Anda di halaman 1dari 4

PERBAIKAN KUALITAS LIMBAH CAIR PETERNAKAN SAPI PERAH OLEH

SPIRULINA SP.

Oleh : Muhammad Aditya (08151022)

Masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh peningkatan industri peternakan sapi


perah adalah limbah cair yang langsung dibuang ke air tanpa adanya pengolahan terlebih
dahulu. Limbah peternakan sapi perah merupakan sumber bahan pencemar utama di
sektor pertanian. Limbah peternakan umumnya meliputi semua kotoran yang dihasilkan
dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah padat, cairan ataupun sisa
pakan (Soehadji dalam Hidayatullah, 2005). Limbah cair peternakan sapi perah berwarna
hijau pekat mengeluarkan bau dan mengandung pH 7 – 8, BOD 435 mg/liter, dan COD
4635 mg/liter (Hidayatullah,2005). Limbah peternakan sapi perah mengandung nitrogen
yang merupakan zat hara utama yang merangsang pertumbuhan alga di perairan.
Penanganan limbah dengan kandungan nutrisi tinggi lazim dilakukan secara biologis,
tepatnya menggunakan organisme yang mampu memanfaatkan kandungan nutrisi
tersebut. Organimse dari kelompok vegetasi sering digunakan dalam kegiatan ini, karena
organisme flora dengan aktivitas fotosintesis mampu mensintesa bahan-bahan organik
yang terkandung dalam limbah menjadi senyawa organik atas bantuan zat hijau daun
(klorofil) yang dimilikinya dan energi matahari.

Salah satu jenis mikroalga yang dapat dimanfaatkan adalah Spirulina sp. Spirulina
sp merupakan mikroalga yang bersifat kosmalit yang dapat dibudidayakan pada medium
yang berbeda. Menurut Venkantaraman (1983) dalam Sukmaningrum.,(1997), Spirulina
sp dapat tumbuh pada media limbah. Di India Spirulina fusiformis telah berhasil
ditumbuhkan dalam media limbah domestik dan kemudian dijadikan pakan ikan dan
binatang lain yang pada gilirannya menjadi sumber protein bagi manusia. Penumbuhan
Spirulina sp memerlukan ketersediaan unsur hara yang dapat berasal dari bahan kimia
maupun larutan hasil pembusukan atau limbah. Penelitian mengenai perbaikan limbah cair
industri sapi perah ini dilakukan di rumah kaca Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (PPSDAL) lembaga penelitian Universitas Padjadjaran pada rentan waktu
Agustus sampai Oktober 2010. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina
platensis yang diambil di Laboratorium Ekologi Institut Teknologi Bandung, dan Limbah cair
peternakan sapi perah yang diambil di UPTD Cikole. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini berupa akuarium bervolume 5 liter sebagai wadah limbah cair, aerator untuk proses aerasi
limbah cair, lampu neon 36 watt sebagai pengganti matahari di waktu malam untuk proses
fotosintesis Spirulina platensis, selang lastik 5mm untuk aerasi, mikroskop, dan
hemositometer untuk perhitungan sel secara cepat.

Metode dalam penelitian eksperimental perbaikan limbah cair industri sapi perah
meggunakan Spirulina platensis yang pertama limbah cair dari peternakan sapi perah disaring,
dan dimasukan ke dalam akuarium dengan volume 5 liter, limbah cair tersebut kemudian
diaerasi menggunakan aerator. Setelah 24 jam, bibit Spirulina platensis dengan kepadatan 1000
sel per 1 mililiter air dimasukan ke dalam akuarium, 12 jam setelah bibit Spirulina platensis
dimasukan yaitu pada malam harinya dilakukan penyinaran dengan menggunakan lampu neon
36 watt untuk membantu proses fotosintesis Spirulina platensis, sehari setelah memasukan
bibit Spirulina platensis barulah dihitung dan dianalisa pertumbuhan Spirulina platensi.
Analisis COD, BOD, dan NO3 dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan Spirulina platensis
untuk digunakan sebagai pembanding nilai efisiensi penurunannya. Hasil uji karakteristik
limbah dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat limbah cair peternakan
sapi perah memiliki bau khas seperti kotoran sapi perah, berwarna coklat keruh, bersuhu
25,5°C, dan memiliki pH yang cenderung basa yaitu 8,57. Kandungan bahan organik yang
terkandung dalam limbah cair peternakan sapi perah vahan penelitian pun termasuk dalam
kategori tinggi dilihat dari kandungan COD, BOD, dan NO3.

Pertumbuhan Spirulina sp. Dapat dilihat pada Gambar 1. Mulai hari ke-3 terjadi
penurunan populasi Spirulina sp.karena limbah cair masih mengandung padatan tersuspensi
sehingga menghambat penetrasi cahaya yang masuk untuk fotosintesis. Hari ke-8 populasi
sudah mulai meningkat karena suddah terjadi penyesuaian mikroalga, selain itu padatan
tersuspensi yang dikandung limbah cair sudah mulai berkurang, pH turun ke angka 6,7 di hari
ke-8 yang merupakan pH optimal untuk pertumbuhan Spirulina sp. yaitu sekitar 6-7. Puncak
pertumbuhan Spirulina sp. terjadi pada hari ke 19 karena nutrisi mulai berkurang ,diikuti
dengan penurunan kadar COD, BOD, dan NO3 yang signifikan. Setelah penambahan Spirulina
sp. selama 8 hari kadar COD, BOD, dan NO3 mengalami penurunan dengan pH yang relatif
sama dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai efesiensi penurunan BOD dan COD dengan Spirulina
sp. adalah sebesar 93% dan 92,51%. Penurunan yang cukup signifikan ini disebabkan karena
mikroalga aktif mengurai kandungan bahan organik di limbah cair peternakan sapi perah
dengan sempurna untuk dijadikan energi untuk pertumbuhan. Nitrit pun berhasil diubah
menjadi nitrat yang kemudian juga dikonversi menjadi protein untuk pertumbuhan, penurunan
kadar nitrat ini adalah sebesar 54,8%. Hasil pengukuran parameter nilai COD, BOD, dan NO3
yang dapat dilihat pada C2 Tabel 2 telah memenuhi keputusan Kementrian Negara Lingkungan
Hidup nomor 51/MENLH/10/1995 yang menempatkan kandungan limbah cair peternakan sapi
perah dengan perlakuan Spirulina sp. termasuk golongan III yang berarti masih dalam kategori
baik dan belum mencemari lingkungan.

Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Peternakan Sapi Perah

Gambar 1. Grafik Rata-rata Pertumbuhan Spirulina sp (sel/ml)

Tabel 2. Kualitas Limbah Cair Setelah Perlakuan

Penggunaan mikroalga berupa Spirulina sp. untuk penganganan limbah cair


peternakan sapi perah berpengaruh nyata untuk menurunkan nilai COD, BOD, dan NO3
sehingga menjadi aman untuk lingkungan. Penelitian ini harus terus dilanjutkan dan
dikembangkan sebagai implementasi kepedulian kaum akademisi untuk upaya penyelamatan
lingkungan. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis diperoleh kesimpulan Spirulina sp
mampu menurunkan kandungan limbah bahan organik (limbah cair peternakan sapi perah)
untuk parameter BOD, COD dan NO3 yaitu berturut-turut 92,98 %, 92,5 %, dan 54,79% serta
94,07 %, 94,46 % dan 54,63%. Kualitas limbah cair memenuhi Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No.51/MENLH/10/1995) termasuk dalam golongan III.

DAFTAR PUSTAKA

Sumiarsa,Dadan. 2011. ‘Perbaikan Kualitas Limbah Cair Peternakan Sapi Perah Oleh
Spirulina SP’ Universitas Padjajaran : Bandung

Anda mungkin juga menyukai