Anda di halaman 1dari 65

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Oleh: Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


Identifikasi Kebutuhan
SIMAK-
BMN
Riwayat
Renstr Renja K/L Kebutuha
RPJMN RPJMD n
a
Kebutuha
n

RPJMN: Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional
RPJMD: (D) Daerah
Renstra : Rencana Strategis
Renja: Rencana Kerja
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 2
Metode Project Delivery

Project Delivery Method adalah pendekatan metode pelaksanaan proyek dan


mendefinisikan hubungan, peran dan tanggung jawab dari anggota tim proyek dan
urutan dari aktifitas yang diperlukan untuk penyelesaian suatu proyek

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 3
Metode Project Delivery

Masing-masing metode Project Delivery (dengan definisi mengacu kepada standar FIDIC
Conditions of Contract) memiliki karakteristik masing-masing:
• Design-Bid-Build: proyek konstruksi dengan tingkat kepastian desain yang tinggi,
sedikitnya faktor ketidakpastian serta resiko kecil bagi Pemilik Pekerjaan yang akan
bertanggung jawab pada desain.
• Design and Build: pekerjaan kontrak lump sum dimana Kontraktor terlibat dalam
pekerjaan desain. Cocok untuk pekerjaan dengan ketidakpastian relatif tinggi,
kompleksitas teknologi dan/atau durasi pekerjaan yang singkat.
• Design-Build-Maintain (DBM): sama dengan Kontrak DB, namun resiko pemeliharaan
selama periode tertentu dipindahkan kepada Kontraktor.
• Design-Build-Operate: sama dengan Kontrak DB, namun resiko operasional selama 20
tahun dipindahkan kepada Kontraktor.
• Design-Build-Operate-Maintain (DBOM): sama dengan Kontrak DB, namun resiko
operasional dan pemeliharaan selama periode tertentu dipindahkan kepada Kontraktor.
• EPC/ Turnkey Project: pekerjaan kontrak lump sum dimana Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas pekerjaan desain dan pengadaan material konstruksi, termasuk
peralatan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 4
Variasi Metode Project Delivery

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 5
Berikut keterangan tentang para pihak dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah :

1. PA – Pengguna Anggaran
2. KPA – Kuasa Pengguna Anggaran
3. ULP – Unit Layanan Pengadaan
4. PP – Pejabat Pengadaan
5. PPK – Pejabat Pembuat Komitmen
6. PPHP – Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
7. PBJ – Penyedia Barang/Jasa

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015 6
Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa
Rencana Umum Pengadaan
PA/KPA
Anggaran

Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan


PPK
Penyusunan Dokumen Pengadaan

Rencana Pelaksanaan Pengadaan


ULP
Penyusunan Dokumen Pengadaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa
• Rencana Umum
Pengadaan (RUP)
1. Pengumuman
• Rencana Pelaksaaan
2. Pendaftaran dan
Pengadaan (RPP)
Pengambilan
• Rencana Pemilihan
Dokumen
Persiapan Penyedia (RPLP)
3. Penjelasan
4. Pemasukan Dokumen
Penawaran
5. Pembukaan Dokumen
6. Evaluasi Dokumen
Pemilihan
Penawaran • Penandatanganan
7. Penetapan Pemenang Kontrak
8. Pengumuman • Pelakasanaan
Pemenang Pekerjaan
9. Sanggahan Pelaksanaan • Serah Terima
10. SPPBJ
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 8
TAHAPAN PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
(Sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 dan Pembaharuannya Tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah)

RUP Anggaran KU RUP RPP


• Identi
• Spek.
fikasi
• Kebij Tekni
Kebut
akan s/KAK
uhan • RKA • HPS
• Kebij Umu • Ranc
akan
KL
• DIPA m anga
Umu • RAB n
m • KAK
• RAB Kontr
• KAK ak

PA/KPA PPK POKJA/ULP

Alur Tugas dan Tanggung Jawab

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 9
RUP (Rencana Umum Pengadaan)
•Identifikasi Kebutuhan
•Kebijakan Umum
•RAB
•KAK (Untuk Penganggaran, Standar PMK)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 10
BERDASARKAN PMK 196/PMK.02/2015
TENTANG
PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
KAK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
RAB

2017
2 0 16
11
Anggaran
•RKAKL
(Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian dan Lembaga )
•DIPA
(Daftar Isian Penggunaan
Anggaran)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 12
Rencana Anggaran dan Biaya

SBU (Standar
Biaya
Umum)
Adminis
B/J
SBK trasi
(Standar
Biaya
Khusus) Penduk
ung
Survei Pasar

Rencana Anggaran dan Biaya

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 13
KU RUP (Kaji Ulang Rencana Umum
Pengadaan)

•Kebijakan Umum
•RAB

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 14
Kerangka Acuan Kerja
1. Apa yang akan di
hasilkan
2. Mengapa
7. Berapa Aggaran
dilaksanakan/diperl
yang di butuhkan
ukan

6.Bagaimana
3. Siapa yang
Kegiatan tersebut
melaksanakan
diaksanakan

5. Dimana 4. Kapan Akan


dilaksanakan dilaksanakan

Data dan Informasi


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 15
RPP (Rencana Pelaksanaan Pengadaan)

•Spek. Teknis/KAK Detail


•HPS
•Rancangan Kontrak

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 16
Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan
1 Pemilihan Jenis Pelaksanaan Kegiatan
Perpres No.54 Tahun 2010 beserta perubahan
2
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah KAK (KERANGKA ACUAN KERJA)
1. Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015
Swakelola Kontraktual
Lampiran BAB IV
2. PMK 196/PMK.02/2015
Kriteria : Tahapan :
• Persiapan Pengadaan
• Pekerjaan Meningkatkan
Kemampuan Teknis • Rencana Pemilihan 3
SDM Sesuai Tusi K/L • Pemilihan Sistem RAB
Pengadaan Berdasarkan KAK yang Disusun dan Standar Biaya
• Pekerjaan Yang Tidak • Penetapan Metode Masukan (PMK Terbaru, Standar Lain Yang Berlaku)
Diminati Oleh Penyedia
• Penyusunan Jadwal
Barang Jasa
• Penyusunan Dokumen
• Penyelenggaraan Dilkat, Pengadaan Barang/Jasa
Kursus, Seminar. 4
• Penetapan HPS HPS
• Pekerjaan Project • Jaminan Pengadaan Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015
Percontohan dan Survey • Sertifikat Garansi BUKU PEDOMAN UMUM BAB II.C
Untuk Perkembangan • Pelaksanaan Pemilihan Penyusunan HPS didasarkan pada data harga
Teknologi/Metode Kerja Penyedia Barang/Jasa
pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil
• Pelaksanaan Kontrak
survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 17
Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan dalam
Perpres 54/2010
K/L/D/I

Intansi Pasal 26
Swakelola Pemerintah s/d
Lain Pasal 32

Pokmas
Pengadaan Pasal 3

Perorangan Pasal 33
s/d
Pasal 95
Penyedia

Badan Usaha
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 18
Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan dalam
Perpres 54/2010
Pemilihan Penyedia
Non Elektronik
Barang/ Konstruksi/Jasa Lainnya
Lelang Umum/Sederhana

Penunjukan/Pengadaan Langsung

Sayembara/Kontes
Perka LKPP 14/2012
Jasa Konsultansi Perka LKPP 15/2012
Seleksi Umum/Sederhana

Penunjukan/Pengadaan Langsung

Sayembara

Elektronik
E-Tendering
E-Lelang Umum/Sederhana
Perka LKPP 14/2012
E-Seleksi Umum/Sederhana
Perka LKPP 15/2012
Perka LKPP 1/2015
E-Purchasing

E-Auction
Perka LKPP 17/2012
SE LKPP 1/2013

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 19
Pekerjaan Konstruksi

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 20
Penilaian Kualifikasi
Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.

Prakualifikasi Pascakualifikasi
• Pemilihan pekerjaan konstruksi yang • Pelelangan Umum;
bersifat kompleks melalui Pelelangan • Pelelangan Sederhana/Pemilihan
Umum; Langsung;
• Pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi
yang menggunakan metode Penunjukan
Langsung, kecuali untuk penanganan
darurat;

Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode sistem gugur

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 21
Evaluasi Kualifikasi
 Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
 Sertifikat Badan Usaha (SBU)
 tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana
 tidak masuk dalam Daftar Hitam
 memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
 memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir
 Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai/sejenis untuk badan usaha
non kecil
 memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
 memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% dari nilai total HPS
 memiliki Kemampuan Dasar (KD)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 22
Evaluasi Administrasi
Surat Penawaran
–jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu
–bertanggal

Jaminan Penawaran (1)


– Diterbitkan oleh penerbit yang sesuai dengan kriteria
– masa berlakunya tidak kurang
– nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran
– nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
– nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf
– nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan
– paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan
– Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan
– Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 23
Evaluasi Administrasi
Jaminan Penawaran (2)
– Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan persyaratan yaitu:
• peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan usaha non kecil);
• peserta menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan;
• tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
• tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
• mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak
Surat Kuasa (apabila dikuasakan)
– Harus ditandatangani direktur utama / pimpinan perusahaan;
– Nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian/anggaran dasar;
– Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja
sama

surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra), memenuhi persyaratan:


– mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan data kualifikasi;
– mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
– mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
– mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
– ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 24
Evaluasi Teknis
Metode Pelaksanaan
Memenuhi persyaratan substantif yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir
secara garis besar dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama yangdapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan. Penilaian metode pelaksanaan tidak mengevaluasi job-mix/ rincian/campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan

Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu (yaitu sampai
dengan serah terima pertama/Provision Hand Over (PHO)
Peralatan Utama Minimal
Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan

Personil Inti
Tingkat pendidikan, jabatan dalam pekerjaan yang diusulkan, pengalaman kerja, keahlian/
keterampilan, yang ditempatkan secara penuh

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 25
Evaluasi Teknis
Bagian Pekerjaan yang akan Disubkontrakkan
• sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa spesialis
• penawaran di atas Rp. 25 Miliar sampai dengan Rp. 50 Miliar mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada subpenyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta koperasi kecil; dan/atau
• penawaran di atas Rp. 50 Miliar mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali
tidak tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud

RK3K
Memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3 yang secara umum menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan risiko bahaya K3

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 26
Evaluasi Harga
Apabila Total Harga Penawaran Terkoreksi Melebihi Nilai Total HPS, Dinyatakan Gugur

Harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan
yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan
penawaran tersebut timpang, maka harga satuan penawaran timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga

Mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 27
Evaluasi Harga
Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam hal harga penawaran nilainya di bawah 80% (delapan
puluh perseratus) HPS, dengan ketentuan
• Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga upah, bahan, dan peralatan dari
harga satuan penawaran, sekurang-kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
• Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan peralatan dalam
Analisa Harga Satuan;
• Hasil penelitian butir a) dan butir b) digunakan untuk menghitung harga satuan yang dinilai wajar
tanpa memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan;
• Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung total harga penawaran yang dinilai
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d. dihitung berdasarkan volume yang ada dalam
daftar kuantitas dan harga.

Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga

Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut diatas, maka
harga penawaran dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang
pelelangan, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 28
Jasa Konsultansi Konstruksi

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 29
Penilaian Kualifikasi
Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.

Prakualifikasi Pascakualifikasi
• Pemilihan Penyedia Jasa Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Konsultansi Perorangan

*Penilaian administrasi kualifikasi dilakukan dengan metode sistem gugur.


*Penilaian teknis kualifikasi dilakukan dengan metode sistem nilai

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 30
Evaluasi Kualifikasi
 Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
 Sertifikat Badan Usaha (SBU)
 tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana
 tidak masuk dalam Daftar Hitam
 memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan)
 memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir
 Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai/sejenis untuk
badan usaha non kecil
 memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 31
Evaluasi Kualifikasi
Evaluasi Teknis Kualifikasi
• Pengalaman pada pekerjaan sejenis dengan bobot 40-55%
• Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai
pekerjaan yang akan dikompetisikan dengan bobot 35-45%
• Pengalaman Pekerjaan pada lokasi yang sama pada tingkat Kabupaten/Kota dengan
bobot 5-15%
• Domisili Perusahaan Induk (tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI
Jakarta) dengan bobot 5%

Dalam hal perusahaan baru, maka perusahaan yang bersangkutan mendapat bobot 5%
dari 100% dan urutan short list dimulai dari perusahaan yang berdirinya terbaru

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 32
Evaluasi Administrasi
Surat Penawaran
• jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang
• jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
• bertanggal

surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra) memenuhi persyaratan


antara lain:
• mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan data kualifikasi;
• mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
• mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
• mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
• ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 33
Evaluasi Teknis
Unsur-unsur pokok dinilai:

pengalaman perusahaan (bobot nilai antara 10% s.d 20%), sub unsur yang dinilai:
• pengalaman melaksanakan kegiatan sejenis;
• pengalaman melaksanakan di lokasi kegiatan;
• pengalaman manajerial dan fasilitas utama; dan
• kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap

pendekatan dan metodologi (bobot nilai antara 20% s.d 40%), sub unsur yang dinilai:
• pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK
• kualitas metodologi
• hasil kerja (deliverable)
• fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 34
Evaluasi Teknis
Unsur-unsur pokok dinilai:
kualifikasi tenaga ahli (bobot nilai antara 50% s.d 70%), sub unsur yang dinilai:
• tingkat pendidikan
• pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK
• sertifikat keahlian/profesi
• lain-lain: penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi konsultan Asing), bahasa
setempat, aspek pengenalan (familiarity) atas tata-cara, aturan, situasi, dan kondisi
(custom) setempat

Peserta dinyatakan lulus evaluasi teknis apabila hasil evaluasi teknis memenuhi ambang
batas nilai teknis (passing grade)

Hasil evaluasi teknis harus ≥ ambang batas total nilai teknis (passing grade) dan ≥
ambang batas masing-masing nilai unsur teknis

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 35
Evaluasi Harga
Rincian penawaran biaya yang terdiri dari:
• rincian Biaya Langsung Personil (remuneration); dan
• rincian Biaya Langsung Non Personil (direct reimbursable cost).

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 36
Penyusunan KAK Pekerjaan Jasa Konsultansi
Konstruksi sesuai Permen PUPR No.31/PRT/M/2015

Uraian Kegiatan yang akan


dilaksanakan

Waktu pelaksanaan yang


diperlukan
PALING SEDIKIT MEMUAT
spesifikasi teknis Barang/Jasa
yang akan diadakan

besarnya total perkiraan biaya


pekerjaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
Penyusunan KAK Pekerjaan Jasa Konsultansi
Konstruksi sesuai Permen PUPR No.31/PRT/M/2015

Lingkup Kegiatan

SBU sesuai jenis pekerjaan yang dilelangkan (Kualifikasi)

Analisis Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung:


1. Posisi
2. Pengalaman
3. Persyaratan SKA (Utama,Madya,Muda)
Persyaratan
4. Pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis
yang harus 5. Lingkup Tugas Tenaga Ahli
dituangkan 6. Lama penempatan/Orang Bulan (OB)
dan
diperhatikan Jangka waktu pelaksanaan kegiatan
(hari kalender)

Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

Keluaran/ Output

Target Waktu per Keluaran/Output

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA AHLI
(sesuai Permen PUPR NO.09/PRT/M/2013)

 Dalam menentukan kebutuhan Tenaga


Ahli perlu disampaikan Analisa Output Kegiatan

Penugasan Tenaga Ahli dalam KAK.


 Analisa Penugasan mencangkup : tugas Strata & Kualifikasi Tenaga
dan tanggung jawab tenaga ahli, Ahli yang dibutuhkan
persyaratan pendidikan, pengalaman
pekerjaan sejenis, pengalaman Jangka Waktu Penyelesaian
pekerjaan total serta SKA/ Sertifikat Pekerjaan
keahlian yang dibutuhkan (apabila
diperlukan). Penetapan persyaratan Analisa Beban Kerja/Tenaga
SKA untuk Ahli Muda, Madya dan Ahli
Utama sesuai Permen PU
NO.09/PRT/M/2013 adalah sebagai Total kebutuhan/Jumlah &
Kualifikasi Tenaga Ahli
berikut:

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 40
Contoh Format KAK (1)
sesuai Permen PUPR No.31/PRT/2015
Buku Pedoman JK 04 – 08 BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
Contoh Format KAK (2)
sesuai Permen PUPR No.31/PRT/2015
Buku Pedoman JK 04 – 08 BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
3

Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015


Lampiran BAB IV
Contoh RAB

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 43
3

Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015


Lampiran BAB IV
Contoh RAB

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 44
Proporsi Personil : Non Personil

Perka LKPP No.14/2012


Biaya Langsung Non Personil pada prinsipnya tidak melebihi 40%
(empat puluh perseratus) dari total biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan
konsultansi yang bersifat khusus, seperti: pekerjaan penilaian aset,
survei untuk memetakan cadangan minyak bumi, pemetaan udara,
survei lapangan, pengukuran, penyelidikan tanah dan lain-lain.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 45
HPS (HARGA PERKIRAAN SENDIRI) 4
Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang
dilaksanakannya Pengadaan

RAB Kontrak Lumpsum


Kontrak Harga Satuan Untuk Biaya Personil dijelaskan
Daftar Kuantitas dan Harga detail pada KAK dan cukup
harus diupload, dan mencantumkan Total HPS Biaya
HPS
merupakan bagian dari Personil
Dokumen Seleksi. Untuk Biaya Non Personil = Harus
ditampilkan detail masing – masing
kebutuhan.

Jenis Kegiatan : Jenis Kegiatan :


• Advisory/ Technical • Studi Pra Studi Kelayakan, Studi Kelayakan, Baseline Study, Sistem Informasi,
Assistence/Pendampingan. Studi Lingkungan/Kawasan, AMDAL, Identifikasi Program, Studi/Kajian/Telaah,
• Supervisi, Manajemen Proyek, Manajemen Evaluasi, Produk Hukum, Pedoman, Petunjuk, Sertifikasi, dan Lainnya.
Konstruksi. • Perencanaan Umum dan Pererncanaan Teknis : Master Plan, Pra Design, Basic
• Pekerjaan Yang Beresiko Tingggi dan/atau Design, Concept Design, Design Development, Detail Engineering Design, Final
menggunakan teknologi tinggi dimana Engineering Design, Review Design, Quantity Surveyor.
volume atau waktu pelaksanaannya masih • Survei : Pemetaan/Foto Udara, Pengukuran Topografi, Bathymetri, Hydrologi, Soil
bersifat perkiraan pada saat kontrak di Investigation/geoteknik, Sosial Ekonomi, Survey Lalu Lintas dan O-D, Survey
tandatangani. Kondisi Jalan/Jembatan, Leger Jalan, Survei lainnya.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 46
Menyusun HPS (Harga Perkiraan Sendiri)
sesuai Permen PUPR NO.31/PRT/M/2015

Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil
survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan

informasi biaya satuan hasil


biaya Kontrak inflasi tahun
informasi biaya yang dipublikasikan perbandingan
daftar biaya/tarif sebelumnya atau sebelumnya,
satuan yang secara resmi oleh asosiasi dengan Kontrak
Barang/Jasa yang yang sedang berjalan suku bunga
dipublikasikan terkait dan sumber data sejenis, baik yang
dikeluarkan oleh dengan berjalan
secara resmi oleh lain yang dapat dilakukan dengan
pabrikan/distributor mempertimbangkan dan/atau kurs
Badan Pusat dipertanggungjawabkan, instansi lain
tunggal faktor perubahan tengah Bank
Statistik (BPS) misal : Billing Rate maupun pihak
biaya Indonesia
INKINDO lain

Menyusun RAB untuk konsultan terdiri dari Biaya Langsung • Biaya Langsung Personil : Tenaga
Personil dan Biaya Langsung Non Personil Ahli dan Tenaga Pendukung

• Biaya Langsung Non Personil :


Biaya Sewa, Perlengkapan
HPS dihitung sudah termasuk PPN
Kantor, Biaya Survey, dll

HPS ditetapkan oleh PPK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
Surat Edaran Menteri PU No.03/SE/M/2014 Tentang Pedoman Besaran Biaya Langsung
Personil/Remunerasi dalam Perhitungan HPS Jasa Konsultansi
di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

DICABUT

SE Menteri PUPR
No.01/SE/M/2017
menghitung/menentukan
billing rate mengacu
kepada Pepres 54/2010
Pasal 66 ayat (7) huruf b

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
Pedoman Standar Minimal 2016 Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil Untuk
Kegiatan Jasa Konsultansi
(INKINDO)

Sebagai acuan
standar minimum
Jasa Konsultansi

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
MENETAPKAN NILAI BILLING RATE TENAGA AHLI PADA
PEDOMAN STANDAR MINIMAL INKINDO 2016
• Contoh : Ketua tim disyaratkan seorang Master Teknik (S2) Memiliki Sertifikat Ahli Madya Manajemen
Konstruksi dengan pengalaman kerja selama 5 (lima) tahun termasuk pengalaman 3 tahun dalam manajemen
proyek konstruksi atau pengadaan proyek konstruksi ICB dan/atau NCB atau Sarjana Teknik (S1) dengan
pengalaman kerja selama 9 (sembilan) tahun termasuk pengalaman 3 tahun dalam manajemen proyek
konstruksi atau pengadaan proyek konstruksi ICB dan/atau NCB. Disyaratkan Maka :

Nilai yang diambil


untuk penyusunan
HPS adalah
Rp.35.500.000,-

Dalam melakukan
evaluasi apabila
penyedia
menawarkan tenaga
ahli dengan
kualifikasi S1 maka
Pokja melakukan
negosiasi sesuai
pedoman billing
rate.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

Daftar Kuantitas dan Harga harus


Kontrak Harga Satuan diupload, dan merupakan bagian
dari Dokumen Seleksi.
RAB HPS
Daftar Kuantitas dan Harga tidak
Kontrak Lumpsum diupload, hanya menampilkan
total Nilai HPS. Detail kebutuhan
untuk penawaran dijelaskan
pada KAK.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
MEMILIH JENIS KONTRAK
sesuai Permen PUPR No.31/PRT/M/2015

Kontrak Harga Satuan, apabila :


1. Pembayaran berbasis input,
2. Berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu,
3. Volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
4. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa

Kontrak Lump Sum, apabila :


1. Pembayaran berbasis output
2. Berdasarkan atas produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
3. Jumlah harga yang pasti dan tetap, dan
4. Semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung
oleh penyedia jasa.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16
KU RPP (Pengkajian Ulang Rencana Pelaksanaan Pengadaan)

•Spek. Teknis/KAK Detail


•HPS
•Rancangan Kontrak

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 53
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Cara Pembayaran

1) Lump Sum
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan
sebagai berikut:
 jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
 semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
 pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak;
 sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
 total harga penawaran bersifat mengikat; dan
 tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.\

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 54
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Cara Pembayaran
2) Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan berdasarkan harga satuan yang pasti dan
tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
 Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu
 volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani;
 pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan
 dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil pengukuran bersama
atas pekerjaan yang diperlukan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 55
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Cara Pembayaran
3) Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

4) Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan
tertentu; dan
 pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak

5) Terima Jadi
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
 jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
 pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 56
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Pembebanan Tahun Anggaran
1) Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama
masa 1 (satu) Tahun Anggaran.

2) Tahun Jamak
Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu)
Tahun Anggaran atas beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan :
 Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai kontraknya sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) bagi kegiatan penanaman benih/bibit, penghijauan,
pelayanan perintis darat/laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan, pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa
cleaning service.
 Menteri Keuangan untuk kegiatan yang nilainya diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan
kegiatan yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 57
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Sumber Pendanaan
1) Pengadaan Tunggal
Kontrak Pengadaan Tunggal merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.

2) Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang
menandatangani Kontrak.

3) Payung (Framework contract)


Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan Kontrak Harga Satuan antara Pejabat K/L/D/I dengan
Penyedia Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan sebagai berikut:
 diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan Barang/Jasa terjamin dan
sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat
ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan
 pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil
penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa secara nyata.
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 58
RANCANGAN KONTRAK
Jenis-Jenis Kontrak sesuai Perpres 54/2010
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
1) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang hanya terdiri dari 1
(satu) pekerjaan perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan.

2) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi


Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
kompleks dengan menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan/atau pengawasan.
Model Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi antara lain dapat berbentuk:
 Kontrak Berbasis Kinerja
 Kontrak Rancang dan Bangun
 Kontrak Rancang Bangun Konstruksi (EPC)
 Kontrak Rancang-Bangun-Operasi- Pemeliharaan
 Kontrak Jasa Pelayanan
 Kontrak Pengelolaan Aset
 Kontrak Operasi dan Pemeliharaan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2 0 16 59
Hal-hal Yang Dikaji Ulang
1. Apakah Spesifikasi Teknis yang Ditetapkan
telah sesuai dengan KAK dan Identifikasi
Kebutuhan
2. Apakah Spesifikasi yang ditetapkan tidak
menyebabkan persaingan yang tidak sehat,
misalnya mengarah kepada Produk tertentu
Rancanga Spesifikasi 3. Apakah Spesifikasi Teknis yang ditetapkan
n Kontrak Teknis benar-benar ada di Pasar dan dapat
dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa
4. Apakah Spesifikasi Teknis bersifat Khusus
sehingga harus dibuat khusus
5. Level Penyedia yang mampu menyediakan
HPS barang/jasa
(Produsen/Importir/Distributor/Retailer)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 60
Hal-hal Yang Dikaji Ulang
1. Apakah sudah ada
Dokumentasi/Riwayat Penyusunan HPS
2. Apakah penyusunan HPS sudah
disesuaikan dengan level penyedia
Rancang Spesifika barang/jasa
an 3. Apakah Sumber Data HPS dapat
si Teknis
Kontrak dipertanggungjawabkan
4. Apakah HPS sudah memperhitungkan
Keuntungan dan Overhead yang Wajar
serta sudah memperhitungkan PPN
HPS 5. Apakah Dokumen HPS sudah
ditandatangani oleh PPK

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 61
Hal-hal Yang Dikaji Ulang
1. Jenis Perjanjian (SPK atau Surat Perjanjian)
2. Apakah PPK sudah melengkapi Rancangan
Surat Perjanjian, SSUK, dan SSK
3. Jenis Kontrak Yang digunakan
• Berdasarkan Cara Pembayaran
Rancang • Berdasarkan Pembebanan Tahun
Spesifika Anggaran
an
si Teknis
Kontrak • Berdasarkan Sumber Pendanaan
• Berdasarkan Jenis Pekerjaan
4. Apakah Pekerjaan ini membolehkan Uang
Muka
HPS 5. Apakah memerlukan Garansi dan/atau
Layanan Purna Jual
6. Ketentuan tentang Denda

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 62
Setelah Kaji Ulang RPP

Apabila ULP tidak sepakat dengan PPK, maka keputusan diserahkan kepada PA/KPA

Putusan PA/KPA bersifat final dan mengikat

PPK kemudian menetapkan RPP yang baru (apabila ada) dan menyerahkan kepada ULP untuk
diteruskan pada tahap penyusunan Rencana Pemilihan Penyedia

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 63
RPLP (Rencana Pemilihan Penyedia)

•Dokumen Pengadaan
•Jadwal Pelelangan

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16 64
TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2017
2 0 16

Anda mungkin juga menyukai