Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil, makmur dan merata. Agar tujuan tersebut
dapat terwujud maka dibutuhkan dana, yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak.
Pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial, untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional. Penerimaan dari sektor pajak ternyata salah satu sumber penerimaan
terbesar negara. Negara akan maju kalau pajak tetap ada dan negara akan hancur kalau tidak
ada pajak. Buktinya, kontribusi pajak dalam APBN sejak tahun 2006 sampai tahun 2010 terus
meningkat. Pada tahun 2006 saja kontribusi pajak sudah 56,5%, lalu tahun 2007 naik jadi
61,7%, tahun 2008 menjadi 70,3%, tahun 2009 menjadi 72,5% dan tahun 2010 hampir
mencapai 80%, artinya bahwa kelangsungan hidup bernegara didominasi dan ditentukan dari
besarnya penerimaan pajak. Dari tahun ke tahun terlihat bahwa penerimaan pajak terus
meningkat dan memberi andil besar dalam penerimaan negara, oleh sebab itu penerimaan
dari sektor pajak selalu dikatakan primadona dalam membiayai pembangunan nasional.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga
Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya.
Pembangunan nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama
pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan harus terus
ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar
pajak. Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang sangat tepat,
selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan partisipasi aktif
masyarakat dalam membiayai pembangunan. Jenis pungutan di Indonesia terdiri dari pajak
Negara (pajak pusat), pajak daerah, retribusi daerah, bea dan cukai dan penerimaan Negara
bukan pajak. Salah satu pos Penerimaan Asli Daerah (PAD) dalam anggaran pendapatan
belanja daerah (APBD) adalah pajak daerah.
Untuk mengamankan penerimaan negara dan meminimalisir wajib pajak menunggak dalam
pembayaran pajaknya, pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak melakukan tindakan
penagihan pajak yang dilindungi oleh payung hukum berupa Undang-Undang Nomor 19
Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000. Pelunasan utang pajak merupakan salah satu tujuan
penting dari pemberlakuan undang-undang ini. Penagihan pajak yang efektif merupakan
sarana yang tepat untuk mencapai target penerimaan pajak yang maksimal. Apabila
kekurangan pajak sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan
Pajak tersebut sampai dengan jatuh tempo, maka penagihan pajak dianggap perlu untuk
dilaksanakan sebagai salah satu upaya pencapaian penerimaan pajak. Adapun dalam
pelaksanaan penagihan pajak tersebut turut melibatkan peran aktif dari aparatur pajak yang
biasa disebut fiskus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Kadang terpikir dalam hati, apakah pembaca


paham sepenuhnya manfaat dan fungsi pajak
baik bagi negara maupun masyarakat?
Pemikiran untuk menuliskan kembali
manfaat pajak ini adalah sehubungan dengan
kenaikan Bahan Bakar Minyak
(BBM) bersubsidi yang diputuskan oleh
pemerintah baru-baru ini :). Mungkin
pembaca bertanya, apa hubungannya
manfaat pajak dengan kenaikan BBM
bersubsidi? ya, karena salah satu manfaat pajak adalah memberikan BBM bersubsidi. Nilai
subsidi 2012 mencapai Rp 346,4 triliun atau 34,33 persen dari belanja pemerintah pusat. Tak
kurang dari 61,17 persen dari total subsidi dialokasikan untuk BBM (Rp 211,9 triliun) dan
27,30 persen untuk listrik (Rp 94,6 triliun), saya tidak akan membahas apakah subsidi itu
tepat atau tidak, namun pajak yang dipungut negara juga kembali kepada masyarakat.
Harapan saya menuliskan kembali manfaat pajak (karena saya yakin beberapa pembaca
sudah paham manfaatnya) di dalam nusahati ini agar lengkap pengetahuan pembaca
khususnya tentang perpajakan yang ada di negara Indonesia tercinta ini.

2.1 Apa Saja Manfaat Pajak Itu?


Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian
negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak
merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara
sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak diantaranya meliputi :
 Pembangunan sarana umum Seperti Fasilitas dan Infrastruktur mulai dari jalan-
jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas.
 Pertahanan dan Keamanan mulai dari bangunan, senjata, perumahan sampai gaji-
gajinya.
 Subsidi pangan dan Bahan Bakar Minyak
 Kelestarian Lingkungan hidup, budaya
 Dana Pemilu, transportasi masal dan lain-lain
Uang pajak digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal
dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan
uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang
sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga
digunakan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik dalam hal
pembinaan dan modal. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu
negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak
2
juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai
kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih
rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi
redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada
dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Suparmoko (2000) menyebutkan manfaat pajak digunakan untuk :
 Manfaat pajak yang pertama adalah membiayai pengeluaran-pengeluaran negara
seperti pengeluaran yang bersifat self liquiditing (contohnya adalah pengeluaran untuk
proyek produktif barang ekspor)
 Manfaat pajak yang kedua adalah membiayai pengeluaran reproduktif (pengeluaran
yang memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti pengeluaran untuk
pengairan dan pertanian)
 Manfaat pajak yang ketiga adalah membiayai pengeluaran yang bersifat tidak self
liquiditing dan tidak reproduktif (contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian
monumen dan objek rekreasi).
 Manfaat pajak yang keempat adalah membiayai pengeluaran yang tidak produktif
(contohnya adalah pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan
pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu pengeluaran untuk
anak yatim piatu).
Contoh realisasi penggunaan Dana Pajak:
Adapun yang perlu dipahami oleh masyarakat bahwa tugas fungsi Direktorat Jenderal Pajak
hanya sebatas mengumpulkan uang pajak tersebut, karena dalam hal berapa biaya alokasi
untuk pembangunan fasilitas maupun infrastruktur adalah wewenang dan melalui
persetujuan DPR/DPRD, sebagai contoh kesaksian masyarakat “Dua tahun lalu jalan,
jalanan di Tayan masih berupa jalan tanah liat yang dipenuhi genangan air di mana-mana,
dan jika musim penghujan harus ekstra hati-hati mengemudikan kendaraannya. Saat ini,
kondisi jalan jauh lebih baik, sehingga perjalanan Pontianak ke Sintang dapat ditempuh
dalam waktu delapan jam perjalanan darat.” Nah apabila di daerah pembaca butuh dana
untuk pembangunan serta menghilangkan kesenjangan dalam distribusi uang pajak silahkan
sampaikan kepada wakil rakyat di DPR :).

2.2 Apa Saja Fungsi Pajak Itu?


Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas dari tujuan
negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan tujuan negara yang menjadi
landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak maupun tujuan negara semuanya berakar pada
tujuan masyarakat. Tujuan masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara. Oleh
karena itu tujuan dan fungsi pajak tidak mungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang
mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya dipergunakan untuk
keperluan masyarakat itu sendiri. Maka sebagai salah satu pendapatan Negara yang paling
besar, pajak memiliki beberapa fungsi dan peranan yang cukup vital bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, beberapa fungsi pajak yaitu:
 Fungsi pajak yang pertama adalah sebagai fungsi anggaran atau penerimaan
(budgetair): pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan pemerintah dan

3
bermanfaat untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. Penerimaan negara dari
sektor perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan dalam negeri pada
APBN.
 Fungsi pajak yang kedua adalah sebagai fungsi mengatur (regulerend) : pajak sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi. Contohnya adalah pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah
dan minuman keras.
 Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi stabilitas : pajak sebagai penerimaan
negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Contohnya adalah kebijakan stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi
dengan cara mengatur peredaran uang di masyarakat lewat pemungutan dan
penggunaan pajak yang lebih efisien dan efektif.
 Fungsi pajak yang keempat adalah fungsi redistribusi pendapatan : penerimaan negara
dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan
nasional sehingga dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat

2.3 Contoh Manfaat pajak secara nyata


Bangun Infrastruktur di Papua, Jokowi Gelontorkan Triliunan Rupiah
Eduardo Simorangkir - detikFinance

Foto: Agung Pambudhy

Jakarta - Pemerintah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan dana tidak sedikit
untuk pembangunan infrastruktur di Papua. Untuk pembangunan Jalan Trans Papua saja,
sepanjang tahun lalu, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 2,15 triliun, yang terdiri dari
Rp 739 miliar untuk perawatan atau preservasi jalan sepanjang 1.719,46 km, Rp 834,8 miliar

4
untuk pembangunan jalan baru 151,34 km, dan pembangunan jembatan sebesar Rp 579,4
miliar.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seperti
dikutip detikFinance, Selasa (1/8/2017), alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di
Papua dari bidang PUPR tahun ini cukup meningkat.

Alokasi anggaran untuk Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) di 2017 mencapai Rp 7,6
triliun, naik tipis dari 2016 sebesar Rp 7,59 triliun.

Anggaran pembangunan Jalan Trans Papua tahun ini pun dinaikkan. Anggaran yang
dialokasikan untuk pembangunan jalan Trans Papua tahun ini mencapai Rp 3,4 triliun. Dari
uang itu, Rp 1 triliun digunakan untuk pembangunan jalan di Papua Barat dan Rp 2,4 triliun
lainnya untuk Papua.

Trans Papua Foto: Dok. Kementerian PUPR

Baca juga: Foto: Tembus Hutan dan Belah Bukit, Jokowi Bangun Jalan di Papua

Hal ini guna menembus 112 kilometer (km) jalan yang belum tembus, sehingga pada akhir
tahun nanti angka jalan yang belum tembus tinggal 366,2 km dan bakal dituntaskan hingga
akhir 2018 mendatang.

5
Pembangunan infrastruktur di Papua juga termasuk merevitalisasi dan membangun bandara-
bandara.

Berdasarkan informasi yang dihimpundetikFinance, untuk Bandara Domine Eduard Osok


(DEO) di Sorong, Papua Barat saja, total anggaran yang digunakan yaitu sekitar Rp 236
miliar yang bersumber dari APBN. Lalu ada Bandara Nop Goliat Dekai di Yahukimo dengan
anggaran Rp 231 miliar, Bandara Wamena Rp 200 miliar, dan Bandara Utarom Rp 75,5
miliar.

Foto: Istimewa/Jokowi-Kemenhub

Guna mendukung ketahanan air dan pangan, pemerintah Jokowi juga membangun Bendung
Wariori di Kabupaten Manokwari yang dilengkapi saluran irigasi primer selanjang 1 km.
Pembangunannya menghabiskan alokasi anggaran Rp 237,5 miliar melalui kontrak pekerjaan
tahun jamak sejak 2013 hingga 2016. Manfaatnya mengairi sawah seluas 1.400 hektar dari
3.450 hektar sawah potensial.

Bendung lainnya di Kabupaten Manokwari yang sudah selesai tahun lalu yakni Bendung
Oransbari yang mampu mengairi areal persawahan seluas 3.016 hektar, di mana saat ini
sudah berfungsi mengairi 700 hektar untuk 450 petani. Keberadaan Bendung tersebut
mendukung program peningkatan produksi pangan dan juga untuk meningkatkan penyediaan
air baku di wilayah tersebut.

6
Selain itu Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Papua Barat juga telah
menyelesaikan revitalisasi sungai Klagison di Kota Sorong dengan total anggaran Rp 19,56
miliar dan pembangunan pengaman Pantai Tanjung Kasuari dan Supraw Rp 13,22 miliar.

(wdl/wdl)
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3581232/bangun-infrastruktur-di-papua-
jokowi-gelontorkan-triliunan-rupiah

Anda mungkin juga menyukai