Anda di halaman 1dari 19

Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)

Vol. 2, No. 3 (2015)

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR


PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR

Desi Apriani
Retno Murni Sari

STIE Kesuma Negara Blitar

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran kas
yang tepat agar realisasi pengeluaran tidak melebihi anggaran. Penelitian ini dilakukan
di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar Jl. Kalimantan no 46 Kota Blitar. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus artinya melihat secara langsung
bagaimana keadaan perusahaan yang dijadikan obyek penelitian guna memperoleh
informasi dan data-data yang dibutuhkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
analisis varian. Hasil penelitian menunjukan terdapat varian yang tidak
menguntungkan di tahun 2012. Terjadi defisit sebesar Rp. 469.173.589 dikarenakan
adanya pengeluaran yang melebihi anggaran. terdapat pengeluaran lain lain sebesar Rp.
221.145.000 dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran lain lain. Dan pendapatan Di
tahun 2012 ini anggaran lebih besar dibandingkan realisasi. Namun secara keseluruhan
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 varian yang tidak menguntungkan ini lebih kecil
dibanding varian yang menguntungkan dari penerimaan dan pengeluaran. Saran dari
peneliti ini adalah Perusahaan sebaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan
prosedur yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses
pelaksanaannya dan realiasinya saja. Perusahaan dalam menyusun anggaran sebaiknya
menambahkan anggaran untuk pengeluaran lain lain untuk tahun-tahun berikutnya.

Kata Kunci : Anggaran Kas, Pengendalian Biaya, dan Analisis Varians

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti membutuhkan modal untuk memenuhi segala
kebutuhan pembelanjaannya. Kas adalah kekayaan perusahaan yang merupakan
salah satu unsur modal kerja yang sangat penting dalam membiayai operasi
perusahaan serta merupakan modal yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas
menempati kedudukan yang sentral dalam usaha untuk menjaga kelancaran
operasi perusahaan, maka perencanaan serta pengendalian terhadap anggaran
kas sangat diperlukan untuk dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan manufaktur
akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa.
PDAM Kota Blitar merupakan perusahaan yang bertujuan untuk
menyediakan bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai
serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah dibidang
air minum dalam rangka menunjang pembangunan. Hal tersebut membuat
perusahaan tersebut dipilih karena mempunyai berbagai aktivitas dan juga
konsumsi biaya yang amat besar. Keefektifan anggaran merupakan ukuran
keberhasilan organisasi dalam melakukan penghematan terhadap keuangan
organisasi. Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan
manufaktur akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa. Perusahaan

422
ISSN: 2407-2680

dagang sendiri memiliki beberapa jenis anggaran, salah satunya yaitu anggaran
kas.
Lemahnya perencanaan anggaran di PDAM kota Blitar ini pada akhirnya
akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja perusahaan.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus
dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi penyimpangan.Perbaikan di
segala bagian dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik.Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk melihat proses penggunaan karena pengelolaan
ssangat berperan penting dalam operasional perusahaan agar berjalan dengan
baik.
Di tahun 2012 terjadi defisit di PDAM kota Blitar ini sebesar Rp. 469.173.589
dikarenakan pengeluaran tidak terkendali. Lemahnya pengendalian biaya pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja
perusahaan. Proses penyusunan anggaran haruslah dianalisis guna mengetahui
kuat atau tidaknya unsur pengendalian biaya. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk melihat proses penyusunan karena pengelolaan kas sangat
berperan penting dalam operasional perusahaan agar berjalan dengan baik.

Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan anggaran kas yang tepatagar realisasi tidak
melebihi dana kas yang dianggarkan?

Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan anggaran kas yang tepat agar realisasi tidak m-elebihi dana kas
yang dianggarkan.

Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mngenai
Penggunaan anggaran serta mengetahui pengendalian biaya perusahaan,
terutama pada anggaran kas.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam
Penggunaan anggaran kas sebagai tolok ukur pengendalian biaya dalam
Suatu perusahaan atau bidang usaha.
3. Bagi Lembaga
Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai
pelengkap bagi penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi sebuah acuan
pada proses belajar mengajar.

LANDASAN TEORI
Hasil Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang sekiranya memilih topik yang sama dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan Titien Anggraini (2009) melakukan
penelitian dengan judul “Peranan Anggaran Biaya Operasional sebagai alat
perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana Malang”
denganvariabel:

423
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

a. Anggaran Biaya Operasional


b. Perencanaan dan pengendalian
Kesimpulan yang didapat:
Anggaran biaya operasional pada perusahaan belum berperan sebagai alat
perencanaan dan pengendalian, karena terdapat penyimpangan antara
anggaran biaya operasional dengan realisasinya.
2. Wijayanti (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Anggaran
Biaya Proyek Sebagai alat Pengendalian pada PT Anugerah Perdana Mandiri
Malang”. Dengan variabel:
a. Anggaran Biaya Proyek
b. Pengendalian
Kesimpulan yang di dapat:
Anggaran biaya proyek yang disusun belum berfungsi dengan baik sebagai
alat pengendalian biaya karena jumlah realisasi biaya yang dikeluarkan
untuk proyek ini melebihi besarnya anggaran yang ditetapkan.
3. Desyana Hertanti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Penyusunan Anggaran Kas Dalam Meningkatkan Perencanaan Keuangan PT.
PLN Bandung” dengan variabel:
a. Anggaran Kas
b. Perencanaan Keuangan
Kesimpulan yang di dapat:
Anggaran kas disusun berdasarkan anggaran operasi dan investasi yang telah
lebih dulu disusun dalam RKAP.PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan
Jaringan menyusun anggaran dengan metode buttom-up yang dalam
penyusunan anggarannya melibatkan manajer, asisten manajer dan
supervisor masing-masing unit. Selama periode berjalan maka akan disusun
SKKO yang memberikan rincian progres dari pelaksanaan anggaran kas.
Evaluasi Anggaran dilakukan setiap bulan dengan cara membandingkan
target kinerja dan realisasi pencapaian Kinerja secara bulanan.

Anggaran
1. Pengertian Anggaran
a. Anggaran menurut Samryin (2012:202) adalah pernyataan kuantitaif dalam
unit moneter tentang suatu rencana kegiatan yang sekaligus berfungsi
sebagain alat bantu untuk mengoordinasikan implementasi rencana
tersebut.
b. Anggaran menurut Nafarin (2008:12) adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
2. Tujuan Anggaran
a. Tujuan anggaran menurut Hansen dan Mowen (2007:115) antara lain:
1) Anggaran mendesain para manajer untuk membuat rencana
2) Anggaran menberikan informasi sumberdaya yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
3) Anggaran membantu pengunaan sumber daya para pegawai dalam
meletakan tolak ukur yang digunakan untuk evaluasi kinerja
selanjutnya.
4) Anggaran meningkatkan komunikasi dan kondisi

424
ISSN: 2407-2680

b. Tujuan Anggaran Menurut Mulyadi (2005:503) adalah :


1) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
2) Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan
3) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4) Merasionalkan sumber dana dan investasi dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
5) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran,
lebih jelas dan nyata terlihat.
6) Menampung dan menganalisis serta memutusakan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
3. Karakteristik Anggaran
Karakteristik Anggaran menurut Ahmad (2014:184) adalah:
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya
berasal dari angka yang bukan satuan keuangan (misalnya unit terjual dan
jumlah produksi).
b. Mencakup kurun waktu satu tahun atau dalam periode tertentu lainnya.
c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk
menerima tanggung jawab untuk mencapai ssaran yang telah dianggrakan.
4. Kegunaan Anggaran
Anggaran mempunyai tiga kegunaan penting yaitu:
a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat di proyektir
sebelum rencana itu dilaksanakan apabila terdapat alternatif-alternatif,
maka manajemen dapat memilih mana yang paling baik.
b. Dalam membuat anggaran diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai
setiap tindakan yang akan dilakukan. Penyelidikan yang demikian akan
sangat berguna walaupun seandainya manajemen memutuskan untuk
tidak meneruskan rencana semula
c. Jika bekerja dengan menggunakan budget, maka kita menetapkan patokan
untuk prestasi, dan berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik
buruknya prestasi yang dihasilkan.

Anggaran Kas
1. Pengertian Anggaran Kas
a. Menurut Nafarin (2013:307) Anggaran kas adalah anggaran yang
menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan
kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan
arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan) sehinnga
tampak kelebihan atau kekurangan kas,dan saldo kas selama periode
tertentu dari suatu organisasi.
b. Menurut Warindrani (2006:85) Anggaran kas di gunakan untuk
mengetahui kapan kekurangan dan kelebihan kas terjadi sehingga manajer
dapat merencanakan kapan saat yang tepat untuk meminjam dan
membayar utang.
c. Menurut Abdullah (2008:378) Anggaran kas menggambarkan rencana
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode anggaran. dalam kas
untuk satu periode dan kebutuhan dan yang baru.

425
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

d. Menurut Widodo (2008:122) Anggaran kas menggambarkan suatu rencana


yang terperinci tentang arus kas masa depan dan terdiri dari empat unsur
yaitu penerimaan kas, pengeluaran kas, perubahan kas, perubahan bersih
dalam kas untuk satu periode dan kebutuhan dan yang baru.
2. Pengelompokan Anggaran Kas
Menurut Saputro (2004:74) terdapat anggaran kas yang diperlukan oleh
perusahaan yaitu:
a. Anggaran kas jangka pendek
Merupakan alat operasional pengendalian sehari-hari yang biasanya
berupa rencana tahuna, oleh sebab itu anggarann kas jangka pendek sering
disebut anggaran tahunan.
b. Anggaran kas jangka panjang
Anggaran ini mempunyai jangka waktu lima tahun sampai sepuluh tahun.
Bilamana menyusun rencana jangka panjang, maka jangka waktu anggaran
kas jenis ini di sesuaikan dari rencana tahapan jangka panjang tersebut.
3. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran Kas
Tahap-tahap penyusunan anggaran kas Menurut Riyanto (2004:97) adalah:
a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi
perusahaan. Transaksi-transaksi pada tahap ini merupakan transaksi
operasi. Pada tahap ini diketahui adanya defisit atau surplus karena
rencana operasinya perusahaan.
b. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dan atau kredit dari bank
atau sumber-sumber dan lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit
kas karena rencana operasi perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran
bunga kredit beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi
disini merupakan transaksi finansial.
c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan peneriman dan pengeluaran
setelah adanya transaksi finansial, dan budget kas yang final ini
merupakan gabungan dari transaksi operasi dan transaksi finansial yang
menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas.

Pengendalian Biaya
1. Pengertian Pengendalian
a. Menurut Welsch, Hilton, Gordon (2010:7) Pengendalian adalah suatu
proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang
memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan pada dasarnya,
pengendalian mengukur kinerja dengan membandingkan hasil aktual
dengan hasil yang direncanakan dan mengukur penyimpangan yang
terjadi. Apabila terjadi penyimpangan harus dilihat apa penyebab dan
tindakan perbaikan yang perlu diambil.
b. Menurut R.A Supriyono (20011:8) Pengendalian merupakan proses yang
digunakan untuk menjamin agar para pelaksanaan bekerja dengan efektif
dan efesien dalam rangka mencapai tujuan bagian organisasi yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
c. Menurut Sondang Giagian (2009:45) pengendalian biaya adalah proses atau
usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan, system informasi umpan balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai

426
ISSN: 2407-2680

dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara


efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.
2. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian menurut umar (2004:142) sebagai salah satu faktor
manajemen, hendaknya juga diaalisis untuk mendapatkan jawaban apakah
dari sisi ini rencana manajemen untuk pembangunan maupun
pengimplementasian bisnis dinyatakan layak atau sebaliknya.
3. Proses pengendalian Menurut Welsch, Hilton, Gordon (2008:30) adalah
sebagai berikut:
a. Kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual. Hasil yang
direncanakan dan selisih antara keduanya.
c. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.
d. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses disuatu
bidang tertentu.
4. Analisis Varians (Selisih)
Menurut Samryn (228:2012) Varians adalah selisih antara harga dan kuantitas
standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya. Dalam melakukan
analisis varian akan dihasilkan penyimpangan antara anggaran dan realisasi.
Penyimpangan atau variansi tersebut ada yang bersifat Favorable dan
Unfavorable. Dalam menentukan Favorable dan Unfavorable terdapat perbedaan
yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan
apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi
menguntungkan atau Favorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari
realisasi maka penyimpangan tersebut merugikan atau Unfavorable. Namun
hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari
realisasi maka prnyimpangan merugikan. Sedangkan apabila anggaran lebih
besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut menguntungkan.

Hubungan Antara Anggaran Kas dengan Pengendalian Biaya


Hubungan anggaran kas dengan pengendalian biaya adalah anggaran kas
merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang
akan datang. Sedangkan pengendalian biaya merupakan alat untuk memonitor
pelaksanaannya. Dengan kata lain bahwa pengendalian itu merupakan kekuatan
untuk mengarahkan yang diciptakan untuk mengoreksi penyimpangan atau
varian dari arah yang telah diciptakan dan mengadakan perbaikan terhadap
pelaksanaannya.

METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Anggaran Kas
Anggaran Kas adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akandatang.

427
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

2. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya adalah proses atau usaha yang sistematis dalam
penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, system informasi
umpan balik, membandingkan pelaksanaannya dengan perencanaan
menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga
tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.

Populasi Penelitian dan Sampel


Untuk memecahkan masalah lebih terarah maka peneliti menentukan
populasi dan sampel untuk kegiatan penelitian ini. Peneliti memilih populasi
seluruh data anggaran. Sedangkan sampel yang digunakan adalah laporan
anggaran kas tahun 2009 sampai 2013.

JenisPenelitian
1. Jenis penelitian adalah kuantitatif karena data yang diperoleh dari PDAM
bersifat sistematis dan berupa angka-angka yang berhubungan dengan
masalah yang diajukan oleh penulis.
2. Jenis data yang digunakanadalah data primer yaitu data yang langsung
diperoleh dari PDAM berupa laporan anggaran kas.

Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian
antara lain:
1. Dokumentasi
Peneliti mendapatkan data berupa dokumen-dokumen tertulis yang berupa
laporan anggaran kas pada PDAM Kota Blitar.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
dengan cara mengadakan pengamatan-pengamatan dan pencatatan-
pencatatan terhadap obyek penelitian.
3. Wawancara
Peneliti melakukan dialog secara langsung dengan bagian Akuntansi pada
PDAM Kota Blitar mengenai proses penggunaan anggaran kas.
Teknik Analisa Data
1. Melakukan analisis kuantitatif pada laporan anggaran dan realisasi kas
perusahaan.
2. Melakukan analisis pengendalian biaya dengan metode analisis varian atau
analisis penyimpangan. Dengan rumus sebagai berikut:
Penyimpangan (Rupiah) = Realisasi – Anggaran

Persentase Penyimpangan (%) = Realisasi – Anggaran x 100%


Anggaran

3. Mengambil kesimpulan dari analisa data.

428
ISSN: 2407-2680

Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu untuk penelitian selama 6 bulan, mulai bulan Desember 2014 sampai
dengan bulan Mei 2015 dan lokasi penelitian pada PDAM Kota Blitar dengan
alamat Jl. Kalimantan no. 46 Kota Blitar.

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Sejarah Perusahaan
Berdasarkan peraturan Daerah Kota Blitar no 39 tahun 1989 tentang
pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar, pada dasarnya bahwa
bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah pokok pokok
kemakmuran rakyat. Oleh sebab itu dengan demikian meningkatnya
perkembangan kebutuhan air minum bagi masyarakat Kota Blitar, maka
pengelolaan air minum yang semula dilaksanakan oleh Badan Pengelola Air
Minum (BPAM) Kota Blitar yang telah dibentuk bedasarkan Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 141/KPTS/CK/X/1982 selanjutnya perlu
dialihkan statusnya menjadi suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang
berdiri sendiri. Hal tersebut dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari upaya
pelaksanaan. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1975, bahwa
pengelolaan air minum lebih diarahkan kepada terwujudnya usaha memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat, sehinga benar-benar menjadi Perusahaan
Daerah Air Minum yang mampu berdiri sendiri dalam usaha memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat, menyelenggarakan kemanfaatan umum serta
membina dan memupuk pendapatan bagi pemerintah daerah.
Perusahaan Air Minum Kota Blitar telah berdiri sendiri sekitar pertengahan
bulan Juli tahun 1998, alih status pengelola dan pendirian PDAM Kota Blitar
perlu dilakukan mengingat BPAM Kota Blitar telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku, terutama Surat
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 23
Jaunuari 2984 Nomor 26/KPTS/1984 tentang prosedur pengusulan pengadaan
proyek air bersih pengelolaan sementara dan penyerahan pengelolaannya.
bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut di atas, maka perlu ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Blitar dengan pedoman pada pasal 59 Undang
undang Nomor 5 tahun 1974 dan Undang undang Nomor 6 tahun 1962. PDAM
Kota Blitar sebagai BUMD Pemerintah Kota Blitar yang bertugas penyedia
sarana air bersih bagi masyarakat Kota Blitar adalah memiliki peranan yang
cukup penting sebagai dari Pemerintah Kota Blitar dalam melaksanakan
program program pembangunan yang sudah disusun dalam RENSTRA dan
RAPERDA Kota Blitar tanpa meninggalkan fungsinya sebagai profit and
invedment center. Daripada itu ,anatomi PDAM Kota Blitar sebagai perusahaan
diperlukan sebagai alat dalam mengenal dan mnengetahui PDAM secara
menyeluruh. Anatomi perusahaan ini dalam bentuk Compeny Profile PDAM Kota
Blitar.
1. Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Pokok PDAM
a. Kedudukan
Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat dengan PDAM
adalah suatu perusahaan yang dibentuk Badan hukum milik Pemerintah
Daerah Tingkat II Kota Blitar dipimpin oleh sutau Direksi yang dibantu
oleh 2 orang Direktur Bidang.

429
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

b. Fungsi PDAM
Dalam melaksanakan tugas pokoknya PDAM melakukan fungsi-fungsi
sebagai berikut :
1) Pelayanan umum / jasa
2) Mengatur menyempurnakan dan mengawai pemakaian air minum
secara merata dan efisien.
3) Menyelenggarakan pengaturan untuk mencegah adanya pengambilan
air minum secara liar
4) Menyelenggarakan pelayanan air minumkepada masyarakat secara
tertib dan teratur.
5) Memupuk pendapatan.
c. Tugas pokok PDAM
Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum adalah mengelola,
memberikan pelayanan air minum serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat prinsip ekonomi perusahaan.
2. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar menentukan lokasi di tempat
yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas yaitu di Jalan Kalimantan No.
46 Kelurahan Sananwetan dan kecamatan Sananwetan Kota Blitar.
3. Visi dan Misi PDAM
Visi yang diemban oleh perusahaan yang digunakan sebagai landasan
operasionalnya adalah sebagai berikut:
Mampu menjalankan fungsi Sosial dan funsi Perusahaan yang merupakan
perwujudan peranan PDAM sebagai BUMD milik Pemerintah Kota Blitar.
Sedangkan Misi yang harus dilaksanakan oleh PDAM Kota Blitar yang
berguna sebagai Frame Work pencapaian tujuan Perusahaan adalah sebagai
berikut:
Melakukan pelayanan penyediaan sarana air bersih yang mempunyai standar
kesehatan bagi masyarakat Kota Blitar dengan penerapan profesionalisme
dalam pelaksanaan tugas.
4. Personalia
Kuantitas dan kualitas karyawan
Jumlah karyawan yang terlibat dalam kegiatan usaha perusahaan Daerah Air
Minum Kota Blitar adalah 62 orang.

Hasil Analisa Data


1. Analisa Kuantitatif
Anggaran dan realisasi kas pada Perusahaan Daerah Air Minum Blitar
sebagai berikut:

Tabel 1.
2009 2010
Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Penerimaan
1. Penerimaan 2.495.786.3 3.184.345. 3.794.427.42 4.635.498.66
Opr
2. Penerimaan
Non Opr
a. Smbungan 244.200.00 300.000.00 838.500.00 74.967.72

430
ISSN: 2407-2680

baru
b. Non Air 34.340.00 315.804.40 40.925.000 100.000.00
lainnya
c. Penerimaan 4.515.803.2 4.000.000.0 225.388.0 100.000.0
lain-lain
Jumlah 7.290.129.5 7.800.149.805 4.899.240.4 4.910.466.389
penerimaan
Pengeluaran
1.Pengeluaran 2.117.984.855 2.156.981.800 3.059.481.284 4.638.891.866
Opr
2.Pengeluaran - 2.295.300 555.061. 441.788
Non Opr
3.Pengeluaran - - 77.145.000 -
lain lain
4. Investasi 1.895.326.000 2.615.415.000 785.400.000 93.396.910

5. Investasi 244.200.000 - 467.491.000 -


pmsngan SR

6.Bunga Angsrn 2.442.987.245 -

Jumlah 6.700.498.100 7.067.696.800 4.944.578.284 4.732.730.564


pengeluaran
Sumber Data: Laporan Anggaran Kas PDAM Kota Blitar (Diolah)

Tabel 2.
2011 2012
Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Penerimaan
1.Penerimaan 1.853.697.540 2.745.896.777 4.527.014.110 4.673.852.425
Opr
2.Penerimaan
Non Opr
a.Sambungan 1.677.000 300.000 1.650.000 26.000.000
baru
b. Non Air 50.706.00 18.326.826 65.800.000 545.329
lainnya
c.Penerimaan 439.987.164 100.000.000 275.640.000 30.000.000
lain-lain
Jumlah 4.021.390.704 3.164.233.603 6.518.454.110 4.899.240.490
penerimaan

431
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

Pengeluaran
1.Pengeluaran 1.096.677 2.403.032 3.415.33 5.819.38
Opr
2.Pengeluaran 900.000. 1.595.745 900.000 3.712.49
Non Opr
3.Pengeluaran - - - 221.145.000
lain lain
4. Investasi 129.497.0 275.970.85 392.200. 556.907

5. Investasi 677.000.000 - 1.000.000.000 -


pemasangan
SR
6. Bunga 1.905.941.346 80.000.000 1.403.550.777 80.000.000
Angsuran
Jumlah 3.810.015.944 2.760.599.216 6.211.981.357 6.681.154.946
pengeluaran

Tabel 3.
2013
Uraian
Anggaran Realisasi
Penerimaan
1. Penerimaan Opr 4.573.955.485 499.771.850
2. Penerimaan Non Opr
a. Sambungan baru 1.650.000 479.004
b. Non Air lainnya 59.743.140 4.000.000
c. Penerimaan lain-lain 2.901.512.000 3.000.000
Jumlah penerimaan 9.185.210.625 457.250.854
Pengeluaran
1. Pengeluaran Opr 4.034.472.194 420.421.239
2. Pengeluaran Non Opr 4.200.000 853.857
3. Pengeluaran lain lain - -
4. Investasi 3.209.712.000 13.761.846
5. Investasi pemasangan SR 1.474.000.000 -
6. Bunga Angsuran 984.126.384 -
Jumlah pengeluaran 9.706.510.578 435.036.942

Analisis Pengendalian Biaya Dengan Metode Analisis Varian atau Analisis


Penyimpangan
1. Analisis Data
a. Tahun 2009
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan = Realisasi –Anggaran
y= a-b
y = 7.800.149.805 - 7.290.129.545
= 510.020.260 (Menguntungkan)

432
ISSN: 2407-2680

Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 7.800.149.805 -7.290.129.545 x 100%
7.290.129.545
= 0,6 %
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan= Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 7.067.696.800 – 6.700.498.100
= 367.198.700 (Merugikan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 7.067.696.800 - 6.700.498.10 x 100%
6.700.498.100
= 0,5%
b. Tahun 2010
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 4.910.466.389 – 4.899.240.490
= 11.225.899 (Menguntungkan)

Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%


y = a – b x 100%
b
y = 4.910.466.389– 4.899.240.490 x 100%
4.899.240.490
= 0,1%
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 4.732.730.564 – 4.944.578.284
= 211.847.720 (Menguntungkan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 4.732.730.564 - 4.944.578.284 x100%
4.944.578.284
y = 0,4 %

433
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

c. Tahun 2011
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 3.164.233.603 - 4.021.390.704
= 857.157.101 (Merugikan)
Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 3.164.233.603-4.021.390.704 x100%
4.021.390.704
= 0,2%
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan= Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 2.760.599.216 - 3.810.015.944
= 1.049.416.728 (Menguntungkan)
Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y =2.760.599.216-3.810.015.944 x 100%
3.810.015.944
y = 0,2%
d. Tahun 2012
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 4.899.240.490 - 6.518.454.110
= 1.619.213.620 (Merugikan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 4.899.240.490-6.518.454.110 x 100%
6.518.454.110
= 0,2%
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 6.681.154.946 - 6.211.981.357
= 469.173.589 (Merugikan)
Persentase penyimpangan = Realisasi-Anggaran x100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b

434
ISSN: 2407-2680

y = 6.681.154.946 - 6.211.981.357 x 100%


6.211.981.357
= 0,7 %.
e. Tahun 2013
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 457.250.854 - 9.185.210.625
= 8.727.959.771 (Merugikan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 457.250.854 - 9.185.210.625 x 100%
9.185.210.625
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y =.435.036.942 - 9.706.510.578
= 9.271.473.636 (Menguntungkan)
Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 435.036.942 - 9.706.510.578 x 100% = 0.9 %
9.706.510.57

Analisis Pembahasan
1. Tahun 2009
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 7.800.149.805 dan anggaran sebesar
Rp. 7.290.129.545.maka terdapat varian yang menguntungkan (Favorable)
sebesar Rp. 510.020.260 . dikarenakan pendapatan lebih besar di
bandingkan anggaran. Dari penerimaan Operasional selisih antara
anggaran dan realisasi sebesar Rp. 2.934.766.770 yaitu dari anggaran
penerimaan operasional sebesar Rp. 2.495.786.30 dan realisasinya sebesar
Rp. 3.184.427.425. dan penerimaan operasional yang terdiri dari
sambungan baru selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp. 55.800.000
anggaran sambungan baru sebesar Rp.244.200.000 dan realisasinya sebesar
Rp.300.000.000 . kemudian Non air lainnya selisih antara anggaran realisasi
sebesar Rp.281.464.405. anggaran non air lainnya sebesar Rp. 34.340.000
dan realisasinya sebesar Rp. 315.804.405 . Persentase penyimpangan
sebesar 0,6%.
b. Pengeluaran
Pada tahun 2009 pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 7.067.696.800 dan
anggaran sebesar Rp. 6.700.498.100 .maka terdapat varian yang merugikan
(Unfavorable) sebesar Rp. 367.198.700 dikarenakan pengeluaran lebih besar
dibandingkan anggaran. Dari pengeluaran operasional selisih antara

435
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

anggaran dan realisasi sebesar Rp. 38.996.945.anggaran pengeluaran


operasional sebesar Rp. 2.117.984.885 dan realisasi pengeluaran
operasional sebesar Rp. 2.156.981.800. realisasi pengeluaran non
operasional sebesar Rp. 2.295.300.000. dan tidak ada dana yang
dianggarkan dalam pengeluaran non operasional. Kemudian dari investasi
selisih antara anggaran dan realisasi sebesar Rp. 720.089.000.antara lain
anggaran invesatasi sebesar Rp. 1.895.326.000 dan realisasi sebesar Rp.
2.615.415.000. Persentase penyimpangan sebesar 0,5 %.
2. Tahun 2010
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 4.910.466.389 dan anggaran sebesar
Rp. 4.899.240.490. Terdapat varian yang menguntungkan (Favorable)
sebesar Rp. 11.225.899 dikarenakan pendapatan lebih besar dibandingkan
anggaran.Dari penerimaan operasional selisish antara anggaran dan
realisasi sebesar Rp. 841.071.238.antara lain anggaran penerimaan
operasional sebesar Rp. 3.794.427.425 dan realisasi penerimaan operasional
sebesar Rp. 4.635.498.663. dari penerimaan Non Operasional, Non air
lainnya selisih antara anggaran dan realisasi sebesar Rp. 59.075.000.
anggaran non air lainnya sebesar Rp. 40.925.000 dan realisasi sebesar Rp.
100.000.000. Persentase penyimpangan sebesar 0,1 %.
b. Pengeluaran
Pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 4.732.730.564 dan anggaran sebesar
Rp. 4.944.578.284.terdapat varian yang menguntungkan (Favorable) sebesar
Rp.211.847.720. terdapat anggaran pengeluaran lain-lain sebesar Rp.
555.061.000 dan tidak ada realisasi dari pengeluaran lain-lain pada tahun
ini. Dan anggaran investasi sebesar Rp. 77.145.000 dan tidak ada realisasi
dari invesatsi untuk tahun ini.Kemudian anggaran bunga angsuran sebesar
Rp. 467.491.000 dan tidak ada realisasi dari bunga angsuran untuk tahun
ini. Persentase penyimpangan sebesar 0,4 %.
3. Tahun 2011
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 3.164.233.603 dan anggaran sebesar
Rp. 4.021.390.704 terdapat varian yang merugikan (Unfavorable) sebesar
Rp. 857.157.101. dikarenakan anggaran lebih besar dari pendapatan. Dari
penerimaan operasional terdiri dari sambungan baru, selisih antara
anggaran dan realisasi sebesar Rp. 1.377.000.000.antara lain anggaran
sambungan baru sebesar Rp. 1.677.000.000 dan realisasi sambungan baru
sebesar Rp. 300.000.000. selanjutnya Non air lainnya, selisih antara
anggaran dan realisasi sebesar Rp. 32.379.174 antara lain anggaran Non
air lainnya sebesar Rp. 50.706.000 dan realisasi non air lainnya sebesar Rp.
18.326.826. Kemudian dari penerimaan lain-lain, selisih anggaran dan
realisasi sebesar Rp. 339.987.164 antara lain anggaran penerimaan lain-lain
sebesar Rp. 439.987.164 dan realisasi penerimaan lain-lain sebesar Rp.
100.000.000. Persentase penyimpangan sebesar 0,2 %.
b. Pengeluaran
Pada tahun 2011 pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 2.760.599.216 dan
anggaran sebesar Rp. 3.810.015.944. terdapat varian yang menguntungkan
(Favorable) sebesar Rp. 1.049.416.728 dikarenakan anggaran lebih besar dari
pengeluaran. Dari investasi pemasangan SR anggaran sebesar Rp.

436
ISSN: 2407-2680

677.000.000 dan tidak ada pengeluaran untuk investasi pemasangan SR.


dari dari bunga angsuran selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp.
1.825.941.346 .antara lain anggaran sebesar Rp. 1.905.941.346. dan realisasi
sebesar Rp. 80.000.000. Persentase penyimpangan sebesar 0,2 %.
4. Tahun 2012
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 4.899.240.490 dan anggaran sebesar
Rp. 6.518.454.110.terdapat varian yang merugikan (Unfavorable) sebesar
Rp. 1.619.213.620 dikarenakan anggaran lebih besar dari pendapatan
sesungguhnya. Dari penerimaan Non Operasional terdiri dari sambungan
baru, selisih antara anggaran dan realisasi sebesar Rp. 1.624.0000 antara
lain anggaran sambungan baru sebesar Rp. 1.650.000.000 dan realisasi
sambungan baru sebesar 26.000.000. selanjutnya Non air lainnya selisih
antara anggaran dan realisasi sebesar Rp. 65.254.621. antara lain anggaran
non air lainnya sebesar Rp. 65.800.000 dan realisasi sebesar Rp. 545.329.
kemudian dari penerimaan lain-lain selisih anggaran dan realisasi sebesar
Rp. 245.640.000 antara lain anggaran penerimaan lain-lain sebesar Rp.
275.640.000 dan realisasi penerimaan lain-lain sebesar Rp. 30.000.000.
Persentase penyimpangan sebesar 0,2%.
b. Pengeluaran
Pada tahun 2012 pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 6.681.154.946 dan
anggaran sebesar Rp. 6.211.981.357 terdapat varian yang merugikan
(Unfavorable) sebesar Rp. 469.173.589 dikarenakan pengeluaran lebih besar
dari anggaran. Dari pengeluaran operasional selisih antara anggaran dan
realisasi sebesar Rp. 2.404.059.248.diantara lain anggaran pengeluaran
operasional sebesar Rp. 3.415.330.580 dan realisasi pengeluaran operasional
sebesar Rp. 5.819.389.828. selanjutnya dari pengeluaran non operasional
selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp. 2.812.490. antara lain anggaran
sebesar Rp. 900.000 dan realisasi sebesar Rp. 3.712.490. selanjutnya realisasi
pengeluaran lain lain sebesar Rp. 221.145.000 dam tidak ada anggaran di
pengeluaran lain lain. Selanjutnya investasi, selisih anggaran dan realisasi
sebesar Rp. 164.707.621.antara lain anggaran investasi sebesar Rp.
392.200.000 dan realisasi sebesar Rp. 556.907.621 . Maka dari itu terjadi
defisit di tahun 2012 ini. Persentase penyimpangan sebesar 0,8%.
5. Tahun 2013
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 457.250.854 dan anggaran sebesar Rp.
9.185.210.625 terdapat varian yang merugikan (Unfavorable) sebesar Rp.
8.727.959.771 .dikarenakan anggaran lebih besar dari pendapatan
sesungguhnya. Dari penerimaan operasional selisih antara anggaran dan
realisasi sebesar Rp. 4.074.183.635.antara lain anggaran penerimaan
operasional sebesar Rp. 4.573.955.485 dan realisasi penerimaan operasional
sebesar Rp. 499.771.850. selanjutnya dari penerimaan non operasional
terdiri dari sambungan baru, selisih antara anggaran dan realisasi sebesar
Rp. 1.649.520.996 antara lain anggaran sambungan baru sebesar Rp.
1.650.000.000 dan realisasi sambungan baru sebesar Rp. 479.004.
selanjutnya non air lainnya, selisih antara anggaran dan realisasi sebesar
Rp. 55.743.140 antara lain anggaran non air lainnya sebesar Rp. 59.743.140
dan realisasinya sebesar Rp. 4.000.000. kemudian penerimaan lain-lain,

437
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp. 2.898.512.000. antara lain


anggaran penerimaan lain-lain sebesar Rp. 2.901.512.000 dan realisasinya
sebesar Rp. 3.000.000. Persentase penyimpangan sebesar 0,9%.
b. Pengeluaran
Pada tahun 2013 pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 435.036.942 dan
anggaran sebesar Rp. 9.706.510.578 terdapat varian yang menguntungkan
(Favorable) sebesar Rp. 9.271.473.636 dikarenakan anggaran lebih besar dari
realisasi. Dari pengeluaran operasional selisih anggaran dan realisasi
sebesar Rp. 3.614.050.955 antara lain anggaran pengeluaran operasional
sebesar Rp. 4.034.472.194 dan realisasi pengeluaran operasional sebesar
Rp. 420.421.239 selanjutnya pengeluaran non operasional, selisih antara
anggaran dan realisasi sebesar Rp. 3.346.143 antara lain anggaran
pengeluaran non operasional sebesar Rp. 4.200.000 dan realisasi sebesar
Rp. 853.857 . selanjutnya investasi, selisih antara anggaran dan realisasi
sebesar Rp. 3.195.950.154 antara lain anggaran investasi sebesar Rp.
3.209.712.000 dan realisasinya sebesar Rp. 13.761.846. kemudian anggaran
pemasangan SR sebesar Rp. 1.474.000.000 dan anggaran bunga angsuran
sebesar Rp. 984.126.384 dan tidak ada dana yang dikeluarkan pada
investasi pemasangan SR dan bunga angsuran di tahun 2013 ini.
Persentase penyimpangan sebesar Rp. 0,9%
Dari hasil analisis pengendalian biaya diatas maka dapat disimpulkan
bahwa baik tahun 2009 sampai tahun 2013 secara keseluruhan terjadi selisih yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan.
1. Selisih Pendapatan
Ditahun 2009 dan 2010 terjadi selisih yang menguntungkan (Favorable) karena
realisasi penerimaan operasional dan Non operasional lebih besar dari
anggaran. Sedangkan di tahun 2011, 2012, dan 2013 terjadi selisih yang
merugikan (Unfavorable) disebabkan karena di tahun 2011 dan tahun 2012
anggaran pendapatan Non operasional lebih besar dari realisasi nya. Dan di
tahun 2013 anggaran pendapatan operasional dan Non operasional lebih
besar dari realisasi.
2. Selisih Pengeluaran
Ditahun 2009 dan 2012 terdapat selisih yang merugikan (Unfavorable)
disebabkan karena di tahun 2009 pengeluaran operasional lebih besar dari
anggaran dan pengeluaran non operasional sebesar Rp. 2.295.300.000 dan
tidak ada anggaran dalam pengeluaran non operasional. Kemudian
pengeluaran investasi lebih besar dari anggaran. Dan di tahun 2012
pengeluaran operasional lebih besar dari anggaran. Kemudian pengeluaran
lain-lain sebesar Rp. 221.145.000 dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran
lain-lain.Pendapatan di tahun 2012 ini juga menurun dan pengeluaran
semakin bertambah.Maka dari itu terjadi defisit sebesar Rp. 469.173.589.Hal
ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian biaya pada perusahaan
ini belum dikatakan baik karena masih ada selisih antara anggaran dan
realisasinya.
Ditahun 2010, 2011, dan 2013 terdapat selisih yang menguntungkan
(Favorable) di sebabkan karena di tahun 2010 anggaran pengeluaran lain-lain
sebesar Rp. 555.061.000 dan anggaran investasi sebesar Rp. 77.145.000 dan
bunga angsuran sebesar Rp. 467.491.000 dan tidak ada realisasi pengeluaran
untuk investasi, bunga angsuran dan pengeluaran lain-lain. Kemudian di tahun

438
ISSN: 2407-2680

2011, anggaran investasi pemasangan SR sebesar Rp. 677.000.000 dan tidak ada
realisasi pengeluaran untuk investasi pemasangan SR.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Setelah melakukan analisa data, Terdapat varian yang tidak menguntungkan
di tahun 2012. Perusahaan mengalami defisit sebesar Rp. 469.173.589
dikarenakan adanya pengeluaran yang melebihi anggaran. terdapat
pengeluaran lain lain sebesar Rp. 221.145.000 dan tidak ada anggaran dalam
pengeluaran lain lain. Dan pendapatan Di tahun 2012 ini anggaran lebih
besar dibandingkan realisasinya. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pengendalian biaya pada perusahaan ini belum dikatakan baik karena masih
ada selisih antara anggaran dan realisasinya.
2. Persentase penyimpangan di Tahun 2012 ini, pendapatan sebesar 0,2% dan
pengeluaran sebesar 0,7%.
3. Untuk penerimaan dan pengeluaran di Tahun 2009 sampai 2013 secara
keseluruhan varian yang tidak menguntungkan ini lebih kecil di bandingkan
varian yang menguntungkan .
4. Di tahun 2009 terdapat varian yang menguntungkan yaitu pada pengeluaran.
Persentase penyimpangan sebesar 0,5% , namun pada pendapatan terdapat
varian yang menguntungkan, dan persentase penyimpangan sebesar 0,6%

Saran
1. Perusahaan sebaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan prosedur
yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses
pelaksanaannya dan realiasinya saja
2. Perusahaan dalam menyusun anggaran sebaiknya menambahkan anggaran
untuk pengeluaran lain lain atau pengeluaran yang tidak terduga untuk
tahun-tahun berikutnya.
3. Sebaiknya perusahaan membuat catatat mengenai penyimpangan baik yang
Favorable atau Unfavorable, sehingga memudahkan bagi pihak yang membaca
atau menggunakan laporan tersebut.
4. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan lagi penerimaan untuk tahun-
tahun berikutnya.
5. Dengan adanya pengendalian maka perusahaan dapat mengetahui
penyimpangan dan penyebab penyimpangan serta memberikan umpan balik
penyempurnaan perencanaan yang akan datang dan meningkatkan kinerja
suatu program dalm perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sukriy. 2008. Anggaran Kas PEMDA dan SKPD.
Anggraini, Titien. 2009. Peranan Anggaran Biaya Operasional sebagai alat
perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana: Malang.
Universitas Negeri Malang
Giagian. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen.Yogyakarta. BPFE
Gorrison, Noreen, Brewerr. 2013. Akuntansi Manajerial. Jakarta. Salemba Empat.
Gunawan, Adisaputro. 2004. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta. BPFE

439
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)

Hanafi, M. Dan Mamduh. 2013. Manajemen keuangan. Yogyakarta. BPFE.


Hertanati, Desyana. 2011. Analisis Penyusunan Anggaran Kas Dalam Meningkatkan
Perencanaan Keuangan pada PT. PLN: Bandung. Universitas Pasundan
Kamaruddin, Ahmad. 2014. Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya Dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta. RajaGrafindo Persada
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat.
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.Yogyakarta.
BPFE.
Samryn, L, M. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya Untuk Mengendalikan
Aktivitas Operasi dan Informasi. Jakarta. Kencana.
Supriyono. 20011. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta. ANDI
Warindrani, Krisna Armila. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Welsch, Hilton,dan Gordon.2010. Anggaran, pengendalian, dan perencanaan laba.
Yogyakarta. ANDI
Wijayanti, 2009. Analisis Anggaran Biaya Proyek Sebagai alat Pengendalian pada PT
Anugerah Perdana Mandiri : Malang. Universitas Negeri Malang.

440

Anda mungkin juga menyukai