Desi Apriani
Retno Murni Sari
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran kas
yang tepat agar realisasi pengeluaran tidak melebihi anggaran. Penelitian ini dilakukan
di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar Jl. Kalimantan no 46 Kota Blitar. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus artinya melihat secara langsung
bagaimana keadaan perusahaan yang dijadikan obyek penelitian guna memperoleh
informasi dan data-data yang dibutuhkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
analisis varian. Hasil penelitian menunjukan terdapat varian yang tidak
menguntungkan di tahun 2012. Terjadi defisit sebesar Rp. 469.173.589 dikarenakan
adanya pengeluaran yang melebihi anggaran. terdapat pengeluaran lain lain sebesar Rp.
221.145.000 dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran lain lain. Dan pendapatan Di
tahun 2012 ini anggaran lebih besar dibandingkan realisasi. Namun secara keseluruhan
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 varian yang tidak menguntungkan ini lebih kecil
dibanding varian yang menguntungkan dari penerimaan dan pengeluaran. Saran dari
peneliti ini adalah Perusahaan sebaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan
prosedur yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses
pelaksanaannya dan realiasinya saja. Perusahaan dalam menyusun anggaran sebaiknya
menambahkan anggaran untuk pengeluaran lain lain untuk tahun-tahun berikutnya.
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti membutuhkan modal untuk memenuhi segala
kebutuhan pembelanjaannya. Kas adalah kekayaan perusahaan yang merupakan
salah satu unsur modal kerja yang sangat penting dalam membiayai operasi
perusahaan serta merupakan modal yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas
menempati kedudukan yang sentral dalam usaha untuk menjaga kelancaran
operasi perusahaan, maka perencanaan serta pengendalian terhadap anggaran
kas sangat diperlukan untuk dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan manufaktur
akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa.
PDAM Kota Blitar merupakan perusahaan yang bertujuan untuk
menyediakan bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai
serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah dibidang
air minum dalam rangka menunjang pembangunan. Hal tersebut membuat
perusahaan tersebut dipilih karena mempunyai berbagai aktivitas dan juga
konsumsi biaya yang amat besar. Keefektifan anggaran merupakan ukuran
keberhasilan organisasi dalam melakukan penghematan terhadap keuangan
organisasi. Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan
manufaktur akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa. Perusahaan
422
ISSN: 2407-2680
dagang sendiri memiliki beberapa jenis anggaran, salah satunya yaitu anggaran
kas.
Lemahnya perencanaan anggaran di PDAM kota Blitar ini pada akhirnya
akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja perusahaan.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus
dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi penyimpangan.Perbaikan di
segala bagian dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik.Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk melihat proses penggunaan karena pengelolaan
ssangat berperan penting dalam operasional perusahaan agar berjalan dengan
baik.
Di tahun 2012 terjadi defisit di PDAM kota Blitar ini sebesar Rp. 469.173.589
dikarenakan pengeluaran tidak terkendali. Lemahnya pengendalian biaya pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja
perusahaan. Proses penyusunan anggaran haruslah dianalisis guna mengetahui
kuat atau tidaknya unsur pengendalian biaya. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk melihat proses penyusunan karena pengelolaan kas sangat
berperan penting dalam operasional perusahaan agar berjalan dengan baik.
Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan anggaran kas yang tepatagar realisasi tidak
melebihi dana kas yang dianggarkan?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan anggaran kas yang tepat agar realisasi tidak m-elebihi dana kas
yang dianggarkan.
Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mngenai
Penggunaan anggaran serta mengetahui pengendalian biaya perusahaan,
terutama pada anggaran kas.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam
Penggunaan anggaran kas sebagai tolok ukur pengendalian biaya dalam
Suatu perusahaan atau bidang usaha.
3. Bagi Lembaga
Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai
pelengkap bagi penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi sebuah acuan
pada proses belajar mengajar.
LANDASAN TEORI
Hasil Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang sekiranya memilih topik yang sama dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan Titien Anggraini (2009) melakukan
penelitian dengan judul “Peranan Anggaran Biaya Operasional sebagai alat
perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana Malang”
denganvariabel:
423
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
Anggaran
1. Pengertian Anggaran
a. Anggaran menurut Samryin (2012:202) adalah pernyataan kuantitaif dalam
unit moneter tentang suatu rencana kegiatan yang sekaligus berfungsi
sebagain alat bantu untuk mengoordinasikan implementasi rencana
tersebut.
b. Anggaran menurut Nafarin (2008:12) adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
2. Tujuan Anggaran
a. Tujuan anggaran menurut Hansen dan Mowen (2007:115) antara lain:
1) Anggaran mendesain para manajer untuk membuat rencana
2) Anggaran menberikan informasi sumberdaya yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
3) Anggaran membantu pengunaan sumber daya para pegawai dalam
meletakan tolak ukur yang digunakan untuk evaluasi kinerja
selanjutnya.
4) Anggaran meningkatkan komunikasi dan kondisi
424
ISSN: 2407-2680
Anggaran Kas
1. Pengertian Anggaran Kas
a. Menurut Nafarin (2013:307) Anggaran kas adalah anggaran yang
menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan
kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan
arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan) sehinnga
tampak kelebihan atau kekurangan kas,dan saldo kas selama periode
tertentu dari suatu organisasi.
b. Menurut Warindrani (2006:85) Anggaran kas di gunakan untuk
mengetahui kapan kekurangan dan kelebihan kas terjadi sehingga manajer
dapat merencanakan kapan saat yang tepat untuk meminjam dan
membayar utang.
c. Menurut Abdullah (2008:378) Anggaran kas menggambarkan rencana
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode anggaran. dalam kas
untuk satu periode dan kebutuhan dan yang baru.
425
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
Pengendalian Biaya
1. Pengertian Pengendalian
a. Menurut Welsch, Hilton, Gordon (2010:7) Pengendalian adalah suatu
proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang
memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan pada dasarnya,
pengendalian mengukur kinerja dengan membandingkan hasil aktual
dengan hasil yang direncanakan dan mengukur penyimpangan yang
terjadi. Apabila terjadi penyimpangan harus dilihat apa penyebab dan
tindakan perbaikan yang perlu diambil.
b. Menurut R.A Supriyono (20011:8) Pengendalian merupakan proses yang
digunakan untuk menjamin agar para pelaksanaan bekerja dengan efektif
dan efesien dalam rangka mencapai tujuan bagian organisasi yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
c. Menurut Sondang Giagian (2009:45) pengendalian biaya adalah proses atau
usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan, system informasi umpan balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai
426
ISSN: 2407-2680
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Anggaran Kas
Anggaran Kas adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akandatang.
427
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
2. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya adalah proses atau usaha yang sistematis dalam
penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, system informasi
umpan balik, membandingkan pelaksanaannya dengan perencanaan
menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga
tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.
JenisPenelitian
1. Jenis penelitian adalah kuantitatif karena data yang diperoleh dari PDAM
bersifat sistematis dan berupa angka-angka yang berhubungan dengan
masalah yang diajukan oleh penulis.
2. Jenis data yang digunakanadalah data primer yaitu data yang langsung
diperoleh dari PDAM berupa laporan anggaran kas.
428
ISSN: 2407-2680
429
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
b. Fungsi PDAM
Dalam melaksanakan tugas pokoknya PDAM melakukan fungsi-fungsi
sebagai berikut :
1) Pelayanan umum / jasa
2) Mengatur menyempurnakan dan mengawai pemakaian air minum
secara merata dan efisien.
3) Menyelenggarakan pengaturan untuk mencegah adanya pengambilan
air minum secara liar
4) Menyelenggarakan pelayanan air minumkepada masyarakat secara
tertib dan teratur.
5) Memupuk pendapatan.
c. Tugas pokok PDAM
Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum adalah mengelola,
memberikan pelayanan air minum serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat prinsip ekonomi perusahaan.
2. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar menentukan lokasi di tempat
yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas yaitu di Jalan Kalimantan No.
46 Kelurahan Sananwetan dan kecamatan Sananwetan Kota Blitar.
3. Visi dan Misi PDAM
Visi yang diemban oleh perusahaan yang digunakan sebagai landasan
operasionalnya adalah sebagai berikut:
Mampu menjalankan fungsi Sosial dan funsi Perusahaan yang merupakan
perwujudan peranan PDAM sebagai BUMD milik Pemerintah Kota Blitar.
Sedangkan Misi yang harus dilaksanakan oleh PDAM Kota Blitar yang
berguna sebagai Frame Work pencapaian tujuan Perusahaan adalah sebagai
berikut:
Melakukan pelayanan penyediaan sarana air bersih yang mempunyai standar
kesehatan bagi masyarakat Kota Blitar dengan penerapan profesionalisme
dalam pelaksanaan tugas.
4. Personalia
Kuantitas dan kualitas karyawan
Jumlah karyawan yang terlibat dalam kegiatan usaha perusahaan Daerah Air
Minum Kota Blitar adalah 62 orang.
Tabel 1.
2009 2010
Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Penerimaan
1. Penerimaan 2.495.786.3 3.184.345. 3.794.427.42 4.635.498.66
Opr
2. Penerimaan
Non Opr
a. Smbungan 244.200.00 300.000.00 838.500.00 74.967.72
430
ISSN: 2407-2680
baru
b. Non Air 34.340.00 315.804.40 40.925.000 100.000.00
lainnya
c. Penerimaan 4.515.803.2 4.000.000.0 225.388.0 100.000.0
lain-lain
Jumlah 7.290.129.5 7.800.149.805 4.899.240.4 4.910.466.389
penerimaan
Pengeluaran
1.Pengeluaran 2.117.984.855 2.156.981.800 3.059.481.284 4.638.891.866
Opr
2.Pengeluaran - 2.295.300 555.061. 441.788
Non Opr
3.Pengeluaran - - 77.145.000 -
lain lain
4. Investasi 1.895.326.000 2.615.415.000 785.400.000 93.396.910
Tabel 2.
2011 2012
Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Penerimaan
1.Penerimaan 1.853.697.540 2.745.896.777 4.527.014.110 4.673.852.425
Opr
2.Penerimaan
Non Opr
a.Sambungan 1.677.000 300.000 1.650.000 26.000.000
baru
b. Non Air 50.706.00 18.326.826 65.800.000 545.329
lainnya
c.Penerimaan 439.987.164 100.000.000 275.640.000 30.000.000
lain-lain
Jumlah 4.021.390.704 3.164.233.603 6.518.454.110 4.899.240.490
penerimaan
431
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
Pengeluaran
1.Pengeluaran 1.096.677 2.403.032 3.415.33 5.819.38
Opr
2.Pengeluaran 900.000. 1.595.745 900.000 3.712.49
Non Opr
3.Pengeluaran - - - 221.145.000
lain lain
4. Investasi 129.497.0 275.970.85 392.200. 556.907
Tabel 3.
2013
Uraian
Anggaran Realisasi
Penerimaan
1. Penerimaan Opr 4.573.955.485 499.771.850
2. Penerimaan Non Opr
a. Sambungan baru 1.650.000 479.004
b. Non Air lainnya 59.743.140 4.000.000
c. Penerimaan lain-lain 2.901.512.000 3.000.000
Jumlah penerimaan 9.185.210.625 457.250.854
Pengeluaran
1. Pengeluaran Opr 4.034.472.194 420.421.239
2. Pengeluaran Non Opr 4.200.000 853.857
3. Pengeluaran lain lain - -
4. Investasi 3.209.712.000 13.761.846
5. Investasi pemasangan SR 1.474.000.000 -
6. Bunga Angsuran 984.126.384 -
Jumlah pengeluaran 9.706.510.578 435.036.942
432
ISSN: 2407-2680
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 7.800.149.805 -7.290.129.545 x 100%
7.290.129.545
= 0,6 %
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan= Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 7.067.696.800 – 6.700.498.100
= 367.198.700 (Merugikan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 7.067.696.800 - 6.700.498.10 x 100%
6.700.498.100
= 0,5%
b. Tahun 2010
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 4.910.466.389 – 4.899.240.490
= 11.225.899 (Menguntungkan)
433
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
c. Tahun 2011
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 3.164.233.603 - 4.021.390.704
= 857.157.101 (Merugikan)
Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 3.164.233.603-4.021.390.704 x100%
4.021.390.704
= 0,2%
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan= Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 2.760.599.216 - 3.810.015.944
= 1.049.416.728 (Menguntungkan)
Persentase penyimpangan = Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y =2.760.599.216-3.810.015.944 x 100%
3.810.015.944
y = 0,2%
d. Tahun 2012
1) Analisis Selisih Pendapatan Anggaran dan Realisasi:
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 4.899.240.490 - 6.518.454.110
= 1.619.213.620 (Merugikan)
Persentase penyimpangan
= Realisasi - Anggaran x 100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
y = 4.899.240.490-6.518.454.110 x 100%
6.518.454.110
= 0,2%
2) Analisis Selisih Biaya Anggaran dan Realisasi :
Penyimpangan = Realisasi – Anggaran
y = a- b
y = 6.681.154.946 - 6.211.981.357
= 469.173.589 (Merugikan)
Persentase penyimpangan = Realisasi-Anggaran x100%
Anggaran
y = a – b x 100%
b
434
ISSN: 2407-2680
Analisis Pembahasan
1. Tahun 2009
a. Pendapatan
Pendapatan keseluruhan sebesar Rp. 7.800.149.805 dan anggaran sebesar
Rp. 7.290.129.545.maka terdapat varian yang menguntungkan (Favorable)
sebesar Rp. 510.020.260 . dikarenakan pendapatan lebih besar di
bandingkan anggaran. Dari penerimaan Operasional selisih antara
anggaran dan realisasi sebesar Rp. 2.934.766.770 yaitu dari anggaran
penerimaan operasional sebesar Rp. 2.495.786.30 dan realisasinya sebesar
Rp. 3.184.427.425. dan penerimaan operasional yang terdiri dari
sambungan baru selisih anggaran dan realisasi sebesar Rp. 55.800.000
anggaran sambungan baru sebesar Rp.244.200.000 dan realisasinya sebesar
Rp.300.000.000 . kemudian Non air lainnya selisih antara anggaran realisasi
sebesar Rp.281.464.405. anggaran non air lainnya sebesar Rp. 34.340.000
dan realisasinya sebesar Rp. 315.804.405 . Persentase penyimpangan
sebesar 0,6%.
b. Pengeluaran
Pada tahun 2009 pengeluaran keseluruhan sebesar Rp. 7.067.696.800 dan
anggaran sebesar Rp. 6.700.498.100 .maka terdapat varian yang merugikan
(Unfavorable) sebesar Rp. 367.198.700 dikarenakan pengeluaran lebih besar
dibandingkan anggaran. Dari pengeluaran operasional selisih antara
435
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
436
ISSN: 2407-2680
437
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
438
ISSN: 2407-2680
2011, anggaran investasi pemasangan SR sebesar Rp. 677.000.000 dan tidak ada
realisasi pengeluaran untuk investasi pemasangan SR.
Saran
1. Perusahaan sebaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan prosedur
yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses
pelaksanaannya dan realiasinya saja
2. Perusahaan dalam menyusun anggaran sebaiknya menambahkan anggaran
untuk pengeluaran lain lain atau pengeluaran yang tidak terduga untuk
tahun-tahun berikutnya.
3. Sebaiknya perusahaan membuat catatat mengenai penyimpangan baik yang
Favorable atau Unfavorable, sehingga memudahkan bagi pihak yang membaca
atau menggunakan laporan tersebut.
4. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan lagi penerimaan untuk tahun-
tahun berikutnya.
5. Dengan adanya pengendalian maka perusahaan dapat mengetahui
penyimpangan dan penyebab penyimpangan serta memberikan umpan balik
penyempurnaan perencanaan yang akan datang dan meningkatkan kinerja
suatu program dalm perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sukriy. 2008. Anggaran Kas PEMDA dan SKPD.
Anggraini, Titien. 2009. Peranan Anggaran Biaya Operasional sebagai alat
perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana: Malang.
Universitas Negeri Malang
Giagian. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen.Yogyakarta. BPFE
Gorrison, Noreen, Brewerr. 2013. Akuntansi Manajerial. Jakarta. Salemba Empat.
Gunawan, Adisaputro. 2004. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta. BPFE
439
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK)
Vol. 2, No. 3 (2015)
440