Anda di halaman 1dari 37

DIREKTORAT JENDERAL SOSIALISASI DAK FISIK DAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT NON FISIK
BIDANG KESEHATAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN
PENYAKIT TA. 2022

dr. Elvieda Sariwati, M.Epid


Koordinator Substansi Program dan Informasi
Setditjen P2P

Jakarta, 18 Oktober 2021

Prevent Detect Respond Protect Promote


TIMELINE PROSES PERENCANAAN DAK
Jan - Feb Feb - Maret April - Mei Juni
• Pembahasan eveluasi • Penentuan Bidang/
Verifikasi dan Penilaian usulan
DAERAH PUSAT

pelaksanaan DAK tahun Subbidang/menu kegiatan & target


sebelumnya (reviu baseline output/outcome
Penyampaian usulan DAK dilakukan dengan Juli - Agustus
DAK) • Sinkronisasi dengan rencana DAK Fisik pendekatan spasial (antar bidang
• Penyusunan rancanan prioritas
belanja K/L & antar daerah)
Sinkronisasi dan harmonisasi rencana
• Pembahasan evaluasi • Koordinasi penyusunan rencana kegiatan DAK antar bidang, antar
• Penyampaian usulan
pelaksanaan DAK tahun kerja & prioritas pembangunan daerah, antara DAK dengan Non DAK
daerah
DAK Fisik
sebelumnya • Perbaikan usulan DAK
• Inventarisasi kebutuhan • Koordinasi penyusunan DAK Fisik
• Sinkronisasi kegiatan SKPD Fisik
daerah
• Penentuan target output dan lokus • Penetapan pagu per jenis / bidang /
subbidang
• Pagu per bidang / subbidang,
Nov - Des November Oktober September kebijakan alokasi, sasaran / target
output dan prioritasnya dituangkan
Penetapan Alokasi DAK per • Surat Kemkeu  Alokasi Pembahasan kebijakan alokasi dalam NK & RAPBN
• RKA review Bapenas,
daerah (perpres rincian transfer daerah DAK dalam rangka RUU APBN
Kemenkeu, K/L Teknis
APBN) • Penetapan Juknis DAK bersama DPR

PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI


K/L Teknis Bappenas PUSAT Kemenkeu Provinsi
Penilaian mengacu pada: Menilai usulan skala prioritas per
a. Data teknis usulan DAK; bidang/subbidang mengacu pada: Menilai satuan biaya: a. Rekomendasi atas kegiatan dari
b. Perbandingan data teknis usulan a. Data teknis Usulan DAK; a. Standar Biaya; usulan DAK Fisik
daerah dengan data teknis K/L; b. Lokasi  prioritas; b. Indeks kemahalan konstruksi. Kabupaten/Kota
c. Tingkat pencapaian SPM; c. kinerja penyerapan DAK dan tingkat
c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD dan b.Sinkronisasi kegiatan antara
d. Target output dan outcome: capaian output fisik tahun sebelumnya.
RPJMD dengan prioritas nasional Kab./Kota dengan Provinsi dan
• jangka menengah;
dalam RKP dan RPJMN. antar Kab./Kota dalam lingkup
• per tahun secara nasional;
• dari dana TP dan KP. Provinsi
KETENTUAN UMUM DAK NON FISIK (BOK)
1. Daerah sudah bisa input usulan BOK di e-Renggar tgl 1 Oktober dan akan berakhir 31
Oktober 2021.
2. Data dukung (TOR, RAB, dll) sudah diberikan format contoh oleh Roren. Agar diupload pd e-
Renggar.
3. Menu yg diinput berdasarkan Surat Sekretaris Jenderal Kemenkes Nomor
PR.01.01/I/18370/2021 tangal 27 September 2021 tentang Penyampaian Rincian Kegiatan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan TA 2022 dan bahan paparan Roren saat pertemuan SPM.
4. Sosialisasi ini berdasarkan pembahasan akhir Juknis DAK Non Fisik (Proses pembahasan
MK)
5. Pagu BOK (Prov/Kab/Kota/PKM) sesuai dengan surat Perpres (via website resmi DJPK) dan
didistribusikan Kemenkes melalui aplikasi e-Renggar
6. Kadinkes berwenang membagi pagu BOK menjadi BOK Esensial (75 – 90%) dan BOK
Covid-19 (10 – 25%). Kemudian dari pagu BOK Esensial dibagi per Bidang. Dan pagu yg
sudah terbagi diinput di E-Renggar
7. Surat pembagian pagu oleh Kadinkes wajib diupload di E-Renggar.
8. Kementerian Kesehatan akan melakukan desk terhadap semua usulan dan data dukung di E-
Renggar pada saat RKA DAK tanggal awal November 2021.
9. Data Per 17 Oktober 2021, sudah input E-Renggar : 6 Prov ; 45 Kab/Kota ; 13 Kab/Kota
(Puskesmas)
DAK NON FISIK BIDANG KESEHATAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT
TAHUN 2022
PEMANFAATAN BOK
UNTUK UKM ESENSIAL (75 - 90%) DAN
P2P COVID-19 (10 - 25%)

(Surat Sekretaris Jenderal Kemenkes RI


No. PR.01.01/I/8370/2021, tanggal 27 September 2021
Tentang : Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2002)
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

PEMANFAATAN
BOK PROVINSI, KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

BOK UKM ESENSIAL


Difokuskan untuk pencapaian
10 – 25%
75 – 90%
RPJMN & RENSTRA

BOK UPAYA PENCEGAHAN


DAN PENGENDALIAN
COVID 19
Difokuskan penguatan
tracing
BOK PROVINSI - UKM ESENSIAL
JENIS PEMBIAYAAN MENU KEGIATAN

a. Belanja transport lokal


b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non ASN 1. Rujukan pengujian spesimen
c. Belanja sewa gedung/tenda, sound system, kursi surveilans rutin, sentinel dan dugaan
d. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring kejadian luar biasa (KLB) ke
e. Belanja penggandaan dan pencetakan
f. Belanja kegiatan pertemuan/rapat didalam/diluar kantor di wilayah kerja provinsi laboratorium kesehatan rujukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan daerah nasional atau laboratorium rujukan
g. Belanja honor narasumber lintas sektor atau profesi pemerintah lainnya di provinsi;
h. Belanja honor pengajar 2. Penyelidikan epidemiologi (PE)
i. Belanja pemeriksaan sampel/spesimen
j. Belanja jasa pengiriman sampel/specimen dugaan kejadian luar biasa (KLB)
k. Belanja jasa KIE (media cetak/media masa lokal, media luar ruang dan media sesuai pedoman PE; dan
online/media social 3. Belanja alat pelindung diri (APD)
l. Belanja APD untuk kegiatan surveilans dalam rangka Pencegahan dan
m. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi obat, vaksin dan
BMHP Pengendalian Penyakit terutama
n. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP untuk penyelidikan epidemiologi bagi
o. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa ekspedisi pengiriman barang petugas dinas kesehatan provinsi
p. Belanja jasa tenaga bongkar muat
q. Belanja jasa pemeriksaan untuk program PME
BOK PROVINSI - P2 COVID-19
JENIS PEMBIAYAAN MENU KEGIATAN

a. Belanja transport lokal 1. Koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan


pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan
ditingkat Provinsi
luar daerah bagi ASN dan non ASN 2. Peningkatan kapasitas penanggung jawab
c. Belanja langganan aplikasi untuk surveilans kab/kota dalam rangka surveilans
pertemuan daring COVID-19 khususnya tracing dan manajemen data
d. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di 3. Pembinaan dan pendampingan bagi petugas
dalam provinsi penanganan COVID-19 di Kab/Kota, bersama
e. Belanja honor narasumber/tenaga ahli dengan unsur kesehatan TNI-POLRI
untuk peningkatan kapasitas tenaga 4. Monitoring dan evaluasi pencegahan dan
surveilans pengendalian penyakit COVID-19 di tingkat Provinsi
f. Belanja penggandaan/cetak media KIE 5. Komunikasi, informasi, edukasi, sosialisasi,
kampanye, publikasi tentang COVID-19
pencegahan dan pengendalian Corona
6. Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus dan kontak
Virus Disease 2019 (COVID-19 COVID-19
BOK KAB/KOTA – UKM ESENSIAL
JENIS PEMBIAYAAN MENU KEGIATAN

a. Belanja transport lokal 1. Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan dugaan KLB ke
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan non ASN sesuai laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota atau laboratorium rujukan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan daerah pemerintah/swasta di kabupaten/kota atau di provinsi
c. Belanja penggandaan dan pencetakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan 2. Pembinaan, pendampingan dan bimbingan teknis terpadu P2P kepada
d. Belanja pembelian bahan praktik peningkatan kapasitas (pelatihan pemicuan Puskesmas (bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, supervisi).
STBM; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan) 3. Koordinasi lintas sektor/program dengan puskesmas kabupaten/kota tentang
e. Belanja kegiatan pertemuan rapat didalam/diluar kantor di wilayah kerja penyakit menular dan penyakit tidak menular serta masalah kesehatan jiwa
kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dan NAPZA di tingkat kabupaten/kota.
keuangan daerah 4. Penyelidikan epidemiologi, pelacakan kasus, rumor, penanggulangan dan
f. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring surveilans penyakit berpotensial KLB serta masalah kesehatan jiwa.
g. Belanja honorarium narasumber lintas sektor dan profesi 5. Pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan kader
h. Belanja honorarium pengajar untuk Pencegehan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di puskes.
i. Belanja jasa/transportasi pengiriman sampel/specimen 6. Penyusunan dan penyediaan media KIE P2P (media cetak, media luar ruang
j. Belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen di laboratorium di luar puskesmas
non-elektronik dan media sosial/media online) dalam rangka kegiatan
k. Belanja jasa telekonsultasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
promotif dan preventif penyakit menular dan tidak menular serta masalah
mengenai keuangan daerah
kesehatan jiwa dan NAPZA.
l. Belanja jasa program peningkatan mutu pemeriksaan (PME) laboratorium
7. Belanja Alat Pelindung Diri (APD) dalam rangka surveilans Pencegahan dan
kesehatan daerah kabupaten/kota
m. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans
Pengendalian Penyakit terutama untuk penyelidikan epidemiologi dan
n. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi obat, vaksin dan pelacakan kontak
BMHP 8. Surveilans aktif Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan swasta untuk
o. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit
p. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa ekspedisi pengiriman barang menular lainnya.
q. Belanja jasa tenaga bongkar muat 9. Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pelaksanaan imunisasi
BOK KAB/KOTA – P2 COVID 19
JENIS PEMBIAYAAN MENU KEGIATAN

a. Belanja transportasi lokal.


1. Koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pencegahan
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah
dan pengendalian penyakit COVID-19 di tingkat
bagi ASN dan non ASN.
Kabupaten/Kota.
c. Belanja kegiatan pertemuan di dalam
2. Pembinaan pelacakan kontak kasus COVID-19 kepada
Kabupaten/Kota.
Puskesmas hingga petugas tracer
d. Belanja langganan aplikasi untuk pertemuan daring.
3. Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam pencegahan dan
e. Belanja honorarium narasumber/tenaga ahli untuk
pengendalian penyakit COVID-19 tingkat
peningkatan kapasitas tenaga surveilans dan tracer.
Kabupaten/kota.
f. Belanja honorarium petugas pengolah data kasus
4. Peningkatan kapasitas bagi petugas surveilans/pengolah
COVID-19 non-ASN paling banyak senilai Rp.
data di puskesmas dalam rangka tracing dan manajemen
1.000.000,00 per orang per bulan.
data.
g. Belanja alat pelindung diri (APD) dan hand sanitizer
5. Peningkatan kapasitas bagi petugas pelacakan
untuk pelacakan kontak dan pengambilan specimen
kontak/tracer
bagi petugas Puskesmas dan tracer.
6. Penyediaan APD dan hand sanitizer untuk pelacakan
h. Belanja penggandaan/cetak media KIE pencegahan
kontak dan pengambilan specimen kasus COVID-19.
dan pengendalian COVID-19
7. Komunikasi, informasi, edukasi, sosialisasi, kampanye,
i. Belanja pembelian pulsa untuk komunikasi bagi
publikasi tentang COVID-19.
petugas pelacakan kontak Covid-19 maksimal Rp.
8. Penyelidikan epidemiologi kasus COVID -19.
100.000,- per petugas per bulan selama
9. Honor pengolah data kasus COVID-19 bagi petugas Non-
DIREKTORAT JENDERAL
BOK PUSKESMAS - UKM ESENSIAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

JENIS PEMBIAYAAN
a. Belanja transportasi lokal petugas kesehatan, kader, pendampingan mahasiswa serta lintas sektor;
b. Belanja perjalanan dinas bagi pegawai puskesmas ASN dan non ASN untuk kebutuhan konsultasi ke dinas
kesehatan kabupaten/kota maksimal 4 kali dengan maksimal 3 orang per kali perjalanan dalam setahun.
Belanja perjalanan dinas luar daerah tidak diperuntukan untuk melakukan studi banding, tidak untuk melakukan
atau menghadiri rapat/pertemuan di luar wilayah kerja/kabupaten/kota, tidak untuk konsultasi ke provinsi
c. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah kerja Puskesmas bagi pegawai puskesmas ASN dan non ASN;
d. Belanja pembelian bahan kegiatan pemicuan STBM;
e. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;
f. Belanja pencetakan dan penggandaan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan;
g. Belanja kegiatan pertemuan/ rapat di dalam atau di luar puskesmas di wilayah kerja puskesmas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan daerah;
h. Belanja honor tenaga dengan perjanjian kerja termasuk iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan;.
i. Belanja honor narasumber hanya diperuntukkan bagi lintas sektor dan profesi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai keuangan daerah;
j. Belanja jasa/transportasi pengiriman sampel/specimen;
k. Belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen di laboratorium di luar Puskesmas;
l. Belanja sewa paket langganan internet di puskesmas (dengan maksimal belanja senilai Rp.2.000.000 per
bulan); dan
m. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans.
BOK PUSKESMAS - UKM ESENSIAL
MENU KEGIATAN
1. Surveilans dan Respon Kejadian Luar Biasa (KLB)
a. Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) pelaksanaan imunisasi
b. Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid Convinience Assessment (RCA).
c. Verifikasi rumor dugaan KLB
d. Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
e. Pengiriman spesimen penyakit berpotensi KLB ke laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium rujukan pemerintah di
kabupaten/kota
f. Pelacakan kasus kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM).
g. Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan penanggulangan KLB.
h. Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan diseminasi informasi di wilayah kerja puskesmas.
i. Pelacakan kontak kasus KLB
j. Pelaksanaan surveilans migrasi malaria.
k. Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit berpotensi KLB termasuk Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di masyarakat.
l. Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana.
m. Survei anak sekolah dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit.
n. Surveilans binatang pembawa penyakit serta pengiriman spesimen untuk konfirmasi.
o. Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans dalam rangka P2P terutama untuk penyelidikan epidemiologi dan pelacakan
2) Deteksi Dini dan Penemuan Kasus
a) Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu hamil dan kelompok
berisiko.
b) Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan Posyandu lansia.
c) Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus kontak kusta, orang dengan gangguan jiwa,
HIV/AIDS, ISPA, Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan, Frambusia, Malaria, DBD, Filariasis, Schistosomiasis,
Zoonosis, Diabetes Melitus, Kanker, Gangguan Fungsi Indera, dan Penyakit Infeksi Emerging
d) Kunjungan ulang kasus Acute Flaccyd Paralysis (AFP).
e) Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan napza.

3) Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Faktor Risiko


a) Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin, pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan, maupun
kegiatan defaulter tracking.
b) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada orangtua dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada guru
dan wali murid.
c) Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk pencegahan penyakit.
d) Advokasi/sosialisasi/lokakarya/rapat koordinasi Lintas Sektor (LS)/ Lintas Program (LP) terkait pencegahan dan
pengendalian penyakit.
e) Penyediaan bahan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).  Tdk dibolehkan. Ada di menu Kab/Kota
f) Pendataan sasaran POPM.
g) Pengambilan obat POPM ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
DIREKTORAT JENDERAL
Lanjutan : 3) Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Faktor Risiko PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

h. Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan penyakit menular lainnya.
i. Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk, larvasidasi, fogging, Indoor Residual
Spraying (IRS), modifikasi lingkungan).
j. Pemantauan jentik secara berkala.
k. Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa.
l. Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa.
m. Monitoring penggunaan kelambu malaria.
n. Pengawasan standar baku mutu pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.
o. Evaluasi pengendaian vektor dan binatang pembawa penyakit.
p. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk Desa Tanpa Asap Rokok
q. Pelatihan petugas konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM) di Puskesmas bagi kader kesehatan
masyarakat.
r. Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak
menular oleh petugas puskesmas.
s. Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat menimbulkan penyakit pada situasi KLB, situasi khusus
dan bencana.
4) Pengendalian Penyakit
a) Pelaksanaan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Bencana
b) Pendampingan/pemantauan minum obat penderita TBC dan penyakit menular menahun lainnya,
serta penyakit tidak menular
c) Validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus filariasis.
d) Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen kasus filariasis.
e) Follow up tatalaksana HIV/AIDS, TBC, Pneumonia, Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan, Frambusia, Malaria,
DBD, Filariasis, Schistosomiasis, Zoonosis, gangguan jiwa dan pencegahan cacat kasus kusta .
f) Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan napza

5) Pemberdayaan Masyarakat
a) Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader kesehatan program P2P serta masalah
kesehatan jiwa dan Napza.
b) Orientasi/pembekalan/peningkatan kapasitas SDM bagi kader kesehatan untuk peningkatan P2P.
c) Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.
d) Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan oleh petugas puskesmas.
e) Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
tingkat puskesmas
BOK PUSKESMAS – P2 COVID 19
JENIS PEMBIAYAAN MENU KEGIATAN

a. Belanja transport local


b. Belanja penggandaan/pencetakan formulir a. Pelacakan kontak dan Pemantauan harian selama
pelacakan kontak. karantina dan/ atau isolasi oleh tracer dan/atau
c. Belanja pengiriman sampel/spesimen
pemeriksaan Covid-19. petugas puskesmas
d. Honor dan insentif tracer : b. Biaya Komunkasi Pelacakan kontak dan
1. Honor senilai Rp. 325.000,- per orang per
bulan. Pemantauan Covid-19
2. Insentif senilai Rp. 15.000,- per orang c. Honor Pengolah data kasus Covid-19 di puskesmas
kontak erat yang selesai dipantau.
e. Honor petugas surveilans / pengolah data d. Biaya Komunikasi untuk pengolah data puskesmas
senilai Rp. 1.000.000,- per orang per bulan e. Penyelidikan Epidemiologi kasus Covid-19
bagi Non-ASN.
f. Belanja pembelian pulsa untuk komunikasi f. Pengiriman spesimen suspect dan kontak erat
bagi petugas pelacakan kontak Covid-19 COVID-19 ke laboratorium kesehatan daerah atau
maksimal sebesar Rp. 100.000 ,- per petugas
per bulan selama melaksanakan tugasnya laboratorium rujukan pemerintah di kab/kota
DAK FISIK BIDANG KESEHATAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT
TAHUN 2022
(Permenkes masih Draf)
KETENTUAN UMUM DAK FISIK
1. Satker agar memperhatikan hasil penilaian sinkronisasi. Terutama status “approve dg
catatan”.
2. Jika sudah dibuka Krisna DAK, maka Satker segera memperbaiki usulan dalam Krisna
dan menginput dakung yg dibutuhkan sesuai hasil catatan sinkronisasi ke Link P2P
(menunggu surat Sesjen)
3. Pagu DAK Fisik sesuai dengan Perpres (via website resmi DJPK)
4. Jika terdapat selisih (lebih tinggi = 10%) dengan hasil sinkronisasi, maka Satker dapat
memanfaatkan dg mengusulkan penambahan volume menu yg sudah di approve dg
persetujuan desk oleh pengampu teknis.
5. Jika terdapat selisih (lebih tinggi > 10%) dengan hasil sinkronisasi, maka Satker dapat
memanfaatkan menambah menu lain di stock program dg persetujuan desk oleh
pengampu teknis.
6. Jika terdapat selisih (lebih rendah) dengan hasil sinkronisasi, maka Satker HARUS
menurunkan volume atau membatalkan menu yg sudah di approve sehingga pagu sesuai
atau di bawah nilai pagu Perpres.
7. Kementerian Kesehatan akan melakukan desk terhadap semua usulan dan data dukung di
Krisna DAK dan Link P2P pada saat RKA DAK tanggal awal November 2021.
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

RUANG LINGKUP DAK FISIK


PROGRAM P2P TAHUN 2022

1 PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR 2
PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR

HIV - PMS  Rapid HIV (BHP) Alat dan Bahan Deteksi Dini Faktor Risiko
PTM
TBC  Cartridge TCM (BHP)  Posbindu / Kes Lansia Kit (Peralatan)
 BHP Gula Darah (BHP)
Malaria  Larvasida Malaria (BHP)
 Spraycan Malaria (Peralatan)
 Kelambu Malaria (BHP)

Sumber : Berita Acara MM DAK Fisik Bidang Kesehatan TA. 2022


DIREKTORAT JENDERAL
KRITERIA LOKUS PRIORITAS DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
PROGRAM P2P TAHUN 2022 (1)

POSBINDU KIT / LANSIA BHP


1KIT 2GULA DARAH

1. Kab/kota telah memiliki desa/kelurahan yang 1. Kab/Kota yg memiliki Posbindu


telah mampu melakukan kegiatan deteksi dini
2. Memiliki alat Posbindu / Posyandu lansia Kit
faktor risiko PTM di posbindu
3. Memiliki kader terlatih
2. Memiliki kader terlatih posbindu
4. Capaian deteksi dini > 10% dari populasi usia > 15 th

117Kab/Kota
508Kab/Kota
DIREKTORAT JENDERAL
(2) PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

3CATRIDGE 4R0 dan BHP


TES CEPAT
MOLEKUL (TCM) SKRINING HIV

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) mulai Kab/Kota yang telah melakukan skrining HIV dan
dari Rumah sakit dan Puskesmas yang memiliki Sifilis minimal 40% pada tahun 2020
alat TCM di masing-masing Kab/Kota
mendapatkan kartrid melalui DAK FISIK sehingga 269Kab/Kota
terduga TBC dapat diperiksan melalui TCM
2. Kab/Kota denganTarget penemuan/beban kasus
tinggi
3. Rata-rata Utiliasi Pemeriksaan melalui TCM tahun
2019 dan 2020 di atas 20%

443Kab/Kota
DIREKTORAT JENDERAL
(3) PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

Kab/Kota dengan API < 1 yg memiliki populasi khusus atau mobile migrant
5KELAMBU population (MMP)

53Kab/Kota

Kab/Kota yg mempunyai daerah reseptif Malaria atau daerah


6SPRAYCAN endemis tinggi Malaria

196Kab/Kota

Kab/Kota yang mempunyai daerah reseptif Malaria atau mempunyai tempat


7LARVASIDA perindukan potensial. Daerah endemis tinggi dan sedang untuk menurunkan
jumlah kasus serta pada daerah endemis rendah eliminasi bertujuan untuk
menghindari terjadinya lonjakan kasus yang berakibat pada terjadinya KLB malaria

196Kab/Kota
TARGET KAB/KOTADAN JUMLAH KAB/KOTAYANG MENGUSULKAN
DAK FISIK SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 MELALUIAPLIKASI KRISNADAN E RENGGAR

Jumlah
No Sub Bidang Menu Kegiatan Rincian Menu Target 2022 Usulan % Usulan
(Krisna)
  03-Pengendalian Penyakit Prioritas 1 : 01-Bahan   1.468 1.268 86,38
Habis Pakai (BHP)
1     01-R0 dan BHP skrining HIV 269 256 95,17
dengan Reagen Sifilis
2     02-Cartridge TCM 442 377 85,29
3     03-BMHP gula darah 508 458 90,16
4     04-Larvasida malaria 196 140 71,43
5     05-Kelambu malaria 53 37 69,81
    Prioritas 2 : 02-Peralatan   313 232 74,12
6     01-Spraycan 196 128 65,31
7     02-Posbindu kit/Lansia kit 117 104 88,89
Total       1.781 1.500 84,22
Sumber data : Erenggar-DAK Fisik 2022, 26 Agustus 2021
DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 MELALUIAPLIKASI ERENGGAR
Penilaian Sinkron
No Sub Bidang Menu Kegiatan Rincian Menu Total Usulan
(Krisna) Approve Stock Program Reject
  03-Pengendalian Prioritas 1 : 01-Bahan   2.347.394.812.369 1.447.592.669.139 23.128.750.000 40.096.611.822
Penyakit Habis Pakai (BHP)
1     01-R0 dan BHP skrining 118.093.100.902 47.164.000.000 10.660.000.000 116.558.156
HIV dengan Reagen
Sifilis
2     02-Cartridge TCM 754.113.005.095 396.086.500.000 6.051.250.000 33.950.087.250
3     03-BMHP gula darah 1.433.877.190.672 987.940.400.389 0 122.466.416
4     04-Larvasida malaria 37.111.515.700 13.819.650.000 5.717.500.000 5.507.500.000
5     05-Kelambu malaria 4.200.000.000 2.582.118.750 700.000.000 400.000.000
    Prioritas 2 : 02-Peralatan   195.684.591.327 0 176.441.348.214 1.848.000.000
6     01-Spraycan 22.611.777.000 0 11.553.432.000 1.848.000.000
7     02-Posbindu kit/ Lansia 173.072.814.327 0 164.887.916.214 0
kit
Total 2.543.079.403.696 1.447.592.669.139 199.570.098.214 41.944.611.822
Sumber data : Erenggar-DAK Fisik 2022, 26 Agustus 2021
DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 01 - R0 dan BHP skrining HIV dengan Reagen Sifilis (1)

No Provinsi Kab/Kota Volume Approve Discuse Reject


Pengusul
1 PROVINSI ACEH 8 13 416.000.000 260.000.000 0
2 PROVINSI BALI 8 22 988.000.000 156.000.000 0
3 PROVINSI BANTEN 7 55 0 2.860.000.000 0
4 PROVINSI BENGKULU 5 7 156.000.000 208.000.000 0
5 PROVINSI DI YOGYAKARTA 5 19 988.000.000 0 0
6 PROVINSI DKI JAKARTA 6 98 3.744.000.000 0 12.558.156
7 PROVINSI GORONTALO 4 7 208.000.000 156.000.000 0
8 PROVINSI JAMBI 4 9 364.000.000 104.000.000 0
9 PROVINSI JAWA BARAT 20 184 5.148.000.000 4.420.000.000 0
10 PROVINSI JAWA TENGAH 34 214 9.828.000.000 1.300.000.000 0
11 PROVINSI JAWA TIMUR 32 176 8.684.000.000 468.000.000 0
12 PROVINSI KALIMANTAN BARAT 7 18 936.000.000 0 0
13 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 4 208.000.000 0 0
14 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 4 6 260.000.000 52.000.000 0
15 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 6 21 1.092.000.000 0 0
16 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 4 5 208.000.000 52.000.000 0
17 PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG 7 12 624.000.000 0 0

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 01 - R0 dan BHP skrining HIV dengan Reagen Sifilis (2)
Kab/Kota
No Provinsi Pengusul Volume Approve Discuse Reject
18 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 3 9 520.000.000 0 0
19 PROVINSI LAMPUNG 7 28 1.456.000.000 0 0
20 PROVINSI MALUKU 4 6 312.000.000 0 0
21 PROVINSI MALUKU UTARA 2 3 156.000.000 0 0
22 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 8 34 1.768.000.000 0 0
23 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 6 12 624.000.000 0 0
24 PROVINSI PAPUA 7 14 676.000.000 0 52.000.000
25 PROVINSI PAPUA BARAT 5 6 260.000.000 0 52.000.000
26 PROVINSI RIAU 3 8 416.000.000 0 0
27 PROVINSI SULAWESI BARAT 1 1 52.000.000 0 0
28 PROVINSI SULAWESI SELATAN 16 53 2.652.000.000 104.000.000 0
29 PROVINSI SULAWESI TENGAH 10 20 1.040.000.000 0 0
30 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 3 8 260.000.000 156.000.000 0
31 PROVINSI SULAWESI UTARA 2 2 52.000.000 52.000.000 0
32 PROVINSI SUMATERA BARAT 7 15 468.000.000 312.000.000 0
33 PROVINSI SUMATERA SELATAN 8 36 1.872.000.000 0 0
34 PROVINSI SUMATERA UTARA 2 14 728.000.000 0 0
  Jumlah 256 1.139 47.164.000.000 10.660.000.000 116.558.156
Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021
DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 02 - Cartridge TCM (1)
Kab/Kota
No Provinsi Pengusul Volume approve Discuse Reject
1 PROVINSI ACEH 17 410 10.557.500.000 0 0
2 PROVINSI BALI 6 84 2.163.000.000 0 0
3 PROVINSI BANTEN 6 686 4.763.750.000 0 18.994.510.000
4 PROVINSI BENGKULU 5 134 978.500.000 0 2.488.080.000
5 PROVINSI DI YOGYAKARTA 5 252 6.489.000.000 0 0
6 PROVINSI DKI JAKARTA 5 767 19.750.250.000 0 0
7 PROVINSI GORONTALO 6 119 1.596.500.000 1.467.750.000 0
8 PROVINSI JAMBI 9 183 4.712.250.000 0 0
9 PROVINSI JAWA BARAT 24 2.874 68.829.750.000 0 5.175.750.000
10 PROVINSI JAWA TENGAH 35 2.198 56.598.500.000 0 0
11 PROVINSI JAWA TIMUR 36 2.437 62.752.750.000 0 0
12 PROVINSI KALIMANTAN BARAT 10 140 3.605.000.000 0 0
13 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 3 40 1.030.000.000 0 0
14 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 5 112 2.884.000.000 0 0
15 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 6 148 3.811.000.000 0 0
16 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 3 78 1.673.750.000 0 334.750.000
17 PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG 7 123 3.167.250.000 0 0

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 02 - Cartridge TCM (2)

No Provinsi Kab/Kota Volume approve Discuse Reject


Pengusul
18 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 3 90 2.317.500.000 0 0
19 PROVINSI LAMPUNG 12 298 7.673.500.000 0 0
20 PROVINSI MALUKU 7 132 3.399.000.000 0 0
21 PROVINSI MALUKU UTARA 8 117 1.957.000.000 1.055.750.000 0
22 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 8 220 5.356.000.000 309.000.000 0
23 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 16 271 6.978.250.000 0 0
24 PROVINSI PAPUA 9 314 7.235.750.000 0 855.277.500
25 PROVINSI PAPUA BARAT 4 61 1.570.750.000 0 0
26 PROVINSI RIAU 10 369 9.501.750.000 0 0
27 PROVINSI SULAWESI BARAT 5 166 3.759.500.000 257.500.000 257.500.000
28 PROVINSI SULAWESI SELATAN 22 1.094 26.780.000.000 1.390.500.000 0
29 PROVINSI SULAWESI TENGAH 10 243 5.201.500.000 1.055.750.000 0
30 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 8 156 4.017.000.000 0 0
31 PROVINSI SULAWESI UTARA 10 263 5.433.250.000 515.000.000 824.000.000
32 PROVINSI SUMATERA BARAT 15 589 12.076.750.000 0 3.110.100.000
33 PROVINSI SUMATERA SELATAN 13 1.248 17.458.500.000 0 147.729.750
34 PROVINSI SUMATERA UTARA 28 2.627 20.007.750.000 0 1.762.390.000
    377 19.043 396.086.500.000 6.051.250.000 33.950.087.250
Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021
DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 03 - BMHP Gula Darah (1)
Kab/Kota
No Provinsi Pengusul Volume Approve Discuse Reject
1 PROVINSI ACEH 23 2.953 19.124.422.890 0 0
2 PROVINSI BALI 6 145 4.660.339.650 0 0
3 PROVINSI BANTEN 5 1.769 8.826.850.028 0 0
4 PROVINSI BENGKULU 10 146 4.929.249.360 0 0
5 PROVINSI DI YOGYAKARTA 5 152 4.801.757.520 0 0
6 PROVINSI GORONTALO 6 2.457 5.036.438.250 0 0
7 PROVINSI JAMBI 11 200 6.380.740.620 0 0
8 PROVINSI JAWA BARAT 21 4.282 80.701.597.938 0 0
9 PROVINSI JAWA TENGAH 33 5.171 92.763.087.262 0 0
10 PROVINSI JAWA TIMUR 30 3.756 70.009.234.084 0 0
11 PROVINSI KALIMANTAN BARAT 14 4.932 11.451.169.770 0 0
12 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 13 190 6.053.116.808 0 0
13 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 11 154 10.393.877.159 0 0
14 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 7 1.649 3.265.157.648 0 0
15 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 5 41 1.570.259.329 0 0
16 PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG 7 1.361 4.797.517.900 0 0
17 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 6 1.361 4.179.174.800 0 0

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 03 - BMHP Gula Darah (2)
Kab/Kota
No Provinsi Volume Approve Discuse Reject
Pengusul
18 PROVINSI LAMPUNG 13 517 16.367.849.312 0 0
19 PROVINSI MALUKU 11 2.622 47.788.057.580 0 0
20 PROVINSI MALUKU UTARA 9 339 24.293.967.396 0 0
21 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 10 339 10.612.659.520 0 0
22 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 20 7.536 83.304.183.700 0 0
23 PROVINSI PAPUA 12 4.006 97.487.244.400 0 39.592.000
24 PROVINSI PAPUA BARAT 12 2.657 83.502.295.072 0 0
25 PROVINSI RIAU 12 333 11.099.166.182 0 13.860.000
26 PROVINSI SULAWESI BARAT 6 1.167 4.570.871.948 0 0
27 PROVINSI SULAWESI SELATAN 22 1.892 22.066.752.797 0 0
28 PROVINSI SULAWESI TENGAH 13 5.383 117.077.081.632 0 0
29 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 15 1.481 10.856.654.080 0 0
30 PROVINSI SULAWESI UTARA 13 19.510 9.165.843.620 0 0
31 PROVINSI SUMATERA BARAT 18 796 18.631.071.800 0 40.037.616
32 PROVINSI SUMATERA SELATAN 17 6.714 9.720.105.816 0 0
33 PROVINSI SUMATERA UTARA 32 3.768 82.452.604.518 0 28.976.800
  Jumlah 448 8.9779 987.940.400.389 0 122.466.416

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 04 - Larvasida Malaria (1)
Kab/Kota
No Provinsi Pengusul Volume Approve Discuse Reject
1 PROVINSI ACEH 2 9 382.500.000 0 0
2 PROVINSI BANTEN 1 5 0 75.000.000 0
3 PROVINSI BENGKULU 4 8 85.000.000 170.000.000 85.000.000
4 PROVINSI DI YOGYAKARTA 1 2 85.000.000 0 0
5 PROVINSI GORONTALO 4 10 85.000.000 340.000.000 0
6 PROVINSI JAMBI 1 3 127.500.000 0 0
7 PROVINSI JAWA BARAT 1 2 85.000.000 0 0
8 PROVINSI JAWA TENGAH 1 8 340.000.000 0 0
9 PROVINSI KALIMANTAN BARAT 6 23 807.500.000 170.000.000 0
10 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 2 85.000.000 0 0
11 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 3 6 255.000.000 0 0
12 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 5 17 718.750.000 0 0
13 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 2 0 0 85.000.000
14 PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG 1 4 170.000.000 0 0
15 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 3 10 255.000.000 85.000.000 85.000.000
16 PROVINSI LAMPUNG 4 16 540.000.000 0 85.000.000
17 PROVINSI MALUKU 11 44 615.700.000 255.000.000 837.500.000

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 04 - Larvasida Malaria (2)
Kab/Kota
No Provinsi Volume Approve Discuse Reject
Pengusul
18 PROVINSI MALUKU UTARA 8 37 765.000.000 467.500.000 340.000.000
19 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 4 13 467.500.000 0 85.000.000
20 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 10 48 1.310.000.000 552.500.000 170.000.000
21 PROVINSI PAPUA 19 117 1.410.000.000 1.664.000.000 1.985.000.000
22 PROVINSI PAPUA BARAT 10 61 1.300.000.000 680.000.000 850.000.000
23 PROVINSI RIAU 2 10 425.000.000 0 0
24 PROVINSI SULAWESI BARAT 1 2 0 0 85.000.000
25 PROVINSI SULAWESI SELATAN 2 10 0 85.000.000 340.000.000
26 PROVINSI SULAWESI TENGAH 7 29 607.500.000 366.000.000 0
27 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 5 12 170.000.000 255.000.000 85.000.000
28 PROVINSI SULAWESI UTARA 4 14 425.000.000 0 170.000.000
29 PROVINSI SUMATERA BARAT 1 3 0 127.500.000 0
30 PROVINSI SUMATERA SELATAN 8 37 715.700.000 425.000.000 220.000.000
31 PROVINSI SUMATERA UTARA 9 39 1.587.000.000 0 0
  Jumlah 140 603 13.819.650.000 5.717.500.000 5.507.500.000

Bagian Progam dan Informasi, Setditjen P2P, 2021


DIREKTORAT JENDERAL
HASIL SINKRONISASI DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SUB BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT TA. 2022
 Prioritas 1 / 05 - Kelambu Malaria
No Provinsi Kab/Kota Volume Approve Discuse Reject
Pengusul
1 PROVINSI ACEH 1 1 0 100.000.000 0
2 PROVINSI BENGKULU 3 3 199.618.750 100.000.000 0
3 PROVINSI GORONTALO 2 2 100.000.000 100.000.000 0
4 PROVINSI JAMBI 2 2 200.000.000 0 0
5 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 1 100.000.000 0 0
6 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 5 5 500.000.000 0 0
7 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 1 100.000.000 0 0
8 PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG 1 1 100.000.000 0 0
9 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1 1 0 100.000.000 0
10 PROVINSI MALUKU 1 1 0 0 100.000.000
11 PROVINSI MALUKU UTARA 6 6 200.000.000 200.000.000 200.000.000
12 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2 2 200.000.000 0 0
13 PROVINSI RIAU 2 2 200.000.000 0 0
14 PROVINSI SULAWESI BARAT 1 1 100.000.000 0 0
15 PROVINSI SULAWESI TENGAH 3 3 200.000.000 100.000.000 0
16 PROVINSI SULAWESI UTARA 1 1 0 0 100.000.000
17 PROVINSI SUMATERA SELATAN 3 3 282.500.000 0 0
18 PROVINSI SUMATERA UTARA 1 1 100.000.000 0 0
  Jumlah 37 37 2.582.118.750 700.000.000 400.000.000
DIREKTORAT JENDERAL
PERSYARATAN TEKNIS DAK FISIK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
PROGRAM P2P TAHUN 2022 (1)
Surat Sekjen Kemenkes RI : No.PR.01.01/I/11822/2021, Tanggal 28 Mei 2021
Tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Usulan DAK Fisik Bidang Kesehatan TA. 2022
1. Surat Pengantar Kadinkes Kab/Kota tentang Usulan Menu Posbindu Kit / Lansia Kit.
POSBINDU KIT / LANSIA
1KIT 2.
3.
Surat Pernyataan Kadinkes Kab/Kota bahwa petugas kesehatan telah mengikuti pelatihan Posbindu.
Surat Pernyataan Kadinkes Kab/Kota tentang Kesanggupan memenuhi biaya pemeliharaan dan operasional
bersumber APBD.
4. TOR dan RAB (TOR memuat analisa kebutuhan dengan data rekapitulasi FKTP dan jumlah nakes terlatih)
ditandatangani Kabid P2P Dinkes Kab/Kota.
5. Inventarisasi jumlah Posbindu Kit / Lansia Kit tahun 2019 s.d 2021.
6. Laporan pelaksanaan deteksi dini 1 tahun terakhir (jumlah sasaran, jumlah dan hasil skrining).
7. Referensi Harga (e-katalog).
8. Spesifikasi Alat.
9. Daftar rencana distribusi.

1. Surat Pengantar Kadinkes Kab/Kota tentang Usulan Menu BHP Pemeriksaan Gula Darah.
BHP 2. TOR dan RAB (TOR memuat analisa kebuthan BHP untuk melakukan deteksi dini FR PTM, al : Jumlah
2GULA DARAH sasaran, kebutuhan dan sumber pembiayaan BHP) ditandatangani Kabid P2P Dinkes Kab/Kota.
3. Rencana distribusi ke Pusekesmas (Desa berposbindu/Posbindu)
4. Laporan pelaksanaan deteksi dini 1 tahun terakhir.
5. Referensi harga (e-katalog)
6. Spesifikasi barang
1. Surat Pengantar Kadinkes Kab/Kota tentang Usulan Menu Catridge Tes Cepat Molekul (TCM).
CATRIDGE TES CEPAT 2. Telaah Kadinkes Kab/Kota tentang analisa kebutuhan Catridge TCM penunjang pemeriksaan TBC.
3MOLEKUL (TCM) 3. Surat Pernyataan Kadinkes Kab/Kota tentang Ketersediaan SDM di Fasyankes (Analis laboratorium dan
pengelola program TBC) yang sudah dilatih terkait manajemen alat (Alur pemeriksaan, operasional,
pencatatan pelaporan) dan Catridge TCM, serta stock barang yang ada.
4. TOR dan RAB ditandatangani Kabid P2P Dinkes Kab/Kota.
5. Laporan utilisasi TCM per fasyankes (RS/Puskesmas) tahun 2019 dan Triwulan I tahun 2020.
6. Targer pemeriksaan kasus TBC menggunakan TCM tahun 2020 per fasyankes.
7. Referensi Harga (e-katalog)
8. Spesifikasi barang
9. Daftar rencana distribusi

(Reagen Sifilis untuk skrining HIV dan Sifilis pada ibu hamil)
R0 dan BHP 1. Surat Pengantar Kadinkes Kab/Kota tentang Usulan Menu R0 dan Reagen Sifilis.
4SKRINING HIV 2. Telaah Kadinkes Kab/Kota tentang analisis kebutuhan R0 dan reagen sifilis untuk skrining HIV dan Sifilis
pada ibu hamil.
3. Surat Pernyataan Kadinkes Kab/Kota tentang target sasaran pemeriksaan HIV pada 8 populasi tahun 2021.
4. TOR dan RAB (TOR memuat analisa kebutuhan, justifikasi dan data rekap FKTP dan jumlah tenaga
kesehatan terlatih) ditandatangani Kabid P2P Dinkes Kab/Kota.
5. Laporan pemeriksaan HIV pada 8 populasi dan laporan pemeriksaan Sifilis pada ibu hamil tahun 2019 dan
2020 per Puskesmas.
6. Referensi harga (e-katalog)
7. Spesifikasi barang
8. Daftar rencana distribusi dan target pemeriksaan HIV dan Sifilis pada ibu hamil tahun 2021 per Puskesmas.
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

KELAMBU - SPRAY CAN - LARVASIDA MALARIA


5KELAMBU 1. Surat Pengantar Kadinkes Kab/Kota tentang Usulan Menu Kelambu, Spraycan dan
Larvasida Malaria untuk Kab/Kota.
2. Telaah Kadinkes Kab/Kota tentang kebutuhan dan perencanaan pengendalian Malaria.
3. TOR dan RAB ditandatangani Kabid P2P Dinkes Kab/Kota.
6SPRAYCAN 4. Laporan stock jumlah barang yang ada.
5. Daftar rencana distribusi.
6. Referensi harga
7. Spesifikasi barang
7LARVASIDA
TERIMA
KASIH

S A L A M S E H AT
PRODUKTIF

SEMANGAT N
iat baik - Kerja keras - R asional - I khlas

Anda mungkin juga menyukai