SPIRULINA SP.
Salah satu jenis mikroalga yang dapat dimanfaatkan adalah Spirulina sp. Spirulina
sp merupakan mikroalga yang bersifat kosmalit yang dapat dibudidayakan pada medium
yang berbeda. Menurut Venkantaraman (1983) dalam Sukmaningrum.,(1997), Spirulina
sp dapat tumbuh pada media limbah. Di India Spirulina fusiformis telah berhasil
ditumbuhkan dalam media limbah domestik dan kemudian dijadikan pakan ikan dan
binatang lain yang pada gilirannya menjadi sumber protein bagi manusia. Penumbuhan
Spirulina sp memerlukan ketersediaan unsur hara yang dapat berasal dari bahan kimia
maupun larutan hasil pembusukan atau limbah. Penelitian mengenai perbaikan limbah cair
industri sapi perah ini dilakukan di rumah kaca Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (PPSDAL) lembaga penelitian Universitas Padjadjaran pada rentan waktu
Agustus sampai Oktober 2010. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina
platensis yang diambil di Laboratorium Ekologi Institut Teknologi Bandung, dan Limbah cair
peternakan sapi perah yang diambil di UPTD Cikole. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini berupa akuarium bervolume 5 liter sebagai wadah limbah cair, aerator untuk proses aerasi
limbah cair, lampu neon 36 watt sebagai pengganti matahari di waktu malam untuk proses
fotosintesis Spirulina platensis, selang lastik 5mm untuk aerasi, mikroskop, dan
hemositometer untuk perhitungan sel secara cepat.
Metode dalam penelitian eksperimental perbaikan limbah cair industri sapi perah
meggunakan Spirulina platensis yang pertama limbah cair dari peternakan sapi perah disaring,
dan dimasukan ke dalam akuarium dengan volume 5 liter, limbah cair tersebut kemudian
diaerasi menggunakan aerator. Setelah 24 jam, bibit Spirulina platensis dengan kepadatan 1000
sel per 1 mililiter air dimasukan ke dalam akuarium, 12 jam setelah bibit Spirulina platensis
dimasukan yaitu pada malam harinya dilakukan penyinaran dengan menggunakan lampu neon
36 watt untuk membantu proses fotosintesis Spirulina platensis, sehari setelah memasukan
bibit Spirulina platensis barulah dihitung dan dianalisa pertumbuhan Spirulina platensi.
Analisis COD, BOD, dan NO3 dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan Spirulina platensis
untuk digunakan sebagai pembanding nilai efisiensi penurunannya. Hasil uji karakteristik
limbah dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat limbah cair peternakan
sapi perah memiliki bau khas seperti kotoran sapi perah, berwarna coklat keruh, bersuhu
25,5°C, dan memiliki pH yang cenderung basa yaitu 8,57. Kandungan bahan organik yang
terkandung dalam limbah cair peternakan sapi perah vahan penelitian pun termasuk dalam
kategori tinggi dilihat dari kandungan COD, BOD, dan NO3.
Pertumbuhan Spirulina sp. Dapat dilihat pada Gambar 1. Mulai hari ke-3 terjadi
penurunan populasi Spirulina sp.karena limbah cair masih mengandung padatan tersuspensi
sehingga menghambat penetrasi cahaya yang masuk untuk fotosintesis. Hari ke-8 populasi
sudah mulai meningkat karena suddah terjadi penyesuaian mikroalga, selain itu padatan
tersuspensi yang dikandung limbah cair sudah mulai berkurang, pH turun ke angka 6,7 di hari
ke-8 yang merupakan pH optimal untuk pertumbuhan Spirulina sp. yaitu sekitar 6-7. Puncak
pertumbuhan Spirulina sp. terjadi pada hari ke 19 karena nutrisi mulai berkurang ,diikuti
dengan penurunan kadar COD, BOD, dan NO3 yang signifikan. Setelah penambahan Spirulina
sp. selama 8 hari kadar COD, BOD, dan NO3 mengalami penurunan dengan pH yang relatif
sama dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai efesiensi penurunan BOD dan COD dengan Spirulina
sp. adalah sebesar 93% dan 92,51%. Penurunan yang cukup signifikan ini disebabkan karena
mikroalga aktif mengurai kandungan bahan organik di limbah cair peternakan sapi perah
dengan sempurna untuk dijadikan energi untuk pertumbuhan. Nitrit pun berhasil diubah
menjadi nitrat yang kemudian juga dikonversi menjadi protein untuk pertumbuhan, penurunan
kadar nitrat ini adalah sebesar 54,8%. Hasil pengukuran parameter nilai COD, BOD, dan NO3
yang dapat dilihat pada C2 Tabel 2 telah memenuhi keputusan Kementrian Negara Lingkungan
Hidup nomor 51/MENLH/10/1995 yang menempatkan kandungan limbah cair peternakan sapi
perah dengan perlakuan Spirulina sp. termasuk golongan III yang berarti masih dalam kategori
baik dan belum mencemari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumiarsa,Dadan. 2011. ‘Perbaikan Kualitas Limbah Cair Peternakan Sapi Perah Oleh
Spirulina SP’ Universitas Padjajaran : Bandung