Anda di halaman 1dari 46

“Kajian Penerapan Availability Payment

Pada Pengembangan Infrastruktur


Sosial
di Kota Bandung”
(Studi Kasus: PJU Kota Bandung)
Yongki Alexander Tanne
KK MRK ITB
25018302
Presentation outline!
1. Infrastruktur
2. Pemerintahan Daerah
3. Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
4. Availability Payment
5. Proyek Penerangan Jalan Umum Bandung

2
1. Infrastruktur
Pengertian Infrastruktur
Jenis Infrastruktur
Pengadaan Infrastruktur
Pengertian infrastruktur
PERPRES 38/2015 YESCOMBE (2007)
Infrastruktur adalah Infrastruktur publik dapat
fasilitas teknis, fisik, sistem, didefinisikan sebagai
perangkat keras, dan lunak fasilititas yang dibutuhkan
yang diperlukan untuk untuk menggerakkan aspek
melakukan pelayanan kepada ekonomi dan sosial dimana
masyarakat dan mendukung infrastrtuktur dianggap
jaringan struktur agar tidak dapat berdiri sendiri
pertumbuhan ekonomi dan melainkan mendukung
sosial masyarakat dapat perekonomian nasional dan
berjalan dengan baik. aktivitas sosial termasuk
fasilitas tambahan untuk
menunjang fungsi tersebut
seperti kantor pemerintahan
atau akomodasi.

4
jenis infrastruktur
WORLD BANK (1994)
1. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang
diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi baik dalam
produksi maupun konsumsi final, meliputi public utilities
(tenaga, telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas),
public work (jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi,
dandrainase) serta sektor transportasi (jalan, rel
kereta api, angkutan pelabuhan, lapangan terbang dan
sebagainya).
2. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung
kesehatan dan keahlian masyarakat, meliputi
pendidikan (sekolah dan perpustakaan), kesehatan
(rumah sakit dan pusat kesehatan), perumahan dan
rekreasi (taman, museum dan lain-lain).
3. Infrastruktur administrasi/ institusi, meliputi penegakan
hukum, kontrol administrasi dan koordinasi serta
kebudayaan.

5
jenis infrastruktur
YESCOMBE (2007)
1. Infrastruktur Ekonomi yaitu infrastruktur yang
dianggap penting untuk kegiatan ekonomi sehari-hari
seperti fasilitas transportasi dan jaringan utilitas
(untuk air, air limbah, listrik dll)
2. Infrastruktur Sosial yaitu infrastruktur yang
dianggap penting/ mendasar untuk struktur sosial/
masyarakat seperti rumah sakit, sekolah,
perpustakaan, penjara, dll.

6
jenis infrastruktur
WORLD ECONOMIC FORUM (2012)
1. Infrastruktur ekonomi yaitu proyek yang menghasilkan
pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan masyarakat
berfungsi. Contohnya termasuk fasilitas transportasi
(udara, laut dan darat), utilitas (air, gas dan listrik),
pertahanan banjir, pengelolaan limbah dan jaringan
telekomunikasi.
2. Infrastruktur sosial yaitu aset untuk mendukung
penyediaan layanan publik. Contohnya termasuk
perumahan sosial, fasilitas kesehatan, lembaga pendidikan
dan infrastruktur hijau (ruang hijau multifungsi di dalam
dan di antara wilayah perkotaan, seperti taman, kebun, dan
koridor hijau, yang meningkatkan mata pencaharian sosial
dan mendorong keanekaragaman hayati).
3. Infrastruktur lunak yaitu lembaga publik yang
dibutuhkan untuk mempertahankan masyarakat.
Contohnya termasuk bangunan dan hukum pemerintah
pusat, aturan dan sistem yang dibuat untuk menjaga hukum
dan ketertiban, meningkatkan pencapaian pendidikan dan
7
pengadaan infrastruktur
SUMBER PEMBIAYAAN METODOLOGI PEMBIAYAAN RINCIAN
APBN Anggaran pemerintah pusat khusus untuk infrastruktur
Pemerintah PHLN Pinjaman berdasarkan nilai mata uang luar dari mitra pembangunan
Pusat
Pembiayaan SHN/SUN Penerbitan obligasi berdasarkan kredit rating negara
Pemerintah Likuidasi Aset Negara Dana dari penjualan aset, sekuritas, IPO dari BUMN
APBD Anggaran pemerintah daerah khusus untuk infrastruktur
Pemerintah
Daerah Penerbitan surat hutang khusus daerah sub-sovereign loan pinjaman
Surat Hutang Daerah
yang tertujukan khusus daerah
Cadangan Kas dan Kas Operasional Pendanaan dari arus kas cair BUMN atau kas operasional
Surat Hutang dan Obligasi Perusahaan Penerbitan surat hutang obligasi berdasarkan kredit rating
Pembiayaan BUMN/BUMD perusahaan
Pinjaman langsung mitra pembangunan dan perbankan untuk
Pinjaman Langsung BUMN/BUMD BUMN/BUMD
Availability Payment (Pemerintah Pusat) Ekuitas investor + jaminan multi year dari pemerintah pusat
Pembiayaan Off Balance Sheet
Availability Payment (Pemerintah Daerah) Ekuitas investor + jaminan multi year dari pemerintah daerah
Vertikal, Horisontal dan Split Campuran metodologi di atas dengan memilah asset
Campuran metodogi di atas dengan metodologi pendanaan (Rincian
Pembiayaan Strategis Paket Lintas Sektor
memaketkan proyek-proyek terkait)
Lain-lain Surat hutang khusus infrastruktur, obligasi proyek dan lain-lain
Ekuitas investor dengan project finance + VGF dan jaminan
Pembiayaan KPBU Swasta dengan Jaminan Pemerintah
pemerintah

Sumber : Sumber dan Pola Pembiayaan Infrastruktur, PUPR, 2017


8
pengadaan infrastruktur
Jenis Pembiayaan Kelayakan Proyek Skema Pembiayaan
Layak secara ekonomi tetapi tidak layak
Reguler APBN/APBD
secara finansial
Layak secara ekonomi tetapi kurang layak APBN/APBD
secara finansial Pinjaman Daerah

Layak secara ekonomi dan finansial KPBU AP


marjinal (dengan kapasitas fiskal terbatas) Pinjaman Daerah
Pembiayaan Kreatif Layak secara ekonomi dan finansial KPBU dengan VGF
marjinal (dengan kapasitas fiskal cukup Pinjaman Daerah
tinggi) Obligasi Daerah
KPBU reguler/ User
Layak secara ekonomi dan finansial
Payment

Sumber : DJPPR Kemenkeu 2019

9
2. Pemerintah daerah
Struktur dan Urusan Pemerintahan
Struktur Organisasi Kota Bandung
APBD Kota Bandung
Struktur Pemerintahan di Indonesia
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
Pemerintah Pusat 34 PROVINSI Pemerintah Daerah
Asas :
Desentralisasi, 416 KABUPATEN/ 98 KOTA
Dekonsentrasi,
Tugas Pembantuan
URUSAN PEMERINTAHAN KECAMATAN

KELURAHAN/DESA
ABSOLUT KONKUREN UMUM
Urusan Urusan Pemerintahan yang dibagi Urusan Pemerintahan
Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang menjadi
yang provinsi dan Daerah kabupaten/kota. kewenangan Presiden
sepenuhnya Sebagai dasar pelaksanaan OTDA. sebagai kepala
menjadi pemerintahan
kewenangan
Pemerintah WAJIB PILIHAN
Pusat
Sumber : UU 23/2014 dan UU 33/2004
Pelayanan Non Pelayanan
Dasar Dasar
Urusan Pemerintahan di Indonesia
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Wajib yang Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
ABSOLUT meliputi: berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan Pelayanan Dasar meliputi:
a. politik luar negeri; meliputi: a. tenaga kerja;
b. pertahanan; a. pendidikan; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan
c. keamanan; b. kesehatan; anak;
d. yustisi; c. pekerjaan umum dan penataan c. pangan;
e. moneter dan fiskal nasional; ruang; d. pertanahan;
f. agama. d. perumahan rakyat dan kawasan e. lingkungan hidup;
Dalam menyelenggarakan permukiman; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
urusan pemerintahan e. ketenteraman, ketertiban umum, dan g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
absolut, Pemerintah Pusat: pelindungan masyarakat h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
g. melaksanakan sendiri f. sosial. i. perhubungan;
h. melimpahkan wewenang j. komunikasi dan informatika;
kepada Instansi Vertikal Urusan Pemerintahan Pilihan k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
yang ada di Daerah atau meliputi: l. penanaman modal;
gubernur sebagai wakil a. kelautan dan perikanan; m. kepemudaan dan olah raga;
Pemerintah Pusat b. pariwisata; n. statistik;
berdasarkan asas c. pertanian; o. persandian;
Dekonsentrasi. d. kehutanan; p. kebudayaan;
e. energi dan sumber daya mineral; q. perpustakaan;
f. perdagangan; r. kearsipan.
g. perindustrian;
h. transmigrasi.
Sumber : UU 23/2014
Sumber Penerimaan Daerah
Sumber Penerimaan
Daerah

Pendapatan Daerah Pembiayaan


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Daerah
Penerimaan Pinjaman
Pendapatan Dana Lain-lain
Daerah
Asli Daerah Perimbangan Pendapatan
Pajak, Retribusi, Dana Cadangan Daerah
Hibah dan Dana
Kekayaan Daerah,
Darurat
Lain-lain Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan

Dana Bagi Dana Alokasi Dana Alokasi


Hasil Umum Khusus
Pajak (PBB, Atas dasar
BPHTB, PPh) celah fiskal
dan Sumber dan alokasi
Daya Alam dasar
Sumber : UU 33/2004
Pendapatan Daerah

Berdasarkan data APBD kota


bandung dari tahun 2010-2019,
Persentase komposisi antara
masing-masing jenis
pendapatan daerah berturut-
turut adalah :
- PAD : 36,91%,
- Dana Perimbangan : 43,91%
- Lain-lain : 19,18%.

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH DANA PERIMBANGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.

APBD

Anggaran Pendapatan Anggaran Belanja Anggaran Pembiayaan

Diklasifikasikan menurut : Penerimaan Pembiayaan


Pendapatan Dana Lain-lain Organisasi, fungsi, program,
Asli Daerah Perimbangan pendapatan kegiatan dan jenis belanja Pengeluaran Pembiayaan

Belanja Belanja tidak


Langsung Langsung

Sumber : UU 33/2004
Anggaran (dalam Rp) Anggaran belanja barang dan jasa

16
Realisasi Anggaran belanja barang dan jasa
2010; 97.23%
2011; 97.56%

2013; 90.03% 2014; 90.51%

2015; 86.84%
2012; 86.13%
2017; 85.44%

2016; 81.61%

17
Sumber : Paparan Dirjen Keuda, 2018
Proses Penyusunan APBD
“Kebijakan Umum ABPD (KUA) adalah sasaran dan kebijakan daerah dalam satu tahun
anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman
penyusunan R-APBD dan RP-APBD”

PEMERINTAH DAERAH
DPRD
KOORDINATOR TAPD KEPALA DAERAH
Sekda selaku Disampaikan ke Disampaikan ke DPRD
RKPD Koordinator KDH paling lambat paling lambat
TAPD awal bulan juni pertengahan bulan juni

Rancangan Rancangan Rancangan Rancangan


KUA KUA KUA KUA

Rancangan KUA Panitia Anggaran


dibahas bersama DPRD

Nota Kesepakatan

Sumber : UU no 33 thn 2004 (71)


Proses Penyusunan APBD
KUA
“Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
adalah Program Prioritas dan Patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD
Tentukan Skala Prioritas dalam
untuk setiap program dan kegiatan sebagai acuan
urusan wajib dan urusan pilihan
dalam penyusunan RKA-SKPD”

Tentukan urutan program dalam


masing-masing urusan
.................

Menyusun plafon anggaran sementara


untuk masing-masing program
(berdasarkan prioritas kegiatan)
Sumber : UU no 33 thn 2004 (71)
3. KPBU
Pengertian KPBU
Tujuan dan Manfaat KPBU
Jenis KPBU
Regulasi KPBU di Indonesia
Tahapan Pelaksanaan KPBU
GENTRY & FERNANDEZ (2007)
Pengertian kpbu KPBU sebagai partisipasi swasta dalam
WORLD BANK (2014) desain, pembiayaan, konstruksi, kepemilikan
KPBU adalah Kontrak dan pengoperasian fasilitas atau layanan
PERPRES 38/2015 jangka panjang antara publik. Perjanjiannya dapat bervariasi mulai
Kerjasama antara Pemerintah pihak swasta dan dari mengontrakkan, Joint Venture, Build-
dan Badan Usaha dalam pemerintah untuk Operate-Transfer (BOT), Lease-Develop-
Penyediaan Infrastruktur menyediakan aset atau Operate dan Privatisasi penuh.
untuk kepentingan umum dengan layanan publik, di mana
mengacu pada spesifikasi yang pihak swasta menanggung
telah ditetapkan sebelumnya risiko dan tanggung jawab
oleh Menteri/Kepala manajemen yang signifikan,
Lembaga/Kepala Daerah/Badan dan remunerasi dikaitkan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha dengan kinerja.
Milik Daerah, yang sebagian
atau seluruhnya menggunakan
sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko
diantara para pihak.

22
Pengertian KPBU
BULT-SPIERING & DEWULF (2006)
KPBU sebagai reformasi manajemen ketika fungsi pemerintahan dan
birokrasi mengalami perubahan dan pencerahan dari interaksinya
dengan manajemen profesional yang biasanya dimiliki oleh sektor
swasta.
KPBU adalah kerjasama yang melembaga dari sektor publik dan sektor
swasta yang bekerja bersama untuk mencapai target tertentu ketika
kedua belah pihak menerima risiko investasi atas dasar pembagian
keuntungan dan biaya yang dipikulnya.
KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan swasta yang
menghasilkan produk atau jasa dengan risiko, biaya, dan keuntungan
ditanggung bersama berdasarkan nilai tambah yang diciptakannya
.

23
konvesional VS Kpbu
DJPPR Kemenkeu (2017)

Konvesional KPBU
APBN/APBD tidak harus menyediakan 100% biaya
APBN/APBD harus menyediakan 100% biaya konstruksi
konstruksi

Risiko Konstruksi ditangggung oleh Pemerintah dan APBN Risiko konstruksi seluruhnya ditanggung oleh swasta

Fokus pengadaan pada aset secara fisik Fokus pengadaan pada layanan
Kontrak tunggal dengan Badan Usaha untuk seluruh
Pemerintah harus mengadakan kontrak terkait konstruksi,
kegiatan Desain, Konstruksi, Pembiayaan, Perawatan dan
operasional dan pemeliharaan serta layanan tambahan
Operasional
Risiko operasi dan kinerja aset ditanggung oleh
Risiko operasi dan kinerja asset ditanggung oleh swasta
pemerintah

Adanya keterbatasan atas inovasi yang dilakukan oleh Persaingan yang kompetitif memungkinkan inovasi-inovasi
Badan Usaha karena design dibuat oleh Pemerintah yang dilakukan Badan Usaha

24
tujuan KPBU
Berdasarkan Perpres Nomor 38 Tahun 2015, tujuan dari KPBU adalah
sebagai berikut:
1. Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
penyediaan infrastruktur melalui pengerahan dana swasta
2. Mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif,
efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu
3. Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan
Usaha dalam penyediaan infrastruktur berdasarkan prinsip
usaha secara sehat
4. Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan
yang diterima, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan
kemampuan membayar pengguna
5. Memberikan kepastian pengembalian investasi Badan Usaha dalam
penyediaan infrastruktur melalui mekanisme pembayaran secara
berkala oleh Pemerintah kepada Badan Usaha.
.
25
manfaat KPBU
DOCHIA & PARKER (2009)
BAPPENAS (2019) KPBU dapat menyediakan flesibilitas yang
lebih besar dan efisiensi dalam pembangunan,
pendanaan dan manajemen aset dari suatu
infrastruktur karena struktur kontrak
dan proses pengadaan KPBU dirancang untuk
memastikan tujuan tersebut tercapai.

26
Jenis kpbu
YESCOMBE (2007) PERPRES 38/2015
KPBU berdasarkan sifat layanan dan transfer risiko Jenis dari KPBU dapat dibedakan berdasarkan
yang melekat dalam Kontrak KPBU. bentuk Pengembalian investasi Badan Usaha
1. Berbasis penggunaan (Usage Based) Contoh : jalan, Pelaksana/Pihak swasta yang dapat berupa:
jembatan, terowongan serta fasilitas transportasi 1. Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk
lainnya seperti pelabuhan, bandara, kereta api. tarif (User Payment)
2. Ketersediaan (Availability Based), yang terbagi 2. Pembayaran Ketersediaan Layanan
menjadi tiga subkategori utama: (Availability Payment)
a. Berbasis Akomodasi Contoh : rumah sakit, 3. Bentuk lainnya sepanjang tidak
sekolah dan penjara bertentangan dengan peraturan
b. Berbasis Peralatan, Sistem dan Jaringan perundang-undangan.
Proyek Jalan (jumlah jalur tersedia), Kereta api .
(persinyalan atau jumlah gerbong tersedia),
Penerangan jalan atau TI (teknologi informasi),
dan peralatan pertahanan dan keamanan.
c. KPBU berbasis Process Plant
Contoh sistem pengolahan air dan limbah.
27
jenis kpbu
YESCOMBE (2007)
KPBU dapat diklasifikasikan berdasarkan kewenangan pihak swasta terhadap infrastruktur yang
dibangun sebagai berikut :

28
jenis kpbu
BAPPENAS
KPBU dapat diklasifikasikan berdasarkan pihak pemraksa dari proyek KPBU:

29
Regulasi kpbu di indonesia
Perpres 67/2005 tentang KPBU

Perpres 38/2015 tentang KPBU

PENGEMBALIAN DUKUNGAN DAN JAMINAN


PENGADAAN PANDUAN UMUM
INVESTASI PEMERINTAH

Permendagri 96/2016 PMK 190/2015 PMK 223/2012 Perpres 78/2010 PLKPP 19/2015 PMPPN 4/2015
tentang Pembayaran tentang Pembayaran tentang Dukungan tentang Penjaminan tentang Tata Cara tentang Tata Cara
AP Daerah AP Kelayakan Infrastruktur Pelaksanaan Pelaksanaan
Pengadaan BU KPBU KPBU
PMK 260/2016
tentang Tata Cara
PMK 260/2010 PMK 30/2012
Pembayaran AP
tentang Penjaminan tentang Dana
Infrastruktur Cadangan Penjaminan
“KPBU di tingkat daerah
dikenal dengan nama
KPDBU (Kerjasama PMK 8/2016
tentang Penjaminan
Pemerintah Daerah dan
Infrastruktur
Badan Usaha)”
30
Tahapan pelaksanaan kpbu
Peraturan Menteri PPN/ BAPPENAS Nomor 4 Tahun 2015

31
stakeholder pelaksanaan kpbu
Peraturan Menteri PPN/ BAPPENAS Nomor 4 Tahun 2015

Tahap Perencanaan Tahap Penyiapan Tahap Transaksi

1. Penyusunan rencana dan anggaran dana


1. Penjajakan Minat Pasar (Market
KPBU;
Sounding);
2. Identifikasi dan Penyusunan Usulan 1. Penyiapan Kajian KPBU
2. Penetapan lokasi KPBU;
Rencana KPBU; (penyiapan prastudi kelayakan);
3. Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
3. Penganggaran dana tahap perencanaan; 2. Pengajuan Dukungan Pemerintah;
KPBU;
4. Pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut 3. Pengajuan Jaminan Pemerintah;
4. Penandatanganan perjanjian KPBU;
rencana KPBU; dan
dan
5. Penyusunan Daftar Rencana KPBU; dan 4. Pengajuan Penetapan Lokasi.
5. Pemenuhan pembiayaan (Financial
6. Pengkategorian KPBU (siap ditawarkan
Close).
atau dalam proses penyiapan).

STAKEHOLDER TERKAIT
1. Bupati/Walikota (PJPK) + Gubernur 1. Bupati/Walikota (PJPK)
2. Simpul KPBU 2. Panitia Pengadaan
1. Bupati/Walikota (non PJPK)
3. Tim KPBU 3. Badan Penyiapan (bila perlu)
2. Bappenas
4. Badan Penyiapan (bila perlu) 4. Tim KPBU
5. LKPP (Pengadaan) 5. Badan Usaha Pelaksana
6. MenKeu (Dukungan) 6. Kemenkeu/BUPI
7. Menkeu/BUPI (Jaminan) 7. KLH dan BPN
8. Bappenas
9. KLH dan BPN
32
4. Availability Payment
Pengertian AP
Tujuan dan Manfaat AP
Ciri AP
Tahapan AP
Konsep Pembayaran AP
Infrastruktur skema AP di kabupaten/kota di
Indonesia
Pengertian availability payment
Giglio dan Friar (2017) Dochia & Parker (2009)
Availability Payment adalah Availability Payment adalah
pembayaran proyek atas kinerja suatu pembayaran atas kinerja
yang dilakukan tanpa dimana perhitungannya
mempertimbangkan faktor terlepas dari jumlah
permintaan. Pembayaran permintaan atau layanan suatu
dilakukan sesuai dengan standar infrastruktur.
kinerja yang ditentukan dalam
kontrak.Peraturan Menteri Keuangan 260/2016

Pembayaran Ketersediaan Layanan


(Availability Payment) adalah
pembayaran secara berkala oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
kepada Badan Usaha Pelaksana atas
tersedianya layanan Infrastruktur yang
sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian
KPBU.
34
Tujuan dan manfaat availability payment
Manfaat AP menurut Dochia & Parker (2011) Peraturan Menteri Keuangan 190 2015, tujuan
1. Terdapat garansi karena adanya kepastian Availability Payment adalah:
Long Term Budget (pembayaran tidak 1. Memastikan ketersediaan layanan yang
melebihi Maximum Availability Payment) berkualitas kepada masyarakat secara
2. Pembayaran baru dimulai pada awal berkesinambungan.
operasi proyek 2. Mengoptimalkan nilai guna anggaran PJPK
3. Sektor swasta fokus pada pemenuhan (value for money).
standar layanan yang ditentukan (ada 3. Menyediakan skema pengembalian investasi
konsekuensi yang ditanggung) yang menarik minat Badan Usaha untuk
4. Perawatan dan perbaikan infrstruktur bekerja sama dengan Pemerintah dalam
dibiayai oleh swasta dan biasanya ada rangka menyediakan Layanan kepada
efisiensi pada life cycle cost; masyarakat melalui KPBU
5. Pembayaran mungkin tidak dilihat sebagai
utang oleh pemerintah (lebih dilihat
sebagai kewajiban yang mengikat,
tergantung pada alokasi anggaran);

35
Ciri availability payment
1. Transfer risiko desain, pembangunan,
pendanaan dan operasional/perawatan kepada Karena biasanya tidak digunakan untuk proyek
sektor swasta. (Dochia & Parker, 2009) besar, diarahkan untuk menjadi PPP Lite (Asean
2. Infrastruktur disediakan secara gratis Public Private Partnership Guidelines, 2014)
kepada masyarakat (DJPPR) dengan kriteria :
3. Tidak ada pendapatan dari pengguna • Tidak melibatkan risiko perbedaan mata uang
layanan/tidak ada pengguna akhir yang dapat • Tidak melibatkan risiko permintaan
dikenakan tarif (DJPPR & Mladenovic 2014)
• Struktur pembiayaan relatif sederhana
4. Diarahkan terutama untuk infrastruktur
sosial (Darmawan 2018, PPP Cerification Guide • Tidak melibatkan kompleksitas teknologi
& DJPPR)
5. Jangka waktu perjanjian relatif pendek <20
tahun (PT. PII, 2017)
6. Struktur Pembayaran bersifat anuitas/flat
(Darmawan, 2018)

36
availability payment vs user payment
Berdasarkan Acuan Alokasi Risiko PT. PII (2017)

Lingkup Availability Payment User Payment


Kepemilikan aset selama
Swasta Swasta (Kecuali BTO)
kontrak
Investasi/Pendanaan Swasta Swasta
Konstruksi Swasta (+Pemerintah) Swasta (+Pemerintah)
Operasi dan Pemeliharaan Swasta Swasta
Pelayanan dan pengutipan tarif Swasta/Pemerintah
Swasta
pelanggan (tergantung lingkup proyek)
Horison waktu (tipikal; sesuai
<20 tahun 20-50 tahun
sektor)
Pelanggan Pembeli tunggal/PJPK Pelanggan/Pengguna Akhir
Sumber arus kas Pembayaran oleh PJPK Pembayaran dari Pelanggan

37
Tahapan pelaksanaan AP
Peraturan Menteri PPN/ BAPPENAS 4/2015 dan Permendagri 96/2016

Pada tahap ini, untuk KPDBU AP tingkat kabupaten/kota,


Bupati/Walikota menyampaikan dokumen rencana KPDBU
(OBC, FBC dan Proyeksi perhitungan pembayaran AP) kepada
Gubernur.
(Permendagri 96/2016 pasal 34)

38
Tahapan ap tingkat kabupaten/kota
Bupati/Walikota
Dokumen Rencana AP, terdiri atas :
- Outline Business Case (OBC) / Surat
Studi Awal Pertimbangan
- Final Business Case (FBC) / Gubernur
Studi Penyiapan Maksimal 15 hari
- Proyeksi perhitungan pembayaran AP Gubernur kerja
Pengecekan kesesuaian dokumen rencana
AP dengan RPJMD, RKPD, KUA PPAS dan
kemampuan keuangan daerah

Pertimbangan Pertimbangan
Konsultasi Konsultasi

Dilakukan konsultasi ke
Menteri Dalam Negeri c.q RAPAT KOORDINASI Kemenkeu
Kementerian
Direktorat Jenderal Bina Jika dibutuhkan Dukungan
Keuangan
Keuangan Daerah Maksimal 3 hari Pemerintah (PDF dan VGF)
dan/atau Jaminan Pemerintah

39
Konsep pembayaran ap
Menurut Darmawan (2018) dan Direktorat Bina Investasi PUPR
1. Pembayaran Maksimum.
Pembayaran kewajiban maksimum untuk penyediaan layanan penuh
sesuai dengan Perjanjian KPBU dan memperhitungkan pengurangan
pembayaran untuk ketidaktersediaan layanan dan tingkat kinerja.
2. Pembayaran Anuitas.
Dilakukan setelah fasilitas infrastruktur tersedia dan beroperasi,
beban fiskal flat dan dilakukan secara anuitas berdasar ketersediaan
layanan.
Komponen yang diperhitungkan dalam pembayaran AP:
3. Output Aset (biaya konstruksi, cicilan, pinjaman, dan bunga)
4. Output Fungsi (beroperasinya fasilitas/layanan secara efektif terkait
dengan operasional manajemen)
5. Output Layanan (operasional layanan dan pemeliharaan sesuai dengan
standar yang disepakati)

40
Konsep pembayaran ap
Indikator Kinerja AP (Direktorat Bina Investasi Infrastruktur, 2017):
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan struktur dan
pembayaran AP berbeda-beda tergantung pada tipe proyek. Penetapan
indikator ketersediaan dan standar kinerja layanan dan formula
pembayaran harus didesain secara khusus untuk setiap proyek.
2. Penetapan indikator kinerja skema AP menentukan besarnya
pembayaran berkala. Ketersediaan dan kualitas layanan harus
definisikan secara objektif, terukur dan realistis.
3. Indikator Ketersediaan: tersedianya layanan publik oleh Badan Usaha
Pelaksana KPBU selama berlangsungnya masa pengoperasian fasilitas
infrastruktur berdasarkan perjanjian Kerjasama KPBU berupa:
fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang
diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan
mendukung jaringan struktur agar kegiatan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan baik.
4. Indikator Kinerja Layanan: tingkat kualitas atau standar penyediaan
layanan yang disediakan oleh Badan Usaha Pelaksana sesuai dengan
standar pelayanan yang disepakati dalam perjanjian kerjasama KPBU.
41
Konsep pembayaran ap di kabupaten/kota
Berdasarkan Permendagri 96/2016 :
1. Kriteria Pembayaran AP - Terkait Kesinambungan Pembayaran
“Pembayaran AP WAJIB dialokasikan oleh PJPK berdasarkan
perjanjian KPDBU dalam APBD”; “Pelaksanaan pembayaran AP yang
dialokasikan PJPK WAJIB disetujui oleh DPRD selama masa
perjanjian KPDBU” Pasal 4 ayat 2-3
2. Pembayaran Ketersediaan
“Dana Pembayaran Ketersediaan Layanan dilakukan secara
berkala pada setiap tahun anggaran selama jangka waktu yang
diatur dalam perjanjian KPDBU dan dianggarkan dalam APBD pada
kelompok belanja langsung serta diuraikan pada jenis, objek dan
rincian objek belanja barang dan jasa pada SKPD berkenaan.” Pasal
35 ayat 1
“Kebutuhan anggaran untuk Pembayaran Ketersediaan Layanan
dalam APBD Kabupaten/Kota diformulasikan ke dalam RKA-SKPD
dan diusulkan oleh SKPD selaku PA kepada Bupati/Walikota
melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah.” Pasal 36 ayat 4
42
Infrastruktur dengan skema ap pada kabupaten/kota
di indonesia (ppp book)
JENIS PENGEMBALIAN
NO NAMA PROYEK STATUS TAHUN STATUS PJPK INVESTASI BU JENIS INFRASTRUKTUR

1 Bandar Lampung Water Supply UNDER CONSTRUCTION (PPP BOOK 2019) PDAM Kota Bandar Availability Payment Ekonomi
Lampung
2 West Semarang Water Supply UNDER CONSTRUCTION (PPP BOOK 2019) PDAM Kota Semarang Availability Payment Ekonomi
3 Surakarta Street Lightning ALREADY TENDER Juni 2019 Walikota Surakarta Availability Payment Ekonomi
(PreQualification) (PPP BOOK 2019)
ALREADY TENDER Juni 2019
4 Sidoarjo General Hospital (PreQualification) (PPP BOOK 2019) Bupati Sidoarjo Availability Payment Sosial
UNDER PREPARATION Juni 2019
5 Medan Municipal Transport (Final Bussiness Case) (PPP BOOK 2019) Walikota Medan User Payment Ekonomi
UNDER PREPARATION Juni 2019
6 Pekanbaru Regional Water Supply PDAM Kota Availability Payment Ekonomi
(Final Bussiness Case) (PPP BOOK 2019)
7 UNDER PREPARATION
The Development of Pirngadi Hospital In Medan (Final Bussiness Juni 2019 Walikota Medan Availability Payment Sosial
Case) (PPP BOOK 2019)
8 LRT Semarang UNDER PREPARATION Juni 2019 Walikota Semarang TBA Ekonomi
(Outline Bussiness Case) (PPP BOOK 2019)
9 Ciputat Market UNDER PREPARATION Juni 2019 Walikota Tangsel User Payment Ekonomi
(Outline Bussiness Case) (PPP BOOK 2019)
Desember 2016 Availability Payment
10 Urban Railway City of Medan North Sumatra UNDER PREPARATION Walikota Medan Ekonomi
(PPP BOOK 2017) (10-15thn)
11 Pondok Gede Water Supply Bekasi West Java UNDER PREPARATION Desember 2016 PDAM Kota Bekasi User Payment Ekonomi
(PPP BOOK 2017)
Desember 2016
12 Bandung Street Lightning West Java UNDER PREPARATION Walikota Bandung Availability Payment Ekonomi
(PPP BOOK 2017)

43
Bandung street lightning, west java (ppp book 2017)

😂
44 😉
...


Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengevaluasi pelaksanaan skema KPBU Availability
Payment di tingkat Kabupaten/Kota melalui studi
kasus Proyek Penerangan Jalan Umum Kota Bandung.
2. Menganalisis hambatan dan permasalahan yang
terjadi selama proses pelaksanaan KPBU Availability
Payment melalui studi kasus Proyek Penerangan
Jalan Umum Kota Bandung.
3. Memberikan rekomendasi untuk proses pelaksanaan
KPBU Availability Payment di tingkat
Kabupaten/Kota secara umum di Indonesia.

😂
45 😉
“Thank You”

Anda mungkin juga menyukai