Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERBANDINGAN TIME VALUE OF MONEY DALAM OBLIGASI

KONVENSIONAL DENGAN ECONOMIC VALUE OF TIME DALAM


OBLIGASI SYARIAH
Oleh:
Rizkia Nur Annisa
rzkyaannisa04@gmail.com
Fakultas Syariah, Juruasan Ekonomi Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal
Jl. Kapten Pierre Tandean Kuala Tungkal

Abstract
This research is a quantitative research with data analysis using descriptive
and inferential statistics. The data source of this research is secondary data in the
form of statistical data and monthly financial reports of Islamic bonds (sukuk)
obtained from the official website of the Financial Services Authority, namely
www.ojk.go.id/en/data-statistics-syariah sukuk_en from 2013-2015 in the month of
August and the financial data report on conventional bonds obtained from the
Indonesian Stock Exchange website, namely www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/statistik.aspx also starts from the financial statements for 2013-
2015 in August, and analyzed using the Time Value of Money and Economic Value of
Time formulas, then processed using SPSS software. The results of the study conclude
that there is a significant difference in the comparison of income received on
conventional bonds with income received on conventional bonds because p value <
0.05. Meanwhile, the calculation of conventional bond income is relatively fixed from
year to year, because the profit received by investors is determined by the interest
rate determined by the BI rate, which ranges from 7.5% to 7.75%. As for Islamic
bonds, the principle used is profit and loss sharing between investors and fund
managers ranging from 15: 85%, 15.5: 84.5%, 16: 84% and also fees.
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang analisis datanya menggunakan
statistic deskriptif dan inferensial. Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini
adalah data skunder yaitu data statistic dan laporan keuangan bulanan obligasi syariah
(sukuk) yang didapat dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan yaitu
www.ojk.go.id/en/data- statistik-syariahsukuk_en dari tahun 2013-2015 pada bulan
Agustus dan laporan data keuangan obligasi konvensional yang diperoleh dari situs
Indonesian Stock Exchange yaitu www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx
juga dimulai dari laporan keuangan pada bulan Agustus tahun 2013-2015, analisis ini
dengan menggunakan rumus Time Value of Money dan Economic Value of Time, yang
diolah dengan software SPSS. Hasil ini menyimpulkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan dari perbandingan pendapatan yang diterima pada obligasi konvensional
dengan pendapatan yang diterima obligasi konvensional karena p value < 0.05.
Sedangkan untuk perhitungan pendapatan obligasi konvensional relative bersifat tetap
dari tahun ketahun, karena keuntungan yang diterima oleh investor ditentukan oleh
besarnya suku bunga yang telah ditentukan oleh BI rate yaitu berkisar 7.5% sampai
7.75%. Sedangkan untuk obligasi syariah prinsip yang digunakan adalah profit and
loss sharing antara investor dengan pengelola dana berkisar 15 : 85%, 15.5 : 84.5%,
16 : 84% dan juga fee.
Kata Kunci: Time Value of Money, Obligasi

A. Latar Belakang Masalah


Di pasaran saat ini banyak instrument investasi yang tersedia , namun yang
pada umumnya terdiri dari Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing.
Produk investasi yang dimaksud umumnya menggandeng investasi keuangan untuk
menjadikan mitra dalam mengelola investasi itu. Di antara produk investasi tersebut,
Obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan
cenderung lebih stabil. Obligasi yaitu surat utang pasar modal yang memuat Kontrak
kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan
pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/
hutang pada akhir periode perjanjian. 1
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan aktivitas kerja, kerja
dilakukan untuk mengembangkan modal. Islam mengajarkan kepada umatnya agar
tidak menyimpan uang di bawah tempat tidur. Dengan demikian, Islam adalah agama
yang mendorong umatnya untuk selalu melakukan investasi kekayaan (hartanya).
Dalam sistem ekonomi Islam, investasi dapat mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan income dengan cara memanfaatkan harta secara produktif. Usaha untuk

1
Adiwarman Azwar karim. 2001. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi
Makro.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
menghasilkan kehidupan yang mulia (falah), memberikan manfaat dan menghindari
cara investasi yang dilarang, yaitu riba, gharar dan maysir adalah Kegiatan investasi
yang sesuai dengan syariah Islam. Namun demikian, investasi yang produktif dapat
dilakukan dengan saling bekerjasama dan profesional dalam melaksanakan prinsip
tujuan utama syariat.2
Perbedaan yang paling mendasar antara ekonomi konvensional dan ekonomi
Islam adalah dalam segi filosofisnya. Diantaranya yaitu perbedaan pandangan
terhadap waktu dan uang. Nilai uang yang dimiliki sekarang lebih berharga
dibandingkan nilai uang di masa yang akan datang atau disebut juga dengan istilah
Time Value of Money adalah pandangan dari ekonomi konvensional. Tetapi dalam
islam lebih mengenal istilah Economic Value of Time, yang mana konsep ini
menyatakan bahwa hanya waktu yang memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang yang
memiliki nilai waktu. Nisbah adalah dasar perhitungan pada kontrak berbasis
Economic Value of Time . Economic value of time cenderung lebih adil dalam
perhitungan kontrak yang sifatnya pembayarab bagi hasil (profit sharing). Cara
membagikan hasil (profit sharing) akan berdampak pada tingkat nisbah yang menjadi
perjanjian kontrak dua belah pihak. Dan menjadikan transaksi-transaksi lain yang
berdasarkan Syariat Islam.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Time Value of Money dihitung dalam investasi di obligasi
konvensional dengan Economic Value of Time dalam investasi di obligasi
syariah?
2. Bagaimana analisis bandingan antara Time Value of Money dalam obligasi
konvensional dengan Economic Value of Time dalam obligasi Syariah ?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk menganalisis bagaimana perhitungan Time Value of Money dalam investasi
di obligasi konvensional dengan Economic Value of Time dalam investasi di
obligasi syariah.
2. Untuk menganalisis perbandingan Time Value of Money dalam obligasi
konvensional dengan Economic Value of Time dalam obligasi syariah.
D. Teori yang Digunakan

2
Adiwarman Karim. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Ke-2.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
1. Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar
pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang diperoleh
dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan penerbit
obligasi tersebut pada saat jatuh tempo. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil,
obligasi dibedakan menjadi dua jenis:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil.3

2. Obligasi Syariah (Sukuk)


Sukuk berasal dari kata “ ‫صكوك‬ “bentuk jamak dari kata “ ‫“ صك‬dalam
bahasa Arab yang berarti cek atau sertifikat, atau alat tukar yang sah selain uang.
Kata “sukuk” pertama kali diperkenalkan kembali dan diajukan sebagai salah satu
alat keuangan Islam pada rapat ulama fikih sedunia yang diselenggarakan oleh
Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2002. Secara singkat
mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat berniliai sama yang merupakan bukti
kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat dan jasa-jasa atau
kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.4
Obligasi Syariah atau Sukuk adalah efek syariah berbasis sekuritiasasi aset dan
termasuk ke dalam Efek pendapatan tetap. Penerbitan, penggunaan dan
perdagangan sukuk tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Tujuan
penerbitan sukuk antara lain untuk pebiayaan dan pengembangan perusahaan.
Sebagai contoh, pemerintah menerbitkan sukuk untuk untuk membiayai berbagai
proyek pembangunan pemerintah.5
Jenis Sukuk
Berikut jenis Sukuk yang perlu kita ketahui:

3
Fabozzi Frank J. 1999. Manajemen investasi, Jakarta: Salemba Empat
4
Ismail. 2010. Keuangan dan Investasi Syariah, Sebuah Analisa Ekonomi, Cetakan
Ke-1. Jakarta: Skets
5
M. IrsanNasrudindanIndra Surya. 2004. AspekHukumPasar Modal Indonesia,
Jakarta: Prenada Media,
a. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara: obligasi
pemerintah yang diterbitkan berdasar prinsip Syariah
b. Sukuk Retail: sukuk negara yang dijual secara retail kepada masyarakat
melalui agen penjual yang ditunjuk pemerintah.
c. Sukuk Korporasi: obligasi korporasi yang diterbitkan berdasar efek Syariah.
Berdasarkan data OJK, sampai Juli 2020 telah diterbitkan 252 sukuk korporasi
dengan nilai 51,19 triliun.6
Cara berinvestasi di Sukuk
Layalnya obligasi, sukuk diperdagangkan pada pasar perdana dan pasar
sekunder. Pasar perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan sukuk untuk
pertama kali, sedangkan pasar sekunder adalah kegiatan perdagangan sukuk yang
telah dijual di pasar perdana.
Untuk membeli sukuk di pasar perdana, investor harus mengikuti lelang.
Sementara untuk transaksi sukuk di pasar sekunder dapat dilakukan secara
negosiasi dan diselesaikan dalam sistem bursa efek. Penyelesaian transaksi
dilakukan secara sentral melalui Kliring Penjaminan Efek indonesia (KPEI) dan
dicatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Mungkin banyak yang bertanya mengenai cara membeli Sukuk Retail.
Cara membelinya mirip degan ORI yaitu dengan menghubungi agen penjual yang
ditunjuk oleh pemerintah.
Selain membeli sukuk secara langsung, ada juga cara lain membeli sukuk
secara tidak langsung yaitu melalui investasi di reksa dana syariah yang
menempatkan investasinya di sukuk, biasanya adalah reksa dana pendapatan tetap
syariah atau reksa dana campuran syariah. Ketahui tujuan dan profil risiko
sebelum memilih mana instrumen investasi yang sesuai untuk Anda. Semoga
informasi ini berguna. Untuk informasi lainnya mengenai investasi, kunjungi
schroders.co.id atau follow Facebook Schroders Indonesia.7
Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan
perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil
sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying
transaction) berupa sejumlah tertentu asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk
6
Mamduh Mahmadah Hanafi. 2012. Manajemen Keuangan, Edisi Ke-1, Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
7
Muhammad Firdaus, dkk. 2005. Konsep Dasar Obligasi Syari’ah. Jakarta: Renaisan
dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agara
instrument keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir., Obligasi
syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasaarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa
bagi hasil atau margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.8

3. Time Value of Money


Dalam ekonomi konvensional, Time Value of Money didefinisikan sebagai: “a
dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can
be invested to get a return”, yang artinya: satu dolar hari ini lebih bernilai dari
satu dolar di masa yang akan datang karena dolar hari ini dapat diinvestasikan
untuk mendapatkan kembali (Adiwarman Azwar Karim, 2001: 16). Time Value of
Money adalah sebuah konsep nilai uang yang dimiliki sekarang lebih berharga
dibandingkan nilai uang masa yang akan datang. Uang yang dipegang saat ini
lebih bernilai karena dapat berinvestasi dan bisa mendapatkan bunga, atau nilai
uang yang berubah (cenderung menurun) dengan berjalannya waktu. Dapat
dihitung dengan: Suku Bunga, Jumlah Periode Pembayaran, Present Value, dan
Future Value.

a. Suku Bunga Bunga adalah biaya untuk meminjam uang, biasanya dinyatakan
sebagai persentase dari jumlah pinjaman selama jangka waktu tertentu.

b. Jumlah Periode Periode rata spasi interval waktu. Setiap interval harus sesuai
dengan periode peracikan untuk satu atau jumlah periode pembayaran dalam
suatu anuitas.

c. Pembayaran Merupakan aliran keluar masuk kas yang terdiri dari pendebetan
atau pengkreditan.9

4. Economic Value of Time


8
Nasarudin, Mohammad Irsan. 2007. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
9
Nazaruddin Abdul Wahid. 2010. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi Pada
Perbankan Syariah. Malang: Ar-Ruzz Media
Teori Economic Value of Time dikembangkan pada abad ke-7 Masehi. Pada
saat digunakannya emas dan perak sebagai alat tukar. Landasan atau keadaan yang
digunakan oleh ekonomi konvensional yang ditolak dalam ekonomi Islam, yaitu
keadaan al-ghunmu bi al-ghurni (mendapatkan hasil tanpa memperhatikan resiko)
dan al kharaj bi la-dhaman (memperoleh hasil tanpa mengeluarkan suatu biaya).
Economic value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang memiliki
nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Economic value of time
memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu.
Dalam pandangan Islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang adalah sama
kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan. Nilai waktu antara
satu orang dengan orang lainnya, akan berbeda dari sisi kualitasnya. Jadi faktor
yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu
itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin
tinggi nilai waktunnya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di
dunia bagi siapa saja yang melaksanakan.10
Berdasarkan hal di atas, maka dalam mekanisme investasi menurut Islam,
persoalan nilai waktu uang yang diformulasikan dalam bentuk bunga. Dengan
demikian, perlu dipikirkan bagaimana formula pengganti yang seiring dengan
nilai dan jiwa Islam.
Perkembangan pasar modal di Indonesia membawa dampak positif terhadap
perekonomian Indonesia. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting
dalam suatu negara. Pasar modal memberikan peluang kepada masyarakat untuk
melakukan investasi baik investasi yang berjangka pendek, menengah, maupun
investasi berjangka panjang, sedangkan bagi pihak Emiten semakin mudah untuk
memperoleh dana dari masyarakat pemodal (investor) dengan cara menerbitkan
surat berharga baik yang bersifat ekuitas maupun yang bersifat utang.11
Obligasi di Indonesia diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan milik
pemerintah, dan perusahaan swasta. Investor di Indonesia lebih menyukai obligasi
pemerintah dibandingkan dengan obligasi perusahaan swasta karena risikonya
10
Nurul Huda dan Mohamad Heykal. 2009. Lembaga Keuangan Islam:Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta: Pranada Media Group
11
Pusat Pengakajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta atas Kerjasama dengan Bank Indonesia. 2008. Ekonomi Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
sangat kecil. Kecilnya risiko yang dimaksud yaitu risiko gagal bayar, sedangkan
risiko tingkat bunga, risiko valuta asing masih tetap dimiliki oleh obligasi
pemerintah tersebut. Bila obligasi perusahaan swasta dibandingkan dengan
obligasi perusahaan pemerintah yang dikenal dengan BUMN maka obligasi yang
dikeluarkan BUMN lebih diminati oleh investor. Seringkali terjadi bahwa obligasi
BUMN mencapai oversubscribe (emisi laris) jauh lebih tinggi dari obligasi
perusahaan swasta. Banyak perusahaan di Indonesia menerbitkan obligasi karena
kesulitan mendapatkan dana segar dari sektor perbankan. Kesulitan perusahaan
mendapatkan dana segar dari perbankan karena kehati-hatian para banker.12
Obligasi sebagai salah satu sekuritas pendapatan tetap telah memberikan
peranan yang cukup besar dalam perekonomian baik di dunia maupun untuk
Indonesia sendiri. Secara sederhana dijelaskan bahwa obligasi diperdagangkan di
banyak pasar yang dikenal dengan sebutan pasar modal. Obligasi tersebut ada
yang berdenominasi rupiah dan berdenominas valuta asing. Obligasi yang
mempunyai nilai dalam valuta asing dikenal dengan obligasi valuta. Obligasi
dapat dikelompokkan berdasarkan kupon obligasi yaitu dengan tingkat bunga
mengambang (floating coupon) dan obligasi dengan kupon tetap (fixed coupon).
Di antara pasar keuangan yang ada, saat ini investasi dalam pasar obligasi
mengalami perkembangan yang cukup baik dari tahun ketahun, walaupun
perkembangan masih cukup lamban jika dibandingkan dengan saham.
Perkembangan yang lamban tersebut salah satu kendalanya adalah kondisi pasar
obligasi yang tersedia belum dioptimalkan oleh pelaku pasar modal dan
pemahaman mengenai instrumen obligasi di kalangan masyarakat umum yang
terbatas. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman
(emiten). Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan
kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode
tertentu. Padahal dalam Islam bunga merupakan riba yang jelas diharamkan.13

12
Zaima Mufaniri, 2008, Analisis Pererbandingan Kinerja Obligasi Berbasis
Syariah dan Konvensional, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta: Yogyakarta
Syafiq Mahmadah Hanafi, 2006, Time Value of Money dan Implikasi Ekonomi
13

dalam Ekonomi Islam, EKBISI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Yogyakarta.
Daftar Pustaka
Adiwarman Azwar karim. 2001. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi
Makro.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Adiwarman Karim. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Ke-2.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Fabozzi Frank J. 1999. Manajemen investasi, Jakarta: Salemba Empat
Ismail. 2010. Keuangan dan Investasi Syariah, Sebuah Analisa Ekonomi, Cetakan
Ke-1. Jakarta: Skets
M. IrsanNasrudindanIndra Surya. 2004. AspekHukumPasar Modal Indonesia,
Jakarta: Prenada Media,
Mamduh Mahmadah Hanafi. 2012. Manajemen Keuangan, Edisi Ke-1, Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
Muhammad Firdaus, dkk. 2005. Konsep Dasar Obligasi Syari’ah. Jakarta: Renaisan
Nasarudin, Mohammad Irsan. 2007. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Nazaruddin Abdul Wahid. 2010. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi Pada
Perbankan Syariah. Malang: Ar-Ruzz Media
Nurul Huda dan Mohamad Heykal. 2009. Lembaga Keuangan Islam:Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta: Pranada Media Group
Nurul Huda dan Musthfa E. Nasution. 2009. Investasi di Pasar Modal Syariah, Cet.
Ke1.Jakarta: Pranada Media Group
Pusat Pengakajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta atas Kerjasama dengan Bank Indonesia. 2008. Ekonomi Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung:
Pustaka Setia
Zaima Mufaniri, 2008, Analisis Pererbandingan Kinerja Obligasi Berbasis Syariah
dan Konvensional, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:
Yogyakarta
Syafiq Mahmadah Hanafi, 2006, Time Value of Money dan Implikasi Ekonomi
dalam Ekonomi Islam, EKBISI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai