Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

AKUNTANSI SYARIAH WIA RIZQI AMALIA

REKSA DANA SYARIAH

Disusun Oleh :

Alqoirina Anjani 180105010256

Noormilasari 180105010268

Sonia Arianti 180105010282

Ikhwan Saibana 180105010295

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

2019

1
REKSA DANA SYARIAH

A. Pengertian Reksa Dana Syariah


Reksa dana di Inggris di kenal dengan sebutan unit rust yamg berarti unit (
saham) kepercayaan dan di Amerika dikenal dengan sebutan mutual fund yang berarti
dulu bersama dan di Jepang di kenal sebagai inversmentt fun yang berarti pengelolaan
dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.1
Reksa dana adalah sertifikat yang menyatakan bahwa pemiliknya menitipkan
uang kepada pengelola Reksadana, umtuk di gunakn sebagai dana investasi di pasar
uang atau pasar modal dengan demikian, membeli Reksadana Syariah dapat
disamakan dengan menabung. Perbedaanya adalah surat tanda menabung tidak dapat
di perjualbelikan sedangkan Reksadana dapat di perjualbelikan.2
Definisi lain dari Reksadana adaalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio oleh manajer investasi.3
Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
(shahib al-mal/rabb al-maal) dengan manajer investasi sebagai wakil shihab al-mal,
maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi. (Fatwa DSN Nomor: 20/DSN-MUI/IX/2001)
Reksa dana syariah merupakan sarana investasi campuran yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh
manajer investasi. Manajer investasi menawarkam KIK reksa dana syariahkepada
para investor yang berminat, kemudian dana yang diperoleh dari investor dikelola
oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang
dinilai menguntungkan. Keuntungan berinvestasi pada reksa dana syariah adalah
dapat dilakukan secara ritel sehingga investasi awal dapat disesuaikan dengan
kesanggupan keuangan dan nilainya kecil, bahkan ada yang hanya Rp.250.000.
keuntungan lainnya antara lain adalah hasilnya yang relatif tinggi (dibanding
deposito) serta bebas pajak, mdah melaksanakan transaksinya (ATM, Phonebanking,

1
Jaka E. Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana (Jakarta: PT. Elek Media Komputindo, 2000), h.
16.
2
Viethzzal Rivai, et.al.,Bank and Financial Institution Management: Conventional & Syaria Syistem ( Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007 ), h. 945
3
Tim Penulis, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah ( Jakarta: pkes Pubblishing, 2007), Versi e-book,
h. 80

2
atau Internet banking); perkembangannya yang dapat dipantau secara harian melalui
media (termasuk beberapa koran), serta adanya audit secara rutin dan pengawasan
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).4

Umat islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia merupakan pasar


penting bagi berkembangnya lembaga keuangan Reksadana. Namun bagi ummat
isalm, produk-produk tersebut perlu di ceermati agar ummat islam terhindar dari
keraguan untuk menggunakan produk-produk Reksadana yang telah ada selama ini.
Untuk tujuan tersebut, sejak tahun 2003 telah hadir di Indonesia Reksadana yang
beroperasai sesuai dengan ajaran-ajaran islam yang lebih populer dengan Reksadana
Syariah atau islamic Inversment Fund. Kehadiran Reksadana Syariah bertujuan untuk
menghindarkan ummat islam dari pelanggaran terhadap syariat islam, karena Reksa
dana Syariah dalam operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah

Reksa dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun


dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shohibul mall), untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio olh manajer investasi sebagai wakil
shhobibul maal menurut ketentuan dan prinsip islam.5

Berikut beberapa reksa dana syariah di Indonesia:

1. BNI Dana Syariah (sejak tahun 2004)


2. Dompet Dhuafa-BTS Syariah(2004)
3. PNM Amanah Syariah (2004)
4. Big Dana Syariah (2004)
5. I-Hajj Syariah Fund (2005)
6. Reksa dana PNM Syariah (sejak tahun 2000)
7. Danareksa Syariah Berimbang (2000)
8. Batasa Syariah (2003)
9. BNI Dana Plus Syariah (2004)
10. AAA Syariah Fund (2004)
11. BSM Investa Berimbang ( 2004)6

4
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 355-356.
5
Viethzal Rifai, et.al., Islamic Financial Management(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 ), h. 430
6
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 356.

3
B. Mekanisme Reksa Dana Syariah.
Mekanisme reksa dana Dalam Reksa Dana berdasarkan Prinsip Syariah ini terkait
dengan mekanisme operasional terdiri atas dua macam perbuatab hukum berupa
perjanjian, yaitu:
a. Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan
b. Antara manajer investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem
mudharabah.
Akad wakalah yang dipakai dalam kontrak antara pihak investor dengan
manajer investasi pada intinya adalah perjanjian pemberian kuasa kepada manajer
investasi untuk melaksanakan pengelolaan dana yang telah dipercayakan olehnya,
dengan harapan pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari dana yang
diinvestasikannya. Dengan demikian investor perbepan sebagai shahibul maal,
sedangkam manajer investasi berperan sebagai mudharibnya.
Adapun akad yang dibuat antara manajer investasi dan pengguna investasi
dengan sistem mudharabah mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh
manajer investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah
disepakati kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak
ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.
c. Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi
yang dilakukan sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).7

C. Pihak yang terlibat dalam Reksa Dana Syariah (DSN-MUI)

Pihak-pihak yang terlibat dengan reksa dana syariah adalah sebagai berikut:

1. Manajer investasi adalah pihak/perusahaan yang kegiatan utamanya adalah


mengelola portofolio efek untuk nasabah atau mengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok orang termasuk reksa dana. Kewajiban manajer
investasi adalah:
a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengankebijakan investasi yang
tercantum dalam kontak dan prospektus;

7
Abdul Ghofur Anshari, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2008),
h.72.

4
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang
unit penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya
pada akhir kerja berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana unit penyertaan, dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan
dan pengelolaan reksa dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.
2. Bank kunstodian adalah bank yang menerima jasa penitipan efek dan harta lain
yang berkaitan dengan efek jasa lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili
pemegang rekening nasabahnya. Kewajiban bank kunstodian adalah:
a. Memberikan pelayanan penitipan kolektif sehubungan dengan kekayaan reksa
dana;
b. Menghitung nilai aset bersi dari unit penyertaan setiap hari bursa;
c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan reksa dana atas perintah
manajer investasi;
d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan
dalam jumlah unit penyertaan, jumlah unit penyertaan, serta nama,
kewarganegaraan, alamat, dan identitas lainnya dari para pemodal;
e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari unit penyertaan sesuai dengan
kontrak;
f. Memastikan bahwa unit penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana
dari calon pemodal.
3. Dewan pengawas syariah untuk mengawasi proses transaksi reksa dana baik,
sebelum peluncuran maupun setelah peluncuran. Kewajiban dewan pengawas
syariah adalah sebagai berikut:
a. Melakukan proses penyeleksian portofolio efek. Jika efeknya saham maka
usaha dan kondisi keuangannya seperti yang telah ditetaokan MUI. Jika
efeknya adalah obligasi, maka harus pada obligasi syariah. Jika efeknya saham
maka usaha dan kondisi keuangannya seperti yang telah ditetapkan MUI. Jika
efeknya adalah obligasi, maka harus pada obligasi syariah. Jika efeknya pasar
uang maka harus sesuai syariah.
b. Melakukan monitoting portofolio, memastikan bahwa investasi dilakukan
pada efek yang telah ditetapkan dan melakukan transaksi yang sesuai syariah.
Hal ini harus disajikan dalam laporan DPS.

5
c. Melakukan purifikasi (pemurnian) portofolio yaitu penyisihan atas
pendapatan-pendapatan nonhalal, jika diketahui ada maka akan digunakan
sebagai dana sosial kemasyarakatan serta dikeluarkan dari perhitungan nilai
aset bersih. Proses purifikasi dan penggunaan dana purifikasi harus disajikan
dalam laopran DPS.8
D. Hubungan Dan Hak Para Pihak
Dalam kontrak Reksa Dana melibatkan dua belah pihak yang masing-masing
memiliki hak dan kewajiban tertentu. Adapun hubungan antara para pihak dalam
Reksa Dana bukanlah hubungan kreditur dengan debitur, melainkan hubungan
kemitraan antara pihak pemodal /investor (shahibul maal) dengan pihak manajer
investasi yang berperan sebagai pengelola dana (mudharib).
Hubungan dan hak pemodal sebagaimana tertuang dalam Fatwa DSN 20/DSN-
MUI/IX/2000, yaitu sebagai berikut:
1) Akad antara pemodal dengan manajer investasi dilaakukan secara wakalah
2) Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat (1), pemodal memberikan
mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan
pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam prosperktus.
3) Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa
Dana Syariah.
4) Pemodal menanggung resiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syariah
5) Pemodal berhak untuk sewaktu waktu menambah atau menarik kembali
penyertaannya dalam reksa dana syariah melalui manajer investasi
6) Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali
pernyataan tersebut
7) Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa
seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh bank kustodian.
8) Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan
Reksa Dana Syariah.9

8
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 357.
9
Abdul Ghofur Anshari, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2008), h.73.

6
E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Transaksi Reksa Dana.

Sesuai dengan fatwa MUI, transaksi dengan reksa dana dihalalkan sepanjang
perusahaan tersebut memenuhi kriteria syariah, tidak melakukan transaksi yang
dilarang, serta menginvestasikan dana investor sesuai tuntunan syariah yang diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah.

Dewan Pengawas Syariah memegang peranan sangat penting dalam mengawasi


transaksi perusahaan penerbit reksa dana karena kehalalan imbal hasil/dana yang
diperoleh melalui reksa dana sangat bergantung pada kegiatan investasi yang
dilakukan oleh manajer investasi.

Hal lain yang harus dipertimbangkan sebelum memilih suatu reksa dana syariah
adalah kapasitas dan kemampuan manajer investasi untuk mengelola dana, yang
antara lain bisa dilihat dari kinerja (nilai aet bersih) yang berjalan selama ini, serta
dari biaya-biaya yang dibebankan seprti biaya pembelian dan biaya penjualan
kembali, imbalan jasa manajer investasi dan jasa kunstodian.

Suatu kehati-hatian yang tinggi sangat diperlukan dalam melakukan transaksi


reksa dana di bursa efek agar kita dapat memenuhi prinsip kehalalan sesuai fatwa
MUI.10

F. Penentuan Dan Pembagian Hasil.


Penghasilan atas suatu kegiatan investasi yang di perkenanan secara syariah dalam
reksa dana syariah yaitu berupa:
1. Dari saham dapat berupa :
a. Deviden yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yag dibagikan dari laba
yang di hasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam
bentuk saham.
b. Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan
oleh emiten.
c. Capitl gain yang merupakan keuntungan yang diperolehdari jual beli saham di
pasar modal.

10
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 357-358.

7
2. Dari obligasi yang sesuai dengan sayriah, bagi hasil yang diterima secara periodik
dari laba emiten.
3. Dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan syariah, bagi hasil yang
diterima dari issuer.
4. Dari deposito dapat berupa, bagi hasil yang diterima dari bank-bank syariah.
Perhitunagn hasil investasi yang dapat diterima oleh reksa dana syariah dan hasil
investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh bank kustodiant dan setidak-
tidaknya seiap tiga bulan di laporkan kepada manajer investasi ntuk kemudian
disampaikan kepada para pemodal dan dewan syariah nasional. Kemudian
mengenai hasil investasi non- halal yang harus dipisahkan akan digunakan untuk
kemaslahattan umat yang penggunaannya akan di tentykan kemudian oleh Dewan
syariah nasional serat dilaporkan secara transparan11
G. Perbedaan Reksa Dana Syariah Dan Konvensional.
1. Kelembagaan
Dalam syariah islam belum dikenal lembaga badan hukum seperti sekarang.
Tetapi lembaga badan hukum ini sebenarnya mencerminkan kepemilikan saham
dari perusahaan yang syariah di akui. Namun demikian, dalam hal Reksa Dana
syariah, keputusan tertinggi ada dalam hal keabsahan produk adadlah Dewan
Pengawas Syariah (DPS).
2. Hubungan investor dengan perusahaan
Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem
mudaharabah, perlu ditekankan bahwa modal yang di berikan oleh shohib mal
adalah 100%, sementara dari pengelolahanya memasukkan tenaga dan kehlian
yang di milikinya,. Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam Reksa
Dana syariah dapat diperjualbelikan. Saham-saham dalam Reksa Dana syariah
merupakan harta yang menjadi objek dalam jual beli.
3. Kegiatan investasi Reksadana
dalam melaksanakan kegiataninvestasi, pihak Reksa Dana syariah dapat
melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah atau dengan kata
lain kegiatan investasi yang di lakukan berupa investasi yang halal.

11
Abdul Ghofur Anshari, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2008),h. 77

8
H. Jenis-Jenis Reksadana Syariah.

Investor dalam berinvestasi dapat memilih empat jenis Reksadana syariah antara
lain12

a. Reksadana syariah saham, jenis reksadana ini menawarkan imbal hasil yang
tertinggi jika dibandingkan reksadana lainnya. Imbal hasil ini juga di imbangi oleh
tingkat resiko yang cukup tinggi.
b. Reksadana syariah campuran, reksadana ini menempatkan investasi dalam efek
ekuitas serta hutang. Reksadana jenis ini lebih aman pada kondisi pasar dimana
terrjadi volatilias yang cukup tingi dikarenakan investasi ditempatkan di berbagai
instrumen, baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang.
c. Reksadana terpotreksi, Reksadana ini menawarkan imbal hasil terendah jikak
dibandingkan beberapa Reksadana lainnya. Namun, tingkat resiko yang di
tawarkan juga rendah.
d. Reksadana terpotreksi sebesar 100% dari nilai investasi awal denagn syarat dan
ketentuan khusus yang berlaku, reksadana ini cenderung diinvwstasikan pada
instrumen pasar modal dan pasar uang yang lebih aman.
e. Reksadana indeks, sekilas Reksadana indeks mirip dengan Reksadana saham,
karena manajer investasi menginvestasikan dana investor kedalam instrumen
saham. Namun Reksadana iini memliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki
Reksadana saham.13

12
Hariandy Hasbi, “Kinerja Reksadana Syariah Tahun 2009 di indonesia,”dalamjurnal Keuangan dan Perbankan,
vol. 14,no. 1 januari 2010,h. 64
13
http://www.keluargaplus.com/ keuangan/ produk-keuangan/383-beberapa reksadana/ start=. Diunduh pada
tanggal 10 Juli 2011

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Abdul Ghofur, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Bandung:
Refika Aditama, 2008).

Hasbi, “Kinerja Reksadana Syariah Tahun 2009 di indonesia,”dalamjurnal Keuangan


dan Perbankan, vol. 14,no. 1 januari 2010

http://www.keluargaplus.com/ keuangan/ produk-keuangan/383-beberapa reksadana/


start=. Diunduh pada tanggal 10 Juli 2011
Cahyono, Jaka E, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana (Jakarta: PT. Elek
Media Komputindo, 2000), h. 16.

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,
2015), h. 355-356
Tim Penulis, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah ( Jakarta: pkes
Pubblishing, 2007), Versi e-book, h. 80

Viethzzal Rivai, et.al.,Bank and Financial Institution Management: Conventional &


Syaria Syistem ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 ), h. 945

Viethzal Rifai, et.al., Islamic Financial Management (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010
), h. 430

10

Anda mungkin juga menyukai