Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

Pembiayaan Proyek/Kegiatan
Melalui Penerbitan SBSN/ Sukuk Negara
Pada Kementerian Ristekdikti

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko


Kementerian Keuangan RI

Jakarta, 23 Oktober 2018


Agenda

1. SBSN Sebagai Sumber Pendanaan APBN


2. Mekanisme Pembiayaan Proyek SBSN
3. Perkembangan Proyek SBSN pada
Kemenristekdikti
4. Lain-lain
1. SBSN Sebagai Sumber Pendanaan APBN
Penggunaan SBSN untuk Pembiayaan Proyek
Infrastruktur

 SBSN mulai diterbikan


pada tahun 2008, dan  Untuk membiayai defisit
sejak tahun 2013 APBN secara umum.
digunakan untuk General
 Tidak di-earmark untuk
pembiayaan proyek Financing pembiayaan kegiatan/
infrastruktur secara proyek tertentu
earmarked. SBSN
 Total pembiayaan proyek (Sukuk Negara)
SBSN s.d. tahun 2018
telah mencapai Rp62,4 Untuk secara langsung
triliun. membiayai kegiatan/proyek
Project Kementerian/ Lembaga
 Mekanisme pembiayaan Financing tertentu yang telah
proyek SBSN diatur dalam dialokasikan dalam APBN
PP No. 56/2011, termasuk (earmarked)
kriteria proyek yang dapat
dibiayai serta mekanisme
pengusulannya.
4
Statistik Singkat Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Rp 944,03 Triliun Rp 650,16 Triliun Rp 62,4 Triliun

Total akumulasi Total Project Financing


Outstanding SBSN per
penerbitan SBSN Sukuk (Earmarked)
tanggal 9 Oktober 2018
2008 s.d 9 Oktober 2018 2013 s.d 2018

Telah dikembangkan 4 jenis struktur


Porsi SBSN terhadap total
18% outstanding SBN
#1 akad SBSN:
Ijarah Sale and Lease Back, SBSN Ijarah Al
Khadamat, SBSN Ijarah Asset to be Leased,
SBSN Wakalah

Terdapat 7 jenis instrumen SBSN, ditujukan


4
untuk investor institusi dan individu, di pasar
domestik dan internasional
(PBS, Sukuk Ritel, SNI, SDHI, dsb)

5
Tujuan/ Manfaat Pembiayaan Proyek SBSN

Project Financing Sukuk adalah Surat Berharga Syariah


Negara (SBSN)/Sukuk Negara yang diterbitkan untuk secara
langsung membiayai kegiatan/proyek Pemerintah tertentu yang
telah dialokasikan dalam APBN (earmarked).

Manfaat:
1. Meningkatkan kemandirian dalam pembiayaan
pembangunan nasional;
2. Mendukung percepatan pembangunan proyek
infrastruktur dan proyek strategis lainnya;
……….. Proyek tidak ditujukan untuk
3. Mengoptimalkan pemanfaatan dana pembiayaan menghasilkan pendapatan, sehingga
untuk belanja modal/investasi; pembayaran pokok dan imbalan tidak berasal
dari pendapatan proyek tersebut, namun
4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berasal dari penerimaan umum Pemerintah dan
berpartisipasi dalam membiayai pembangunan dialokasikan tiap tahun pada APBN…………….
proyek pemerintah.
6
Perkembangan Pembiayaan Proyek SBSN
T.A. 2013 – 2019*
28.43

Nilai Pembiayaan, 22.53


Jumlah dan Cakupan Proyek
Jumlah K/L, dan
Cakupan Proyek 587 proyek
Semakin 16.76
9 Sektor
Besar 13.67

619 proyek
7.13 14 Sektor
1.57 (Perkeretaapian; jalan & jembatan; infrastruktur sumber daya air;
0.8
asrama haji; gedung perguruan tinggi negeri; balai nikah dan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 manasik haji; madrasah; infrastruktru lingkungan hidup &
kehutanan; dan laboratorium)
Tahun Unit Penerima Pembiayaan SBSN – Project Based
2013 Kemenhub
2014 Kemenhub, Kemenag Jumlah proyek semakin besar dan merata.
2015 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera (Jumlah proyek per tahun ratusan, tersebar di 34 provinsi)
2016 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera Membiayai proyek strategis nasional
(Infrastruktur perkeretaapian Trans Sulawesi & double track selatan Jawa)
2017 Kemenhub, Kemenag, Kemenpupera Potensi dan
2018 Kemenag, Kemenhub, Kemenpupera, Kemenristekdikti, LIPI, kinerja Sukuk Penggunaan rekayasa teknologi domestik terkemuka.
(Pengerjaan Tunnel KA yang pertama sejak zaman Belanda)
Kemen LHK, dan Badan Standardisasi Nasional Proyek yang
Kinerja Disbursement yang semakin baik
2019 Kemenag, Kemenhub, Kemenpupera, Kemenristekdikti, LIPI, semakin baik (realisasi per tahun rata-rata 80%, diluar efisiensi kontraktual
Kemen LHK, dan Badan Standardisasi Nasional
dan lanjutan penyelesaian 90 hari kalendar)

* Tahun 2019 berdasarkan data Pagu Anggaran RAPBN 2019 7


Proyek SBSN Berdasarkan Sektor Utama
TA 2013 - 2018
 Terdapat 4 sektor utama pembiayaan Proyek
SBSN s.d. 2018, yaitu Perkeretaapian, Bina
Marga, Sumber Daya Air, dan Keagamaan.
 Proyek SBSN untuk Sektor Keagamaan s.d.
2018 mencapai 11%, dengan jumlah yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun

68
SUKUK NEGARA UNTUK PEMBIAYAAN PROYEK s.d 2018

Pembangunan Proyek Sumber Daya Air


Pembangunan Jalan dan Jembatan
Jalur Kereta Api di (Bendungan, Irigasi, Air Baku,
di berbagai Provinsi
Jawa, Sumatera, Sulawesi Pengendalian Banjir)

Pengembangan & Revitalisasi Pembangunan & Rehabilitasi Pembangunan & Pengembangan


Asrama Haji di 24 Lokasi 701 Kantor Urusan Agama Gedung Perkuliahan di 57
& Manasik Haji Perguruan Tinggi (PTKIN & Ristek
Dikti)

Pembangunan & Pengembangan Pembangunan


32 Madrasah 3 Taman Nasional Pembangunan & Pengembangan
(Baluran, Gede Pangrango, 3 Laboratorium (LIPI & BSN)
Aketajawe-Lolobata/Halmahera) 9
Alokasi Anggaran Project Financing Sukuk

10
2. Mekanisme Pembiayaan Proyek SBSN
Dasar Hukum Project Financing Sukuk
Pasal 4:
UU No.19/2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara SBSN diterbitkan untuk membiayai APBN termasuk membiayai
pembangunan proyek.

Memuat ketentuan:
PP No.56/2011 tentang Pembiayaan  Kewenangan, cakupan dan persyaratan proyek.
 Prosedur perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemantauan
Proyek Melalui Penerbitan SBSN dan evaluasi proyek.
 Pengelolaan obyek hasil pembiayaan (proyek).

tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui


PMK No.220/PMK.08/2015 Penerbitan SBSN

tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Kegiatan Yang Dibiayai


PMK No.25/PMK.05/2016 Melalui Penerbitan SBSN

tentang Tata Cara Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembiayaan


PMK No. 120/PMK.08/2016 Proyek/ Kegiatan Yang Dibiayai Melalui Penerbitan SBSN

Revisi anggaran proyek/kegiatan yang dibiayai dengan SBSN mengikuti ketentuan peraturan mengenai revisi anggaran
pada tahun anggaran berkenaan.
(untuk T.A. 2018: PMK No.11/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi Anggaran T.A. 2018). 12
Kriteria & Persyaratan Proyek Yang Dapat Dibiayai SBSN

PP No.56 Tahun 2011

1. Merupakan proyek Pemerintah Pusat.


2. Sesuai prioritas RPJM.
Pembangunan infrastruktur
3. Memenuhi kriteria kesiapan dan
kelayakan untuk dilaksanakan dari
Bappenas.
Peningkatan pelayanan publik
4. Telah mendapatkan alokasi dalam APBN.
5. Memenuhi kriteria dan tidak bertentangan
Pemberdayaan industri dengan prinsip syariah.
dalam negeri
6. Tidak akan dipindahtangankan/
dihapuskan selama menjadi Aset SBSN.
Program Pemerintah lainnya
yang bersifat strategis
13
TAHAPAN PEMBIAYAAN PROYEK SBSN

No Tahapan Kegiatan Penganggung Jawab


1. Penyiapan dan Pengusulan Proyek K/L
2. Persetujuan atas kesiapan dan kelayakan Bappenas
Proyek
3. Pengalokasian Anggaran Kemenkeu
4. Pelaksanaan:
 Konstruksi atau Pengadaan K/L
 Penerbitan SBSN Kemenkeu
 Pembayaran Kemenkeu
5. Pemantauan dan Evaluasi:
 Progress Fisik K/L & Bappenas
 Penyerapan Dana Kemenkeu
6. Pengelolaan Paska Konstruksi K/L & Kemenkeu
14
Mekanisme Pembiayaan Proyek Melalui SBSN
Berdasarkan PP No. 56/2011
Kemenkeu Bappenas K/L
Penyiapan rencana
Proyek/Kegiatan dan
Studi Kelayakannya
Penilaian Kelayakan 1
Pertimbangan terkait dan Kesiapan
aspek fiskal sesuai BMP Proyek/Kegiatan Pengajuan
2 Usulan
4
3 Proyek/Kegiatan
Tolak/
Setuju
Penolakan
Persetujuan

Daftar Kegiatan
5 Prioritas
Pengalokasian DIPA
dalam APBN/P 6
7

Pelaksanaan Pelaksanaan
8 Proyek /
Penerbitan SBSN
Pengelolaan
Paska Konstruksi
15
Proses Penganggaran Proyek SBSN

Jan - Maret April - Juni Juli - September Oktober - Desember

PAGU PAGU
PAGU DEFINITIF
INDIKATIF ANGGARAN DIPA
(APBN)
(Perpres) (RAPBN)
1 2 3 4 5 6 7

BMP SBSN DPP SBSN SPKPP


(dari Menkeu (dari Kepala • Rincian Proyek
kepada Kepala Bappenas kepada • RPD
Menkeu)
Bappenas)
(dari (K/L) kepada
Kemenkeu)
Trilateral Meeting 1: Trilateral Meeting 2:
Keterangan:
• Kemenkeu (DJPPR, DJA) • Kemenkeu (DJPPR, DJA) BMP : Batas Maksimal Penerbitan
• Mengundang Bappenas • Mengundang Bappenas dan K/L.. DPP : Daftar Prioritas Proyek
dan K/L.. Konfirmasi kelayakan dan kesiapan proyek SPKPP : Surat Pernyataan Kesiapan
Bappenas menyampaikan (sesuai BMP, DPP, aspek legal & syariah) Pelaksanaan Proyek
RPD : Rencana Penarikan Dana
indikasi proyek kepada DJPPR Penerbitan Nomor Register:
DJPPR menyampaikan • berdasarkan DPP dari Bappenas * Seluruh tahapan dan jadwal waktu
indikasi proyek kepada DJA • disampaikan oleh DJPPR kepada DJA pelaksanaan kegiatan mengikuti proses
16
penyusunan APBN
3. Perkembangan Pembiayaan Proyek SBSN
pada Kementerian Ristekdikti
Realisasi Proyek SBSN KemenRistekdikti TA 2018
(IPB dan ITERA)

Keterangan:
Realisasi berdasarkan SPM s.d. tanggal 16 Oktober 2018 pada aplikasi OMSPAN.
18
Daftar Proyek SBSN KemenRistekdikti TA 2019
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

NO PROYEK/KEGIATAN PAGU LOKASI

1 Pembangunan Institut Teknologi Sumatera 91.329.000.000 LAMPUNG


2 Pembangunan Institut Teknologi Kalimantan 86.641.000.000 KALIMANTAN TIMUR
3 Pembangunan Universitas Borneo Tarakan 56.202.000.000 KALIMANTAN UTARA
4 Pembangunan Universitas Kolaka 59.638.000.000 SULAWESI TENGGARA
5 Pembangunan Politeknik Negeri Fak-Fak 60.088.000.000 PAPUA BARAT
6 Pembangunan Universitas Teuku Umar 74.284.703.000 ACEH
7 Pembangunan Universitas Pattimura 69.900.000.000 MALUKU
TOTAL 498.082.703.000

19
Catatan Kendala/Permasalahan
Pelaksanaan Proyek SBSN

1. Proses lelang konstruksi terlambat dilaksanakan oleh K/L.


2. Adanya kontraktor bermasalah, kinerja tidak baik.
3. Lahan belum sepenuhnya siap.
4. Adanya komitment pihak ketiga tidak terpenuhi.
5. Adanya aset yang hilang/musnah, yaitu akibat bencana.
6. Rencana Penarikan Dana oleh K/L tidak tepat yang dapat mengakibatkan penghentian
pembayaran.
7. Proyek tidak selesai sampai akhir masa kontrak.
8. Administrasi anggaran terlambat diproses, misal ijin kontrak multiyears.

20
Beberapa Inisiatif Untuk Peningkatan
Kualitas Pelaksanaan Proyek SBSN

1. Penggunaan desain berulang, yaitu untuk proyek dengan jumlah banyak dengan tipe
konstruksi yang sejenis.
2. Kombinasi sumber pendanaan untuk tender Pra-DIPA, sebagai misal kontrak perencanaan
dengan sumber dana lain di tahun anggaran sebelumnya.
3. Perumusan dokumen tender secara tepat untuk menghindari aksi contract engineering,
serta pendampingan LKPP untuk mendapatkan kontraktor yang berkualitas.
4. Pemanfaatan teknologi untuk percepatan Proyek.
5. Peningkatan jaminan kualitas hasil konstruksi dengan pemanfaatan audit kualitas proyek
dan peran serta BUMN Karya sebagai peserta tender Proyek.
6. Pengembangan kombinasi sumber Pembiayaan (blended financing), melalui koordinasi
pemanfaatan sumber dana lain misal dengan Pinjaman / KPBU.

55
Perkembangan Jumlah Proyek SBSN di Kemenag
T.A. 2014 – 2019
 Total jumlah Proyek SBSN di Kemenag tahun 2014 – 2019 mencapai 1.203 Proyek.
 Jumlah proyek terbesar pada Ditjen Bimas Islam, yaitu pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji.

JUMLAH PROYEK
NO PROVINSI TOTAL
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 *)

KEMENTERIAN AGAMA - 4 41 213 301 319 325 1203

1) Asrama Haji - 4 8 7 13 8 30 70

2) Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri - - 7 25 32 34 41 139

3) Madrasah - - - - - 32 125 157

4) Balai Nikah dan Manasik Haji - - 26 181 256 245 128 836

5) Pusat Layanan Halal - - - - - - 1 1

22
Realisasi Proyek SBSN di Kemenag

 Kinerja
anggaran 2014
s.d 2017, rata-
rata 90,05%.
 Kinerja
anggaran
tahun 2018,
s.d 17 Oktober
mencapai
36,73%.

Keterangan:
*) Realisasi Proyek SBSN TA 2018 berdasarkan aplikasi OM SPAN periode 1 Januari s.d. 17 Oktober 2018
Nilai pagu merupakan alokasi pagu tahunan tanpa luncuran/lanjutan

23
Usulan Alokasi Pembiayaan Proyek SBSN
Kementerian Agama TA 2019
 Alokasi TA 2019 untuk Kemenag mencapai Rp2,7 Triliun
Balai Nikah & Manasik
(±10% dari total Proyek SBSN). Haji,
Rp189,300,000,000.00, Jaminan Produk Halal,
 Terdapat 4 unit eselon I Pemrakarsa Proyek SBSN di 7% Rp148,861,719,484.00,
Kemenag 2019, yaitu Ditjen PHU, Ditjen Pendis, Ditjen 6%
Bimas Islam, dan BPJPH.
Asrama Haji,
Jumlah Rp305,650,113,000.00,
No. Ditjen Nama Proyek Alokasi Dana SBSN Madrasah,
Proyek 11%
Rp750,021,392,000.00,
1 PHU Asrama Haji Rp305,650,113,000.00 14
28%
Pusat Pelayanan Haji Pusat Pelayanan Haji
Rp36,472,313,000.00 16 Terpadu,
Terpadu
Rp36,472,313,000.00,
2 PENDIS PTKIN Rp1,269,873,584,100.00 41
1%
Madrasah Rp750,021,392,000.00 125 PTKIN,
3 BIMAS Balai Nikah & Manasik Haji Rp189,300,000,000.00 128 Rp1,269,873,584,100.00,
47%
4 BPJPH Pusat Layanan Halal Rp148,861,719,484.00 1
Total Kemenag Rp2,700,179,121,584.00

21
Perkembangan Alokasi Pembiayaan Proyek SBSN
Ditjen Pendis - Kemenag, Tahun 2014 - 2018

 Total alokasi pembiayaan proyek SBSN


untuk kemenag s.d 2018 mencapai
Rp6,345 Triliun (10% dari total SBSN
PBS).
 Alokasi terbesar untuk Kemenag
terbesar pada Ditjen Pendis (Rp3,531
Triliun atau 56%).
 Sebanyak 54 PTKIN (dari total 57) telah
mendapatkan pembiayaan dari SBSN.

25
Alokasi Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan SBSN
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag (1)
(miliar Rp)
PAGU
No. PTKIN Total Pagu
2015 2016 2017 2018
1 IAIN PADANG SIDEMPUAN 32,19 31,49 - - 63,68
2 IAIN IMAM BONJOL PADANG 41,18 9,76 - - 50,94
3 IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG 33,80 43,81 - - 77,61
4 IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 67,86 - - - 67,86
5 IAIN SALATIGA 40,97 40,00 - - 80,97
6 IAIN TULUNGAGUNG 35,50 42,37 - - 77,87
7 IAIN PALU 29,40 - 35,81 - 65,21
8 IAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA, ACEH - 40,24 - 41,58 81,82
9 IAIN BUKITTINGGI - 36,27 - - 36,27
10 IAIN BENGKULU - 28,50 35,00 - 63,50
11 UIN SUNAN GUNUNG JATI BANDUNG - 40,72 45,72 - 86,44
12 IAIN SYEKH NURJATI CIREBON - 40,51 22,48 - 62,99
13 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - 44,12 47,11 - 91,23
14 UIN WALISONGO SEMARANG - 23,03 - - 23,03
15 IAIN PURWOKERTO - 35,64 32,23 67,87
16 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA - 30,22 - 50,00 80,22
17 UIN SUNAN AMPEL SURABAYA - 35,91 - 10,73 46,64
18 UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG - 50,31 - 30,60 80,91
19 IAIN JEMBER - 46,59 30,00 76,59
20 STAIN PONOROGO - 34,60 28,08 - 62,68

26
Alokasi Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan SBSN
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag (2)
(miliar Rp)
PAGU
No. PTKIN Total Pagu
2015 2016 2017 2018
21 UIN ALAUDDIN MAKASSAR - 35,25 34,17 - 69,42
22 IAIN PALOPO - 36,92 - 30,00 66,92
23 IAIN SULTAN AMAI GORONTALO - 26,86 - 29,00 55,86
24 IAIN SAMARINDA - 40,23 - 37,96 78,19
25 IAIN PONTIANAK - 30,88 - 40,87 71,75
26 IAIN PALANGKARAYA - 35,53 33,84 - 69,37
27 STAIN AL-FATAH JAYAPURA - 35,23 25,07 - 60,30
28 UIN AR-RANIRY - ACEH - - 27,89 44,60 72,49
29 STAIN MALIKUSSALAH LHOKSEUMAWE - - 26,30 49,98 76,28
30 STAIN GAJAH PUTIH TAKENGON - - 30,60 37,70 68,30
31 IAIN BATUSANGKAR - - 32,23 - 32,23
32 UIN SUSKA RIAU - - 43,45 - 43,45
33 IAIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN AMBI - - 30,07 40,00 70,07
34 STAIN SAS BANGKA BELITUNG - - 35,00 35,00 70,00
35 STAIN CURUP - - 19,18 34,00 53,18
36 IAIN JURAI SIWO METRO LAMPUNG - - 24,30 39,99 64,29
37 IAIN SURAKARTA - - 38,58 50,00 88,58
38 STAIN PEKALONGAN - - 50,10 42,60 92,70
39 STAIN KUDUS - - 28,38 42,29 70,67
40 STAIN KEDIRI - - 35,18 29,65 64,83
Alokasi Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan SBSN
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag (3)
(miliar Rp)
PAGU
No. PTKIN Total Pagu
2015 2016 2017 2018
41 STAIN PAMEKASAN - - 19,90 - 19,90
42 STAIN PAREPARE - - 49,00 40,00 89,00
43 STAIN WATAMPONE - - 40,00 90,85
50,85
44 IAIN MANADO - - 22,91 40,00 62,91
45 IAIN ANTASARI BANJARMASIN - - 35,85 40,00 75,85
46 IAIN AMBON - - 45,50 32,73 78,23
47 IAIN TERNATE - - 25,18 - 25,18
48 STAIN SORONG - - 11,72 43,13 54,85
49 UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU - - - 44,10 44,10
50 UIN SUMATERA UTARA - - - 50,00 50,00
51 UIN RADEN FATAH PALEMBANG - - - 61,14 61,14
52 IAIN KENDARI - - - 38,61 38,61
53 IAIN BUKITTINGGI - - - 28,77 28,77
54 IAIN BATUSANGKAR - - - 35,88 35,88
55 STAIN TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH - - - 26,00 26,00
56 STAIN BENGKALIS - - - 21,99 21,99
57 STAIN MAJENE - - - 45,05 45,05
Total 280,90 895,00 1.051,67 1.505,43 3.733,00
Terima Kasih

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko


Kementerian Keuangan RI

Gedung Frans Seda Lantai 2,


Jl. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat – Kode pos: 10710
Phone: (021) 3500843, Fax: (021) 3502195
Site: www.djppr.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai