Kinerja
Sephia Ayu Permatasari1, Aina Thusamma Salsabila2, Putri Farnisa Wahida3,
Farah Anissa Ilmi4
1,2,3,4
Porgram Studi Akuntansi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN “Veteran”
Jawa Timur
*Email : 1901301010090@student.upnjatim.ac.id1,
1901301010109@student.upnjatim.ac.id2, 19013010117@student.upnjatim.ac.id3,
19013010124@student.upnjatim.ac.id4
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis literatur yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Penulis melakukan tinjauan literatur sistematis yang mempertimbangkan 10 artikel tentang
topik tersebut dengan bantuan perangkat lunak VOSviewer 1.6.18. Hasil menunjukkan
menunjukkan bahwa sebagian besar artikel diterbitkan di jurnal akuntansi. Tema penyusunan
anggaran berbasis kinerja sudah cukup sering diteliti dalam bidang akuntansi. Selain itu,
sebagian besar artikel menggunakan metode kuantitatif. Didapat kesimpulan bahwa faktor
yang paling mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah Komitmen
Organisasi, Penyempurnaan Sistem Administrasi, Sumber Daya Manusia (SDM),
Penghargaan (Reward), dan Sanksi (Punishment). Selain itu, penelitian ini menyarankan
penelitian selanjutnya mengenai topik ini menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam.
Kata Kunci: Anggaran Sektor Publik, Anggaran Berbasis Kinerja, Faktor Penyusunan
Anggaran, Review Artikel Sistematis
1. Latar Belakang
Di dalam “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah”, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
merupakan sebuah rencana pengalokasian keuangan Daerah yang ditetapkan dengan Perda
setiap tahunnya yang penyusunannya diatur dalam pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan oleh “Menteri Dalam Negeri. Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah” dan “Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah” menimbulkan perubahan yang
perlu diperhatikan dalam hal pengelolaan anggaran daerah. Menurut (Randa et al., 2019)
adanya perubahan dalam hal pengelolaan keuangan daerah ini juga harus diimbangi dengan
akuntabilitas dan transparansi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, yang dimana berkaitan dengan
program yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah sekaligus biaya nya. Anggaran juga
berfungsi sebagai alat pengendalian, dimana hal ini berkaitan dengan pendapatan dan
pengeluaran pemerintah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, anggaran juga
memiliki fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan dana pemerintah daerah dan juga
program pemerintah daerah, yaitu fungsi sebagai alat akuntabilitas. Disamping itu, menurut
(Gani et al., 2022) diperlukan pertanggungjawaban atas penganggaran dana yang dilakukan,
yang dimana hal ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan bahwa terjadi perubahan Undang-Undang, juga
membuat beberapa perubahan dalam hal penyusunan pengelolaan keuangan daerah.
Perubahan tersebut mengakibatkan adanya perbedaan yang berhubungan dengan
perubahan struktur anggaran dan proses penyusunan APBD. Bentuk perubahan ini
merupakan sebuah upaya dalam memperbaiki proses penganggaran, yang dimana
perubahan ini terletak pada penerapan anggaran berbasis kinerja. Di dalam “Peraturan
Pemerintah No. 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah” telah disebutkan
bahwa pendekatan berbasis kinerja ini merupakan pendekatan penyusunan APBD yang
berfokus pada Keluaran (output) dan juga Hasil (outcome). Menurut (Hasan, 2018)
penyusunan anggaran berbasis kinerja ini merupakan sistem yang digunakan oleh sebagian
besar negara di dunia, dimana sistem ini merupakan pengganti dari sistem penyusunan
anggaran yang lama, yaitu sistem penganggaran tradisional.
Namun, terdapat konsekuensi dari penyusunan anggaran berbasis kinerja, yang
dimana berpengaruh terhadap keberhasilan pengimplementasian penyusunan anggaran
berbasis kinerja. Adanya penyusunan anggaran berbasis kinerja ini memungkinkan
pemerintah merumuskan arah, kebijakan, dan program yang sejalan dengan realitas sosial.
Di sisi lain, pemerintah juga harus memperhatikan opini publik dan skala prioritas pemerintah.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat isu yang menyatakan bahwa
pendekatan penyusunan anggaran berbasis kinerja ini belum diterapkan di beberapa daerah.
Menurut (Ismid et al., 2020) tidak diimplementasikannya pendekatan penyusunan anggaran
berbasis kinerja di beberapa daerah ini dikarenakan adanya ketidakkonsistenan produk
perencanaan dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga dikemukakan oleh (Yulia & Ningsih,
2020), bahwa pendekatan anggaran berbasis kinerja tidak mudah terlaksana apabila tidak
ditunjang dengan faktor yang mempengaruhinya. Bahkan, pendekatan penyusunan anggaran
berbasis kinerja ini belum tergambarkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
Oleh karena itu, artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat memberikan pengaruh terhadap penganggaran berbasis kinerja.
2. Metode
Penulisan pada penelitian kali ini menggunakan metode literature review, dimana
metode ini bertujuan sebagai bahan referensi untuk menjabarkan teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang dikemukakan. Selain itu, literature review juga bertujuan untuk
memperlihatkan perbandingan antara penelitian satu dengan penelitian yang lain. Langkah
awal yang penulis lakukan adalah mencari dan mengidentifikasi artikel yang relevan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja. Dalam melakukan
review ini dibutuhkan beberapa tahapan yang berbeda, diantaranya: pencarian database
artikel, mencari kata kunci, penghapusan artikel yang berulang (sama), dan penyelarasan
dengan membaca judul, abstrak dan hasil temuan utama. Tahapan ini hadir sebagai kerangka
kerja yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan review artikel.
Review artikel ini kami mulai dengan menggunakan basis data artikel yaitu Google
Scholar. Dimana secara keseluruhan, basis data ini mencakup jurnal ilmiah yang paling
relevan. Untuk kata kunci, kami menggunakan istilah “Anggaran berbasis kinerja” “OR”
“Penyusunan Anggaran” dengan operator Boolean “AND” memberikan kombinasi dengan
istilah “akuntansi sektor publik”. Kami menyaring hasilnya dengan memperhatikan judul,
abstrak, dan kata kunci.
Kami membatasi periode sampel kami, yaitu dalam lima tahun terakhir mulai dari 2018-
2022, sehingga kami dapat mengidentifikasi 165 artikel (pencarian dilakukan pada Oktober
2022). Kami menggunakan perangkat lunak Publish or Perish dalam melakukan pencarian
dan untuk mengatur dan menstandarisasi semua referensi dan menghilangkan potensi
duplikat. Mengikuti pendekatan yang disajikan dan digunakan oleh penelitian sebelumnya
(Azzari et al., 2020), kami mengecualikan artikel yang berada diluar cakupan penelitian
dengan menganalisis judul, abstrak, kata kunci, dan temuan utama mereka.
Dari pencarian awal kami, 155 artikel diidentifikasi tidak terkait dengan faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja. Hal ini dikarenakan kata kunci
“kinerja” dapat memiliki arti yang berbeda dan penggunaan kata tersebut sangat luas. Setelah
analisis, sampel akhir kami terdiri dari 10 artikel yang berfokus pada faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan review artikel sistematis pada 101 artikel
tersebut. Kami mengekstrak dan menganalisis beberapa informasi seperti tahun publikasi,
jurnal penerbit, jumlah kutipan untuk artikel tersebut, dan teori yang digunakan untuk
mendukung hipotesis dan kesimpulan mereka. Kami menggunakan perangkat lunak
VOSviewer 1.6.18 untuk mengidentifikasi kluster. Kami mengidentifikasi setiap klaster
berdasarkan kemunculan setiap kata kunci. Teknik ini mempertimbangkan hubungan antara
kata kunci yang berbeda. Misalnya, jika artikel yang sama memiliki kata kunci A dan B, dan
kata kunci yang sama juga ada di artikel lain, maka korelasi antara dua kata kunci tersebut
menjadi lebih besar.
VOSviewer menganalisis dua atribut pembobotan yang berbeda. Yang pertama
adalah jumlah tautan (kemunculan bersama) di antara kata kunci. Jarak antara lingkaran
cluster menunjukkan atribut kekuatan relasi. Semakin dekat dua kata kunci di jaringan,
semakin tinggi jumlah artikel di mana kata kunci ini muncul terkait. Dan yang kedua adalah
ukuran setiap lingkaran yang mewakili proporsi kemunculan setiap kata kunci dalam kaitannya
dengan semua kata kunci sampel.
Perlu dicatat bahwa pengelompokan yang diuraikan melalui VOSviewer relevan untuk
mengungkap hubungan antar tema, memungkinkan untuk melacak perkembangan bidang
penelitian tertentu. Selain itu, metode ini dapat membantu mengidentifikasi topik tertentu yang
menarik bagi komunitas ilmiah dengan menyarankan topik dengan asosiasi potensial yang
dapat dieksplorasi.
Tabel.1 Daftar Artikel
4. Analisis Klaster
Kami mempertimbangkan kemunculan kata kunci dan ikatan di antara tema yang
dibahas dengan menggunakan VOSviewer. Kami menyajikan hasil pencarian kami pada
Gambar 1. Lingkaran yang paling dekat satu sama lain menggambarkan pengelompokan
tema dalam studi yang dianalisis. Dengan demikian, analisis klaster sangat penting dilakukan
guna mengidentifikasi tema dan topik terkait yang lebih banyak dibahas dalam studi
penyusunan anggaran.
Gambar 1. Analisis Klaster (Sumber: VOSviewer)
Hasil analisis klaster yang disajikan pada gambar di atas menunjukkan ada dua
klaster. Klaster pertama selaras dengan apa saja yang mempengaruhi proses penyusunan
anggaran berbasis kinerja sedangkan klaster kedua selaras dengan hubungan antar faktor
yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja dengan pelaksana anggaran,
yaitu organisasi atau entitas pemerintah itu sendiri.