Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi yang baru ini, telah terjadi beberapa perubahan dan

perubahan yang signifikan. _Perkembangan ini dapat mempengaruhi

kemajuan interaksi baik di tingkat publik maupun lokal. Motivasi di balik

kemerdekaan daerah adalah untuk memulai pembangunan dan perbaikan

moneter provinsi. Dalam pelaksanaan kemerdekaan daerah, sumber

pendapatan daerah terbesar adalah retribusi. Retribusi merupakan salah satu

sumber penerimaan negara yang cukup besar sehingga dimanfaatkan secara

utuh kemajuannya bagi seluruh rakyat Indonesia. Tuntutan adalah komitmen

wajib kepada negara yang terutang oleh seseorang atau tidak bersifat

memaksa menurut undang-undang.

Motivasi di bawah kemerdekaan adalah pengembangan dan peningkatan

provinsi moneter. Sumber pendapatan daerah terbesar adalah retribusi dalam

pelaksanaan kemerdekaan daerah.

Retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup

besar, dengan mendukung kemajuan yang baik bagi masyarakat Indonesia.

Tuntutan adalah komitmen wajib kepada negara yang terutang oleh individu

atau tidak bersifat undang-undang.

Biaya yang dilihat dari kekuatan keragaman dibagi menjadi dua, yaitu

lingkungan dan fokus khusus. Tugas utamanya adalah retribusi pemerintah

pusat, sedangkan pungutan lingkungan ikut serta dalam perubahan wilayah.

Dari cukup banyak retribusi

1
Tujuan dibuatnya Kendaraan Bermotor adalah untuk memudahkan

masyarakat umum dalam membeli Pajak Kendaraan Bermotor di setiap

kabupaten . Pemajuan teritorial adalah semua perbaikan yang dilakukan di

daerah dan mencakup bagian-bagian dari kehidupan daerah, dilaksanakan

secara terkoordinasi dengan menciptakan bantuan umum perbaikan dan

dukungan daerah yang dinamis. Motivasi di balik kemajuan provinsi adalah

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik jangka panjang maupun

saat ini. Untuk bekerja dengan pergantian teritorial, aset dari pendapatan

lingkungan diperlukan.

Pemajuan teritorial adalah semua perbaikan yang dilakukan di daerah dan

mencakup bagian-bagian dari kehidupan daerah, dilaksanakan secara

terkoordinasi dengan menciptakan bantuan umum perbaikan dan dinamis

dukungan daerah .Motivasi di bawah kemajuan provinsi adalah menawarkan

tujuan yang telah ditetapkan, baik jangka panjang atau saat ini.Untuk bekerja

dengan pergantian teritorial , diperlukan aset dari lingkungan biaya .

_Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, sumber pendapatan asli daerah (PAD) terdiri dari

tugas - tugas teritorial, hasil teritorial, akibat tugas wilayah pengurus ,

cadangan , dan autentik ubahan lainnya .menghitung biaya-biaya terdekat

merupakan contoh dari administrasi dan selanjutnya tugas warga negara

untuk langsung dan saling

Administrasi dan selanjutnya tugas warga negara untuk secara langsung

dan saling merupakan contoh dari biaya-biaya terdekat.

2
Menurut Yusuf Qardhawi, pungutan adalah suatu komitmen yang

dipaksakan kepada warga negara yang harus diselamatkan kepada negara

sesuai dengan pengaturannya, tanpa mendapat imbalan apa pun dari negara

dan imbalannya adalah untuk mendanai keperluan umum dari satu sudut

pandang dan untuk memahami sebagian dari hak-haknya. moneter, sosial,

politik dan target yang berbeda. lainnya, yang harus dipenuhi oleh Negara.

Retribusi adalah komitmen tambahan setelah zakat yang merupakan

komitmen tambahan pada harta bagi umat Islam dimana keuntungan dari

berbagai pengeluaran digunakan untuk mendanai kemajuan yang diharapkan

dapat bekerja pada bantuan pemerintah daerah tentang pelatihan,

kesejahteraan dan lain-lain. Dalam penetapan harga memuat standar

pemerataan yang merupakan titik tolak dalam masalah keuangan Islam yang

diharapkan dapat mencegah timbulnya penyimpangan dalam penyaluran rizki

yang dapat merugikan salah satu pihak dan bahkan dapat memicu bentrokan

yang berdampak pada perbaikan keuangan yang mengganggu. Kabupaten.

Kewenangan publik melalui pemilahan retribusi kendaraan bermotor

yang merupakan langkah negara untuk mendidik warga negara agar

membayar komitmennya dalam membayar retribusi kendaraan tepat waktu.

Apalagi, belakangan ini berbagai kajian mengarah pada dampak pengakuan

retribusi kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di beberapa kabupaten di Indonesia, misalnya di

Kabupaten Pidie, Aceh.

3
Dengan demikian, pendapatan daerah merupakan modal penting

pemerintah daerah dalam mendanai kebutuhan pemanfaatan provinsi dan

kemajuan wilayah mulai dari akibat tugas wilayah, tuntutan wilayah, akibat

dari keterpencilan wilayah kekuasaan para pelaksana dan pendapatan asli

daerah lainnya.

Besarnya PAD untuk suatu kabupaten sangat tergantung pada dua

instrumen umum, khususnya pengeluaran dan beban daerah yang juga sangat

bergantung pada perbaikan moneter di kabupaten yang bersangkutan. Pada

dasarnya PAD dapat dimanfaatkan sebagai tanda kebebasan suatu daerah

dalam mendukung pelaksanaan perbaikan. Dimana semakin tinggi PAD suatu

daerah maka semakin menonjol derajat kebebasan kabupaten tersebut dan

tidak bergantung pada pemerintah pusat, begitu juga sebaliknya semakin

rendah PAD suatu kabupaten maka semakin tidak bebas suatu kabupaten.

sedang dalam pendanaan perbaikan di daerahnya dan secara bertahap tunduk

pada pemerintah pusat. Dampak yang dapat dirasakan oleh daerah dengan

adanya peningkatan pendapatan daerah adalah lancarnya perbaikan berbagai

daerah, seperti pembangunan jalan, pembangunan kantor-kantor umum, dan

berbagai perkantoran.

Sumber-sumber kekayaan yang bersumber dari dalam pemerintah daerah

sebagai pembayaran khas daerah yang merupakan akibat dari bea dan tol

provinsi, keuntungan bersih organisasi provinsi dan pendapatan lain yang

sah menurut pengaturan peraturan perundang-undangan. Sementara itu,

pendapatan yang berasal dari luar daerah pada dasarnya merupakan

4
perimbangan yang dimulai dari anggaran pemerintah (APBN). Cadangan

penyesuaian terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pembebanan aset reguler.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya dapat digunakan yaitu menggunakan metode

Kuantitatif

1. Apakah Pajak Kendaraan Bermotor berperanTerhadap Pendapatan Asli

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui secara empiris Peran Pajak Kendaraan Bermotor

Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Mencermati gambaran landasan dan rencana permasalahan di atas, maka sebagian

maksud dan manfaat yang dapat diambil dari penjajakan ini adalah:

1. Untuk Penulis

Menambah pengetahuan menjadi informasi dan pemahaman luar dalam tentang

Peran Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah. Selain itu,

juga merupakan keharusan untuk mendapatkan sertifikasi empat tahun

Manajemen di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia.

2. Untuk Agensi

Eksplorasi ini diharapkan bermanfaat sebagai kontribusi bagi negara-negara

tetangga untuk berperan serta dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang diperoleh dari Pajak Kendaraan Bermotor.

5
3. Untuk Akademisi

Secara skolastik, hasil eksplorasi ini seharusnya bernilai sebagai karya logis yang

dapat menopang kemajuan ilmu pengetahuan dan sebagai informasi yang dapat

menopang para pakar dan perkumpulan-perkumpulan lain yang tertarik pada

bidang kajian serupa.

4. Untuk Siswa dan Pembaca Laporan

Eksplorasi ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang perlu mengkaji

ketetapan pajak. Khusus untuk Pajak Kendaraan Bermotor, bagi para pembaca

diyakini hasil eksplorasi ini dapat menjadi pengalaman baru dan tambahan

informasi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Kepentingan

Sesuai R. Santoso Brotodiharjo SH, dalam bukunya Pengantar Hukum

Perpajakan, hipotesis yang mendasari adanya penilaian bermacam-macam

adalah hipotesis bunga. Mengingat hipotesis ini, premis berbagai pengeluaran

adalah kepentingan setiap penduduk. Mengingat kepentingan untuk

keselamatan jiwa dan harta benda. Semakin tinggi tingkat bunga jaminan,

semakin tinggi kewajiban yang harus dibayar.

2. Definisi Pajak

Tuntutan adalah komitmen individu terhadap penyimpanan negara

secara hukum (sehingga sangat mungkin dibatasi) tanpa mendapatkan

imbalan segera. Retribusi diperlukan menurut standar yang sah untuk

menangani pengeluaran untuk menciptakan tenaga kerja dan produk

agregat untuk menyelesaikan bantuan pemerintah secara keseluruhan.

Dengan demikian, retribusi merupakan hak badan publik, komitmen wajib

yang dikumpulkan badan publik dari masyarakat umum (warga negara)

untuk menutupi konsumsi rutin negara dan biaya perbaikan tanpa

kompensasi yang dapat disebut langsung dengan peraturan.

Ada titik potong atau arti tugas yang berbeda seperti yang

ditunjukkan oleh spesialis termasuk:

Pieter Jakob Albert Adriani dikutip dari buku penilaian Indonesia

karya Waluyo (2011:2): “Duties are local area commitments to

7
sebuah. negara (yang dapat dijunjung tinggi) yang terutang oleh

orang-orang yang wajib membayarnya menurut pedoman-pedoman umum

(peraturan-peraturan) tanpa benar-benar ada pencapaian yang dapat

ditunjuk secara langsung dan yang tujuannya untuk mendukung kegunaan

yang luas mengenai kewajiban-kewajiban tersebut. negara untuk

mengelola otoritas publik.

b. H. Rochmat Soemitro yang dikutip dari buku penilaian

Mardiasmo (2011:1): “Kewajiban adalah komitmen individu terhadap

penyimpanan negara menurut hukum (yang dapat dikuasakan) dengan

tidak mendapatkan administrasi proporsional yang dapat ditunjukkan

secara langsung dan yang digunakan untuk membayar biaya umum”.

c. Mardiasmo (2016:3) Pajak adalah komitmen yang dibayarkan oleh

orang pribadi kepada Negara yang dikenang karena penyimpanan Negara

yang melaksanakan undang-undang dan pelaksanaannya dapat ditegakkan

dengan nyaris tanpa imbalan. Komitmen tersebut melibatkan Negara untuk

melakukan angsuran untuk kepentingan umum.

Tuntutan adalah komitmen untuk menyerahkan sebagian dari

kekayaannya kepada penyimpanan negara yang diciptakan oleh suatu

keadaan, kesempatan, dan tindakan yang memberikan kedudukan tertentu,

namun bukan sebagai suatu disiplin, berdasarkan pedoman yang

ditetapkan oleh otoritas publik dan dapat dibatasi, namun tidak ada

bantuan yang setara dari negara secara konsisten. lugas, untuk mengikuti

bantuan umum pemerintah (Octovido, Sudjana, dan Azizah, 2014).

8
Menurut Buztamar Ayza (2017: 24) pungutan adalah pencapaian

otoritas publik yang terutang melalui standar luas, yang dipaksakan, tanpa

kontra-prestasi yang dapat ditampilkan sejauh tujuan individu untuk

mendanai pengeluaran pemerintah.

Satu lagi artikulasi menyatakan bahwa penilaian adalah tuntutan dari

masyarakat umum oleh negara berdasarkan peraturan-peraturan yang

berlaku dan wajib dibayar yang wajib mengurusnya tanpa memperoleh

prestasi secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk mendukung

penggunaan negara dalam penyelenggaraan negara. pemerintahan dan

kemajuan (Puspita Dewi dan Hidayati, 2016).

Sesuai MJH. Smeeths, (2015:3) juga memaknai gagasan biaya

sebagai pencapaian administrasi yang terutang melalui standar dan dapat

ditegakkan tanpa kontra-prestasi dari setiap orang. Yang penting adalah

mendukung penggunaan pemerintah atau negara

3. Pajak Kendaraan Bermotor

Retribusi kendaraan mesin adalah salah satu pengeluaran umum, di

mana bea masuk dikumpulkan oleh pemerintah / kota tempat kendaraan

mekanis terdaftar, dipaksa untuk waktu penilaian 12 bulan berturut-turut,

dimulai pada jam pendaftaran, dan dibayarkan segera. sebelumnya

(Musnal, 2015). Retribusi kendaraan bermotor merupakan salah satu

pengeluaran umum daerah yang paling dominan dalam meningkatkan

pendapatan daerah (UU No. 28 Tahun 2009). Meningkatnya tingkat

pembayaran daerah dapat ditunjukkan dengan peningkatan jumlah

kendaraan mekanis secara lokal. Saat ini, kendaraan mekanis menjadi

9
salah satu kebutuhan masyarakat setempat dalam menunjang aktivitas

sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa transportasi merupakan salah

satu variabel penting dalam menjalankan roda perekonomian. Hal ini

terlihat dari tingginya minat terbuka untuk mengklaim kendaraan bermotor

(Zulkifli, 2013).

Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah

beban yang dipungut atas pemilikan dan penguasaan kendaraan bermotor.

Kendaraan mekanis adalah masing-masing dari setidaknya dua kendaraan

dan trailernya yang digunakan di berbagai jalan darat dan digerakkan oleh

roda gigi khusus sebagai mesin atau perangkat keras lain yang mampu

mengubah aset energi tertentu menjadi kekuatan gerak kendaraan mekanis

yang dirujuk. untuk, termasuk perangkat keras dan perangkat yang berat. -

Alat besar yang bergerak.

1. Dasar Hukum

a) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas

UU No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak

Daerah.

c) Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 6 Tahun 2002 Tentang

Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Yang menjadi objek Pajak kendaraan bermotor adalah

kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

10
Kepemilikan atau penguasaa kendaraan bermotor yang digunakan

di semua jenis jalan darat seperti kawasan :

a. Bandara
b. Pelabuhan laut
c. Perkebunan
d. Kehutanan
e. Pertanian
f. Pertambangan
g. Industri
h. Perdagangan
i. Sarana olah raga dan rekreasi
Dikecualikan sebagai objek pajak PKB adalah kepemilikan

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor oleh :

1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

2) Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan

lembaga lembaga internasional dengan azas timbal balik;

3) Pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk

dipamerkan atau tidak untuk dijual

3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek PKB adalah individu atau unsur yang memiliki atau

berpotensi menguasai kendaraan bermotor. Warga adalah orang

atau elemen yang memiliki kendaraan mekanis, jika warga negara

adalah substansi, komitmen tugas ditangani oleh administrasi atau

delegasi yang sah dari organisasi. Dengan cara ini, dalam PKB,

subjek penilaian adalah sesuatu yang sangat mirip dengan wajib

11
pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki atau

menguasai kendaraan bermotor

4. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor

a) DPP PKB adalah perkalian antara Nilai Jual Kendaraan

Bermotor dengan Bobot yang mencerminkan secara relative

kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat

penggunaan kendaraan bermotor.

b) Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga

pasaran umum

c) Apabila harga pasaran umum diketahui, maka Nilai Jual

Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :

a.Isi silinder dan atau satuan daya kendaraan bermotor

b. Penggunaan kendaraan bermotor, yang dihitung

berdasarkan faktor tekanan gandar, jenis bahan bakar,

jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri kendaraan

bermotor;

c. Jenis kendaraan bermotor

d. Merek kendaraan bermotor

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor

f. Berat total kendaraan bermotor dan banyakny

apenumpang yang diizinkan

g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu

5. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

12
Tarif PKB berlaku sama pada setiap Provinsi yang

memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan peraturan daerah

provinsi. Sesuai peraturan pemerintah No. 65 tahun 2001 Pasal 5

tarif PKB dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan jenis

penguasaan kendaraan bermotor, yaitu :

1) 1,5% untuk kendaraan bermotor bukan umum

2) 1% untuk kendaraan bermotor umum. Yaitu kendaraan bermotor


yang disediakan untuk kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
3) 0,5% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat

besar

6. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang

dihitung denngan cara mengalikan tariff pajak dengan dasar

pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB adalah sesuai

dengan rumus :

Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan pajak


= Tarif Pajak X (NJKB x Bobot)

7. Bagi Hasil Pajak dan Biaya Pemungutan Pajak Kendaraan


Bermotor

1. Bagi Hasil Penerimaan PKB dibagi sebagai berikut (Pasal 8) :

a. 70% untuk daerah Provinsi

b. 30% untuk daerah Kabupaten/Kota

2. Alokasi Biaya pemungutan PKB terdiri dari:

a. 70% untuk aparat pelaksanaan pemungutan

13
b. 30% untuk aparat penunjang yang terdiri dari:

a) 2,5% untuk tim Pembina pusat


b) 7,5% untuk kepolisian
c) 20% untuk aparat penunjang lainnya
Biaya pemungutan adalah biaya yang diberikan kepada aparat

pelaksanaan pemungutan dan aparat penunjang dalam rangka kegiatan

pemungutan.

Pajak provinsi khususnya pajak kendaraan bermotor adalah jenis

pajak daerah provinsi yang memberikan kontribusi cukup besar dalam

rangka meningkatkan pendapatan asli daerah dan merupakan pajak bagi

hasil. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Pemerintah bisa

mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan

fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk

menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga

sehingga inflasi dapat dikendalikan.

Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti

belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan

pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.

Tabungan pemerintah dari tahun ketahun harus ditingkatkan sesuai

14
kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan

terutama diharapkan dari sector pajak.

4. Pajak Daerah

Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Yani (2002:45) Pajak Daerah

adalah suatu kewajiban yang dibuat oleh orang pribadi atau benda kepada

daerah tanpa pembayaran langsung yang sah, yang dapat dipaksakan

menurut pedoman dan peraturan yang bersangkutan, yang dipergunakan

untuk membantu pelaksanaan umum. pedoman. pergantian pemerintahan

dan acara-acara daerah. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009, pemanfaatan yang paling dekat adalah kewajiban

kewajiban kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau komponen

yang bersifat memaksa menurut undang-undang, tanpa segera dibayar dan

dipergunakan untuk keperluan daerah bagi kesuksesan individu yang

paling ideal. Kewajiban teritorial dipisahkan menjadi dua bagian,

khususnya biaya standar dan tugas provinsi/sipil.

Evaluasi wilayah juga merupakan salah satu sumber dalam

memperoleh atau memperoleh (Pendapatan Asli Daerah) di suatu daerah

atau daerah.

Evaluasi lingkungan adalah tanggung jawab yang diharapkan

untuk lokal yang dimiliki oleh individu atau substansi semacam paksaan di

bawah hukum tanpa mendapatkan kompensasi langsung dan digunakan

untuk prasyarat wilayah untuk pencapaian individu terbaik. Dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang kewajiban daerah dan

jalan tol yang lumrah. Di suatu tempat atau di sekitar/kota, diusulkan

15
sebuah pintu terbuka untuk meneliti sumber-sumber keuangan yang

normal dengan menetapkan jenis-jenis pengeluaran selain yang ada di

sekitar yang ditentukan, asalkan memenuhi standar yang telah ditetapkan

dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. keinginan daerah setempat.

5. Pendapatan Asli Daerah

a. Pendapatan Asli Daerah merupakan komponen penting dalam

pembayaran unik daerah karena merupakan salah satu bagian dari mata

air pendapatan dan perpindahan serta pembayaran otentik lainnya.

Masing-masing merupakan sumber pembiayaan bagi organisasi

pemerintah lingkungan (Taras dan Sri Artini, 2017).

b. Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah dari daerah tugas

provinsi, pungutan daerah yang timbul karena pengelolaan sumber

daya provinsi yang terisolasi, konsekuensi organisasi yang dimiliki

provinsi, dan pembayaran asli lainnya (Wahyu, Suprij Santo dan

Praditya, 2017).

c. Peraturan Nomor 33 Tahun 2004 tentang keselarasan moneter antara

pusat dan daerah, menggambarkan bahwa pembayaran provinsi

pertama adalah pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran daerah,

beban provinsi, akibat dari organisasi yang diklaim secara lokal,

konsekuensi dari administrasi provinsi yang terisolasi, dan pendapatan

teritorial lainnya. autentik. Gaji teritorial adalah semua hak provinsi

yang dianggap sebagai perluasan nilai sumber daya bersih pada saat

tahun moneter yang signifikan. Gaji unik teritorial adalah semua

pendapatan yang diperoleh kabupaten dari sumber-sumber di dalam

16
wilayahnya sendiri yang dikumpulkan berdasarkan pedoman lokal

sesuai peraturan dan pedoman yang relevan (Hikmah, 2017).Sumber

a. Pendapatan Asli Daerah

Sumber pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi tiga jenis

pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli daerah sendiri, yaitu berupa :

1) Hasil Pajak Daerah

2) Hasil Retribusi Daerah

3) Hasil Perusahaan Daerah

4) Lain-Lain Usaha Daerah yang sah

2. Pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah pusat, yakni

berupa:

1) Sumbangan Sumbangan pemerintah Pusat

2) Sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan

perundangundangan

3. Lain Lain Pendapatan yang sah

Dengan peraturan, tugas negara dapat diserahkan ke daerah.

Dengan cara yang sama, pertimbangan moneter antara pemerintah

pusat dan administrasi negara teritorial diatur dengan peraturan.

Pengaturan penting sehubungan dengan penilaian dan tugas lokal

ditentukan oleh peraturan. Sementara itu, tugas lingkungan dan

masih di udara oleh pedoman terdekat. Demikian pula,

pengembalian atau pengecualian penilaian provinsi atau tugas

potensial lokal juga dilakukan berdasarkan pedoman teritorial.

17
Pemerintah teritorial dapat membentuk organisasi lokal yang

kegiatan dan peningkatannya dilakukan berdasarkan standar

moneter organisasi tersebut. Sementara itu, pengaturan pokok

mengenai organisasi lokal diatur dengan peraturan. Perolehan

organisasi sebagai sumber pembayaran teritorial dikendalikan oleh

pedoman provinsi. Pedoman provinsi menghasilkan hasil setelah

pengesahan dari kekuatan yang dilengkapi.

B. Peneliti Terdahulu

Tabel 1 Peneliti Terdahulu

No Nama, dan Tahun Judul Hasil Penelitian

Peneliti

1. Febriati 2011 SISTEM Kajian ini menjelaskan bahwa


kerangka pemilahan biaya
PEMUNGUTAN kendaraan mesin di DISPENDA
Provinsi Kalimantan telah menarik
PAJAK dengan bagian-bagian yang
dimaksud, misalnya segmen untuk
KENDARAAN pengambilan dan penyelesaian
struktur, area pendaftaran,
BERMOTOR DI penerbitan SKPD, batasan PKB ,
serta daerah angsuran dan alat
DISPENDA angkut. Lebih jauh lagi, struktur
yang digunakan dan sirkulasi
PROVINSI
salinan telah berjalan dengan baik
KALIMANTAN

BARAT

18
2. Diah Elvina PENGARUH

(2019) PAJAK

KENDARAAN

BERMOTOR

DAN BEA BALIK

NAMA

KENDARAAN

BERMOTOR

TERHADAP

PENDAPATAN

ASLI DAERAH DI

PROVINSI

SUMATERA

SELATAN

3. Natalia Ester ANALISIS Hasil penelitian ini


menunjukkan bahwa sampai
Rompis, Ventje KONTRIBUSI batas tertentu variabel PKB
berpengaruh terhadap PAD
Ilat. Dan Anneke PAJAK Provinsi Sumatera Selatan tahun
2013-2016, sedangkan BBNKB
Wangkar (2015) KENDARAAN secara esensial tidak
berpengaruh terhadap PAD
BERMOTOR
Provinsi Sumatera Selatan tahun
TERHADAP 2013-2016. Sedangkan PKB dan
BBKNB secara bersama-sama
PENDAPATAN mempengaruhi PAD di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2013-
ASLI DAERAH 2016

PROVINSI

SULAWESI
19
UTARA

4. Sidin Usman & ANALISIS Akhir dari penelitian ini

Boas Lana (2019) PENERIMAAN menunjukkan bahwa pendapatan

PAJAK retribusi kendaraan mesin pada

KENDARAAN Samsat Airmadidi sangat besar.

BERMOTOR Sementara komitmen biaya

TERHADAP kendaraan mesin mempengaruhi

PENDAPATAN seberapa besar pendapatan

ASLI DAERAH daerah, namun komitmen biaya

PROVINSI kendaraan bermotor terhadap

MALUKU PAD menunjukkan pola yang

UTARA meningkat. Hal ini

menunjukkan bahwa Samsat

Airmadidi hebat dalam

mengawasi pendapatan retribusi

kendaraan mesin.

5. Abdullah Faisal ANALISIS Konsekwensi dari review


menunjukkan bahwa kecukupan
M.Muhammad KONTRIBUSI Iuran Pendapatan Retribusi
Kendaraan Bermotor (PKB) dan
Muchtar dan Dwi PERAN PAJAK Iuran BBNKB Cukup Efektif, namun
sebaiknya BPKPAD membuka
Silowati (2017) KENDARAAN framework charge gateway
berbasis web atau e-POS online
BERMOTOR untuk daerah/perkotaan.
komunitas yang sulit dikendalikan
TERHADAP dari bagian pengakuan. Sementara
itu, jika dilihat dari komitmen
PENDAPATAN
pendapatan retribusi kendaraan
bermotor PKB-BBNKB ke PAD
20
ASLI DAERAH Provinsi Maluku Utara, sangat
besar, yakni pendapatan normal
KABUPATEN Rp. 23.172.264.154,57
miliar/tahun atau 0,47 terhadap
BARITO UTARA Pendapatan Asli Daerah (PAD)

C. KerangkaPikir

Kerangka Pemikiran adalah jenis sistem yang dapat digunakan sebagai

metodologi dalam menangani masalah, biasanya struktur pemeriksaan ini

menggunakan metodologi logis dan menunjukkan hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya.

Kendaraan mekanis tidak dapat disangkal adalah kendaraan beroda dan

trailernya yang sepenuhnya melibatkan jalan darat dan digerakkan oleh

peralatan khusus seperti sepeda motor/kendaraan. Retribusi Kendaraan

Bermotor (PKB) adalah tugas tanggung jawab kendaraan bermotor roda

menawar

Cushion adalah Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Hasil Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan dari Laba Perusahaan Daerah dan

pembayaran otentik lainnya. Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya

disingkat PKB adalah beban yang dibebankan atas pemilikan dan penguasaan

kendaraan bermotor.

Keanehan ini mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu secara

mendalam tentang pekerjaan retribusi kendaraan bermotor pada Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sulawesi Selatan.

Penempatan foto psyche dalam penjelajahan ini dapat dilihat pada gambar

di bawah ini:
21
Gambar 1
Kerangka Konsep
Pendapatan Asli

Pajak Kendaraan Daerah

Bermotor

Keterangan :

= Variabel Dependen

= Tanda Penghubung (Variabel dependen dan Variabel

Independen)

= Variabel Independen

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang kita tentukan

untuk dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini diduga yaitu :

1. Pajak Kendaraan Bermotor berperan terhadap PAD di Provinsi Sulawesi

Selatan

22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Daerah dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan yang beralamat di Jl. A. P. Pettarani No.1, Mannuruki, Kec. Tamalate,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Adapun Waktu yang akan dilakukan dalam

penelitian ini yaitu ± 2 bulan. Pada bulan Desember 2021 sampai Januari 2022.

B. MetodePengumpulan Data

Metode Pengumpulan Informasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan

informasi yang tepat dan bertanggung jawab. Informasi yang akan digunakan oleh

analis adalah informasi tambahan. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini

menggunakan dua teknik pengumpulan informasi, yaitu: .

1. Dokumentasi

Strategi dokumentasi adalah prosedur yang dilengkapi dengan

mengumpulkan informasi dari item yang akan diperiksa.

2. Studi Menulis

Metode Studi Penulisan adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

digunakan untuk mengambil referensi dari para ilmuwan terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian ini untuk menambah data.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

23
Dalam tinjauan ini, pencipta menggunakan metodologi kuantitatif,

khususnya pengujian berdasarkan penemuan yang dapat dicapai dengan

menggunakan strategi faktual, untuk melihat populasi atau pengujian

tertentu, mengumpulkan informasi, menggunakan instrumen penelitian,

membedah informasi kuantitatif atau terukur yang sepenuhnya bertujuan

untuk pengujian spekulasi yang telah ditentukan sebelumnya atau

mendapatkan klarifikasi tentang kebesaran pentingnya dalam model

dugaan sebagai solusi dari masalah yang telah terbentuk.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian inimenggunakan Data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti

dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkitan dengan permasalahan

penelitian yang diperoleh dari studi pustaka. Adapun wujud dari data

sekunder yang terdapat di dalam penelitian ini adalah data jumlah realisasi

pendapatan Asli daerah khususnya pajak kendaraan bermotor,

kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah dan beberapa data lainnya

yang sangat terkait dengan tema penulisan penelitian yang didapati dari

Badan Pendapatan Daerah provinsi Sulawesi Selatan selaku pihak yang

berwenang dalam pengelolaan pajak daerah provinsi Sulawesi Selatan.

D. Metode Analisis Data

Strategi pemeriksaan informasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pemeriksaan kuantitatif dimana teknik ini digunakan untuk memecah

informasi yang berhubungan dengan masalah biaya kendaraan bermotor pada

PAD dengan komputasi menggunakan alat pemeriksaan komitmen.

24
Pemeriksaan tanggung jawab adalah instrumen cerdas yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar komitmen kewajiban impor kendaraan

bermotor terhadap pendapatan alami.

Sejauh mana bobot kendaraan bermotor dalam menyelesaikan

komitmennya diatur sebaik mungkin jika tingkat pencapaiannya sekitar

setengahnya. Untuk mengukur nilai tanggung jawab Tim Litbang, Departemen

Dalam Negeri UGM pada tahun 1991 menetapkan standar tanggung jawab

menjadi enam tingkat tanggung jawab. terdapat pada tabel 2 di bawah

ini::Tabel 2

Klasifikasi Kriteria Kontibusi

Presentase Kriteria

0-10 Sangat Kurang

11-20 Kurang

21-30 Sedang

31-40 Cukup Sedang

41-50 Baik

Diatas 50 Sangat Baik

Sumber : Tim Litbang Depdagri UGM 1991 (dlm Handoko:2013)

E. Definisi Operasional

25
Agar ide informasi dapat diperiksa dengan tepat, ide tersebut harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang

memiliki harga diri. Klarifikasi makna fungsional dari faktor-faktor

pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:

Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah

bea masuk yang diwajibkan atas pemilikan dan penguasaan kendaraan

bermotor. Kendaraan mekanis adalah setiap satu dari sedikitnya dua

kendaraan dan trailernya yang digunakan di berbagai jalan darat dan

digerakkan oleh perangkat keras khusus sebagai mesin atau roda gigi lain

yang mampu mengubah aset energi tertentu menjadi tenaga gerak

kendaraan mekanis. dimaksud, termasuk perangkat keras dan instrumen

yang berat. - peralatan besar yang bergerak

F. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan penelitian ini diuraikan sebagaiberikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bagian Ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, dan Manfaat

Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bagian ini berisikan Landasan Teori, Peneliti Terdahulu, dan Kerangka

Pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bagian ini berisikan Daerah dan Waktu Penelitian, Jenis dan Sumber

Pengumpulan Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data, , dan

Sistematika Penulisan

26
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Kota Makassar adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Makassar

merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada

masa lalu pernah menjadi ibukota Negara Indonesia Timur dan Provinsi

Sulawesi. Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan

berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan

Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan

Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Daerah-daerah yang kemudian menjadi satuan yang menangani

sumber keuangan teritorial, misalnya Dinas Perpajakan, Dinas Pasar, dan

Pelelangan Ikan serta seluruh sub bagian pada satuan pembayaran provinsi

yang tergabung dalam satuan pembayaran provinsi digabungkan dan

dikenang untuk unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota. Setengah Jalan

Tingkat II Ujung Pandang, seiring dengan perbedaan antara Kabupaten Ujung

Pandang dengan Kota Makassar, akibatnya nama Dinas Pendapatan Daerah

Kota Ujung Pandang berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Makassar. Kemudian pada saat itu Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

pada tahun 2016 berubah menjadi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

27
A. BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI

SELATAN (BAPENDA)

1. Sejarah Badan Pendapatan Daerah

Sebelum tahun 1972, BPD merupakan salah satu bagian dari Biro

Keuangan Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan dengan

nama bagian Penghasilan Daerah. Namun dalam perkembangan

selanjutnya, dengan luasnya daerah kerja, urusan-urusan yang menyangkut

Pendapatan Daerah, baik yang meliputi Pendapatan Asli Daerah sendiri

(pajak,retribusi, dan pendapatan-pendapatan daerah lainnya yang sah)

maupun pendapatan Negara yang diserahkan kepada Daerah tingkat I

sehingga dianggap perlu memisahkan diri dari Sekretariat Daerah tingkat I

Sulawesi Selatan dan bagian Pendapatan Daerah biro Keuangan menjadi

urusan tersendiri dan merupakan Dinas Otonomi yang ditetapkan

berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan nomor : 130/IV/1973, tanggal 17 April 1973 tentang Pembentukan

Dinas Pendapatan Daerah Tingkat Sulawesi Selatan.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, setiap saat dilakukan

penyempurnaan aturan dan kebijakan. Dengan demikian, maka

pelaksanaan tugas tugas operasional pengelolaan sumber-sumber

Pendapatan Daerah bisa ditangani langsung dengan baik oleh Dinas

Pendapatan Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah No.11 tahun 2009

tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No.8 tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi

28
Sulawesi Selatan yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan

Gubernur Sulawesi Selatan No. 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksanaan teknik Dinas (UPTD) Pada Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan dasar hukum tersebut

terbentuklah 15 UPTD di 15 Rezim/daerah perkotaan di seluruh Sulawesi

Selatan. Mulai sekitar tahun 2017, telah dibangun 25 UPTD yang tersebar

di utara 24 rejim/urban di seluruh Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2006 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan berubah menjadi Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Tata Tertib Umum yang meminta Peraturan Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 untuk merealisasikan peranan

yang besar itu Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tugas

pokok dan fungsi Badan Pendapatn Daerah adalah menyusun program,

mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan daerah kedalam

setiap unit kerja, yaitu : Sekretariat, Bidang Perencanaan Pendapatan

Daerah, Bidang Pendapatan Asli Daerah Provinsi, Bidang Teknologi dan

Informasi, Pengembangan dan Pengawasan Pendapatan Daerah

2. Identitas Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Nama : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan

29
Alamat : Jl.A.P. Pettarani No.1, Manuruki, Makassar, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan, 90221

E-Mail : bapendasulsel@gmail.com

No. Telepon : 411872164870921

Website : Bapendasulsel.web.id

3. Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

a. Visi

Pengakuan atas ekspansi terbesar dalam gaji provinsi melalui

pendapatan teritorial yang bersih, terorganisir, langsung, bertanggung

jawab dan imajinatif dalam kerangka eksekutif.

b. Misi

1. 1) peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar 13% per

tahun dan penin`gkatan pendapatan daerah sekitar 10% per

tahun

2. 2) peningkatan kualitas, efektivitas dan efisiensi unit kerja

dalam memberikan kualitas prima dalam pelayanan pajak.

3. 3) Mewujudkan aparatur perempuan laki dan yang cakap,

handal, jujur, bersoalisasi, bertanggung jawab dan mahir dalam

mengelolah pendapatan daerah.Struktur Organisasi

1) Alur Bagan Struktur Organisasi Lingkup Badan Pendapatan Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan.

30
Gambar 2
Struktur Organisasi Lingkup Badan Pendapatan Daerah Provinsi

KEPALA BADAN

Kel. Jabatan SEKRETARIS


Fungsional

Subag Umum Subag Subag


Dan Kepegawaian keuangan Program

Bid. Perencanaan dan Bid.Teknologi &Sistem Bid.Pendapatan Asli Bid.Pengendalian &


pelaporan Informasi Daerah Pengawasan

Subbid Perencanaan Subbid Pendapatan Asli Subbid Data & Subbid Pembinaan Teknis
Pendapatan Daerah Daerah I Informasi Administrasi

Subbid Pelaporan Subbid Pendapatan Asli Subbid Infrastruktur&Peng. Subbid Pengawasan


Pendapatan Daerah Daerah II Aplikasi

Subbid Peraturan Subbid Pendapatan Asli Subbid Verifikasi & Validasi Subbid Penegakan hukum &
Pendapatan Daerah Daerah III Objek&Subjek Pajak Tindak Lanjut Pengawasan

UPT PENDAPATAN
WILAYAH

31
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2021

2) Bagan Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis Pendapatan Wilayah:

Gambar 3
Struktur Organisasi UPT wilayah

UPT PENDAPATAN
WILAYAH

JABATAN FUNGSIONAL Subbid Pembinaan Tata Usaha

Seksi Pelayanan dan Penetapan Seksi Pendataan

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (2021)

4. Job Description

a. Kepala Badan Pendapatan Daerah (BPD)

Kepala Badan Pendapatan Daerah mempunyai bertugas membantu

Gubernur menyelenggarakan penunjang urusan Pemerintahan bidang

keuangan khususnya pengelolaan Pendapatan Daerah yang menjadi

kewenangan Daerah

b. Sekretariat

Uraian Tugas :

32
1) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatam dalam lingkungan Badan

sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi

pelaksanaan kegiatan.

2) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan,

pengendalian dan evaluasi serta pelporan kinerja dan pelporan

keuangan.

3) Mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dan

keprotokolan.

4) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan penegakan

kode etik pegawai Aparatur Sipil Negara.

5) Mengoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan,

dan penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi.

Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris dibantu oleh tiga Sub

Bagian :

1) Sub Bagian Program yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan

dan melakukan penyusunan program penyajian data dan informasi,

Serta penyusunan laporan.

2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang dipimpin oleh Kepala

Sub Bagian yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam

mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan,

administrasi pengadaan, pemeliharaan dan Penghapusan barang

urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian, dan


33
menyusun laporan hasil pelaksaanaan tugas sekretaris dan

memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan, dan

3) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang

mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan

dan melakukan pengelolaan Administrasi dan Pelaporan Keuangan.

c. Bidang Perencanaan & Pelaporan Pendapatan Daerah

Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah

mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam mengoordinasikan,

merumuskan, dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang

Perencanaan , Pelaporan, dan Peraturan pendapatan Daerah.

Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah , antara


lain :
1) Sub bidang Perencanaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh kepala

Sub Bidang yang mempunyai tugas membantu kepala bidang

Perencanaan dan Pelaporan pendapatan daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaab pendapatan daerah

Bidan perencanaan pendapatan Daerah.

2) Sub Bidang Pelaporan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Sub

bidang yang mempunyai tugas membantu kepala bidang

Perencanaan dan Pelaporan pendapatan Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi


34
penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang Pelaporan Pendapatan Daerah.

3) Sub Bidang peraturan pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Sub

Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dalan melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang peraturan pendapatan daerah.

d. Bidang Teknologi & Sistem Informasi

Bidang Teknologi dan Informasi mempunyai tugas membantu

kepala badan dalam melaksanakan fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah, koordinasi pembinaan, dan

pengelolaan data dan informasi, infrastruktur jaringan dan

pengembangan aplikasi serta verifikasi dan validasi objek dan subjek

pajak.

Dalam melaksanakan Tugas Kepala Bidang Teknologi dan

Informasi dibantu oleh Sub Bidang :

1) Sub bidang data dan informasi Tugasnya adalah membantu kepala

bidang tekhnologi dan informasi dalam melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan bidang pendapatan daerah bidang

data dan informasi.

35
2) Sub bidang infrastruktur, jaringan dan pengembangan aplikasi

Tugasnya adalah membantu kepala bidang tekhnologi dan informasi

dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya pengelolaan

bidang pendapatan daerah bidang infrastruktur, jaringan dan

pengembangan aplikasi.

3) Sub bidang verifikasi dan validasi objek dan subjek pajak Tugasnya

adalah membantu kepala bidang tekhnologi dan informasi dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

teknis fungsi penunjang keuangan khususnya pengelolaan bidang

pendapatan daerah bidang bidang verifikasi dan validasi objek dan

subjek pajak.

e. Bidang Pendapatan Asli Daerah

Bidang Pendapatan Asli Daerah mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam mengoordinasikan, merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis fumgsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang Pendapatan Asli Daerah.

Dalam pelaksanaan Tugas Kepala Bidang Pendapatan Asli

Daerah di bantu oleh Tiga sub Bidang :

1) Kepala Sub Bidang Pendapatan Asli Daerah I mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan Daerah


36
bidang Pendapatan Asli Daerah I meliputi Pajak Kendaraan

Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

2) Kepala Sub Bidang Pendapatan Asli Daerah II mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan Daerah

bidang Pendapatan Asli Daerah II yang meliputi Pajak Air

Permukaan, Bahan Bakar Kendaraan dan Pajak Rokok.

3) Kepala Sub Bidang Pendapatan Asli Daerah III mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan Daerah

bidang Pendapatan Asli Daerah III meliputi koordinasi dan

pengelolaan penerimaan Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli

Daerah.

f. Bidang Pembinaan dan Pengawasan

Bidang Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas

membantu kepala bidang dakam mengoordinasikan, merumuskan, dan

melaksanakan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang pembinaan dan pengawasan.

Dalam melaksanakan Tugas Kepala Bidang pengendalian dan

pengawasan di bantu oleh 3 sub bidang :

37
1) Kepala Sub Bidang Pengawasan mempunyai tugas membantu

Kepala Bidang pembinaan dan Pengawasan dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang Pengawasan.

2) Kepala Sub Bidang Penegakan hukum dan Tindak Lanjut hasil

Pengawasan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang pembinaan

dan pengawasan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang penegakan hukum dan tindak

lanjut hasil pengawasan.

38
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsekwensi dari penelitian ini akan membahas tentang

bagaimana kerja retribusi kendaraan bermotor terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2018-2020. Dalam melaksanakan otonomi dan

desentralisasi lingkungan, negara-negara biasa harus memiliki

pilihan untuk meneliti sumber-sumber uang, terutama untuk

mengatasi masalah dukungan pemerintah dan peningkatan

lokal mereka melalui pendapatan daerah. Mata air terdekat

adalah pendorong utama dalam pekerjaan untuk meningkatkan

alokasi yang signifikan untuk membiayai pelaksanaan

pemerintah, persiapan lokal dan peningkatan di wilayah

tersebut. Peningkatan adalah tanggung jawab negara-negara

tetangga yang harus ditegakkan dari jenis pendapatan dan

39
penggunaan rencana penggunaan yang paling dekat, yang

mencerminkan kemampuan daerah untuk melihat potensi

terkait uangnya. Pemerintah Sulawesi Selatan juga telah

menegakkan pendapatan pemerintah daerah melalui peredaran

dana bantuan untuk membantu pendapatan daerah. Diantaranya

melalui Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), Pajak Bumi dan Bangunan (BPHTB), Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet.

B. HASIL DATA

Dalam tinjauan ini, para ahli mengumpulkan informasi menggunakan

teknik kuantitatif, khususnya informasi yang diperoleh dari Badan

Pendapatan Daerah sebagai angka. Selain itu, sumber informasi yang

digunakan adalah informasi tambahan, yaitu informasi pendukung tertentu

yang diperoleh dari dalam kantor pemerintahan atau yang diberikan oleh

orang-orang dalam yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas,

khususnya Pajak Kendaraan Bermotor.

1. Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan dari tahun 2018-2020. Berikut ini adalah data tentang pencapaian

yang dilakukan oleh Kantor Badan Pendapatan Daerah di Provinsi

Sulawesi Selatan.

Rumus : Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

40
Realisasi
x 100%
Target

Rp 3.948.349.252.423,45
1) 2018 x 100% = 99,31%
Rp 3.975.726.084.809,00
Rp 4.138.631.215.914,70
2) 2019 x 100% = 99,29%
Rp 4.168.385.357.623,00

Rp 3.890.209.264.433,67
3) 2020 x 100% = 94,35%
Rp 4.123.032.702.064,00

Tabel 3
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2020

No Tahun Target Realisasi %


1 2018 Rp. 3.975.726.084.809,00 Rp. 3.948.349.252.423,45 99,31
2 2019 Rp. 4.168.385.357.623,00 Rp. 4.138.631.215.914,70 99,29
3 2020 Rp. 4.123.032.702.064,00 Rp. 3.890.209.264.433,67 94,35
Jumlah Rp.12.267.144.144.496,00 Rp.11.977.189.732.772,12 97,64
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2022
Berdasarkan tabel 2 diatas, pendapatan asli daerah riealisas

(PAD) Pada Tahun 2018 sebesar Rp. 3.948.349.252.423,45 dengan selisih

pada tahun 2019 sebesar Rp. 190.281.963.491,25. Pada tahun 2019

penerimaannya sebesar Rp. 4.138.631.215.914,70. Pada tahun 2020

penerimaan yang telah diterima sebesar Rp. 3.890.209.264.433,67 dengan

41
penerimaan selisihnya pada tahun sebelumnya sebesar Rp.

248.421.951.481,3.

1) Pajak Daerah

Realisasi Pajak Daerah tahun 2018 sampai 2020, Sebagai berikut:

Tabel 4
Target dan Realisasi Pajak Daerah
Tahun 2018 sampai 2020

No Tahun Target Realisasi %


1 2018 Rp. 3.462.102.500.000,00 Rp. 3.462.184.656.928,00 99,31
2 2019 Rp. 3.712.868.595.360,00 Rp. 3.710.611.599.841,00 99,94
3 2020 Rp. 3.478.330.106.000,00 Rp. 3.362.622.269.609,30 96,67
Jumlah Rp.10.653.301.201.360,00 Rp.10.535.418.526.378,30 98,89
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2022

2) Pajak Kendaraan Bermotor

Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor tahun 2018-2020

Rumus : Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

Realisasi
x 100%
Target
Rp 1.242.314.483.837,00
1) x 100% = 103,91%
2018 Rp 1.195.598.000.000,00
Rp 1.394.198.331.701,00
2) 2 x 100% = 103,64%
019 Rp 1.345.247.950.000,00

Rp 1.294.202.455.768,00
3) 2 x 100% = 103,40%
020 Rp 1.251.634.287.000,00

42
Tabel 5
Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor 2018-2020

No Tahun Target Realisasi %


1 2018 Rp. 1.195.598.000.000,00 Rp. 1.242.314.483.837,00 103,91
2 2019 Rp. 1.345.247.950.000,00 Rp. 1.394.198.331.701,00 103,64
3 2020 Rp. 1.251.634.287.000,00 Rp. 1.251.634.287.000,00 103,40
Jumlah Rp.3.792.480.237.000,00 Rp.3.888.147.102.538,00 102,52
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2022

Tabel 6
Kontribusi Real ke Pajak Daerah
Kontribusi
No Tahun Target Realisasi % Real ke Realisasi Pajak Daerah
Pajak
Daerah

1 2018 Rp. 1.195.598.000.000,00 Rp. 1.242.314.483.837,00 103,91 35,88 Rp. 3.462.184.656.928,00

2 2019 Rp. 1.345.247.950.000,00 Rp. 1.394.198.331.701,00 103,64 37,57 Rp. 3.710.611.599.841,00

3 2020 Rp. 1.251.634.287.000,00 Rp. 1.251.634.287.000,00 103,40 36,69 Rp. 3.362.622.269.609,30

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2022

B. PEMBAHASAN

Role adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh seorang individu atau

suatu yayasan/asosiasi. Pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh suatu

instansi/perkumpulan biasanya dikelola dengan harapan yang merupakan

salah satu unsur yayasan. Ada dua macam pekerjaan, yaitu pekerjaan biasa

dan pekerjaan nyata.

Pengeluaran provinsi adalah komitmen wajib yang diminta oleh lokal

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan dan pedoman material untuk

mendanai keluarga teritorial. Komitmen tugas teritorial adalah hadiah yang

43
diberikan sebagai uang tunai atau dalam hal apa pun kepada penduduk

setempat sesuai pedoman hukum untuk mendanai keluarga setempat, biaya

kendaraan bermotor adalah pengeluaran umum.

Mengingat Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang bea wilayah

dan tol dalam pasal 94, sudah masuk akal pengaturan bagi hasil pengeluaran

biaya provinsi. Pengaturan pembagian pendapatan tugas akan seluk beluk

dengan pedoman teritorial atau pedoman perwakilan memimpin setiap distrik.

Berdasarkan rumusan masalah masalah pertama dari penelitian ini yaitu

“Apakah Pajak Kendaraan Bermotor berperan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan?”. Dapat diketahui dengan cara melihat

tabel 4 diatas bahwa Peran Pajak Kendaraan bermotor terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2018 sampai

2020 cenderung menurun. Pajak Kendaraan Bermotor berperan dan

berkontibusi terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.

Dimana pada tahun 2018 kontribusi pajak Kendaraan Bermotor terhadap

Pendapatan Asli Daerah sebesar 35,88% dengan kriteria Cukup Sedang, tahun

2019 sebesar 37,57% dengan kriteria kontribusi Cukup sedang, dan pada

tahun 2020 sebesar 36,69 dengan 44riteria kontribusi sama dengan tahun

sebelumnya yaitu Cukup sedang.

Biaya kendaraan bermotor telah berkurang selama beberapa tahun

terakhir dan Pajak Kendaraan Bermotor adalah salah satu dari lima jenis

penilaian yang diingat untuk tugas umum dan merupakan sumber pendapatan

lokal yang signifikan untuk mendukung pergantian pemerintah daerah dan

provinsi.

44
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengingat akibat dari eksplorasi yang telah selesai sesuai dengan rencana

masalah yang telah dibuat, maka cenderung diduga bahwa:

1. Pajak Kendaraan Bermotor berperan dan berkontibusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana pada tahun

2018 kontribusi pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli

Daerah sebesar 35,88% dengan kriteria Cukup Sedang,tahun 2019 sebesar

37,57% dengan kriteria kontribusi Cukup sedang, dan pada tahun 2020
45
sebesar 36,69 dengan kriteria kontribusi sama dengan tahun sebelumnya

yaitu Cukup sedang.

2. Biaya kendaraan bermotor telah berkurang selama beberapa tahun terakhir

dan Pajak Kendaraan Bermotor adalah salah satu dari lima jenis

pengeluaran yang diingat untuk penilaian umum dan merupakan sumber

pendapatan provinsi yang signifikan untuk mendanai pemerintah daerah

dan pergantian peristiwa lokal. Apalagi harus menjadi prioritas teratas

bahwa paling sedikit 10% (10%) dari pendapatan PKB, termasuk yang

diedarkan ke Kabupaten/Kota, disalurkan untuk pembangunan dan

penunjang jalan juga. seperti peningkatan moda transportasi umum dan

perkantoran.

46
B. Saran

Beberapa saran penelitian untuk berikutnya dapat diberikan kepada

peneliti lain yaitu :

1. Agar otoritas publik memiliki pilihan untuk mengikuti dan lebih berupaya

meningkatkan pendapatan retribusi kendaraan bermotor karena pendapatan

retribusi kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Selatan berdampak pada

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan menetapkan sanksi dan

mengupayakan kewenangan yang ada saat ini. kerangka.

2. Bagi para ilmuwan yang berbeda dapat melakukan penelitian lanjutan,

terutama menambah faktor-faktor yang dapat memberikan kontribusi yang

sangat besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sulawesi

Selatan. Seperti biaya lingkungan, tol provinsi dan penilaian yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai