BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Anggaran
Kelancaran serta keberhasilan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuannya
yang efektif dan efisien ditentukan oleh adanya perencanaan yang matang dan
terkendali baik dari segi pengorganisasiannya maupun dalam pengelolaannya.
Anggaran (budget) merupakan alat pengawasan dalam bidang keuangan
yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba meupun non laba.
Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang digunakan
untuk membantu aktifitas kegiatannya agar lebih terarah atau tepat pada tujuan
perusahaan. Suatu anggaran dapat berjalan dengan lancar apabila dalam organisasi
perusahaan tersebut terdapatnya dukunagn yang aktif dari berbagai pihak, baik
dari pelaksanaan tingkat atas maupun tingkat bawah.
Sebelum membahas laporan ini lebih lanjut
10
2.2
11
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
2.3
2.3.1
Tujuan Anggaran
Pada dasarnya anggaran disusun untuk membantu perusahaan, khususnya
12
2.3.2
Manfaat Anggaran
Didalam buku Nafarin (2007:19) juga menerangkan tentang manfaat
2.3.3
Kelemahan Anggaran
Menurut Nafarin (2007:20), kelemahan-kelemahan anggaran antara lain
13
2.4
2.4.1
Fungsi Anggaran
Pada dasarnya anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen,
hal ini disebabkan karena anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya. Menurut Munandar (2001:10) menyatakan bahwa
anggaran mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1. Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran berfungsi senagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua
bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling berkerjasama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin.
3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nantinya.
Setelah melihat penjelasan diatas mengenai fungsi anggaran, dapat
diketahui bahwa selain digunakan sebagai pedoman kerja, anggaran juga
berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja dan juga sebagai alat pengawasan
kerja. Ketiga fungsi anggaran tersebut saling berkaitan sehingga anggaran yang
14
dibuat dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Menurut Nafarin (2007:28) mengemukakan terdapat tiga fungsi anggaran,
sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran
teliti dan memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.
2. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum
pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang
berwenang (terutama dalam hal keuangan). Anggaran bertujuan agar
pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling).
Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan, dengan
cara :
1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat
penyimpangan yang merugikan).
2.4.2
Jenis-jenis Anggaran
Menurut Nafarin (2007:31), anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa
15
4.
5.
6.
7.
16
2.5
2.5.1
17
Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun
anggaran.
b. Tahap persiapan anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran jualan ( sales budget)
terlebih dahulu menyusun taksiran penjualan (sales forecast). Dalam tahap
persiapan anggaran ini, biasanya diadakan rapat antara bagian yang terkait
saja.
c. Tahap penentuan anggaran
Pada tahap penetuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta
direksi (direktur) dengan kegiatan, sebagai berikut :
1. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen
anggaran
2. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran.
3. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
d. Tahap pelaksanaan anggaran
Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran
disampaikan kepada direksi.
Setelah melihat penjelasan diatas mengenai prosedur penyusunan
anggaran, maka dapat dismpulkan bahwa prosedur penyusunan anggaran
merupakan tahap-tahap yang terjadi pada proses penyusunan anggaran. Tahaptahap itu tersendiri terdiri dari tahap penetuan pedoman, tahap persiapan
anggaran, tahap penentuan anggaran dan tahap pelaksanaan anggaran.
2.5.2
18
2.6
tergantung
pada
kondisi
dan
keinginan
manajemen
perusahaan
yang
bersangkutan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83), metode yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Otoriter atau Top Down
Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan
dan anggaran ini pun dilaksanakan oleh pimpinan tanpa adanya
keterlibatan bahawan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya
digunakan apabila karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau
dianggap terlalu lama dan tidak tepat kalau diserahkan kepada bawahan.
Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang bawahannya tidak memiliki
cukup keahlian untuk menyusun anggaran.
19
2.7
penulis akan membahas mengenai anggaran jualan. Sesuai denga penjelasan yang
telah diuraikan diatas pengertian anggaran dikhususkan pada anggaran jualan.
Pengertian anggaran jualan menurut Nafarin (2007:167) anggaran jualan
adalah merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya anggaran
jualan disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena
itu, anggaran sering disebut sebagai anggaran kunci.
Sebelum penyusunan anggaran jualan (sales budget) biasanya membuat
forecast (taksiran) untuk penjualan terlebih dahulu. Selain taksiran penjualan
menurut Nafarin (2007:170), ada beberapa faktor penting yang harus
dipertimbangkan karena dapat berpengaruh terhadap penjualan, yaitu :
20
a. Faktor pemasaran
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan, seperti :
3. Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional.
4. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopili, oligopoli, bebas.
5. Keadaan konsumen, bagaiman selera konsumen apakah konsumen
akhir atau konsumen industri.
b. Faktor keuangan
Faktor keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan
antara lain mengenai modal kerja mendukung pencapaian target
penjualan yang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku,
membayar upah, biaya promosi produk.
c. Faktor ekonomis
Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan
menigkatnya jualan akan meningkatkan laba (rentabilitas), atauk
sebaliknya.
d. Faktor teknis
Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu
memenuhi target jualan yang dianggarkan.
b. Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
e. Faktor kebijakan perusahaan
Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk dengan
kualitas nomor, sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua
dan nomor tiga menjadi tertutup.
f. Faktor perkembangan penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya
peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian,
mainan, dan lain-lain.
g. Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan
Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan juga
mempengaruhi jualan. Misakan, apakah barang yang dijual tidak
bertentangan dengan sosial dan budaya masyarakat, apakah tidak
menggangu lingkungan, dan apakah tidak dibatasi oleh peraturan
pemerintah.
h. Faktor lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran jualan ditambah. Apakah
kebijaksanaan pemerintah tidak berubah. Sampai berapa lama anggaran
yang disusun masih dapat dipertahankan.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai faktor-faktor penting yang
berpengaruh terhadap penjualan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum
membuat suatu rencana kita harus dapat mengetahui dampak yang akan terjadi
bila kita salah dalam mengambil langkah. Maka dari itu faktor-faktor penting
21
seperti, faktor pemasaran, faktor keuangan, faktor ekonomis, dan faktor trknis
harus menjadi dasar pertimbangan sebelum kita menyusun suatu anggaran.
2.8
2.8.1
langkah yang dapat diambil untuk menyusun anggaran jualan sebagai berikut :
a. Penentuan Dasar-Dasar Anggaran
1. Penentuan variabel-variabel yang relevan yang dapat mempengaruhi
penjualan.
2. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.
3. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
b. Penyusunan Rencana Penjualan
1. Analisis Ekonomi
2. Melakukan analisa industri
3. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu
4. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang
5. Menyusun peramalan penjualan
6. Menetukan jumlah penjualan yang dianggarkan
7. Menghitung laba/rugi yang diperoleh
8. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak
lain yang berkepentingan.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk menyusun anggaran jualan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sebelum membuat anggaran jualan kita harus dapat mengetahui langkah-langkah
atau prosedur penyusunan anggaran jualan yang efektif, seperti penentuan dasardasar anggaran dan penyusunan rencana penjualan. Hal tersebut harus menjadi
dasar pertimbangan sebelum kita menyusun suatu anggaran jualan.
22
2.9
2.9.1
forecast penjualan. Forecast penjualan ini merupakan proyeksi teknis dari pada
permintaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai
asumsi. Dengan kata lain forecast merupakan suatu cara untuk menaksirkan
kondisi bisnis dimasa yang akan datang.
Adapun metode-metode dalam forecast penjualan menurut Jae K. Shim
dan Joe G. Siegel (2000:182), adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan kualitatif peramalan yang didasarkan atas pertimbangan dan
opini.
a. Pendapat manajer
b. Metode Delphi (pendapat para pakar)
c. Jajak pendapat dikalangan tenaga penjual
d. Survei dikalangan pelanggan
2. Pendekatan kuantitatif
a) Peramalan bedasarkan data historis
1). Metode sederhana
2). Metode rata-rata bergerak
3). Metode eksponensial sederhana
4). Metode analisis kecendrungan (trend)
5). Metode dekomposisi deret berkala
b) Peramalan mengenai hubungan (sebab-akibat)
1). Metode regresi sederhana
2). Metode regresi berganda
3). Penyusunan model ekonometri.
Menurut Nafarin (2007:96) taksiran atau ramalan jualan (sales forecast)
adalah :
Merupakan proses kegiatan memperkirakan produk yang akan dijual pada
waktu yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan
data yang pernah terjadi dan atau dapat mungkin akan terjadi. Teknik
taksiran atau ramalan penjualan dapat dilakukan secara kuanlitatif atau
perpaduan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Dalam kaitannya dengan metode anggaran jualan, menurut Nafarin (2007
: 100) terdapat tiga metode yang dapat digunakan :
23
a. Analisis trend garis lurus, terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode
momen :
1) Metode kuadrat terkecil (least square), dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Y = a + bx
b=
n XY ( X )( Y )
a=
Y X
n X 2 ( x ) 2
a=
b=
Y
n
XY
X
2
Syarat : X = 0
Keterangan :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = nilai konstan
b = koefisien arah regresi
n = jumlah data
2) Metode Momen, rumus yang digunakan dalam metode ini yaitu :
Y ' = a + bX
Y = na + b X
24
XY = a X + b X
b. Analisa trend bukan garis lurus (bukan linier), rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1) Tren parabola kuadrat (trend garis lengkung)
Persamaan tren parabola kuadrat adalah :
Y = a + bX + c( X ) 2
di mana:
Y = na + c X
XY = b X
X
Syarat
2.9.2
Y = a X 2 + c X 4
X =0
25
SKP =
(X Y )
:n
Keterangan :
X = Penjualan
Y = Ramalan penjualan
n = Jumlah data yang dianalisis
2.10
Analisis Varians
Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki penyimpangan agar
26
Varians berada dalam rentang yang dapat ditoleransi dan normal, sehingga
tidak diperlukan langkah perbaikan.
Varians tidak dapat ditolerir, sehingga harus dilakukan langkah perbaikan
kinerja atau dibuat standar baru yang lebih sesuai dengan lingkungan
sekarang.
27
Varians
Persentase varians
X 100%
Anggaran
28
100%-Persentase Varians