Anda di halaman 1dari 20

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Anggaran
Kelancaran serta keberhasilan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuannya

yang efektif dan efisien ditentukan oleh adanya perencanaan yang matang dan
terkendali baik dari segi pengorganisasiannya maupun dalam pengelolaannya.
Anggaran (budget) merupakan alat pengawasan dalam bidang keuangan
yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba meupun non laba.
Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang digunakan
untuk membantu aktifitas kegiatannya agar lebih terarah atau tepat pada tujuan
perusahaan. Suatu anggaran dapat berjalan dengan lancar apabila dalam organisasi
perusahaan tersebut terdapatnya dukunagn yang aktif dari berbagai pihak, baik
dari pelaksanaan tingkat atas maupun tingkat bawah.
Sebelum membahas laporan ini lebih lanjut

penulis akan mencoba

mendefinisikan anggaran terlebih dahulu. Banyak definisi anggaran yang telah


dikemukakan para ahli. Secara garis besar pengertian tersebut memiliki arah dan
tujuan yang sama.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008:1) menyatakan
bahwa anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari
berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat
disebut sebagai anggaran.
Menurut Nafarin (2007:11) definisi anggaran (budget) adalah:
Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang
telah disahkan dan anggaran merupakan rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif (angka) dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangaka waktu tertentu.
Menurut Mulyadi (2004:488) menyatakan bahwa anggaran merupakan
suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun.

10

Dilihat dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan secara umum


bahwa anggaran merupakan suatu bentuk rencana aktifitas atau kegiatan yang
akan dilaksanakan secara periodik selama satu periode yang akan datang
berdasarkan pertimbangan yang dinyatakan secara kuantitatif bedasarkan angkaangka yang dibuat. Serta anggaran juga berperan penting sebagai alat bantu bagi
manajemen dalam pencapaian tujuan dimasa yang akan datang.

2.2

Faktor dan Pertimbangan dalam Anggaran


Penaksiran anggaran bisa dilakukan secara lebih akurat disertai berbagai

data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus


dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Menurut Nafarin (2007:19) dalam
penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.


Data tahun-tahun sebelumnya.
Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik pesaing.
Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Berdasarkan atas beberapa poin di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengetahuan tentang kebijakan perusahaan, data perusahaan, kondisi ekonomi,


pengetahuan strategi pesaing, perubahan kebijakan pemerintah dan juga penelitian
merupakan hal-hal yang penting dalam penyusunan anggaran. Sehingga bila
terjadi kesalahan pada saat menyusun anggaran, dapat segera mungkin
diantisipasi.
Lain halnya menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000:2), terdapat
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengangaran adalah sebagai
berikut :
a. Siklus hidup produk pengembangan (developing), pertumbuhan
(growing), kedewasaan (maturing), dan penurunan (declining). Selain itu,
ide-ide untuk membuat produk baru harus turut dipertimbangkan.
b. Konsumen dan perubahan selera
c. Tingkat persaingan
d. Tenaga kerja dan pembinaan karyawan (employee relations)
e. Kencendrungan teknologi
f. Tingkat resiko bisnis dan keuangan

11

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Persyaratan produksi dan sumber daya produksi


Tingkat persediaan dan perputarannya
Ketersediaan dan biaya bahan baku
Kondisi pemasaran dan periklanan, termasuk pangsa pasar
Penetapan harga produk atau jasa
Keusangan produk atau jasa
Kebutuhan pembiayaan dan ketersediaan dana
Stabilitas korporasi dan industri, termasuk permintaan produk, pembinaan
karyawan, dan peraturan pemerintah
o. Aspek siklus dan musiman
p. Faktor-faktor ekonomi dan politik
Untuk membuat ataupun menyusun suatu anggaran, perusahaan harus
memperhatikan apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan anggaran
seperti pada teori yang dipaparkan oleh Nafarin yaitu, siklus hidup produk,
konsumen, tingkat persaingan, tenaga kerja, teknologi, tingkat resiko, persediaan,
kondisi pemasaran, penetapan harga, keusangan produk, ketersediaan dana,
stabilitas korporasi, aspek siklus, dan faktor-faktor ekonomi juga politik. Bila
semua pertimbangan telah sejalan dengan rencana pembuatan anggaran, maka
pembuatan anggaran dapat berjalan dengan lancar.

2.3

Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Anggaran

2.3.1

Tujuan Anggaran
Pada dasarnya anggaran disusun untuk membantu perusahaan, khususnya

pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan


yang akan diambil guna melangsungkan kegiatannya. Adapun beberapa tujuan
menurut Nafarin (2007:19), adalah sebagai berikut:
a. Digunakan untuk landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
e. Menyempurnakan dana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih
jelas dan nyata terlihat.

12

f. Menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang


berkaitan dengan keuangan.
Berdasarkan beberapa point di atas, maka dapat disimpulkan secara umum
bahwa tujuan dari penyusunan anggaran tidak lain digunakan untuk landasan
yuridis dalam memilih investasi dana guna memberikan batasan atas jumlah dana
yang digunakan agar lebih mudah dalam merinci jenis sumber dana yang dicari
yang bertujuan untuk merasionalkan sumber dan investasi dana dan juga
menyempurnakan dana yang telah disusun dan terakhir agar dapat menampung
dan menganalisa usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.3.2

Manfaat Anggaran
Didalam buku Nafarin (2007:19) juga menerangkan tentang manfaat

anggaran sebagai berikut :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.


Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
Dapat memotivasi pegawai.
Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.
Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi manajer.
Berdasarkan poin-poin yang telah dijelaskan di atas manfaat anggaran
merupakan segala kegiatan yang terarah yang dapat digunakan sebagai alat
menilai kelebihan maupun kelemahan pegawai dan dapat memotivasi pegawai
agar menimbulkan rasa tanggung jawab sehingga dapat menghindari pemborosan
dari segi sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan maupun dari segi dana dan
juga berguna sebagai alat pendidikan bagi para manajer.

2.3.3

Kelemahan Anggaran
Menurut Nafarin (2007:20), kelemahan-kelemahan anggaran antara lain

adalah sebagai berikut :


1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi (anggapan), sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.

13

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga


yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun
anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
3. Pihak yang merasa dipaksa melaksanankan anggaran dapat menentang,
sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.
Didasarkan atas kelemahan-kelemahan yang disebutkan di atas, maka
disimpulkan bahwa anggaran dibuat berdasarkan taksiran sehingga mengandung
unsur ketidakpastian, dan dalam menyusun anggaran memerlukan waktu, uang
dan tenaga sehingga pihak yang merasa dipaksa melaksanaknnya dapat
menentang dan berdampak pada kurang efektifnya anggaran yang dibuat.

2.4

Fungsi dan Jenis-jenis Anggaran

2.4.1

Fungsi Anggaran
Pada dasarnya anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen,

hal ini disebabkan karena anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya. Menurut Munandar (2001:10) menyatakan bahwa
anggaran mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1. Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran berfungsi senagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua
bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling berkerjasama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin.
3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nantinya.
Setelah melihat penjelasan diatas mengenai fungsi anggaran, dapat
diketahui bahwa selain digunakan sebagai pedoman kerja, anggaran juga
berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja dan juga sebagai alat pengawasan
kerja. Ketiga fungsi anggaran tersebut saling berkaitan sehingga anggaran yang

14

dibuat dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Menurut Nafarin (2007:28) mengemukakan terdapat tiga fungsi anggaran,
sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran
teliti dan memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.
2. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum
pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang
berwenang (terutama dalam hal keuangan). Anggaran bertujuan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling).
Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan, dengan
cara :
1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat
penyimpangan yang merugikan).
2.4.2

Jenis-jenis Anggaran
Menurut Nafarin (2007:31), anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa

sudut pandang berikut ini :


1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran variabel (variable budget), adalah anggaran yang disusun
berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada
intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut
juga dengan anggaran fleksibel.
b). Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut
juga dengan anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Pada umumnya
periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b). Anggaran kontinu (contiuous budget) adalah anggaran yang dibuat
untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang telah dibuat.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran
jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis.

15

4.

5.

6.

7.

b). Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang


dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka
panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
Anggaran jangka panjang juga disebut dengan anggaran strategis.
Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran
induk (master budget). Anggaran induk yang mengonsolidasi rencana
keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek yang biasanya disusun atas
dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan
dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a). Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri
dari : anggaran jualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan
baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead
pabrik, dan anggaran beban usaha.
b). Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangna tesdiri dari : anggaran
kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan
anggaran neraca.
Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari
berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b). Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun
tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran
tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang
dapat disusun hanya anggaran operasional.
Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran tertentu (appropriation budget), adalah anggaran yang
diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk
manfaat lain..
b). Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi
(perusahaan).
Menurut metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri dari :
a). Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran
konvevensional (conventional budget) terdiri atas :
1) Anggaran berdasar fungsional (functional budget) adalah anggaran
yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan
penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk
atau anggaran tetap.
2) Anggaran berdasar sifat (characteristic budget) adalah anggaran
yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan
variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun
anggaran variabel.

16

b). Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran


yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar
kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun
anggaran variabel dan anggaran induk.
Berdasarkan atas pemaparan jenis-jenis anggaran di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa jenis-jenis anggaran merupakan pengelompokkan dari
beberapa sudut pandang seperti, menurut dasar penyusunan, menurut cara
penyusunan, menurut jangka waktu, menurut bidangnya, menurut kemampuan
menyusun, menurut fungsinya, dan terakhir menurut metode penetuan harga
pokok produk.

2.5

Proses Penyusunan Anggaran dan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran

2.5.1

Proses Penyusunan Anggaran


Proses penyusunan anggaran adalah kegiatan yang dilakukan dalam

penyusunan anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam


kegiatan operasional suatu perusahaan. Setiap aktivitas yang dilakukan untuk
mencapai hasil yang baik pasti melakukan proses yang baik juga, agar nantinya
mendapatkannya hasil yang diinginkan.
Didalam proses penyusunan anggaran, selain manajer harus menetapkan
saran, menetapkan batasan, menetukan kebutuhan fisik dan sumber daya manusia,
memeriksa persyaratan, menyediakan fleksibelitas, mempertimbangkan asumsiasumsi, memberikan umpan timbal balik, dan mempertimbangkan keluhankeluhan yang ada, perlu juga diperhatikan beberapa langkah dalam penyusunan
anggaran.
Untuk lebih jelasnya bagaiman proses penyusunan anggaran, menurut
Nafarin (2007:9) dalam proses penganggaran diperlukan beberapa prosedur yang
akan lebih mengarah proses penganggaran ke arah yang lebih baik. Prosedur
tersebut terbagi didalam tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap penetuan pedoman
Anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.

17

Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun
anggaran.
b. Tahap persiapan anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran jualan ( sales budget)
terlebih dahulu menyusun taksiran penjualan (sales forecast). Dalam tahap
persiapan anggaran ini, biasanya diadakan rapat antara bagian yang terkait
saja.
c. Tahap penentuan anggaran
Pada tahap penetuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta
direksi (direktur) dengan kegiatan, sebagai berikut :
1. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen
anggaran
2. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran.
3. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
d. Tahap pelaksanaan anggaran
Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran
disampaikan kepada direksi.
Setelah melihat penjelasan diatas mengenai prosedur penyusunan
anggaran, maka dapat dismpulkan bahwa prosedur penyusunan anggaran
merupakan tahap-tahap yang terjadi pada proses penyusunan anggaran. Tahaptahap itu tersendiri terdiri dari tahap penetuan pedoman, tahap persiapan
anggaran, tahap penentuan anggaran dan tahap pelaksanaan anggaran.

2.5.2

Pelaporan Pelaksanaan Anggaran


Pada saat pelaporan anggaran nantinya, perlu dibuat suatu laporan

pertanggung jawaban. Menurut Munandar (2001:19) anggaran yang baik haruslah


mencakup :
1. Forecasting Budget (Anggran Taksiran), yaitu anggaran yang berisi
taksiran-taksiran (Forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama
jangka waktu tertentu yang akan datang, serta taksiran-taksiran (Forecast)
tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat tertentu
yang akan datang.
2. Analisa Statistik dan Matematika Pembantu, yaitu analisa-analisa statistik
serta yang dipergunakan untuk menganalisa penilaian dalam rangka
mengadakan pengawasan kerja.
3. Laporan Budget (Budget report), yaitu laporan tentang realisasi
pelaksanaan anggaran, yang lengkap dengan berbagai analisa
perbandungan antara anggaran dengan realisasinya itu, sehingga dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik yang bersifat

18

positif maupun yang negatif, dapat diketahui sebab-sebab terjadinya


penyimpangan-penyimpangan tersebtu, sehingga dapat ditarik kesimpulan
dan beberapa tindak lanjut yang diperlukan.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pelaporan pelaksanaan anggaran
diketahui bahwa laporan pelaksaan anggaran harus melaporkan secara sistematis
dan terperinci, tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisa dan
evaluasinya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang bagi
manajemen. Penyusunan laporan pelaksanaan anggaran ini berguna untuk
menyusun kebijakan tindak lanjut, karena laporan pelaksanaan anggaran memuat
tentang pelaksanaan anggaran sehingga manajemen dapat mengetahui apakah
terjadinya penyimpangan antara anggaran dan realisasinya serta faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan
tersebut selanjutnya dinilai dan dievaluasi serta dicari sebab-sebabnya dan unti
yang akan bertanggung jawab. Dengan demikian dari laporan anggaran sekaligus
dapat diadakan penilaian tentang sukses atau tidaknya kerja perusahaan selama
jangka waktu atau periode yang bersangkutan. Hal ini akan mempermudah
penelitian dan pengevaluasian serta pengambilan tindakan untuk mengkoreksi dan
memperbaiki penyimpangan-penyimpangan tersebut.

2.6

Metode Penyusunan Anggaran


Penyusunan anggaran dapat menggunakan berbagai metode, hal ini

tergantung

pada

kondisi

dan

keinginan

manajemen

perusahaan

yang

bersangkutan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83), metode yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Otoriter atau Top Down
Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan
dan anggaran ini pun dilaksanakan oleh pimpinan tanpa adanya
keterlibatan bahawan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya
digunakan apabila karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau
dianggap terlalu lama dan tidak tepat kalau diserahkan kepada bawahan.
Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang bawahannya tidak memiliki
cukup keahlian untuk menyusun anggaran.

19

2. Demokrasi atau Bottom Up


Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan. Bawahan
diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa
yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah
memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan
lagi akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.
3. Campuran atau Top Down and Bottom Up
Metode ketiga ini adalah campuran dari metode diatas. Disini perusahaan
menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk
selanjutnya oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atuau
pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
Didasarkan atas penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam proses penyusunan anggaran.
Metode-metode yang dapat digunakan yaitu, metode otoriter (top down), metode
demokrasi (bottom up), dan metode campuran (top down and bottom up). Dari
ketiga metode yang dipaparkan diatas, dapat dilihat metode yang sesuai
diterapkan pada perusahaan adalah metode demokrasi (bottom up), karena disusun
berdasarkan hasil keputusan dimulai dari bawahan hingga atasan. Sehingga
meminimalisasikan terjadinya manipulasi dalam pembuatan anggaran.

2.7

Pengertian Anggaran Jualan


Berkaitan dengan permasalahan dalam penyusunan laporan akhir ini, maka

penulis akan membahas mengenai anggaran jualan. Sesuai denga penjelasan yang
telah diuraikan diatas pengertian anggaran dikhususkan pada anggaran jualan.
Pengertian anggaran jualan menurut Nafarin (2007:167) anggaran jualan
adalah merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya anggaran
jualan disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena
itu, anggaran sering disebut sebagai anggaran kunci.
Sebelum penyusunan anggaran jualan (sales budget) biasanya membuat
forecast (taksiran) untuk penjualan terlebih dahulu. Selain taksiran penjualan
menurut Nafarin (2007:170), ada beberapa faktor penting yang harus
dipertimbangkan karena dapat berpengaruh terhadap penjualan, yaitu :

20

a. Faktor pemasaran
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan, seperti :
3. Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional.
4. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopili, oligopoli, bebas.
5. Keadaan konsumen, bagaiman selera konsumen apakah konsumen
akhir atau konsumen industri.
b. Faktor keuangan
Faktor keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan
antara lain mengenai modal kerja mendukung pencapaian target
penjualan yang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku,
membayar upah, biaya promosi produk.
c. Faktor ekonomis
Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan
menigkatnya jualan akan meningkatkan laba (rentabilitas), atauk
sebaliknya.
d. Faktor teknis
Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu
memenuhi target jualan yang dianggarkan.
b. Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
e. Faktor kebijakan perusahaan
Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk dengan
kualitas nomor, sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua
dan nomor tiga menjadi tertutup.
f. Faktor perkembangan penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya
peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian,
mainan, dan lain-lain.
g. Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan juga
mempengaruhi jualan. Misakan, apakah barang yang dijual tidak
bertentangan dengan sosial dan budaya masyarakat, apakah tidak
menggangu lingkungan, dan apakah tidak dibatasi oleh peraturan
pemerintah.
h. Faktor lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran jualan ditambah. Apakah
kebijaksanaan pemerintah tidak berubah. Sampai berapa lama anggaran
yang disusun masih dapat dipertahankan.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai faktor-faktor penting yang
berpengaruh terhadap penjualan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum
membuat suatu rencana kita harus dapat mengetahui dampak yang akan terjadi
bila kita salah dalam mengambil langkah. Maka dari itu faktor-faktor penting

21

seperti, faktor pemasaran, faktor keuangan, faktor ekonomis, dan faktor trknis
harus menjadi dasar pertimbangan sebelum kita menyusun suatu anggaran.

2.8

Penyusunan Anggaran Jualan

2.8.1

Prosedur Penyusunan Anggaran Jualan yang Efektif


Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008:127) langkah-

langkah yang dapat diambil untuk menyusun anggaran jualan sebagai berikut :
a. Penentuan Dasar-Dasar Anggaran
1. Penentuan variabel-variabel yang relevan yang dapat mempengaruhi
penjualan.
2. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.
3. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
b. Penyusunan Rencana Penjualan
1. Analisis Ekonomi
2. Melakukan analisa industri
3. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu
4. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang
5. Menyusun peramalan penjualan
6. Menetukan jumlah penjualan yang dianggarkan
7. Menghitung laba/rugi yang diperoleh
8. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak
lain yang berkepentingan.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk menyusun anggaran jualan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sebelum membuat anggaran jualan kita harus dapat mengetahui langkah-langkah
atau prosedur penyusunan anggaran jualan yang efektif, seperti penentuan dasardasar anggaran dan penyusunan rencana penjualan. Hal tersebut harus menjadi
dasar pertimbangan sebelum kita menyusun suatu anggaran jualan.

22

2.9

Metode Penaksiran Dalam Anggaran dan Standar Kesalahan


Peramalan

2.9.1

Metode Penaksiran Dalam Anggaran


Dalam langkah penyusunan anggaran jualan, dilakukan juga penyusunan

forecast penjualan. Forecast penjualan ini merupakan proyeksi teknis dari pada
permintaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai
asumsi. Dengan kata lain forecast merupakan suatu cara untuk menaksirkan
kondisi bisnis dimasa yang akan datang.
Adapun metode-metode dalam forecast penjualan menurut Jae K. Shim
dan Joe G. Siegel (2000:182), adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan kualitatif peramalan yang didasarkan atas pertimbangan dan
opini.
a. Pendapat manajer
b. Metode Delphi (pendapat para pakar)
c. Jajak pendapat dikalangan tenaga penjual
d. Survei dikalangan pelanggan
2. Pendekatan kuantitatif
a) Peramalan bedasarkan data historis
1). Metode sederhana
2). Metode rata-rata bergerak
3). Metode eksponensial sederhana
4). Metode analisis kecendrungan (trend)
5). Metode dekomposisi deret berkala
b) Peramalan mengenai hubungan (sebab-akibat)
1). Metode regresi sederhana
2). Metode regresi berganda
3). Penyusunan model ekonometri.
Menurut Nafarin (2007:96) taksiran atau ramalan jualan (sales forecast)
adalah :
Merupakan proses kegiatan memperkirakan produk yang akan dijual pada
waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan
data yang pernah terjadi dan atau dapat mungkin akan terjadi. Teknik
taksiran atau ramalan penjualan dapat dilakukan secara kuanlitatif atau
perpaduan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Dalam kaitannya dengan metode anggaran jualan, menurut Nafarin (2007
: 100) terdapat tiga metode yang dapat digunakan :

23

a. Analisis trend garis lurus, terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode
momen :
1) Metode kuadrat terkecil (least square), dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Y = a + bx

b=

n XY ( X )( Y )

a=

Y X

n X 2 ( x ) 2

Metode kuadrat terkecil dapat juga dihitung dengan rumus sebagai


berikut:

a=

b=

Y
n

XY
X
2

Syarat : X = 0
Keterangan :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = nilai konstan
b = koefisien arah regresi
n = jumlah data
2) Metode Momen, rumus yang digunakan dalam metode ini yaitu :
Y ' = a + bX

Y = na + b X

24

XY = a X + b X

b. Analisa trend bukan garis lurus (bukan linier), rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1) Tren parabola kuadrat (trend garis lengkung)
Persamaan tren parabola kuadrat adalah :

Y = a + bX + c( X ) 2
di mana:

Y = na + c X
XY = b X
X
Syarat

2.9.2

Y = a X 2 + c X 4

X =0

Standar Kesalahan Peramalan


Didalam penyusunan anggaran jarang terdapat kesamaan antara anggaran

dengan realisasinya (kenyataan) sehingga sering terjadi penyimpangan (selisih).


Untuk itu diperlukan suatu perhitungan atas selisih yang terjadi tersebut.
Menurut Nafarin (2007:109) analisa terhadap metode yang tepat, dapat
dilaksanakan melalui metode berikut :
Standar Kesalahan Peramalan (SKP) adalah Standar kesalahan peramalan yang
digunakan untuk menentukan metode mana yang paling sesuai untuk digunakan
dalam penyusunan anggaran jualan.
Nilai SKP yang terkecil akan menunjukkan bahwa peramalan yang
disusun tersebtu mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar kesalahan
peramalan (SKP) adalah sebagai berikut :

25

SKP =

(X Y )

:n

Keterangan :
X = Penjualan
Y = Ramalan penjualan
n = Jumlah data yang dianalisis

2.10

Analisis Varians
Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki penyimpangan agar

dapat diketahui penyebabnya.


Menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000:121), pengertian
penyimpangan (varians) yaitu:
Analisis varians merupakan hal yang penting untuk penilaian semua pihak
bisnis termasuk manufaktur, pemasaran dan jasa. Varians harus diselidiki
apakah manfaatnya melebihi biaya analisis dan mengoreksi sumber
varians tersebut.
Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki varians agar dapat
diketahui penyebabnya. Menurut Welch, Hilton dan Gordon (2004:498) beberapa
pendekatan utama yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Pertempuran dengan manajer pusat tanggung jawab, penyelia, dan
karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang telibat.
2) Analisis situasi pekerjaan termasuk area kerja, koordinasi aktifitas,
keefektifan penyelia, dan keadaan umum lainnya.
3) Pengamatan langsung.
4) Penyelidikan di tempat oleh manajer lini.
5) Penyelidikan oleh kelompok staf.
6) Pemeriksaan intern.
7) Penelitian khusus.
8) Analisis varians.
Dalam mekanisme penerapan anggaran setelah satu teknis yang selalu
diterapkan adalah analisis varians atau analisis penyimpangan. Analisis varians
mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan
pendalaman penyebab terjadinya penyimpangan atau varians. Analisis ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran jualan dengan

26

realisasinya. Perdedaan antara anggaran jualan dengan realisasinya inilah yang


disebut dengan varians atau penyimpangan. Dapat disimpulakan bahwa
penyimpangan atau penyimpangan merupakan selisih dari hasil actual (realisasi)
dengan rencana atau sasaran anggaran yang telah ditetapkan. Setiap
penyimpangan atau varians yang terjadi baik besar maupun kecil, positif ataupun
negatif, haruslah dianalisis untuk menentukan penyebabnya. Tindakan kolektif
dari seorang manajer sangat diperlukan untuk memberikan umpan yang baik atas
analisis tersebut.
Menurut Welch, Hilton, dan Gordon (2004 : 489), analisis varians sering
diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut:
1. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan
hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumya dianggap
sebagai dasar.
2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar
dianggap sebagai dasar.
3. penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan
atau yang dianggarkan. Sasaran yang direncanakan atau yang
dianggarkan digunakan sebagai dasar.
Harus terdapat rentang toleransi yang ditetapkan untuk manajer (misalnya
dalam persen). Meskipun varians tidak melebihi minimum persen yang
ditetapkan, namun manajer dapat membicarakannya dengan manajer lini atas bila
varians itu terus menerus mendekati batas yang ditolerir setiap tahunnya. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa standar mungkin sudah harus diubah dan harus
dilakukan penyesuaian untuk tingkat yang berlaku sekarang.
Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000:119) menyatakan bahwa, Laporan
analisis varians dapat dinyatakan tidak hanya dalam dolar, tetapi juga dalam
presentase, rasio, grafik, dan narasi, dan beberapa tingkat pentingnya nilai
varians menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000: 21) yaitu:
-

Varians berada dalam rentang yang dapat ditoleransi dan normal, sehingga
tidak diperlukan langkah perbaikan.
Varians tidak dapat ditolerir, sehingga harus dilakukan langkah perbaikan
kinerja atau dibuat standar baru yang lebih sesuai dengan lingkungan
sekarang.

27

Model pengambilan keputusan tidak cocok, dengan mempertimbangkan


sasaran yang akan dicapai, sehingga model yang lebih relevan harus
dikembangkan.
Varians penjualan yang terdiri dari varians harga jual dan varians volume

penjualan dihitung untuk menilai kinerja fungsi pemasaran.


Menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000:77) mengenai varians harga
jual dan varians volume penjualan, yaitu:
Varians harga jual dapat disebabkan oleh kondisi pasar yang tidak
terkendali atau keputusan manajerial. Analisis volume penjualan meliputi
pertimbangan mengenai anggaran, standar, rencana penjualan,
perbandingan industri, dan biaya manufaktur.
Pada analisis varians penjualan, pentingnya dan keterbatasan hasil dari
analisis ini dapat dimengerti dengan baik bila perhitungannya diketahui. Bila
perbedaannya besar, manajemen perlu mempelajari dengan teliti untuk
menentukan sebab yang mendasarinya. Setiap penyimpangan, positif atau negatif
harus ditelaah secara hati-hati dan alasan timbulnya penyimpangan ini harus
dipahami.
Menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2000:73), standar varians yaitu :
Varians yang lebih kecil dari 5% dianggap tidak material (immaterial).
Varians sebesar 10% mungkin lebih dapat diterima untuk perusahaan yang
menetapkan standar yang ketat dibandingkan dengan varians sebesar 5 %
untuk perusahaan yang menerapkan standar yang longgar.
Berikut ini rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan analisis
varians:
Varians

Total Varians-Total realisasi

Varians
Persentase varians

X 100%
Anggaran

Berdasarkan rumus di atas, dapat diketahui bahwa persentase pencapaian


anggaran penjualan adalah:

28

100%-Persentase Varians

Total Realisasi Anggaran


X 100%
Total Anggaran
Analisisi varians dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran
jualan dengan realisasi jualan yang terjadi. Bila perbedaannya besar, maka pihak
manajemen perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi penyebabnya untuk
mengambil tindakan yang kolektif. Tindakan kolektif yang dilakukan untuk
penjulan tersebut akan mengarah pada perbaikan terhadap anggaran, selanjutnya
setiap penyimpangan yang terjadi harus ditelaah secara hati-hati. Begitu juga
dengan alasan yang menjadi sebab munculnya penyimpangan tersebut juga harus
dicermati agar penyimpangan terhadap anggaran berikutnya dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai