” Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pasar Modal
Syariah dengan dosen pembimbing :K.Bina Buono S.E
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja instrument investasi syarih?
2. Apa yang dimaksud dengan return dan resiko menurut syariah?
3. Apa yang dimaksud dengan purifikasi return saham syariah?
4. Bagaimana return dan resiko investasi syariah?1
1
https://www.studocu.com/id/document/universitas-indonesia-timur/makalah-risk-dan-return di
akses pada tanggal 21 desember 2022,pukul 12:41 WIB
BAB II
PEMBAHASAN
2
Jogiyanto Hartono, Instrumen investasi syariah(Yogyakarta: BPFE, 2003), hal 195
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Return Saham
disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai
harga saham periode t dengan t-1. Dan berarti bahwa semakin tinggi
perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang
dihasilkan.46 Menurut Tandellin, Return saham merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor menanggung resiko atas berinvestasi yang
dilakukannya. Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
a. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi.
Yield hanya berupa angka nol (0) dan positif (+).
b. Capital gain (lost), komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu keuntungan (kerugian) bagi investor.
Capital gain berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+).
Secara sistematika return suatu investasi dapat ditulis sebagai
berikut: Return total = yield + capital gain (lost).
Jenis-jenis return saham menurut Jogiyanto Hartono ada dua jenis
return yaitu:
“Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return ini dihitung dengan menggunakan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna dalam
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko yang akan
datang”.34
3
Tjiptono Darmadji. Dan Hendy M Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab.
Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal 8
4
Abdul Halim, Analisis Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), hal 42.
“Return ekspektasi (expected return) adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh para investor di masa yang akan
datang”. Dari teori definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
jenis return terdiri dari:
1. Realisasi
Return realisasi adalah return yang sudah terjadi, dan
penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang
berguna untuk mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi
atau disebut juga return historis berguna juga untuk
menentukan return ekspektasi (expected return) dan risiko di
masa yang akan datang.
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak
digunakan adalah return total (total return), relatif return
(return relative), kumulatif return (return cumulative) dan
return yang disesuaikan (adjusted return). Sedang rata-rata
dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika
(arithmetic mean) dan rata-rata geometric (geometric mean).
Rata-rata geometrik banyak digunakan untuk menghitung
rata-rata return beberapa periode, misalnya untuk menghitung
return mingguan atau return bulanan yang dihitung
berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return harian.
Untuk perhitungan return seperti ini, rata-rata geometrik lebih
tepat digunaka dibandingkan jika digunakn metode rata-rata
aritmatika biasa.
2. Ekpektasi
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan
investasi. Return ini lebih penting dibandingkan return
historis (realisasi) karena return ini yang diharapkan oleh
semua investor di masa yang akan datang. Return ekspetasian
(expected return) dapat dihitung berdasarkan beberapa cara
sebagai berikut ini:
a. Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan.
b. Berdasarkan nilai-nilai return historis.
c. Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.
3. Komponen Pengembalian
Return Saham Menurut Abdul Halim Return Saham terdiri
dari dua komponen utama, yaitu:
a. Gain
yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang
diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang
keduanya terjadi di pasar sekunder.
b. Yield
merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima
secara periodik. Misalnya berupa deviden atau bunga.
Sedangkan menurut Tjiptono D. Dan Hendy M.
Fakhrudin, pada dasarnya berpendapat dua keuntungan
yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham yaitu:
a. Deviden merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan
yang dihasilkan perusahaan.
b. Capital Gain merupakan selisih antaa harga beli dan
harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
2. Risiko Menurut Syariah
Resiko merupakan sebagai bentuk keadaan dengan ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) atas keputusan
yang telah diambil yang berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Dalam definisi lain, resiko sering kali dipakai untuk menganalisis
investasi, yang dimana resiko merupakan kemungkinan hasil yang
diperoleh menyimpang dari apa yang diharapkan. Dua hal yang tidak
boleh terpisahkan dalam investasi, yaitu diperhitungkan return dan resiko
karena pertimbangan dalam keputusan suatu investasi yang
merupakan trade-off dari kedua faktor tersebut mempunyai dua hubungan
yang positif, semakin besarnya resiko yang ditanggung oleh investor maka
semakin tinggi pula return yang harus dikompensasi kan.
Resiko merupakan ketidakpastian hasil dari suatu kejadian, dalam
syariah resiko merupakan sunatullah. Dengan demikian konsep bebas
resiko (risk free) tidak ada dalam syariah. Menjalankan aktivitas pekerjaan
mempunyai tingkatkan resiko yang berbeda-beda. Dalam syariat Islam
resiko ini terbagi menjadi tiga tingkatkan, yaitu : maysir, gharar, dan
natural resiko.
5
https://www.indonesiana.id/read/152207/purifikasi return dan resiko nvestasi syariah
Keterangan:
Ri = Return saham pada periode ke-t
Pt = Harga saham pada periode ke-t
Pt – 1 = Harga saham pada periode sebelum t
b. Perhitungan Return Ekspektasian
E (R) = ∑ . 𝑛 1 𝑝𝑟𝑖
Keterangan:
E (Ri) = Return ekspektasian (expected return) saham I
Ri = Return ke-I yang mungkin terjadi
𝑝𝑟𝑖 = Probabilitas kejadian return ke-i
n = Banyaknya return yang mungkin terjadi
b. Koefisien Variasi
Koefisien variasi adalah suatu statistik yang digunakan untuk
mengukur penyebaran (dispersion) relative return (kembalian) suatu
sekuritas. Penggunaan koefisien variasi ini untuk membandingkan
dua sekuritas atau lebih yang mempunyai tingkat return yang berbeda-
beda.Untuk mengukur koefisien variasi menggunakan rumus:
CV = 𝑆𝐷 𝑟
Keterangan :
CV = Koefisien Variasi
SD = Standar Deviasi
r = return rata-rata atau return yang diharapkan6
BAB III
6
Arthur Keown J, pengukuran return dan resiko investasi syariah. Edisi ketujuh.Terjemahan oleh
Chaerul D. Djakman.(Jakarta: Salemba Empat, 1999), hal 199
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Investasi syariah adalah suatu komitmen atas harta dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang
dengan prinsip yang sejalan dengan syariat-syariat islam.
Prinsip syariat islam yang berlaku pada investasi
syariah diatur oleh Majelis Ulama Indonesia melalui fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN).
pasar modal syariah sudah memiliki banyak instrumen
investasi yang dapat dipilih. Berikut adalah uraian secara
sederhana mengenai instrumen yang ada di pasar modal
syariah:
a. Saham Syariah
b. Sukuk
c. Reksa dana Syariah
d. ETF Syariah
e. Aset Syariah Lainnya
2. Return merupakan keuntungan yang diperoleh individu,
perusahaan, atau suatu lembaga dari hasil kebijakan yang
telah dilakukan dalam investasi. Return juga bisa diartikan
sebagai tingkat keuntungan yang dinikmati oleh para
pemodal dari hasil investasinya. Atau secara singkatnya
return adalah imbalan yang diperoleh dari hasil investasi.
Dinyatakan dalam pengembalian biasanya berbentuk
presentase (rate of return).
Resiko merupakan sebagai bentuk keadaan dengan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi
nantinya (future) atas keputusan yang telah diambil yang
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Dalam
definisi lain, resiko sering kali dipakai untuk menganalisis
investasi, yang dimana resiko merupakan kemungkinan
hasil yang diperoleh menyimpang dari apa yang
diharapkan. Dua hal yang tidak boleh terpisahkan dalam
investasi, yaitu diperhitungkan return dan resiko karena
pertimbangan dalam keputusan suatu investasi yang
merupakan trade-off dari kedua faktor tersebut mempunyai
dua hubungan yang positif, semakin besarnya resiko yang
ditanggung oleh investor maka semakin tinggi pula return
yang harus dikompensasi kan.
3. Purifikasi Return Saham Syariah
Dilakukan purifikasi, ketika atas keuntungan yang
diperoleh dari bagi hasil atau yield dan capital gain yang
masih terdapat sebagian kecil unsur non-halal. Sebagian
ulama berpendapat bahwa purifikasi terhadap capital gain
tidak perlu dilakukan dengan alasan sulitnya dalam
menentukan secara spesifik besaran capital gain yang
diperoleh sebagai akibat dari penerimaan non-syariah
(bunga) disamping kecilnya pengaruh penerimaan ini
terhadap penciptaan asset.
B. Saran