3 SEMESTER II | 2018
Kata Pengantar
DIREKTUR
PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Direktorat
Pengembangan Jaringan Jalan pada tahun 2019 telah mengeluarkan buku
laporan Kondisi Jalan Nasional berdasarkan hasil survai semester 2/2018 dalam
bentuk grafik, tabular dan spasial sebagai bagian dari informasi mengenai
capaian kondisi Jalan Nasional akhir tahun 2018.
Jalan Nasional
Semester II - 2018
Klasifikasi Jalan
Menurut UU no. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
Jalan dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yakni berdasarkan sistem jaringan jalan, fungsi jalan,
maupun status jalan. Hubungan masing-masing klasifikasi jalan terdapat pada tabel berikut.
JALAN KHUSUS
(Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan
sendiri)
• Jalan Arteri
• Sistem Primer Jalan Arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
Sistem primer merupakan sistem jaringan jalan dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan dibatasi secara berdaya guna.
jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat • Jalan Kolektor
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa Jalan Kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
distribusi yang berwujud pusat pusat kegiatan. atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
• Sistem Sekunder • Jalan Lokal
Sistem sekunder merupakan sistem jaringan jalan Jalan Lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata rata rendah dan jumlah jalan
untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. masuk tidak dibatasi.
• Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata rata rendah.
• Jalan Nasional
Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan kolektor
dalam sistem jaringan jalan primer yang mengubungkan
antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional,
serta jalan tol. Berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 248/KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas
• Jalan Provinsi Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan
Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem Kolektor – 1 (JKP – 1) panjang jalan nasional non tol seluruh Indonesia adalah 47.017,27
jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota km. Jalan nasional dengan fungsinya JAP sepanjang 18.149,93 sedangkan fungsi JAP – 1
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar 28.867,34 km. Sedangkan jalan tol seluruh Indonesia memiliki panjang total 820,15 km,
ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. yang terbagi pada 4 pulau besar indonesia yakni Sumatera 42,7 km, Jawa 749,73 km, Bali
• Jalan Kabupaten 10,07 km, Sulawesi 17,65 km.
Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota • Panjang jalan (Nasional-Tol, Nasional-Non Tol, Provinsi, Kabupaten-Kota)
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis
kabupaten.
• Jalan Kota
Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar
pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil,
serta menghubungkan antar pusat permukiman yang
berada di dalam kota.
• Jalan Desa
Merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa
serta jalan lingkungan.
• Road Density
(http://edokumen.pu.go.id/pulink/PNkXw)
Kondisi jalan nasional dapat ditinjau dari beberapa parameter antara lain ketidakrataan
permukaan jalan, LHRT, dan VCR.
• V/C Ratio
V/C ratioyang selanjutnya sering disebut VCR adalah perbandingan antara volume lalu lintas
dengan kapasitas jalan. Jika nilai VCR rendah (berarti kualitas jalan tinggi), sedangkan kecepa-
tan perjalanan rendah, maka berarti ada gangguan pada ruas jalan tersebut. Akan tetapi, jika
VCR tinggi serta kecepatan juga rendah, maka kemungkinan besar untuk meningkatkan ruas
jalan tersebut adalah dengan pelebaran jalan. Dengan melihat VCR dan kecepatan perjalanan
pada seluruh jaringan jalan, dapat ditentukan rangking prioritas penanganan jalan.
Jalan Nasional
Semester II - 2018
REKAP MANTAP
2018 SEMESTER II
Dalam %
Jalan Nasional
Semester II - 2018
Per-Provinsi
Semester II - 2018
Sumber Data :
Survei Balai Besar/Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Semester II Tahun 2018
Legenda
Legenda
Legenda Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Legenda
Sumber Data :
Survei Balai Besar/Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Semester II Tahun 2018
Legenda