Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Anggaran dan Manajemen Keuangan

Ada beberapa pengertian yang diberikan mengenai anggaran oleh para ahli
sebagai berikut:

a. M. Nafarin (2007:11) meyatakan, “Anggaran adalah rencana tertulis


mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang.”
b. Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah
rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya
keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu.”
c. Sedangkan menurut Rudianto (2009:2) dalam bukunya yang berjudul
Penganggaran, “Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa
mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan
sistematis.”

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam
ukuran kuantitatif untuk menunjukan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh
dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun (Supriyono,
2002). Kegiatan penyusunan suatu anggaran dinamakan penganggaran, sedangkan
penggunaan anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan suatu organisasi
dinamakan pengendalian budgetary atau pengendalian melalui anggaran.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang
diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek
yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam
proses penyusunan program (programming).

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk


jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
kuantitatif yang lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama
dengan perencanaan laba (profit planning). Dalam penyusunan angggaran perlu
dipertimbangkan faktor-faktor berikut.

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan


2. Data-data waktu yang lalu
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik pesaing
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan

Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu


“manajemen” dan “keuangan”. Kata manajemen (management) mempunyai
beberapa arti, tergantung pada konteksnya. Menurut (Arianti, 2003) manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan
pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-
tugas dalam mencapai tujuan organisasional secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen


adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Pengertian keuangan menurut Lawrence J. Gitman (2003) dalam bukunya
Principles of Managerial Finance menyatakan bahwa finance can be defined as the
art and science of managing money. Keuangan dapat didefinisikan sebagai seni
dan ilmu pengetahuan dari pengelolaan uang. Keuangan merupakan ilmu dalam
mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dalam sebuah
organisasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan manajemen keuangan adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap
dana yang dimiliki oleh organisasi.

B. Hakikat Anggaran

Anggaran adalah rencana terinci yang disusun secara sistematis dan


dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, menunjukan perolehan dan penggunaan
sumber daya organisasi dalam satu tahun. Suatu anggaran operasi biasanya
meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang
direncanakan untuk tahun itu. Anggaran merupakan alat penting untuk
perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi.
Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan
pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.

C. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Pendidikan

Menurut Arwidayanto dkk, ruang lingkup manajemen keuangan pendidikan


terdiri dari empat aspek kegiatan yakni: penyusunan atau perencanaan anggaran
(budgeting), pembukuan (accounting), pemeriksaan, dan pertanggung jawaban.

a. Perencanaan Anggaran (Budgeting)


Budgeting adalah kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan
prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat
di ukur, menganalisis alternatif, pencapaian tujuan, dengan analisis cost eff
ectiveness, membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai
sasaran.
b. Pembukuan (Accounting)
Pembukuan (accounting) dalam manajemen keuangan pendidikan
meliputi dua hal: Pertama, pengurusan menyangkut kewenangan
menentukan kebijakan menerima dan mengeluarkan uang. Kepengurusan
ini disebut juga dengan istilah kepengurusan tata usaha. Kedua,
kepengurusan yang menindak lanjuti urusan pertama yakni menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan uang dalam pengelolaan keuangan,
hendaknya kepala sekolah memberikan arahan serta bimbingan kepada
seluruh staf yang diberikan kepercayaan untuk mengelola keuangan
sekolah. Berikut ini beberapa hal yang perlu dikenalkan pada staf
berkaitan dengan pembukuan keuangan sekolah: buku pos, faktur, buku
kas, lembar cek, jurnal, buku besar, buku kas pembayaran uang sekolah,
buku kas piutang, neraca percobaan.
c. Pemeriksaan (auditing)
Pemeriksaan (auditing) adalah kegiatan yang menyangkut
pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau
penyerahan uang yang dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang
berwenang. Terdapat beberapa bentuk auditing yakni: (1) pemeriksaan
laporan keuangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan apakah
keseluruhan laporan keuangan merupakan informasi yang sudah terukur
dan terverifikasi sesuai dengan kriteria tertentu. (2) pemeriksaan (audit)
operasional adalah pemeriksaan atas keseluruhan atau bagian manapun
dari prosedur atau metode operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi.
d. Pertanggung Jawaban
Pertanggung jawaban adalah pelaporan dibuat sebagai bentuk
pertanggung jawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau
eksternal yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan. Menurut
Arwildayanto dkk, Pertanggung jawaban keuangan sekolah dapat
diberikan sesuai dengan keperluan mulai setiap triwulan sekali, satu tahun
sekali atau setiap pergantian kepemimpinan kepala sekolah.

D. Pengertian Forecasting MSDM

Forecasting MSDM adalah sebuah upaya untuk memperkirakan kebutuhan


tenaga kerja organisasi diwaktu yang akan datang. Forecasting juga bermakna
usaha peramalan ( prediksi ) kebutuhan-kebutuhan karyawan ( paling tidak secara
informal ) diwaktu yang akan datang yang didasarkan pada ketajaman
perencanaan SDM kedepan. meskipun mungkin prediksi tidak dibutuhkan.
Peramalan kebutuhan SDM merupakan elemen penting dalam perencanaan
sumber daya manusia. Peramalan SDM karyawan mencoba untuk menentukan
apa yang dibutuhkan, baik permintaan keterampilan atau keahlian khusus dan
berapa banyak karyawan yang dibutuhkan. Jadi itu perlu dalam perencanaan
adalah: jumlah, jenis, kualitas.
Jadi pemahaman keseluruhan Peramalan adalah upaya untuk memprediksi
kebutuhan – kebutuhan analisis ketajaman organisasi yang mendasari perencanaan
ke depan baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan
tuntutan keahlian atau keterampilan sesuai dengan jumlah, jenis, dan kualitas.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk dilakukannya forecast SDM bagi
perusahaan adalah;

1. Faktor eksternal Persediayaan karyawan berdasarkan analisa pasar tenaga


kerja serta tren kondisi kependudukan sehingga ada kerjasama antara
penyedia tenaga kerja denga perusahaan dengan menjamin kuantitas dan
kualitas karyawan.
a. Faktor ekonomi nasional dan industri faktor ini secara langsung
berpengaruh rencana strategi (taktik) sebuah organisasi.
b. Faktor social politik dan hukum Faktor- faktor ini tidak boleh
diabaikan dalam sebuah organisasi termasuk juga dalam melakukan
perencanaan SDM, faktor ini yang menempatkan penguasaan bahasa
asing, khususnya bahasa inggris yang semakin penting dalam
bekomunikasi telah mengharuskan organisasi menjadikan sebagai
pertimbangan yang besar pengaruhnya dalam perencanaan SDM.
c. Faktor Teknologi Perkembangan dan kemjuan ilmu pengetahuan yang
pesat telah diiringi pula dengan dihasilkannya teknologi baru, baik
yang berhubungan dengan cara kerja dan peralatan untuk
meningkatkan produktifitas dan kualitasnya baik untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang juga terus meningkat
kualitasnya.
d. Faktor pesaing Faktor pesaing merupakan wujud dari tantangan yang
semakin berat dalam dunia bisnis, bagi suatu organisasi akan
mempengaruhi pasar bagi produknya baik berupa barang atau jasa,
untuk merebut dan memenangkan sebuah organisasi diperlukan SDM
yang kompetitif.
2. Faktor internal
Menghitung jumlah para karyawan serta mengevaluasi kemampuan
mereka sebagai bentuk adanya kemungkinan untuk penugasan para
karyawan untuk mengisisi lowongan – lowongan pekerjaan yang akan
datang.
a. Rencana strategic dan rencana operasional (taktik) Rencana ini tidak
mungkin terwujud tanpa SDM yang relevan dan kompetitif,
maksudnya suatu organisasi harus mempunyai keahlian dalam
organisasinya sehingga mamp menghasilkan produk secara berkualitas
.
b. Anggaran (cost) SDM dilingkungan organisasi perusahaan yang
disebut pekerjaan (karyawan) adalah orang yang digaji (diupah).
c. Peramalan (prediksi) produksi dan penjualan Tidak bias oleh dilakukan
secara spekulatif, tetapi harus didasarkan pada data sebelumnya dan
survey pasar agar dapat dilakukan perhitungan yang obyektif.
d. Faktor bisnis baru Dengan memperhatikan lingkungan dan
kemampuan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi selalu tebuka
peluang bagi organisasi.
e. Faktor desain organisasi dan desain pekerjaan Dirancang untuk
mewujudkan pekerjaan agar berlangsung efektif dan efisien.
f. Faktor keterbukaan Manajer yang terbuka dengan memberikan
informasi yang lengkap untuk melakukan analisis tenaga kerja maka
akan memberikan peluang dihasilkannya perencanaan yang akurat.
3. Faktor ketenaga kerjaan
Adalah untuk meningkatkan kecermatan dalam menyusun
perencanaan tenaga kerja atau SDM kedepan.
a. Pensiun, PHK, Meninggal dunia, dan karyawan yang sering absen,
sehingga tidak luput dari prediksi manajemen SDM dan harus ada
penggantinya
b. Promosi ( kenaikan pangkat ), pindah, dan karyawan yang mendapat
tugas pelatihan diluar juga harus diperhitungkan, baik dengan cara
pergantian maupun rancangan penempatan yang lebih tepat.

Anda mungkin juga menyukai