Anda di halaman 1dari 33

Pembangunan Infrastruktu

ur melalui x
j
Skema Kerjasama Pemerin ntah
dengan Badan Usaha
Direktorat Pengembangan Pendanaan Pembangun
nan,
Kementerian PPN / BAPPENAS

22 Oktober 2021
Kerangka Pendanaan Infrastruktur 2020‐2024
SU
UMBER PENDANAAN ARAH PEMANFAATAN

INFRASTRUKTUR
MENDUKUNG EKONOMI
SWASTA

INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN
KPBU
ENERGI DAN
KETENAGALISTRIKAN
BUMN/D
INFRASTRUKTUR TIK

▪ Dalam rangka meningkatkan stok infrastruktur dari 43% APBN/D INFRASTRUKTUR


GDP (di 2017) menjadi 50% GDP (di 2024), Indonesia PELAYANAN DASAR
membutuhkan investasi infrastruktur Rp 6,445 T.
▪ Nilai
Nil i investasi
i t i tersebut
t b t meningkat
i k t 34.3%
34 3% dari
d i Rp
R 4,796
4 796
T (USD 319.7 Bn) di 2015‐2019.
mber Pendanaan Pembangunan
Integrasi Pemanfaatan Sum
PEMBIAYAAN PEMB
BANGUNAN NASIONAL

PEMERINTAH SWASTA

Pusat/APBN Daerah/APBD PMA/PMDN Saham/ Obligasi Perbankan Dana Internal

Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Daerrah Daerah
ae a
Penerimaan Pembiayaan Pembiayaan
Hibah
Dalam Negeri Dalam Negeri Luar Negeri
Pinjaman Daerah: Obligasi
• Jangka Pendek Daerah
• Jangka Menengah
Penerimaan Non
Penerimaan Perbankan Pinjaman Pinjaman • Jangka Panjang
Negara Perbankan
Perpajakan DN Proyek Program (Pinjaman LN)
Bukan Pajak DN • Pinjaman
j Daerah
• SBN/SBSN untuk PEN
• PDN

Sk
Skema KPBU
mber Pendanaan Pembangunan
Integrasi Pemanfaatan Sum
Instrumen Pendanaan Sumber Penggunaaan Jenis/Karakter Kegiatan

• Penerimaan pajak • Kegiatan Operasional


• Kegiatan bersifat urgen/segera
• Penerimaan negara bukan • Investasi dasar Pemerintah
h dalam
• Konsep desain investasi sederhana
Rupiah Murni pajak penyediaan layanan umum m dan dasar

• Proyek infrastruktur, ekonomi, dan sosial


• Pinjaman
j Tunai atau • Komplemen
p terhadapp investasi swasta/Pemerintah
/
iliki daya
yang memiliki d kitt yang tinggi
ungkit ti i
Pinjaman Kegiatan dari • Proyek skala besar, jangka panjang, dan multi‐stakeholder
• Alih teknologi dan praktik baik internasional
mitra bilateral atau Lembaga • Memiliki nilai tambah tinggi dari alih teknologi dan akses kerjasama
• Piloting yang dapat direplikasi dengan
keuangan multilateral internasional
Pinjaman Luar Negeri rupiah/instrument lainnya
• Penerbitan SUN (Surat • Membiayai operasional daan investasi • Penggunaan lebih fleksibel
Utang Negara) atau Pemerintah • SBSN‐PBS: sensitive terhadap waktu (tidak boleh terlambat) dan
• Penerbitan SBSN (Surat • SBSN‐PBS diutamakan untuk infrastruktur aset fungsional
Berharga Syariah Negara) dan penyediaan sarana pelayanan umum • Memiliki risiko tinggi terhadap kepentingan strategis nasional (imbal
Surat Berharga Negara dalam rupiah atau valas dengan berbasis aset hasil 6% ‐ 9%)
• Nilai dan pemanfaatan terbatas sesuai kesepakatan dengan donor
• Berupa uang, barang/jasa, • Program pembangunan naasional
• Diarahkan untuk peningkatan sistem investasi publik a.l. melalui:
atau surat berharga dari • Penanggulangan bencana
((i)) p
peningkatan
g kualitas p
penyiapan;
y p ; ((ii)) menaikkan p profil/kredibilitas
/
d l
dalam d
dan lluar negerii • Bantuan
B t k i
kemanusiaan
Hibah proyek; (iii) capacity building; (iv) derisking proyek
• Proyek infrastruktur, ekonomi, dan sosial • Proyek skala besar, jangka panjang, dan multi‐stakeholder (imbal
• Berupa layanan
esar dan nilai
yang memiliki investasi be hasil >10%)
infrastruktur dari Badan
manfaat ekonomi yang tin nggi • Memiliki nilai tambah tinggi dari alih teknologi dan akses kerjasama
Usaha Pelaksana
KPBU • Alih teknologi dan optimaalisasi internasional
• Berupa pemanfaatan
• Dilakukan atas dasar tidak tersedia dana dalam APBN untuk
Barang Milik Negara oleh • Operasional, pemeliharaaan , dan/atau
memenuhi biaya operasional,
operasional pemeliharaan,
pemeliharaan dan/atau perbaikan
pihak swasta selama masa perbaikan
yang dibutuhkan terhadap BMN
KSP‐BMN/BMD konsesi
4
Kerjasama Pemerintaah dengan Badan Usaha

Penyediaan Alokasi resiko ke


Infrastruktur Pemerintah

Penetapan Pengadaan
Tarif Peraturan Politik Lahan
Alokasi resiko
ke Pihak Swasta

Badan
Usaha
Kenaikan BiayaKenaikan Biaya Resiko
Pendanaan Design
g
Konstr ksi
Konstruksi Operasional Konstruksi
Pemerintah

Kerjasama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur yang
bertujuan untuk kepentingan umum yang sebag
gian atau seluruhnya menggunakan
sumber daya Badan Usaha dengan sebuah pembagian risiko antara para pihak
Kerjasama Pemerintaah dengan Badan Usaha

Badan Usaha
Pemerintah
N
Nilai Pengembalian yang Alokasi Resiko
ko
ompetitif yang sesuai
Keterbatasan Pendanaan
Pemerintah (APBN) dalam
Penyediaan Infrastruktur

Pelayanan Masyarakat lebih


b ik
baik Pe
eraturan dan Penjaminan oleh
anduan umum KPBU
Pa PT PII (Persero)
udah cukup lengkap
su
entuk Skema KPBU
Regulasi dan Be
Tahap
pan KPBU
Solicited

PERENCANAAN PENYIAPAN TRA


ANSAKSI PELAKSANAAN PERJANJIAN KPBU

KONSTRUKSI PENYEDIAAN LAYANAN


Identifikasi Studi
Bid Tandatangan Financial
Proyek Pendahuluan Market Market Akhir Penyerahan
Request for Perjanjian Close Operasi
OBC Sounding FBC Consultation Award Konstruksi Kontrak
Proposal Aset

PPP PPP
Book Book

Under Ready to
preparation offer

Pemrakarsa proyek Evaluasi dokumen Unsolicited


mengajukan proposal Pra-FS untuk Badan Usaha Tandatangan Financial
dan dokumen pra-studi Penerbitan Surat Pra- Requesst for Akhir Penyerahan
mendapat Pemrakarsa
Evaluasi FS Persetujuan kualifikasi Propossal Bid Award Perjanjian Close Konstruksi Operasi
kelayakan (FS) ke PJPK persetujuan. menyerahkan FS Kontrak Aset

Syarat KPBU Unsolicited :


a. Terintegrasi secara teknis dengan rencana induk
pada sektor yang bersangkutan
b Layak
b. L k secara ekonomi
k i dan
d finansial
fi i l
c. Badan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki
kemampuan keuangan yang memadai
Output Dokumen dalam
d Tahapan KPBU

1. Perencanaan 2. Pen
nyiapan 3. Transaksi

 Penetapan Lokasi KPBU


 Pembuatan Prastudi Kelayakan
 Penyusunan Daftar Rencana KPBU  Penjajakan Minat Pasar
 Kajian Awal (OBC
C);
 Identifikasi dan Penetapan KPBU  Persetujuan Pemberian Dukungan
 Kajian Akhir (FBC) Pemerintah
 Rencana Anggaran Dana KPBU
 Penjajakan Minat Passar
 Penganggaran dana tahap perencanaan  Persetujuan Jaminan Pemerintah
 Pengajuan Dukungan
n Pemerintah
 Penyusunan Studi Pendahuluan  Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU
 Pengajuan Jaminan Pemerintah
P
 Konsultasi Publik  Penandatangan pembiayaan (Financial
 Pengajuan Lokasi KPB
BU Close)

Output: Output: Output :


‐ Identifikasi Proyek KPBU ‐ Kajian Awal
A al Prastudi
P
Prast di Kelayakan
Kela akan ‐ Perjanjian KPBU, Penjaminan dan
‐ Studi Pendahuluan (OBC) Regres
‐ Kajian Akhir Prastudi
P ‐ Dok
Dok.. Pelelangan Umum
Kelayakan
y ((FB
BC))
Kajian Studi Pendahuluan
nce Criteria (4)
Complian
Need Analysis (3) Rekomendasi (2)
Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-
Undangan
Memiliki Dasar Pemikiran
Teknis dan Ekonomi Rekomendasi Bentuk KPBU
Kesesuaian dengan RP
PJMN/D, RSK/L, RKPD,
Rencana Bisnis BUMN//BUMD
Mempunyai Permintaan
yang
Kesesuaian Lokasi den
ngan RTRW
Berkelanjutan yang terukur
Rencana Jadwal Kegiatan
Penyiapan dan Transaklsi
Mendapat
M d D
Dukungan
k d
darii
Pemangku Kepentingan Keterkaitan antar Sekto
or infrastruktur dan antar Wilayah

Potensi Pend
Value forr Moneyy (4)
Sektor Swasta Memiliki dalam Pelaksanaan Kemampuan Pengguna untuk Membayar
KPBU Dan Pengolaan Resiko

Terjaminnya efektivitas, akuntabilitas, Kemampuan Fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah


pemerataanPelayanan publik jangka panjang

Alih Pengetahuan dan Teknologi dapatan (4) BUMN/BUMD dalam melaksanakan KPBU
Potensi Pendapatan Lainnya

Terjaminnya Persaingan Sehat,


Transparansi, Dan Efisieansi dalam Perkiraan Dukungan Pemerintah
V

Pengadaan
Kajian Prasttudi Kelayakan
Penyusunan Draft Penyempurnaan Penyempurnaan
Kajian Akhir
Kajian Awal Konsultasi Publik Kajian Awal Market Sounding Kajian Akhir
PraStudi Kelayakan
Prastudi Kelayakan dan/atau Market Prastudi Kelayakan dan/atau Finalisasi PraStudi Kelayakan
Fi l B
Final Business
i
Outline Business Sounding Outline Business Kajian Final Business
Case (FBC)
Case (OBC) Case (OBC) Case (FBC)

Dukungan/
Ekonomi & Risiko Outstanding
Hukum &
Teknis Lingkungan & Bentuk KPBU Jaminan
Kelembagaan Komersial Pemerintah Issues
Sosial
Kajian Prastudi Kelayakan menghasilkan kessimpulan berupa :
• Sumber pembiayaan KPBU; • Usulan Duku ungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah yang
OUTPUT • Identifikasi kerangka diperlukan;
kontraktual, pengaturan, dan • Identifikasi riisiko dan rekomendasi mitigasi, serta pengalokasian
kelembagaan;
k l b risiko
i ik tersebu
t but; t dan
d
• Rancangan KPBU dari aspek • Bentuk peng gembalian investasi
teknis; Badan Usah ha Pelaksana.
Penentuan Struktur KPBU
Dikelola BUP
Revenue Mencover Biaya Project KPBU Full Recovery KPBU Tarif
Stream
Capex Opex Margin Pendanaan = Pembiayaan

Revenue Mencover Biaya Project KPBU Sebagian Recovery KPBU Tarif


Stream
Capex Opex Margin Pendanaan
=Pembiayaan
Dukungan (APBN/D)

Dikelola PJPK
Revenue Full Mencover Biaya Project KPBU Pembayaran AP full dari penerimaan yang PJPK

Capex Opex Margin

Revenue Mencover Biaya Project KPBU Pembayaran AP dari fiscal PJPK + penerimaan proyek KPBU
Sebagian
Capex
p Opex
p Margin
g

Revenue Nol Mencover Biaya Project KPBU Pembayaran AP full kemampuan PJPK
Biaya Project KPBU
Capex Opex Margin
Hal‐Hal yang Perlu Diperhattikan dalam Pelaksanaan KPBU

Perencanaan dan penyiapan proyek yang matang dan n Keterbatasan kapasitas fiskal pemerintah
memadai
d i dengan
d mempertimbangkan
ti b k kelayakan
k l k dar
d rii (kh
(khususnya proyek
k dengan
d skema
k pengembalian
b li
proyek (proyek layak secara ekonomi dan finansial). AP)

Kebutuhan adanya regulasi pendukung. Komitmen PJPK dalam menjalankan proyek,


termasuk pembagian kewenangan dan
Bankability dari proyek, perlu memerhatikan tanggapan
n pelimpahan kewenangan serta dukungan dari
dan masukan dari para calon investor.
investor pemerintah daerah (dapat berupa pengeluaran
regulasi, Peraturan Daerah, infrastruktur pendukung,
Ketersediaan lahan yang clean and clear. maupun dukungan berbentuk fiskal).

Pemenuhan pembiayaan dari proyek, diperlukan n Kesiapan SDM, diperlukan adanya peningkatan
identifikasi lebih lanjut terkait potensi penggunaan creative
e kompetensi SDM terhadap KPBU melalui magang
financing. atau capacity
p y building.
g
Perizinan terkait proyek, mencakup AMDAL serta perizinan
n Sistem Monitoring dan Evaluasi Proyek.
dalam penggunaan Aset BMN/BMD.

Diperlukan komunikasi yang baik antar stakeholderr,


mencakup koordinasi dengan masyarakat terdampak.
Koordinasi
Percepatan Kantor Bersama KPBU Republik Indonesia
Fasilitasi Pelaksanaan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
KPBU di Indonesia Capital Place, 7th & 8th Floor
Capacity Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 18,
B ildi
Building Jakarta 12710
TERIMA
A KASIH
Kajian Hukum dan Kelambagaan

Kajian Hukum memastikan bahwa KPBU Analisis Kelembagaan, yang dilaksanakan dengan
dilaksanakan sesuai dengan : mengikuti
ik ti langkah-langkah
l k hl k h sebagai
b i berikut:
b ik t
1. Peraturan perundang-undangan yang 4. Jenis-jenis
berkaitan dengan aspek-aspek: perizinan/ 1. Memastikan kewenangan
• Pendirian Badan Usaha; persetujuan sebagai PJPK
• Penanaman modal;
• Persaingan usaha; 2. Melakukan pemetaan peran
• Lingkungan; pemangku kepentingan
• Keselamatan kerja; (stakeholders mapping)
• Pengadaan tanah;
• Pembiayaan KPBU, 3. Menentukan peran dan
• Perizinan KPBU; tanggung jawab Tim KPBU
• Perpajakan; dan 5 Rencana
5. R d
dan j d l
jadwal
• Peraturan-peraturan terkait lainnya. untuk memenuhi 4. Menentukan dan
persyaratan menyiapkan perangkat
2 Risiko hukum dan strategi
2. peraturan dan
n regulasi kelembagaan; dan
mitigasinya; hukum
5. Menentukan kerangka acuan
3. Penyempurnaan/ pengambilan keputusan
P
Penerbitan
bit peraturan
t
perundang-undangan 17
Kajian Teknis

1. Analisis teknis, berisi: 2. Penyiappan tapak termasuk jalur, apabila diperlukan,


yang dilakukan
d dengan mempertimbangkan:
• Menetapkan standar • kes
k esuaian i t
tapak
k dengan
d R
Rencana T t Ruang
Tata R
kinerja teknis operasional; ayah (RTRW);
Wila
• kesesuaian tapak dengan kebutuhan operasional
• Menyiapkan dann bahan baku;
tapak (alternatif) • keteersediaan pelayanan jasa dan bahan baku;
• konndisi tapak yang diusulkan dan kesesuaian
• Identifikasi dan menilai denngan kebutuhan KPBU;
BMNdan/atau BMD • konnfirmasi kepemilikan tanah dan hambatan
hambatan-
hammbatan yang timbul;
• Perkiraan biaya KPBU dan
asumsi perhitungan biaya KPBU
3. Rancan
ng
• Perkiraan dan menentukan bangun
n
pendapatan (revenue), biaya awal
modal, biaya operasional dan
biaya pemeliharaan dengan
berbagai pilihan

• Rencana pembiayaan
4 Spesifik
4. kasi keluaran
• Identifikasi standar 18
pelayanan minimum
Kajian Ekonomi dan Komersial

Kajian Ekonomi dan Komersial berisikan :

• Analisa • A
Analisa
li Struktur
St kt • Analisa
Permintaan Pendapatan KPBU Keuangan
(demand)

• Analisa Biaya • Analisa Nilai


• Analisa
Manfaat Sosial Manfaat Uang
Pasar
(ABMS) VFM (Kualitatif)
(K lit tif)
(market)

19
Kajian Lingkungan dan Sosial

Kajian Lingkungan dan Sosial berisikan :

• Kajian Lingkungan Hidup


wajib AMDAL
• Analisa Sosial :
o Dampak Sosial KPBU U kepada
Masyarakat
o Lembaga yang berttanggung
jawab pembebasan n tanah
• Kajian Lingkungan Hidup o Pihak y
yangg terkena dampak
p
wajib UKL-UPL dan kompensasi
o Kapasitas Lembaga untuk
• Kajian Lingkungan Hidup wajib
kompensasi
Dokumen SPPL
o Rencana Pelatihan n dalam
rangka perlindungann Sosial
o Rencana Pengadaa an Tanah
dan Pemukiman Kem mbali
20
Kajian Bentuk KPBU

Kajian Bentuk KPBU berisikan :


1. Lingkup KPBU, mencakup sebagian atau seluruh 4. Sk
kema pemanfaatan
proses kegiatan KPBU, seperti membiayai, Ba
arang Milik Negara/
merancang, membangun, merehabilitasi, Ba
arang Milik Daerah
mengoperasikan, memelihara, dan lainnya; elama
se l j ji
perjanjian KPBU;

5. Sta
5 St atus
t kepemilikan
k ilik asett
KP
PBU selama jangka waktu
peerjanjian KPBU dan pengalihan
2 Jangka waktu dan penahapan KPBU;
2. asset setelah berakhirnya
peerjanjian KPBU; dan

6.
6 Be entuk partisipasi pemerintah dalam Badan Usaha
Peelaksana KPBU, seperti penyertaan modal atau bentuk
3. Identifikasi keterlibatan pihak laiinnya.
ketiga seperti off
ketiga, off-taker
taker,
penyedia bahan baku, 21
dan lainnya;
Kajian Risiko

Jenis Risiko Pemerintah Badan Usaha Ana


alisis risiko dilakukan dengan cara:
Pendanaan* √
1. Melakukan identifikasi risiko;
Desain (DED) √ 2. Mengukur besaran risiko;
3. Menentukan alokasi risiko; dan
Peraturan Tarif √
4. Menyusun mitigasi risiko.
Pengadaan Lahan √

Kenaikan Biaya √
Design
Konstruksi
Kenaikan Biaya √ Pengadaan Lahan Alokasi resiko ke
Pemerintah
Resiko
Operasional Konstruksi

Perizinan √ Penetapan
p Tarif
Peraturan Politik
Pengadaan Lahan
Semua Resiko
teralokasi ke Alokasi resiko ke
Pemerintah
Kesalahan Peralatan √ Pendanaan
Kenaikan Biaya
Pihak Swasta

Operasional
Konstruksi
Politik (penghentian √ Kenaikan Biaya Kenaikan Biaya
Pendanaan Design Konstruksi Operasional
Resiko
22
kerjasama dll) Kenaikan Biaya
Konstruksi
Konstruksi
Kajian Kebutuhan Dukungan dan/atau Jaminan Pemerintah
P

A. Dukungan Pemerintah dapat diberikan


A B Analisis Jaminan Pemerintah
B.
dalam bentuk:
Bertujuan untuk mengidentifikasi
1. Dukungan kelayakan KPBU (Viability Gap GAP perlu atau tidaknya Jaminan
Fund) yang diatur lebih lanjut oleh Pemerintah untuk mengurangi
g ;
Peraturan Menteri Keuangan; risiko Badan Usaha y yangg dapat
p
diberikan oleh Menteri Keuangan
melalui Badan Usaha
2
2. Insentif perpajakan; Penjaminan Infrastruktur.
Infrastruktur

3. Dukungan Pemerintah
dalam bentuk lainnya
sesuai dengan peraturan
perundang undangan 23
Kajian Tindak Lanju
ut
Penyusunan Draft Penyempurnaan Penyempurnaan
Kajian Akhir
Kajian Awal Konsultasi Publik Kajian Awal Market Soundin Kajian Akhir
y
PraStudi Kelayakan
Prastudi Kelayakan dan/atau Market Prastudi Kelayakan dan/atau Finalisasi PraStudi Kelayakan
Final Business
Outline Business Sounding Outline Business Kajian Final Business
Case (FBC)
Case (OBC) Case (OBC) Case (FBC)

Dukungan/
Ekonomi & Risiko Outstanding
Hukum &
Teknis g & Bentuk KPBU
Lingkungan
g Jaminan
Kelembagaan Komersial Pemerintah Issues
Sosial

Kajian Tindak Lanjut berupa :

1. Identifikasi isu kritis yang harus ditindaklanjuti;


2. Menyusun rencana penyelesaian isu kritis, termasuk strategi
penyelesaian dan penanggung jawab;
3. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persiapan KPBU. 24
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Air Minum

No Isu P
Proyek Terkait

SPAM Panturra, Dadimuria, Wosusokas,


1 Kepastian ketersediaan air baku
Proyek SPAM
M

Perizinan Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air


2 SPAM Dadim
muria
(SIPPA)

Sulitnya mendapatkan kesepakatan MoU antara PJPK SPAM Dadim


muria Wosusokas,
muria, Wosusokas Bregas,
Bregas
3
dan PDAM Offtaker Djuanda Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang
Terjadinya interface pembangunan sisi hulu dan hilir perlu diperhatikan, yaitu:
4 yang disebabkan oleh ketidaksiapan SR dalam SPAM Umbullan
menyerap air ● Ketersediaan air baku
● Perizinan SIPPA
SPAM Wosussokas, Dadimuria, Bregas, ● M U antara
MoU t d
PJPK dengan
5 Kemampuan fiskal PJPK PDAM Offtaker
dan Petanglong
● Risiko interface sisi hulu
Diperlukan adanya komunikasi dan koordinasi yang baik
dan hilir
6 antar stakeholder, mencakup koordinasi dengan DPRD SPAM Umbullan ● Kemampuan fiskal PJPK
maupun terkait dengan kebutuhan dukungan pemerintah ● Komunikasi dan
koordinasi yang baik antar
stakeholder
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Persampahan Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
No Isu y Terkait
Proyek
● Kapasitas
K it Fiskal
Fi k l dari
d i PJPK
● Ketersediaan lahan
Terbatasnya kapasitas fiskal pemerintah daerah dalam
1 PSEL Jatiba
arang, TPA Piyungan ● Kelayakan Proyek
membayar Tipping fee
● Kompetensi
o pete s S SDM
2 Ketersedian lahan TPA Piyungan ● Regulasi Pemanfaatan end
product
Potensi pengembalian investasi lebih kecil dibandingkan PSEL Jatiba
arang, TPA Piyungan, PLTSA ● Sistem penanganan sampah
3 daerah
d
dengan bi
biaya i
investasi
t i dan
d OM proyekk Tangerang S
T Selatan
l t

Kurangnya kapasitas dan pengetahuan SDM di


pemerintahan daerah dalam memahami,, menyiapkan
p y p dan
4 PSEL Sarba
agita
mengimplementasikan proses dan perencanaan skema
KPBU

Belum adanya regulasi yang dapat menjamin prospek


PSEL Jat
J ttibarang,
tib TPA Piyungan,
Pi
5 pembelian end product ataupun syarat dan standar
TPPAS Nammbo, TPPAS Legok Nangka
pengelolaan end product

Pemerintah daerah belum menerapkan penanganan


PSEL Jatibaarang, PSEL Sarbagita, TPA
6 sampah secara holistik dan terintegrasi (hulu ke hilir)
Piyungan, P
PLTSa Tangerang Selatan
sehingga pengelolaan sampah di daerah belum efektif
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Perumahan
n

No Isu P
Proyek Terkait

Rusun Cisaranten, Rusun


1 Lingkup yang dikerjasamakan dalam proyek
PALDAM, Proyek Rusun lainnya

Keterbatasan wewenang pemerintah daerah


Rusun Kaarawang
g Spuur,
p , Rusun
2 dalam penyediaan proyek KPBU perumahan bagi L
Lesson Learned
L d
Daan Mogo
ot
MBR Adapun beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
Rusun D
Daan Mogot
Mogot, Rusun
3 Kepastian ketersediaan utilitas pendukung ● Lingkup Proyek
Cisaranten
n
● Kewenangan penyediaan
perumahan bagi MBR
● Ketersediaan utilitas
4 Pembentukan BLU Rusun Cisaranten pendukung
● Pembentukan BLU

5 Terdapat konsep penyediaan perumahan TOD Rusun TOD


D Poris Plawad
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Transportassi

No Isu Proyek Terkait Lesson Learned


Adapun
Ad beberapa
b b hal
h l yang perlu
l
LRT S Semarang, Perkeretaapian diperhatikan, yaitu:
1 Kepastian dari adanya demand pengguna Perkotaan Bandung Raya, dan pada
● Kepastian
p demand p pengguna
gg
proyekk u
urban t lainnya
b transport
t l i
● Kesesuaian terhadap Urban
Mobility Plan (UMP)
● Kebutuhan dukungan
Kepastian jenis transportasi perlu untuk disesuaikan LRT S Semarang
Semarang, Perkeretaapian pemerintah dalam
2
dengan Urban Mobility Planning Perkotaan Bandung Raya mendukung kelayakan proyek
● Kapasitas fiskal dari PJPK

Kebutuhan akan Dukungan Pemerintah terhadap


LRT Semarang, Pembangunan Jalur
urban transport guna mendukung kelayakan dari
3 KA Layang Loopline, LRT Pulo
proyek (khususnya dalam penyediaan infrastruktur
Gebang
g Joglo
g-Joglo
prasarana)

Pembanngunan Jalur Kereta


Ringan//Kereta Gantung Wisata ke
4 Kapasitas fiskal dari PJPK Kawasaan Pariwisata Puncak,
Pembanngunan Jalur KA Lintas
Kawasaan Industri
I d t i Cikarang
Cik
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Pariwisata

No Isu P
Proyek Terkait

Kepastian dari adanya demand serta potensi Jogja A


Agro Park, Ngawi
1
captive market dari proyek Planetarium Agro Park

Jogja A
Agro Park, Ngawi
2 Kepastian ketersediaan lahan Planetarium Agro Park Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:

Kepastian akan tersedianya infrastruktur ● Kepastian demand


pendukung, seperti akses jalan menuju pengunjung dan potensi
3 lokasi, ketersediaan air, ketersediaan listrik, Ngawi
g Planetarium Agro
g Park captive market
● Ketersediaan
K t di lahan
l h
serta ketersediaan jaringan telekomunikasi
● Ketersediaan
yang memadai.
infrastruktur pendukung
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Kesehatan

No Isu Proyek Terkait

RSUD
S dr. Hasri Ainun Habibie
Kepastian kapasitas serta komitmen fiskal dari
1 Gorontalo, RSUD Kelas A Provinsi
PJPK dalam pembayaran ketersediaan layanan
Kalimanttan Tengah

Lesson Learned
Ketertarikan pihak swasta terhadap feasibility dan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Adapun beberapa hal yang perlu
2
bankability dari proyek Gorontalo diperhatikan, yaitu:

● Kapasitas Fiskal PJPK


● Ketertarikan pihak swasta
Persetujuan DPRD terhadap besar pembayaran RSUD KKelas A Provinsi Kalimantan
3 terhadap proyek
ketersediaan layanan (AP) Tengah ● Persetujuan DPRD terhadap
besar p y
pembayaran
Keputusan PJPK atas mekanisme penganggaran ketersediaan layanan (AP)
RSUD KKelas A Provinsi Kalimantan
4 AP sehubungan dengan kemungkinan keterlibatan ● Mekanisme penganggaran
Tengah
BLUD RSUD sebagai paying agent atas Proyek AP
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Olahraga
Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang perlu
No Isu Proyek Terkait diperhatikan, yaitu:

● Kepastian kapasitas serta


komitmen fiskal dari PJPK
Kepastian kapasitas serta komitmen fiskal dari Pusat O
Olahraga Terpadu Provinsi Identifikasi atas kelayakan
1 ●
PJPK dalam pembayaran ketersediaan layanan Sumaterra Utara proyek
● Identifikasi potensi
pendapatan
● Ketersediaan lahan
Identifikasi terhadap skema pengembalian
Pusat O
Olahraga
g Terpadu
p Provinsi
2 investasi dari proyek dengan mempertimbangkan
Sumaterra Utara
kelayakan proyek

Identifikasi terhadap potensi pendapatan lainnya, Pusat O


Olahraga Terpadu Provinsi
3
khususnya potensi dalam bidang MICE Sumaterra Utara

Pusat OOlahraga Terpadu Provinsi


4 Ketersediaan lahan yang clean and clear
S
Sumater
t ra Utara
Ut
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Ketenagalisttrikan

No Isu Proyek Terkait

Permasalahan dalam proses pembebasan


1 PLTU Ba
atang (CJPP)
lahan yang mengakibatkan tertundanya proyek

2 Kebutuhan akan perangkat regulasi pendukung PLTU Ba


atang (CJPP)

Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan, ya
aitu:

● Ketersediaan lahan yang clean and clear


clear.
● Diperlukan komunikasi yang baik antar stake
eholder,
khususnya terkait dengan pembebasan laha an.
● Adanya perangkat regulasi pendukung.
Isu‐Isu dalam Proyek Sektor Penerangan
n Jalan Umum

No Isu Proye
ek Terkait
Lesson Learned
Adapun beberapa hal yang
Kepastian kapasitas serta komitmen fiskal perlu
l diperhatikan,
di h tik yaitu:
it
1 dari PJPK dalam pembayaran ketersediaan PJU Lombok B
Barat
layanan ● Kepastian kapasitas serta
komitmen fiskal dari PJPK
● Identifikasi terhadap
Identifikasi terhadap jenis teknologi lampu jenis teknologi lampu
2 PJU Surakarta
a
yyang
g akan digunakan
g yyang
g akan digunakan
g
● Perlu diperhatikan terkait
struktur pembayaran
Perlu dilakukan opsi lain atas struktur listrik
pembayaran listrik,
listrik dimana diberikan ceiling ● P t j
Persetujuan t k it
DPRD terkait
3 biaya listrik ke PLN, sehingga bila terjadi PJU Surakarta
a pembayaran AP
kelebihan pembayaran listrik menjadi
pengurangan AP kepada BUP

Persetujuan DPRD terhadap besar


4 PJU Lombok Barat
B
pembayaran ketersediaan layanan (AP)

Anda mungkin juga menyukai