.v2i1.508

Bandung, P. N. (2021). Analisis Kinerja Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Subang Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 Performance
Analysis of Regional Income and Expenditure Budget in Subang Regency Regional
Government Before and During The Co. Indonesian Accounting Research Journal, 1(3),
493–503.

Eferyn, K., Riningsih, D., & Pramana, A. C. (2023). Perkembangan Kinerja Keuangan di
Kabupaten Trenggalek Dari Tahun 2018-2021 Sebagai Perbandingan Kinerja Sebelum dan
Setelah Terjadinya Pandemic Covid-19 di Kabupaten Trenggalek. Jurnal Akuntansi Dan
Ekonomika, 13(1), 91–98. https://doi.org/10.37859/jae.v13i1.4773

Fitri, & Kiswara, E. (2022). Dampak COVID-19 Terhadap kesehatan Daerah(Studi Kasus Pada 34
Pemerintah Provinsi di Indonesia). Diponegoro Journal of Accounting , 11(2), 1–8.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Hidayah, R., Imtikhanah, S., & Ahsanul Habibi, K. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Se-Provinsi Jawa Tengah Sebelum Dan Saat Pandemi Covid19. Neraca, 17(1), 122–
147. https://doi.org/10.48144/neraca.v17i1.598

Karina, N. N., & Wibowo, P. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang
Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan,
Dan Akuntansi, 14(2), 146–166. https://doi.org/10.35313/ekspansi.v14i2.4512

Khamilah Siregar, O., Arnita, V., & Aulia, Y. (2023). Analisa Pendapatan Dan Belanja Desa Dalam
Menilai Kinerja Keuangan Desa Sebelum Dan Masa Covid19 Di Desa Pematang Serai 1.
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial , 10(2), 908–922. http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

Muliana, & Novia Sandra Dewi. (2023). Comparative Analysis of the Financial Performance of
Rambusaratu Village Before and During the 2018-2020 Covid-19 Pandemic. Indonesian
Journal of Applied and Industrial Sciences (ESA), 2(1), 33–44.
https://doi.org/10.55927/esa.v2i1.2681

Njonge, T. (2023). Influence of Psychological Well-Being and School Factors on Delinquency ,


During the Covid-19 Period Among Secondary School Students in Selected Schools in
Nakuru County : Kenya. VII(2454), 1175–1189. https://doi.org/10.47772/IJRISS

Onibala, A., Rotinsulu, T. O., & Rorong, I. P. F. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Pembangunan Ekonomi
Dan Keuangan Daerah, 22(2), 67–89.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jpekd/article/view/35097/32880

Palupi, D., Dassaad, D., Riyanti, R., & Wahyudi, B. W. (2022). Analisis Kinerja Keuangan
Anggaran Dan Pendapatan Belanja Daerah Pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau
Sebelum Pandemi Dan Saat Pandemi Covid-19 Tahun 2019-2021. Jurnal Ilmiah Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 6(3), 1819–1832. https://doi.org/10.31955/mea.v6i3.2644

Puspita, W. D., & Pangastuti, D. A. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Batu Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. Among Makarti, 15(1), 90–104.
https://doi.org/10.52353/ama.v15i1.246

Septa Soraida. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin Sebelum
Dan Selama Pandemi. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 1(2), 78–82.
https://doi.org/10.56127/jekma.v1i2.154

Soediono, B. (1989). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53, 160.

Syahara, B. Q., & Aufa, M. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Timur Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. Journal of Culture Accounting and Auditing ,
1(1), 27. https://doi.org/10.30587/jcaa.v1i1.4017

Tani, S. A. I., Amaliah, T. H., & Usman, U. (2023). Analisis APBD dan Kewajiban Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Sebelum dan Saat Pandemi Covid-
19. SEIKO : Journal of Management & Business, 6(2), 179–192.
https://www.journal.stieamkop.ac.id/index.php/seiko/article/view/4358

Tiarso, R. C. (2021). Analisis Laporan Keuangan Balai Desa Kemanggungan Dukuh Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Di Masa Pandemi Covid-19. Skripsi, 10–27.

Venni, R., Ahmad, A. W., & Maryati, U. (2023). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Saat
Pandemi Covid-19 pada Pemerintah Daerah Provinsi di Indonesia Tahun 2018-2021.
Ekonomis: Journal of Economics and Business , 7(2), 1134.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v7i2.1372

Virginia, W. A., & Ramli, R. (2022). Kinerja Keuangan Pemerintah Desa Di Masa Pandemi Covid
19, Studi Kasus Desa Lapara Kec. Siompu Kab. Buton Selatan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
1(1), 1–7. https://doi.org/10.57151/jeko.v1i1.4

Yusrina, H., Sintia, & Jatmiko, R. (2023). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Publikasi Ilmu Manajemen
(JUPIMAN), 2(3).

Zelmiyanti, R. (2016). Riri Zelmiyanti. Jurnal RAK (Riset Akuntansi Keuangan), 7(1), 11–21.

Anda mungkin juga menyukai