Anda di halaman 1dari 16

KERJASAMA

PEMERINTAH DAN SWASTA


DALAM PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR
TERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA Jakarta, 04 Oktober 2021
SIA
NE
DO
Skema KPBU sebagai

IN
BLIK
Peluang Alternatif

PU
RE
AN
Pembiayaan Infrastruktur

NG
EUA
K
AN
RI
Kebutuhan Pembiayaan Non-APBN dalam Pengadaan Infrastruktur
Target Infrastruktur
RPJMN 2020-2024
Kebutuhan pengembangan creative financing

Kebutuhan Dasar 1. Infrastruktur merupakan prasyarat Indonesia tumbuh dan berkembang


Perumahan, irigasi, menjadi negara maju
sanitasi 2. Kebutuhan infrastruktur tahun 2020-2024 mencapai Rp6.445 Triliun
3. Sebagai respon terhadap pandemi, telah dilakukan berbagai penyesuaian,
Energi realokasi, dan refokusing anggaran
Konektivitas Energi baru
Jalan, jembatan, bandara, terbarukan, energi 4. Dalam hal ini, anggaran pembangunan infrastruktur akan terpengaruh dan
pelabuhan, transportasi
darat/laut/udara, ramah lingkungan perlu memikirkan cara-cara inovatif mengeksplorasi skema baru untuk
dll pembiayaan infrastruktur baik pusat maupun daerah
5. Kebutuhan alternatif pembiayaan yang tidak membebani BUMN dan
TIK
Satelit, jaringan
APBN
internet Pengembangan Skema Pembiayaan

§ KPBU § Blended Financing


§ Pinjaman Daerah a. SDG Indonesia One
SUMBER PEMBIAYAAN b. Obligasi Daerah
untuk PEN
APBN BUMN/D SWASTA c. Eksplorasi SBSN+KPBU
§ SWF/INA
37% 21% 42%

0% 20% 40% 60% 80% 100%


Ciri umum lainnya:
• Pihak swasta mendirikan special purpose vehicle (SPB/PT)
Karakteristik KPBU
A
NESI AN
DO NG
UBLIK IN KEUA
N
• Pendanaan oleh swasta biasanya menggunakan skema
REP TERIA
EN project finance
KEM
• Pihak swasta menerima pendapataan saat infrastruktur
sudah selesai dan siap digunakan
Kontrak jangka Panjang antara • Syarat teknis dan layanan lebih berfokus pada hasil atau
pihak pemerintah dan badan usaha spesifikasi output
KONTRAK • Spesifikasi output memberikan ruang untuk inovasi
JANGKA
PANJANG

Pihak swasta
menanggung risiko yang TANGGUNG Pembangunan (atau peningkatan signifikan
JAWAB DAN
signifikan dan tanggung RISIKO
PEMBANGUNAN
atau renovasi) dan pengelolaan aset publik
jawab pengelolaan
sepanjang periode
KPBU (termasuk kemungkinan pengelolaan
layananan publik yang terkait)
kontrak

Imbalan kepada pihak swasta (pendapatan)


Pihak swasta menyediakan PENDANAAN
REMUNERASI dikaitkan pada kinerja dan/atau permintaan
sebagian besar pendanaan atau penggunaan infrastruktur/layanan yang
dengan risiko yang diselaraskan dengan kepentingan kedua belah
ditanggung sendiri pihak
Dukungan Pemerintah untuk Proyek KPBU

PROJECT EQUITY
DEVELOPMENT LENDERS INVESTORS
FACILITY (PDF)

DUKUNGAN
KELAYAKAN (VIABILITY
GAP FUND – VGF) DBFOM(T)+LI

PENJAMINAN EPC
INFRASTRUKTUR
PERJANJIAN KERJA SAMA

PJPK BUP
HAK PENGUSAHAAN
DUKUNGAN
ATAU PEMBAYARAN
PELAKSANAAN
SKEMA AVAILABILITY O&M
PAYMENT (AP)

LAYANAN TARIF
TRANSFER ASET

PENGGUNA
Dukungan Pemerintah untuk Proyek KPBU

VGF
PDF Availability
Payment

Profitability of
Profitability of Enforceability of Termination sponsor Dukungan dan fasilitas
sponsor contract regime (sufficient pemerintah ditujukan
Certainty of revenue
protection to stream to meet debt menjaga keseimbangan
debt) service requirements affordability dan
Affordable feasibility (sustainabilitas
service APBN/PJPK dan concerns
Sound and stable Ability and credit
legal stand (quality of
investors/lenders
framework guarantee) of Penjaminan
Profitability of
contractors
Impact of sponsor
reputation (social AN
and environment)
Grantor
Risk allocation (risk creditworthiness (in
Affordable
appropriately term of meeting its
service
allocated) obligation)
Bentuk dan Tujuan Dukungan Pemerintah

Tujuan Project Development Facility


• Menyelaraskan, mengontrol, dan
mengintegrasikan proses penyediaan fasilitas
fiskal oleh Menteri Keuangan untuk proyek KPBU
berupa Dukungan Kelayakan, Penjaminan Tujuan Penjaminan
Infastruktur, dan penerapan skema pengembalian
Tujuan Viability Gap Fund Infrastruktur
investasi dalam bentuk Pembayaran Ketersediaan • Menjamin risiko politik dari
Layanan dalam satu rangkaian proses yang efektif • Meningkatkan kelayakan finansial pemerintah baik pusat maupun
dan efsien; Proyek Kerja Sama sehingga daerah selaku PJPK untuk
• membangun dokumen proyek (business case) menimbulkan minat dan partisipasi memberikan kepastian dan
yang dibutuhkan dalam penyiapan dan Badan Usaha pada Proyek Kerja Sama; kenyamanan bagi investor dalam
pelaksanaan transaksi Proyek KPBU mencakup berinvestasi;
• Meningkatkan kepastian pengadaan
Kajian Awal, Kajian Akhir, dokumen rancangan Proyek Kerja Sama dan pengadaan • Meningkatkan kelayakan kredit
Perjanjian KPBU, dan dokumen terkait lainnya, Badan Usaha pada Proyek Kerja Sama (creditworthiness) proyek KPBU
yang mampu menarik minat dan partisipasi sesuai dengan kualitas dan waktu yang yang dapat berdampak pada
badan usaha pada Proyek KPBU serta untuk direncanakan; dan penurunan cost of fund; dan
mendukung kemajuan pelaksanaan KPBU di masa • Memagari (ring fence) kewajiban
• Mewujudkan layanan publik yang
yang akan datang; dan kontinjensi Pemerintah dan
tersedia melalui infrastruktur dengan
• Memastikan tercapainya tujuan proyek KPBU meminimalisir kejutan langsung
tarif yang terjangkau oleh masyarakat. kepada APBN.
untuk menyediakan layanan kepada masyarakat
sesuai dengan standar yang ditentukan. 7
Concerns Investor/Lenders

OUTPUT SPECIFICATION REVENUE STREAM

kekonsistensian revenue stream untuk


Ruang lingkup layanan infrastruktur dari hulu menjamin adanya skema pengembalian
hingga hilir
investasi dari investor
IA
ONES GAN
ND AN

01 02 BLIK I KEU
U N
REP TERIA
EN
KEM

03 04
Kepastian bahwa Badan Usaha memiliki Lenders akan mempertimbangkan aspek
kepastian akses dan kepemilikan atas lahan regulasi untuk melakukan lelang dan
menjadi faktor penting dapat dilakukannya delivery layanan serta ketidakpastian
Proyek perolehan izin lingkungan dan izin lainnya
PENGADAAN LAHAN REGULASI DAN PERIZINAN
SIA
NE
DO
Skema KPBU Dalam

IN
BLIK
Pemanfaatan BMN

PU
RE
AN
NG
EUA
K
AN
RI
Kontribusi BMN bagi Indonesia

SUMBER PEMBIAYAAN APBN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK


BMN sebagai underlying asset Membantu Penerimaan negara dalam
penerbitan SBSN bentuk kontribusi PNBP dari berbagai
skema pemanfaatan BMN yang ada

ASSET MANAJER YANG STIMULUS PEREKONOMIAN


HANDAL Kemudahan dalam pengajuan
Penggunaan BMN yang tepat pemanfaatan BMN sehingga dapat
sasaran untuk sebesar-besarnya membantu pertumbuhan UMKM
kemakmuran rakyat

COST SAVING
MENDUKUNG PEREKONOMIAN Penggunaan BMN untuk kepentingan publik
Penyediaan infrastruktur seperti seperti saat ini penggunaan Wisma Atlet,
pembangunan jembatan, jalan, irigasi Asrama Haji sebagai tempat isolasi pasien Covid-
19 dari pada harus membangun gedung baru

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Skema Pemanfaatan BMN
Sewa KSP
Pemanfaatan BMN oleh Pihak Lain Pendayagunaan BMN oleh Pihak
dalam jangka waktu tertentu dan Lain dalam jangka waktu tertentu
menerima imbalan uang tunai dalam rangka peningkatan PNBP

KSPI SKEMA BGS/BSG


Kerja sama antara pemerintah PEMANFAATAN Pemanfaatan BMN berupa tanah
dan badan usaha untuk kegiatan oleh Pihak Lain dengan
penyediaan infrastruktur BMN mendirikan bangunan dan/atau
sarana, kemudian didayagunakan
oleh Pihak Lain tersebut

Pinjam Pakai KETUPI


Penyerahan penggunaan BMN dari dapat Optimalisasi BMN untuk meningkatkan
Pemerintah Pusat ke Pemerintah menggunakan fungsi BMN guna mendapatkan
Daerah atau Pemerintah Desa tanpa pendanaan untuk pembiayaan
menerima imbalan infrastruktur lain

KPBU
FASILITAS DUKUNGAN PEMANFAATAN BMN

Penambahan jangka waktu 10% dari Pembagian

01 sebagai kompensasi pada


kondisi tertentu (contoh:
bencana COVID-19)
03 Keuntungan/Kontribusi
Tetap dapat digunakan
langsung oleh KL
05
Jangka 10% Pemberian
Tarif Waktu UMKM PK/KT Dukungan
Daftar Tarif Sewa Faktor penyesuai Pengelola Barang dapat

02
akan membuat memberikan bantuan dan dukungan

04
khusus bagi pelaku
permohonan lebih UMKM (Sewa BMN) dalam rangka penyiapan
efektif (sewa BMN) Pemanfaatan BMN, misalnya:
Asistensi proposal KSP

Mitra KSP dapat mengajukan keringanan pembayaran besaran Faktor Penyesuai :


kontribusi tetap dan pembagian keuntungan.
10% s.d. 70% à penyediaan infrastruktur dengan mitra
Permohonan keringanan tidak dapat berupa: BUMN
1. pengembalian penerimaan negara bukan pajak yang telah 1% s.d. 50% à faktor penyesuai kondisi tertentu
dibayarkan oleh mitra KSP, atau
2. kompensasi pembayaran kontribusi yang telah dibayarkan
(Penugasan pemerintah; Bencana alam; Bencana non
mitra KSP terhadap kewajiban pembayaran berikutnya alam; Bencana sosial)
ESIA
N
O
Pemanfaatan dan Potensi BMN

D
IN
IK
BL
pada Kementerian Perhubungan

PU
RE
AN
NG
EUA
K
AN
RI
Kerjasama Pemanfaatan BMN Kemenhub
(data s.d. 31 Desember 2020)

Bandara Tjilik Riwut Bandara Radin Inten Bandara Hanandjoeddin


Rp18.856.974.016,- Rp6.358.360.000,- Rp3.519.261.000,-

Pelabuhan Probolinggo Bandara Sentani Bandara Fatmawati


Rp9.121.315.972,- Rp10.206.694.000,- Rp1.252.074.000,-

Total : Rp49.314.678.988
BMN Pada Kementerian Perhubungan
per 30 Juni 2021
Potensi Pemanfaatan BMN
pada Ditjen Perhubungan Darat
Aset Lancar
9,69 Triliun KSPO Pelabuhan Ajibata & Ambarita – Kawasan Danau Toba
• Luas kawasan 10.448 m2 dan 7.011 m2.
Aset Tetap * • Potensi PNBP: KT Rp2.293.080.000,00 dan PS 30% per tahun

582,66 Triliun
Sewa Terminal Tipe A Guntur Melati Garut
Aset Lainnya • Peruntukkan sewa: kios dan ATM

21,09 Triliun

BMN Pada Ditjen Perhubungan Darat Sewa Terminal Tipe A Mangkang Semarang
• Luas disewa 1.888 m2 dari 13.641 m2
per 30 Juni 2021 • Peruntukkan: kios, ritel, ATM.

Aset Lancar
6,37 Triliun Sewa Terminal Tipe A Dhaksinarga Gunungkidul
• Luas disewa 1.007 m2 dari 6.517 m2
• Peruntukkan: kios, ritel, ATM.
Aset Tetap *
19,19 Triliun
Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto
Aset Lainnya • Luas disewa 1.639 m2 dari 9.278 m2
• Peruntukkan: kios, ritel, ATM.
3,05 Triliun
TERIMA KASIH
“Mari optimalkan aset negara”
yang kontributif, instrumental,
otoritatif, sustainable dan adaptif

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Anda mungkin juga menyukai