Anda di halaman 1dari 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Berbasis

Kinerja
Sephia Ayu Permatasari1, Aina Thusamma Salsabila2, Putri Farnisa Wahida3,
Farah Anissa Ilmi4
1,2,3,4
Porgram Studi Akuntansi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN “Veteran”
Jawa Timur
*Email : 1901301010090@student.upnjatim.ac.id1,
1901301010109@student.upnjatim.ac.id2, 19013010117@student.upnjatim.ac.id3,
19013010124@student.upnjatim.ac.id4

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis literatur yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Penulis melakukan tinjauan literatur sistematis yang mempertimbangkan 10 artikel tentang
topik tersebut dengan bantuan perangkat lunak VOSviewer 1.6.18. Hasil menunjukkan
menunjukkan bahwa sebagian besar artikel diterbitkan di jurnal akuntansi. Tema penyusunan
anggaran berbasis kinerja sudah cukup sering diteliti dalam bidang akuntansi. Selain itu,
sebagian besar artikel menggunakan metode kuantitatif. Didapat kesimpulan bahwa faktor
yang paling mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah Komitmen
Organisasi, Penyempurnaan Sistem Administrasi, Sumber Daya Manusia (SDM),
Penghargaan (Reward), dan Sanksi (Punishment). Selain itu, penelitian ini menyarankan
penelitian selanjutnya mengenai topik ini menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam.
Kata Kunci: Anggaran Sektor Publik, Anggaran Berbasis Kinerja, Faktor Penyusunan
Anggaran, Review Artikel Sistematis

1. Latar Belakang
Di dalam “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah”, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
merupakan sebuah rencana pengalokasian keuangan Daerah yang ditetapkan dengan Perda
setiap tahunnya yang penyusunannya diatur dalam pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan oleh “Menteri Dalam Negeri. Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah” dan “Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah” menimbulkan perubahan yang
perlu diperhatikan dalam hal pengelolaan anggaran daerah. Menurut (Randa et al., 2019)
adanya perubahan dalam hal pengelolaan keuangan daerah ini juga harus diimbangi dengan
akuntabilitas dan transparansi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, yang dimana berkaitan dengan
program yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah sekaligus biaya nya. Anggaran juga
berfungsi sebagai alat pengendalian, dimana hal ini berkaitan dengan pendapatan dan
pengeluaran pemerintah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, anggaran juga
memiliki fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan dana pemerintah daerah dan juga
program pemerintah daerah, yaitu fungsi sebagai alat akuntabilitas. Disamping itu, menurut
(Gani et al., 2022) diperlukan pertanggungjawaban atas penganggaran dana yang dilakukan,
yang dimana hal ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan bahwa terjadi perubahan Undang-Undang, juga
membuat beberapa perubahan dalam hal penyusunan pengelolaan keuangan daerah.
Perubahan tersebut mengakibatkan adanya perbedaan yang berhubungan dengan
perubahan struktur anggaran dan proses penyusunan APBD. Bentuk perubahan ini
merupakan sebuah upaya dalam memperbaiki proses penganggaran, yang dimana
perubahan ini terletak pada penerapan anggaran berbasis kinerja. Di dalam “Peraturan
Pemerintah No. 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah” telah disebutkan
bahwa pendekatan berbasis kinerja ini merupakan pendekatan penyusunan APBD yang
berfokus pada Keluaran (output) dan juga Hasil (outcome). Menurut (Hasan, 2018)
penyusunan anggaran berbasis kinerja ini merupakan sistem yang digunakan oleh sebagian
besar negara di dunia, dimana sistem ini merupakan pengganti dari sistem penyusunan
anggaran yang lama, yaitu sistem penganggaran tradisional.
Namun, terdapat konsekuensi dari penyusunan anggaran berbasis kinerja, yang
dimana berpengaruh terhadap keberhasilan pengimplementasian penyusunan anggaran
berbasis kinerja. Adanya penyusunan anggaran berbasis kinerja ini memungkinkan
pemerintah merumuskan arah, kebijakan, dan program yang sejalan dengan realitas sosial.
Di sisi lain, pemerintah juga harus memperhatikan opini publik dan skala prioritas pemerintah.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat isu yang menyatakan bahwa
pendekatan penyusunan anggaran berbasis kinerja ini belum diterapkan di beberapa daerah.
Menurut (Ismid et al., 2020) tidak diimplementasikannya pendekatan penyusunan anggaran
berbasis kinerja di beberapa daerah ini dikarenakan adanya ketidakkonsistenan produk
perencanaan dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga dikemukakan oleh (Yulia & Ningsih,
2020), bahwa pendekatan anggaran berbasis kinerja tidak mudah terlaksana apabila tidak
ditunjang dengan faktor yang mempengaruhinya. Bahkan, pendekatan penyusunan anggaran
berbasis kinerja ini belum tergambarkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
Oleh karena itu, artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat memberikan pengaruh terhadap penganggaran berbasis kinerja.
2. Metode
Penulisan pada penelitian kali ini menggunakan metode literature review, dimana
metode ini bertujuan sebagai bahan referensi untuk menjabarkan teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang dikemukakan. Selain itu, literature review juga bertujuan untuk
memperlihatkan perbandingan antara penelitian satu dengan penelitian yang lain. Langkah
awal yang penulis lakukan adalah mencari dan mengidentifikasi artikel yang relevan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja. Dalam melakukan
review ini dibutuhkan beberapa tahapan yang berbeda, diantaranya: pencarian database
artikel, mencari kata kunci, penghapusan artikel yang berulang (sama), dan penyelarasan
dengan membaca judul, abstrak dan hasil temuan utama. Tahapan ini hadir sebagai kerangka
kerja yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan review artikel.
Review artikel ini kami mulai dengan menggunakan basis data artikel yaitu Google
Scholar. Dimana secara keseluruhan, basis data ini mencakup jurnal ilmiah yang paling
relevan. Untuk kata kunci, kami menggunakan istilah “Anggaran berbasis kinerja” “OR”
“Penyusunan Anggaran” dengan operator Boolean “AND” memberikan kombinasi dengan
istilah “akuntansi sektor publik”. Kami menyaring hasilnya dengan memperhatikan judul,
abstrak, dan kata kunci.
Kami membatasi periode sampel kami, yaitu dalam lima tahun terakhir mulai dari 2018-
2022, sehingga kami dapat mengidentifikasi 165 artikel (pencarian dilakukan pada Oktober
2022). Kami menggunakan perangkat lunak Publish or Perish dalam melakukan pencarian
dan untuk mengatur dan menstandarisasi semua referensi dan menghilangkan potensi
duplikat. Mengikuti pendekatan yang disajikan dan digunakan oleh penelitian sebelumnya
(Azzari et al., 2020), kami mengecualikan artikel yang berada diluar cakupan penelitian
dengan menganalisis judul, abstrak, kata kunci, dan temuan utama mereka.
Dari pencarian awal kami, 155 artikel diidentifikasi tidak terkait dengan faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja. Hal ini dikarenakan kata kunci
“kinerja” dapat memiliki arti yang berbeda dan penggunaan kata tersebut sangat luas. Setelah
analisis, sampel akhir kami terdiri dari 10 artikel yang berfokus pada faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan review artikel sistematis pada 101 artikel
tersebut. Kami mengekstrak dan menganalisis beberapa informasi seperti tahun publikasi,
jurnal penerbit, jumlah kutipan untuk artikel tersebut, dan teori yang digunakan untuk
mendukung hipotesis dan kesimpulan mereka. Kami menggunakan perangkat lunak
VOSviewer 1.6.18 untuk mengidentifikasi kluster. Kami mengidentifikasi setiap klaster
berdasarkan kemunculan setiap kata kunci. Teknik ini mempertimbangkan hubungan antara
kata kunci yang berbeda. Misalnya, jika artikel yang sama memiliki kata kunci A dan B, dan
kata kunci yang sama juga ada di artikel lain, maka korelasi antara dua kata kunci tersebut
menjadi lebih besar.
VOSviewer menganalisis dua atribut pembobotan yang berbeda. Yang pertama
adalah jumlah tautan (kemunculan bersama) di antara kata kunci. Jarak antara lingkaran
cluster menunjukkan atribut kekuatan relasi. Semakin dekat dua kata kunci di jaringan,
semakin tinggi jumlah artikel di mana kata kunci ini muncul terkait. Dan yang kedua adalah
ukuran setiap lingkaran yang mewakili proporsi kemunculan setiap kata kunci dalam kaitannya
dengan semua kata kunci sampel.
Perlu dicatat bahwa pengelompokan yang diuraikan melalui VOSviewer relevan untuk
mengungkap hubungan antar tema, memungkinkan untuk melacak perkembangan bidang
penelitian tertentu. Selain itu, metode ini dapat membantu mengidentifikasi topik tertentu yang
menarik bagi komunitas ilmiah dengan menyarankan topik dengan asosiasi potensial yang
dapat dieksplorasi.
Tabel.1 Daftar Artikel

No Judul (Penulis, Tahun)

1 “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Ayu et al., 2020)


Penyusunan dan Penerapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Pada
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima)”

2 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan (Hasan, 2018)


Anggaran Berbasis Kinerja di Pemerintah Provinsi
Gorontalo”

3 “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi (Ismid et al., 2020)


Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Berbasis Kinerja Pada Pemerintah Kabupaten
Aceh Singkil”

4 “Pengaruh Komitmen, Sumber Daya Manajemen, (Gani et al., 2022)


Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Anggaran
Berbasis Kinerja Pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi
Selatan”

5 “Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (Perfomance (Yulia & Ningsih,


Based Budgeting) Dalam Pengelolaan Keuangan 2020)
Daerah Aceh”
6 “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Randa et al., 2019)
Implementasi Anggaran berbasis Kinerja (Studi Kasus
di Sekretariat DPR Papua)”

7 “Analisis Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja (Indra, 2018)


Daerah (APBD) Berbasis Kinerja di SKPD Provinsi
Bengkulu”

8 “Pengaruh Komitmen Organisasi, Punishment dan (Delvianti, 2016)


Kompensasi Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja
Pada Pegawai Satuan kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat”

9 “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penganggaran (Ghofur et al., 2020)


Berbasis Kinerja (Performance based Budgeting) pada
Pemerintah Kabupaten Jember”

10 “Accounting Service Quality : A Systematic Literature (Azzari et al., 2020)


Review And Bibliometric Analysis”

Sumber: Google Scholar (2022)

3. Hasil dan Pembahasan


Anggaran Berbasis Kinerja adalah penganggaran yang berkaitan dengan aktivitas
pendanaan untuk setiap hasil kegiatan atau kinerja yang ingin dicapai serta dibuat untuk dapat
menanggulangi kelemahan seperti tidak diberlakukannya suatu standar ukur kinerja guna
memenuhi tujuan dan target yang sudah disepakati dan ditetapkan dalam anggaran berbasis
kinerja tradisional. Anggaran Berbasis Kinerja ini menjadi variabel dependen atau variabel
terikat yang mempengaruhi variabel-variabel independennya. Variabel ini disebut dengan
variabel X.
Dalam artikel ilmiah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja di Pemerintah Provinsi Gorontalo”, yang ditulis oleh (Hasan,
2018), menyebutkan bahwa terdapat empat (4) hipotesis yang diduga dan dikembangkan
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja di
Pemerintah Provinsi Gorontalo. Faktor pertama adalah Komitmen Organisasi, yaitu perasaan
yang dimiliki oleh seseorang secara kuat yang berhubungan dengan tugas dan kedudukannya
dalam mencapai tujuannya serta berpengaruh dalam meningkatkan kinerjanya. Faktor kedua
adalah Penyempurnaan Sistem Administrasi, yaitu suatu sistem yang dirancang secara runtut
dan sistematis guna mencapai tujuan dan ukuran yang sudah ditentukan, sehingga hal
tersebut juga dapat membantu dalam pembangunan suatu daerah. Faktor ketiga adalah
Sumber Daya Manusia, yaitu peran penting manusia sebagai pemikir, perancang, dan
pelaksana demi mencapai tujuan dalam organisasi tersebut. Faktor keempat adalah, Waktu
Yang Dibutuhkan Untuk Mencapai Tujuan/Sasaran, yaitu jangka waktu yang perlu ditetapkan
mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan yang didasarkan pada tujuan/sasaran suatu
organisasi agar dapat tercapai sebagaimana mestinya. Dari keempat faktor yang menjadi
hipotesis tersebut, kemudian dilakukan uji dan mendapatkan hasil bahwa keempat faktor
tersebut berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja, khususnya di Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Dalam artikel ilmiah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penganggaran
Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) Pada Pemerintah Kabupaten Jember”, yang
ditulis oleh (Ghofur et al., 2020), menyebutkan bahwa terdapat lima (5) hipotesis yang diduga
dan dikembangkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting) pada Pemerintah Kabupaten Jember. Faktor pertama adalah
Akuntansi Komitmen, yaitu pengendalian anggaran oleh pihak manajer dengan cara
menentukan dan menetapkan terlebih dahulu perkiraan biaya dan sumber pemasoknya
sehingga ketika perealisasian itu telah sesuai dengan rencana anggarannya. Faktor kedua
adalah Gaya Kepemimpinan, yaitu sikap baik yang menjadi ciri khas dan diterapkan oleh
seorang pemimpin suatu organisasi kepada bawahannya sehingga berpengaruh terhadap
kinerja dan keberhasilan tujuan organisasinya. Faktor ketiga adalah Reward, yaitu suatu hasil
yang pasti akan diterima oleh seseorang dan dapat mendorong kinerja orang tersebut dalam
mencapai targetnya, bisa berupa uang atau imbalan. Faktor keempat adalah Punishment,
yaitu suatu akibat yang akan didapatkan oleh seseorang ketika ia melanggar suatu aturan
yang telah disepakati yang menyebabkan tujuan dari organisasinya itu tidak terpenuhi dengan
sebagaimana yang diharapkan. Faktor kelima adalah Kualitas Sumber Daya Manusia, yaitu
berkaitan dengan mutu dari diri seseorang, biasanya diukur melalui pendidikannya dan
pengalaman kerjanya. Dari kelima faktor yang menjadi hipotesis tersebut, kemudian dilakukan
uji dan mendapatkan hasil bahwa satu dari kelima faktor tersebut berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) pada
Pemerintah Kabupaten Jember. Satu faktor yang berpengaruh secara positif dan signifikan
yaitu faktor Reward.
(Ayu et al., 2020) dalam artikelnya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan dan Penerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Berbasis Kinerja” mengungkapkan bahwa terdapat enam (6) faktor yang diduga berpengaruh
dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja di Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Bima. Faktor pertama adalah Komitmen Organisasi, merupakan dukungan penuh yang
dilakukan oleh karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor kedua adalah
Penyempurnaan Administrasi, yaitu penerapan reformasi birokrasi. Faktor ketiga adalah
Sumber Daya, yaitu salah satu ketentuan berjalannya suatu organisasi. Faktor keempat
adalah Gaya Kepemimpinan, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan kehendaknya. Faktor kelima adalah Reward,
yang merupakan suatu usaha dalam menghargai dan mengakui tingkah laku karyawan.
Faktor keenam adalah Punishment, yang merupakan usaha untuk membuat perilaku sesuai
pada umumnya. Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa Komitmen Organisasi,
Penyempurnaan Administrasi, Penghargaan, dan Sanksi memiliki pengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja sedangkan sisanya tidak berpengaruh.
(Delvianti, 2016) dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Komitmen Organisasi,
Punishment dan Kompensasi terhadap Anggaran Berbasis Kinerja pada Pegawai Satuan
Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi Sumatera Barat” menyebutkan bahwa
ada tiga (3) faktor yang diduga berpengaruh dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Faktor pertama adalah Komitmen Organisasi, yaitu sikap yang menunjukkan bahwa karyawan
telah mengenal organisasi dan tujuannya. Faktor kedua adalah Punishment, yaitu
konsekuensi yang tidak menyenangkan dari atasan akibat dari perilaku yang dilakukan
karyawan. Faktor ketiga adalah Kompensasi, yaitu pendapatan yang diterima oleh karyawan
atas imbal jasa yang telah dilakukan. Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa ketiga
faktor tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan anggaran berbasis
kinerja.
Artikel yang berjudul “Analisis Penyusunan APBD Berbasis Kinerja di SKPD Provinsi
Bengkulu” menyebutkan bahwa terdapat enam (6) faktor yang diduga berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran berbasis kinerja. Faktor pertama yaitu Komitmen yang merupakan
hubungan aktif karyawan dalam berkontribusi untuk mencapai tujuan organisasi. Faktor kedua
yaitu Sistem Administrasi yang merupakan sebuah sistem yang menyajikan instrumen
pengukuran anggaran berbasis kinerja secara berkala. Faktor ketiga yaitu SDM yang
merupakan pemanfaatan manusia secara manusiawi dengan maksud memaksimalkan
kemampuan yang ada. Faktor keempat yaitu Penghargaan yang merupakan pendapatan baik
dalam bentuk uang maupun barang yang diterima karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan
yang telah dilakukan. Faktor kelima yaitu Sanksi yang merupakan salah satu bentuk
memotivasi seseorang dalam upaya meningkatkan prestasinya. Faktor keenam yaitu Motivasi
yang merupakan sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu dan memberi kekuatan dalam
proses pencapaian suatu hal. Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa keenam variabel
tersebut berpengaruh positif terhadap penyusunan anggaran berbasis kinerja (Indra, 2018).
Oleh sebab itu, didasarkan dari kelima artikel ilmiah yang penulis review, maka penulis
tarik hasil bahwa terdapat lima (5) faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis
kinerja. Adapun kelima faktor tersebut yaitu:
1) Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi merupakan perasaan yang dimiliki oleh seseorang secara kuat
yang berhubungan dengan tugas dan kedudukannya dalam mencapai tujuannya serta
berpengaruh dalam meningkatkan kinerjanya.
2) Penyempurnaan Sistem Administrasi
Penyempurnaan Sistem Administrasi merupakan suatu sistem yang dirancang secara
runtut dan sistematis guna mencapai tujuan dan ukuran yang sudah ditentukan,
sehingga hal tersebut juga dapat membantu dalam pembangunan suatu daerah.
3) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan peran penting manusia sebagai pemikir,
perancang, dan pelaksana demi mencapai tujuan dalam organisasi tersebut.
4) Penghargaan (Reward)
Penghargaan (Reward) merupakan suatu hasil yang pasti akan diterima oleh
seseorang dan dapat mendorong kinerja orang tersebut dalam mencapai targetnya,
bisa berupa uang atau imbalan.
5) Sanksi (Punishment)
Sanksi (Punishment) merupakan suatu akibat yang akan didapatkan oleh seseorang
ketika ia melanggar suatu aturan yang telah disepakati yang menyebabkan tujuan dari
organisasinya itu tidak terpenuhi dengan sebagaimana yang diharapkan.

4. Analisis Klaster
Kami mempertimbangkan kemunculan kata kunci dan ikatan di antara tema yang
dibahas dengan menggunakan VOSviewer. Kami menyajikan hasil pencarian kami pada
Gambar 1. Lingkaran yang paling dekat satu sama lain menggambarkan pengelompokan
tema dalam studi yang dianalisis. Dengan demikian, analisis klaster sangat penting dilakukan
guna mengidentifikasi tema dan topik terkait yang lebih banyak dibahas dalam studi
penyusunan anggaran.
Gambar 1. Analisis Klaster (Sumber: VOSviewer)

Hasil analisis klaster yang disajikan pada gambar di atas menunjukkan ada dua
klaster. Klaster pertama selaras dengan apa saja yang mempengaruhi proses penyusunan
anggaran berbasis kinerja sedangkan klaster kedua selaras dengan hubungan antar faktor
yang mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja dengan pelaksana anggaran,
yaitu organisasi atau entitas pemerintah itu sendiri.

5. Kesimpulan dan Saran


Mengingat banyaknya literatur yang tersebar dengan hasil yang berbeda, penelitian
kami ini bertujuan untuk mengatur dan meninjau kembali apa sajakah faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran berbasis kinerja serta melakukan pengembangan
kembali teori utamanya. Kami menemukan sebanyak 10 artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah dari
database Google Scholar. Setelah kami melakukan peninjauan kembali dan didasarkan atas
literatur review, kami mendapatkan kesimpulan bahwa penyusunan anggaran berbasis kinerja
ini masih belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan belum diterapkannya
perencanaan dan penganggaran yang pasti.
Temuan - Hasil bibliometrik menunjukkan bahwa sebagian besar artikel diterbitkan di
jurnal akuntansi. Tema penyusunan anggaran berbasis kinerja sudah cukup sering diteliti
dalam bidang akuntansi. Selain itu, berdasarkan tinjauan kami, sebagian besar artikel
menggunakan metode kuantitatif, seperti survei dan kuesioner. Kesimpulan artikel sebagian
besar sama, yang menunjukkan bahwa literatur sudah menyeluruh.
Peneliti menyarankan agar kedepannya penelitian dengan tema yang sama dapat
menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Selain
itu, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang masih jarang diteliti, seperti
budaya organisasi yang menurut kami itu juga dapat menjadi salah satu faktor dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja.
Daftar Pustaka
Ayu, P., Askandar, N. S., & Junaidi. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyusunan dan Penerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis
Kinerja (Studi pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima). E-Jra, 09(02), 47–
57.
Azzari, V., Mainardes, E. W., & Costa, F. M. da. (2020). Accounting services quality: a
systematic literature review and bibliometric analysis. Asian Journal of Accounting
Research, 6(1), 80–94. https://doi.org/10.1108/AJAR-07-2020-0056
Delvianti, M. P. A. B. (2016). Pengaruh Komitmen Organisasi, Punishment Dan Kompensasi
Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja Pada Pegawai Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat. Pareso Jurnal, 4(1), 1–23.
Gani, F. S., Pananrangi, A. R., & Ismail, I. (2022). Pengaruh Komitmen, Sumber Daya
Manajemen, Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja Pada
Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. J. Paradigma Administrasi Negara, 4(58), 79–
84.
Ghofur, A., Firdaus, M., & Rachmawati, L. (2020). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) Pada Pemerintah
Kabupaten Jember. Jakuma : Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Keuangan, 1(1), 58–73.
https://doi.org/10.31967/jakuma.v1i1.378
Hasan, W. (2018). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
di Pemerintah Provinsi Gorontalo. Gorontalo Accounting Journal, 1(1), 1.
https://doi.org/10.32662/gaj.v1i1.67
Indra, Y. A. (2018). ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
DAERAH (APBD) BERBASIS KINERJA DI SKPD PROVINSI BENGKULU. Yetti Afrida
Indra, 3(2).
Ismid, F., Kusmanto, H., & MaksumSyahri Lubis. (2020). Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis
Kinerja Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil. 2(2), 129–140.
http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/tabularasa
Randa, K. L., Riani, I. A. P., & Kreuta, B. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Kasus Di Sekretariat DPR Papua).
Jurnal Kajian Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 2(juli 2019), 15–31.
Yulia, A., & Ningsih, E. S. (2020). Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based
Budgeting) Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi, 5(1), 50–58. https://doi.org/10.24815/jimeka.v5i1.15433

Anda mungkin juga menyukai