ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh implementasi akuntansi
berbasis akrual terhadap akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Konsep kuesioner pada penelitian ini
berasal dari dua sumber, yaitu dari penelitian sebelumnya dan berasal dari
pengembangan atas indikator yang telah ditentukan penelitian ini. Untuk menguji
hubungan kausal dari hipotesisi tersebut di atas, peneitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan Structural Equation Modelling. Variabel transparansi menggunakan
indeks tingkat aksesibilitas informasi yang digunakan oleh Styles and Tennyson (2007)
yang telah dimodifikasi menurut kondisi di Indonesia (Ratmono, 2013) dan digunakan
sebagai alat ukur transparansi (Adiputra et al., 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi aktuntansi berbasis akrual
mempengaruhi tingkat akuntabilitas pada suatu entitas dan implementasi akuntansi
berbasis akrual pemerintah daerah mempengaruhi tingkat transparansi pemerintah
daerah.Penelitian ini memiliki implikasi kebijakan terkait Implementasi akuntansi
berbasis akrual bagi pemerintah daerah kabupaten/kota yang ada, khususnya
pemerintah kabupaten/kota pada Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pada
pemerintah daerah Sulawesi Selatan. Penggunaan basis akrual merupakan salah satu
ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan
menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar basis kas.
LATAR BELAKANG
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual mengakui pendapatan, beban,
aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN/APBD). (PP No. 71 Tahun
2010). Sistem akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menyediakan informasi
yang aktual dan relevan dalam pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Cohen, Kaimenaki, dan Zorgios (2007) bahwa akuntansi berbasis akrual
diperlukan karena sistem akuntansi berbasis kas dianggap kurang menyajikan
gambaran keuangan yang akurat.
1
Hasil penelitian dari Tarigan dan Nurtanzila (2013) menemukan bahwa basis akrual
mewujudkan transparansi atau keterbukaan informasi serta merupakan suatu inovasi
dan menjadi tren dalam sektor pemerintah di berbagai negara dan merupakan salah satu
sarana pendukung yang diperlukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
pemerintah (KSAP, 2006). Beechy (2007) juga menemukan bahwa laporan keuangan
dengan basis akrual lebih baik untuk akuntabilitas dan transparansi. Akuntansi
berbasis akrual diyakini dapat menyediakan informasi yang aktual dan relevan
dalam pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Cohen,
Kaimenaki, dan Zorgios, 2007) bahwa sistem akuntansi berbasis kas dianggap
kurang menyajikan gambaran keuangan yang akurat. Salah satu upaya konkrit
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah
penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan
yang telah diterima secara umum (Darmawati, 2018).
Berdasarkan data yang dihimpun dari IHPS semester 1 2019 dari BPK RI, dalam 5
tahun terakhir (2014-2018), opini LKPD diseluruh Indonesia mengalami perbaikan.
Selama periode tersebut, LKPD yang memperoleh opini WTP naik sebanyak 35 poin
persen, yaitu dari 47% pada LKPD Tahun 2014 menjadi 82% pada LKPD Tahun 2018.
Sementara itu, jumlah LKPD yang memperoleh opini WDP dan TMP mengalami
penurunan masing-masing sebesar 30 poin persen (dari 46% menjadi 16%) dan 4 poin
persen (dari 6% menjadi 2%). Khusus untuk Sulawesi Selatan, perbaikan opini LKPD
dari tahun 2014 sebelum Implementasi Akrual hingga opini LKPD 2018, 3 tahun
setelah Implementasi Akrual, telah mengalami perbaikan opini yang cukup bagus.
Sebanyak 48% LKPD Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengalami perbaikan opini
dari TMP menjadi WDP, WDP menjadi WTP maupun TMP menjadi WTP. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2018, setelah 3 tahun implementasi SAP basis akrual, perolehan opini BPK
mengalami perbaikan. Ada 21 daerah provinsi/kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan yang memperoleh WTP, dan sisanya sebesar 4 daerah memperoleh
opini Wajar Dengan Pengecualian. Bagi pemerintah daerah, hal ini memperlihatkan
adanya perbaikan opini laporan keuangan di pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Pertanyaan yang timbul adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
implementasi SAP berbasis akrual tersebut. Menurut teori implementasi kebijakan
publik dari George C.Edward (1980) bahwa banyak faktor yang memengaruhi
suatu implementasi kebijakan.
2
Akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Menurut PP 71 Tahun 2010, akuntabilitas pemerintah
merupakan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik. Transparansi pengelolaan keuangan adalah memberikan
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Dalam
penelitian ini, transparansi diukur dengan menggunakan indeks tingkat aksesibilitas
informasi yang digunakan oleh Styles and Tennyson (2007) yang telah dimodifikasi
menurut kondisi di Indonesia (Ratmono, 2013) dan digunakan sebagai alat ukur
transparansi (Adiputra et al., 2018).
Rumusan Masalah
Implementasi kebijakan akuntansi berbasis akrual pada entitas daerah di
Indonesia dimulai pada tahun 2015. Pertanyaan yang kemudian menjadi sasaran
dari penelitian ini adalah apakah determinan yang menjadi penentu keberhasilan
dan dampak dari implementasi akuntansi berbasis akrual pada entitas pemerintah
daerah. Secara spesifik, masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut. Apakah implementasi akuntansi berbasis akrual pada entitas
pemerintah daerah berpengaruh terhadap akuntabilitas pemerintah daerah? Dan
Apakah implementasi akuntansi berbasis akrual pada entitas pemerintah daerah
berpengaruh terhadap transparani pemerintah daerah?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji determinan implementasi akuntansi
basis akrual pada entitas pemerintah daerah sesuai dengan SAP yang berlaku.
Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah
1. Menganalisis pengaruh implementasi akuntansi berbasis akrual terhadap
akuntabilitas pemerintah daerah.
2. Menganalisis pengaruh implementasi akuntansi berbasis akrual terhadap
transparansi pemerintah daerah.
3
Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian ini adalah menghasilkan kajian implementasi kebijakan
publik pada entitas pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam pengambilan
keputusan khususnya dalam pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan
modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih
transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak
sekedar basis kas.
TINJAUAN PUSTAKA
New Public Management Theory
Adopsi NPM di sejumlah Negara OECD terjadi selama tahun 1980-an.
Perubahan dalam manajemen public ini disebut akuntingisasi, menerima doktrin
akuntabilitas publik dan administrasi publik (Hood, 1993). NPM merupakan
teori manajemen publik yang beranggapan bahwa praktik manajemen sektor swasta
adalah lebih baik dari praktik manajemen sektor publik. Oleh karena itu untuk
memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi beberapa praktik dan teknik
menajemen yang diterapkan di sektor swasta, misalnya terkait dengan
mekanisme pasar, kompetisi tender (Compulsory Competitive Tendering) dan
privatisasi perusahaan-perusahaan publik (Hughes, 1998 seperti dikutip oleh
Mahmudi, 2003).
Menurut Bogei (2009:481) dalam Ibrahim (2013) Akuntansi berbasis akrual
merupakan international best practice dalam pengelolaan keuangan modern yang
sesuai dengan prinsip New Public Management (NPM) yang mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Basis akrual mendasarkan
konsepnya pada dua pilar yaitu: Pengakuan pendapatan dan Pengakuan beban.
Teori keagenan
Teori keagenan menjelaskan mengenai dua pihak yang melakukan kesepakatan
atau kontrak yang memiliki permasalahan berupa asimetri informasi. Pada sektor
publik, (pemda) sebagai pihak yang menyelenggarakan pelayanan publik memiliki
informasi lebih banyak sehingga dapat membuat keputusan atau kebijakan yang hanya
mementingkan pemerintah dan penguasa serta mengabaikan kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Bupati dan Wakil Bupati selaku agen yang diamanahi prinsipal
(rakyat) harus mampu mempertanggungjawabkan dan mempertanggungjelaskan
kinerjanya.
Di dalam mengelola amanah, Bupati dan Wakil Bupati adalah pihak yang
terinformasi dari pada prinsipal. Untuk tujuan mekanisme kontrol tentang apa yang
telah dilakukan oleh manajer (Sekertaris Daerah, Kepala SKPD, Kepala SKPKD dan
Kepala Badan-Badan), maka laporan keuangan daerah yang disusun merupakan
mekanisme tanggung jawab dan tanggung jelas terhadap kinerjanya kepada Bupati
sebagai penguasa pengelola keuangan daerah, yang selanjutnya disampaikan sebagai
pertanggungjawaban Bupati kepada rakyat (pemilik). Penyajian informasi yang utuh
dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi dan nantinya menciptakan
akuntabilitas (Nordiawan, 2010). Dengan demikian, maka semakin baik penyajian
laporan keuangan daerah maka semakin transparan pengelolalaan keuangan daerah.
4
Pengembangan Hipotesis
Adopsi NPM di sejumlah Negara OECD terjadi selama tahun 1980-an. NPM
merupakan teori manajemen publik yang beranggapan bahwa praktik manajemen
sektor swasta adalah lebih baik dari praktik manajemen sektor publik. Oleh
karena itu untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi beberapa
praktik dan teknik menajemen yang diterapkan di sektor swasta (Hughes, 1998
seperti dikutip oleh Mahmudi, 2003).
Barrett (2004) mengemukakan bahwa adopsi akrual di sektor publik secara positif
meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabiltas dan pembiayaan program dan
pelayanan yang lebih baik yang disediakan oleh pemerintah. Akuntansi akrual dapat
menghasilkan kualitas informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan dan
mekanisme akuntabilitas. Dengan demikian implementasi akrual dapat meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi
Dalam rangka pengukuran kinerja, informasi berbasis akrual dapat menyediakan
informasi mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena
itu, akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu sarana pendukung yang diperlukan
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pemerintah (KSAP, 2006). Penelitian
Beechy (2007) mengungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan aspek
akuntabilitas. Laporan keuangan dengan basis akrual lebih baik untuk akuntabilitas dan
transparansi. Menurut Guthrie (1998) berdasarkan bukti empirik bahwa implementasi
akuntansi akrual dapat menyediakan pengukuran yang lebih akurat.
H1: Implementasi akuntansi berbasis akrual berpengaruh terhadap
akuntabilitas pada entitas pemerintah daerah
H2: Implementasi akuntansi berbasis akrual berpengaruh terhadap transparansi
pada entitas pemerintah daerah
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable). Sesuai dengan yang telah diuraikan dalam
rumusan masalah, maka variabel bebas dari penelitian adalah variabel Implementasi
Akuntansi Berbasis Akrual sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah
akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris adanya hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan kuesioner yang
didistribusikan kepada penyusun laporan keuangan dari masing-masing SKPD pada
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemerintah Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dipilih menjadi objek
penelitian dengan alasan Pemerintah Daerah tersebut telah menerapkan Akuntansi
Pemerintahan berbasis Akrual sejak tahun 2015. Selain itu, Pemerintah Daerah
tersebut telah menggunakan SIMDA dan telah mengimplementasikan SPIP dalam
pelaksaan kegiatan pemerintahannya. Dan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) telah diadampingi oleh APIP.
Obyek penelitian ini adalah Kabupaten/Kota pada Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk
tahun pertama yang menjadi objek penelitian adalah 10 kabupaten/kota. Tahun kedua,
diperluas obyek penelitian pada 14 kabupaten/kota lainnya di provinsi Sulawesi
5
Selatan. Sehingga tahun kedua, seluruh kabupaten/kota pada Provinsi Sulawesi Selatan.
Populasi penelitian yaitu Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Badan Pengelola Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan dengan Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik sensus.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian merupakan data kuantitatif. Data
ini berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan respoden atas pertanyaan-
pertanyaan yang tertera pada kuesioner. Dalam pemberian skor, peneliti
menggunakan Likert Scale. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Data primer ini diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada
Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) pada Badan Pengelola Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota Sulawesi
Selatan. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian adalah
tinjauan lapangan (field research) dengan memperoleh data langsung di lapangan
melalui kuesioner.
Variabel Transparansi
Variabel transparansi diukur dengan dengan menggunakan indicator komunikasi publik
oleh pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi yang di adopsi dari
Bushman, Piotroski, dan Smith (2003:76) :
Variabel Akuntabilitas
Variabel Akuntabilitas diukur dengan menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari
dimensi Akuntabilitas Publik (Syahrudin Rasul (2002:11). Menurut Syahrudin Rasul
(2002:11), dimensi akuntabilitas terbagi menjadi 5 bagian yaitu: Akuntabilitas hukum
dan kejujuran (accuntability for probity and legality), Akuntabilitas manajerial atau
akuntabilitas kinerja (performance accountability), Akuntabilitas Program,
Akuntabilitas Kebijakan, Akuntabilitas Financial. Pertanyaan kuesioner diadaptasi dari
Nurachman (2019)
6
y = β0 + β1x1 + β2x2 + .... + βmxm + ε
Dengan :
y = Variabel terikat
xm = Variabel bebas
β0 = Konstanta
βm = Koefisien regresi ke-m
ε = Residual
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan
yang terdapat 24 Daerah kabupaten/kota. Diperoleh data sebanyak 180 kuesioner.
Jumlah data tersebut dianggap mampu untuk mewakili pendapat dari masing-masing
daerah. Pengembalian kuesioner ini akan di uji menggunakan SPPS untuk memperoleh
hasil pengujian tiap variabelnya.
Karaketeristik identitas dari 180 responden yang telah mengembalikan
kueseionernya meliputi lama bekerja sebagai pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan keuangan, jenis kelamin, jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan dari
responden
7
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penerapan SAP Berbasis Akrual 180 2.38 5.00 4.1934 .58848
Akuntabilitas Publik 180 3.00 5.00 4.2948 .47214
Transparansi 180 2.86 4.86 4.2825 .37249
Valid N (listwise) 180
Analisis data
Dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling), maka asumsi-
asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu dalam proses pengumpulan dan pengolahan
data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 180
Mean .0000000
Normal Parameters a,b
Std. Deviation .39818853
Absolute .058
Most Extreme Differences Positive .042
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .783
Asymp. Sig. (2-tailed) .572
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
8
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji regresi linear di atas menunjukkan bahwa R square dari variabel
Implementasi SAP Berbasis Akrual adalah 0,289 atau 28,9 % berpengaruh terhadap
variabel Akuntabilitas Publik dan 71,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil uji
regresi linear di atas menunjukkan bahwa:
1. Pengaruh Implementasi SAP Berbasis Akrual terhadap terhadap Akuntabilitas
Publik dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa
Implementasi SAP berbasis akrual berpengaruh terhadap Akuntabilitas Publik.
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear
Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of the Sig. F
Square Square Estimate
1 . 511 . 261 . 257 .32118 .000
a. Predictors: (Constant), Penerapan SAP Berbasis Akrual
b. Dependent Variable: Transparansi
Berdasarkan hasil uji regresi linear di atas menunjukkan bahwa R square dari
variabel Implementasi SAP Berbasis Akrual adalah 0,261 atau 26,1 % berpengaruh
terhadap variabel Transparansi dan 73,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil uji
regresi linear di atas menunjukkan bahwa:
1. Pengaruh Implementasi SAP Berbasis Akrual terhadap terhadap Transparansi
dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa
Implementasi SAP berbasis akrual berpengaruh terhadap Akuntabilitas Publik.
PEMBAHASAN
9
laporan keuangan merupakan aspek akuntabilitas. Laporan keuangan dengan basis
akrual lebih baik untuk akuntabilitas dan transparansi. Menurut Guthrie (1998)
berdasarkan bukti empirik bahwa implementasi akuntansi akrual dapat menyediakan
pengukuran yang lebih akurat.
Implementasi akuntansi berbasis akrual dianggap mampu meningkatkan
akuntabilitas hukum, akuntabilitas manajerial, akuntanbilitas program, akuntabilitas
pekerjaan dan akuntabilitas keuangan dalam suatu entitas pemerintah daerah. hasil
tersebut dikarenakan frekuensi dari responden terhadap indikator penelitian tersebut
berbanding lurus sehingga implementasi akuntansi berbasis akrual dianggap mampu
untuk meningkatkan akuntabilitas dari suatu entitas pemerintah.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang ada, maka saran dalam
penelitian ini adalah:
10
1) Transparansi pengelolaan keuangan pada pemerintah kabupaten/kota dalam
Provinsi Sulawesi Selatan masih perlu ditingkatkan.
2) Variabel dalam penelitian ini, adalah implementasi SAP berbasis akrual,
akuntabilitas dan transparansi. Untuk penelitian selanjutnya, perlu pengembangan
baik dari penambahan variable maupun perubahan posisi variable
Implikasi
Penelitian ini memiliki implikasi kebijakan terkait Implementasi akuntansi berbasis
akrual bagi pemerintah daerah kabupaten/kota yang ada, khususnya pemerintah
kabupaten/kota pada Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, penelitian ini diharapkan
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pada pemerintah
daerah Sulawesi Selatan.
Hasil dari penelitian ini berimplikasi pada pengembangan teori dan ilmu
pengetahuan, khususnya teori akuntansi keuangan dan teori akuntansi keprilakuan pada
sektor publik.
DAFTAR PUSTAKA
11
10. Edward III, George C (1980),” Implementing Public Policy”, Congressional
Quarterly Press, Washington (1991)
11. Erawati, T., & Kurniawan: Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual: kajian
dari aspek keperilakuan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.
https://doi.org/10.24914/jeb.v21i2.1795 (2018).
12. Ghifari, Umar Kholifa Al. 2016. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Pada Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (Studi Kasus pada Laporan Keuangan Kementerian
Keuangan). Skripsi. Tangerang Selatan : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
13. Ghozali, Imam : Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang (2013).
14. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintahan
15. Ismail, Juniati: Faktor-faktor yang Memengaruhi Implementasi SAP Berbasis
Akrual Di Pemerintahan Gorontalo, Thesis S2 Program Magister Akuntansi
FEB Unhas, Makassar, tidak dipublikasikan (2016)
16. Manullang, Octrina Elizabet..: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Daerah Kota
Tebing Tinggi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating.
Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. (2016)
19. Nurillah, As Syifa dan Muid, Dul. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD),
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD
Kota Depok), Diponegoro Jurnal of Accounting, Vol 3 Nomor 2 (2014)
21. Raharjo, Eko : Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif Akuntansi.
Fokus Ekonomi. Vol. 2 No. 1 Juni 2007:37-46 (2007).
22. Stamatiadis, F., Eriotis, N. And Vasiliou, D.: “Assessing Accrual Accounting
Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation”.International
Journal of Economic Science and Applied Research, 4, 1, pp 1536184 (2009)
12
23. Septarini, Dina Fitri.: Interaksi Komitmen Organisasi terhadap Faktorfaktor
yang Memengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal
Ilmu Ekonomi & Sosial Vol. VII No.2. Oktober 2016 (2016).
25. Sekaran U and Bougie R : Research method for business: A skill building
approach. John Wiley and Sons, Hoboken, USA. (2016).
27. Tarigan, Erwinton Putra Antonius dan Nurtanzila, Lastria: Standar Akuntansi
Pemerintahan dalam Mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah. JKAP (Jurnal Kebijakan Dan Administrasi Publik) Volume
17 No. 1, ISSN 0852-9213. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
(2013).
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238 tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Standar Akuntansi Pemerintahan
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
31. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
32. Prasetya, Inda. Skripsi: Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Skripsi,
Universitas Sumatera Utara (2014)
33. Yuliani, Syafrida: Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem
Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit Terhadap
Kualitas Laporan Keungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah
Kota Banda Aceh). Jurnal telaah dan riset akuntansi Vol 3 No 2 hal 206-220
(2010).
34. Nurachman, D. A. (2019). the Effect of Accountability and Financial
Accounting System on the Quality of Financial Statements. Jurnal Apresiasi
Ekonomi, 7(3), 232–246. https://doi.org/10.31846/jae.v7i3.252
35. Oktavianti, L. (2017). Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi dan
Ketersediaan Infrastruktur terhadap Implementasi Standar Akuntansi berbasis
Akrual di Kabupaten Bengkulu Tengah [Universitas Bengkulu].
http://repository.unib.ac.id/15757/.
13
14