Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN SURVEI HIDROGRAFI

PRAKTIKUM PERENCANAAN LAJUR PERUM DENGAN


MENGGUNAKAN GPS LOGGER

Disusun Oleh:

Yusuf Nur Fanani Ikhsan 03311940000055

KELAS:
SURVEI HIDROGRAFI – B

Dosen Pengampu:
Khomsin, ST.,MT.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL,PERENCANAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... ....1

BAB II DASAR TEORI ................................................................................. 2

2.1 Hidrografi .......................................................................................... 2

2.2 Survei Hidrografi ............................................................................... 2

2.3 Pemeruman ........................................................................................ 3

2.3 Lajur Perum ....................................................................................... 4

2.3 GPS.................................................................................................... 5

BAB III METODOLOGI ............................................................................... 6

3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................ 6

3.2 Alat dan Bahan Praktikum ............................................................... 5

3.3 Langkah-Langkah .............................................................................. 6

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ............................................................... 13

4.1 Hasil Praktikum ............................................................................... 13

4.2 Analisis Hasil Praktikum ................................................................. 14

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 15

5.1 Kesimpulan...................................................................................... 15

5.2 Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... iii

5i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hidrografi .................................................................................................... 2

Gambar 2.2 Pemeruman.................................................................................................. 4

Gambar 2.3 Lajur Perum................................................................................................. 5

Gambar 2.4 Logo ArcGIS Dekstop ................................................................................ 5

5iii
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrografi, berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Hidro” yang berarti air dan “Grafi”
yang berarti menulis atau menggambar, merupakan ilmu terkait pemetaan laut dan
pesisir. Menurut S-32 IHO, hidrografi adalah cabang sains terapan yang mengatur
pengukuran, hubungan geografisnya dan penjelasan fitur fisik beserta karakteristik-
karakteristik dari dinamika-dinamika bagian permukaan bumi yang bisa dinavigasi dan
wilayah pantai, dengan referensi khusus untuk tujuan navigasi. Serupa dengan survei
yang dilakukan di darat, survei hidrografi juga memerlukan perencanaan yang baik dan
terstruktur agar menjadi survei hidrografi yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Dalam survei hidrografi sendiri, terdapat beberapa komponen yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari metode yang digunakan, yaitu pengukuran
pasang surut, pemeruman, pengukuran topografi dan volume dari daerah surveying.
Dalam praktikum ini, penulis melakukan praktikum pemeruman dengan membuat
perencanaan jalur perum.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari laporan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat perencanaan lajur perum?


2. Bagaimana hasil dari praktikum perencanaan lajur di lapangan dengan menggunakan
GPS Logger?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dan manfaat dari praktikum yang dilakukan, antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat perencanaan lajur perum.


2. Untuk mengetahui Bagaimana hasil dari dari praktikum perencanaan lajur di lapangan
dengan menggunakan GPS Logger.

51i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Hidrografi

Secara etimologi, Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Hidro” yang
berarti air dan “Grafi” yang berarti menulis atau menggambar. Secara istilah, hidrografi
merupakan ilmu terkait pemetaan laut dan pesisir. Menurut S-32 IHO, hidrografi adalah
cabang sains terapan yang mengatur pengukuran, hubungan geografisnya dan penjelasan
fitur fisik beserta karakteristik-karakteristik dari dinamika-dinamika bagian permukaan
bumi yang bisa dinavigasi dan wilayah pantai, dengan referensi khusus untuk tujuan
navigasi.

Gambar 2.1 Hidrografi


Dalam ilmu hidrografi banyak bersinggunngan dengan pemetaan di daerah perairan
secara praktis yang dikenal dengan survei hidrografi. Jenis survei hidrografi berdasarkan
pada wilayahnya adalah
a. Survei tepi pantai
b. Survei perairan pantai
c. Survei lepas pantai

2.2 Survei Hidrografi


Survei hidrografi merupakan salah satu jenis survei yang dilakukan pada perairan
seperti danau, sungai dan laut lepas. Pada awalnya, survei dilakukan pada batimetri yang
mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Pengukuran kedalama dasar laut dapat
dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat
dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan
pertimbangan sistem Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalam dasar laut
(bathymetry) daoat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed

52i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut


(Subbotom Profilers). Pada pengaplikasian hidrografi untuk membuat peta batimetri
diperlukan survei lokasi pantai terlebih dahulu, sehingga didapatkan data pengamatan
pasang surut, posisi kapal (x,y) dan data kedalaman laut (z) serta pemetaan detil di
sekitar pantai. Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi
hidrografi. Adapun aktivitas utama survei hidrografi, antara lain:
 penentuan posisi dan penggunaan sistem referensi
 pengukuran kedalaman (pemeruman)
 pengukuran arus
 pengukuran sedimen
 pengamatan pasut
 pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir)

2.3 Pemeruman

Pemeruman merupakan proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh


3
gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses
penggambaran dasar perairan tersebut ketika pengukuran dilakukan hingga visualisasi
dilakukan yang disebut dengan survei batimetri. Model batimetri atau kontur kedalaman
diperoleh dengan menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada
skala model yang ingin dibuat. Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur
pengukuran kedalaman yang disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar
titik-titik fiks perum pada suatu lajur pemeruman seminimal mungkin sama dengan atau
lebih rapat dari interval lajur perum. Pengukuran kedalaman dilakukan pada titik-titik
yang dipilih untuk mewakili keseluruhan untuk penentuan posisi. Titik-titik tempat
dilakukannya pengukuran untuk penentuan posisi dan kedalaman disebut sebagai titik
fiks perum. Pada setiap titik fiks perum hasrus juga dilakukan pencacatan waktu ketika
pengukuran untuk reduksi hasil pengukuran karena pasut.

53i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

Gambar 2.2 Pemeruman


2.4 Lajur Perum

Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran kedalaman.


Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran konsentrik atau
lainnya sesuai metode yang digunakan untuk penentuan posisi titik-titik fiks perumnya.
Lajur-lajur perum didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan pendeteksian
perubahan kedalaman yang lebih ekstrem. Untuk itu, desain lajur-lajur perum harus
memperhatikan kecenderungan bentuk dan topografi pantai sekitar perairan yang akan
disurvei. dengan tujuan untuk mendeteksi perubahan kedalaman yang lebih ekstem lajur
perum lajur perum dipilih dengan arah yang tegak lurus terhadap kecenderungan arah
garis pantai.

Dari pengukuran kedalaman di titik-titik fiks perum pada lajur-lajur perum yang telah
didesain, akan didapatlan sebaran titik-titik fiks perum pada daerah survei yang nilai-
nilai pengukuran kedalamannya dapat digunakan untuk menggambarkan batimetri yang
diinginkan. Berdasarkan sebaran angka-angka kedalaman pada titik-titik fiks perum
tersebut, batimetri perairan yang disurvei dapat diperoleh dengan menarik garispgaris
kontur kedalaman. Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun grid
dari sebaran data kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat ditarik garis-garis yang
menunjukkan angka-angka kedalaman yang sama.

54i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

Gambar 2.3. Lajur Perum

2.5 Global Positioning System (GPS)

GPS atau Global Positioning System merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Awalnya sistem ini memiliki
nama NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioing
System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasu mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung pada
cuaca dan waktu. Aplikasi dari GPS sudah banyak digunakan di berbagai bidang yang
membutuhkan informasi terkait posisi, kecepatan, percepatan dan waktu ketelitian. GPS
memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde
nol) sampai dengan puluhan meter.

Gambar 2.4. GPS


Umumnya, produk hasil GPS adalah posisi, kecapatan dan waktu. Selain itu, ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter altitude, TEC (Total
Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters, serta
beberapa produk yang dikombinasokan dengan informasi eksternal dari sistem lain,
produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid dan defleksi vertikal.

5i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Hari,Tanggal : Senin, 11 Oktober 2021

Tempat : Lapangan Gelora Segiri

3.2 Alat Praktikum dan Bahan

1. Smartphone Realme 5 dan aplikasi GPS Logger

2. Software ArcGIS 10.3

3.3 Langkah-Langkah

Perencanaan
1. Buka software SasPlanet untuk mengunduh citra satelit untuk dilakukan sebuah
perencanaan lajur perum.

2. Masukkan data ke software arcmap dengan cara klik “add data”, kemudian lakukan
sebuah pendefinisian sebuah sistem koordinat dengan cara klik kanan pada layer.
Kemudian, klik dataframe properties pilih sistem koordinat yang digunakan dalam layer
tersebut.

56i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

3. Langkah berikutnya, buatlah shapefile polygon untuk membuat polygon dari lapangan
dan lakukan perhitungan lapangan yaitu panjang dan lebar dari lapangan tersebut.

4. Langkah selanjutnya, lakukan sebuah perencanaan lajur dengan cara arctoolbox  data
management tools  feature class  create fishnet. Kemudian, sesuai bentuknya
dengan bentuk lapangan yang ingin dilakukan perencanaan.

57i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

5. Selanjutnya, buatlah shapefile polyline untuk mendigitasi antara titik untuk membuat
lajur perencanaan perum biasa dan perum silang yang diinginkan dan lakukan editing
tools  editing windows  pilih layer yang ingin di digitasi  polyline.

6. Kemudian, lakukan konversi jalur-jalur tersebut ke format .KML untuk dilakukan


proses perencanaan lapangan dari google earth dengan cara conversion tools  to
KML  layer to KML.

7. Selanjutnya, untuk mengubah data vector ke raster, pertama-tama buka Arctoolbox 


Convertion Tools  To Raster  Polygon To Raster.

5i8
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

8. Kemudian, pada dialog polygon to raster pilih layer yang ingin di konversikan, pada
kasus ini menggunakan Kabupater_Penajam_Paser.shp pada input feature dan value
field diisi oleh “FID” lalu pilih OK.

9. Setelah itu, masukkan data KML ke dalam Google Earth, kemudian di overlay
didalamnya.

Praktikum di lapangan
1. Buka aplikasi GPS Logger, lakukanlah sebuah pengambilan data dan untuk jalur yang
dilakukan dapat mengikut arah dari Google Earth pada Smartphone.

59i
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

2. Langkah selanjutnya, praktikum dengan cara start pada tombol di apps GPS Logger dan
hasilnya sebagai berikut

3. Langkah berikutnya, eksport data GPS tersebut ke dalam format .GPX dan .Kml
dengan cara klik icon kanas atas dua dari kiri  export data. Kemudian, kirim data
tersebut ke device, penulis mengirimkan data ke dalaam drive, lalu donwnload data
tersebut.

5i
10
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

4. Langkah berikutnya, masukkan data ke dalam arcmap dengan cara arctoolbox 


conversion tools  from GPS  from GPX to feature dan lakukan juga pada data
KML pada from Kml to layer.

5. Hasilnya dari data jalur biasa dan jalur silang dari hasil format GPX dan KML sebagai
berikut.

i
511
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

i
512
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil Praktikum


Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut.
a. Jalur perum utama

b. Jalur perum utama dengan perencanaan yang dilakukan

c. Jalur perum silang

d. Jalur perum silang dengan perencanaan yang dilakukan

5i
13
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

4.2 Analisis Hasil Praktikum


Dari Perencanaan yang telah dilakukan, panjang dan lebar dari setiap titik adalah 7 m
dan 4 m. setelah praktikum dilakukan, didapatkan panjang dan lebar nya adalah 6.8 dan 5
meter. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, bentuk lintasan dari kedua jalur
melenceng dari perencanaan yang telah dilakukan. Hal itu diakibatkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
 Ketelitian dari aplikasi GPS Logger dalam smartphone yang digunakan dapat
memengaruhi posisi titik yang terekam dalam aplikasi tersebut.
 Acuan titik di lapangan, dalam kasus ini penulis menggunakan google earth
sebagai acuan untuk menavigasikan arah titik yang digunakan ketika praktikum
dilakukan. terdapat beberapa ketidakakurasian posisi titik ketika menggunakan
aplikasi tersebut, seperti posisi tiba-tiba bergerak dalam google earth, sebaliknya
penulis dalam kondisi diam.
 Kondisi lapangan, terdapat gangguan seperti jalur berada diantara area parker dan
fasiliras umum. Selain itu, juga terdapat gangguan seperti batu dan sebagainya.
Sehingga dalam praktikumnya, terdapat posisi yang kurang tepat.
Dari faktor-faktor diatas, diketahui alasan ketidaktepatan dari hasil praktikum di
lapangan. Namun, selama hasil praktikum mendekati dari perencanaan yang
dilakukan, maka data dapat digunakan. Meskipun, permasalahan dari faktor-faktor
diatas terjadi.

5i
13
14
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemeruman merupakan proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh
gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses
penggambaran dasar perairan tersebut ketika pengukuran dilakukan hingga visualisasi
dilakukan yang disebut dengan survei batimetri Pemeruman dilakukan dengan membuat
profil (potongan) pengukuran kedalaman. Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus,
lingkaran-lingkaran konsentrik atau lainnya sesuai metode yang digunakan untuk
penentuan posisi titik-titik fiks perumnya. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan data
cukup melenceng dari perencanaan yang telah dilakukan. Hal itu diakibatkan oleh
beberapa faktor yang menyebabkan adanya bias dalam pengukuran. Meskipun begitu,
selama data masih mendekati dari perencanaan yang dilakukan, maka data masih dapat
digunakan untuk keperluan lainnya.
5.2 Saran

Saran kepada pembaca adalah pemilihan lapangan yang sesuai dengan praktikum
yang dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang menghambat pengambilan data. Selain itu,
lebih memperhatikan kembali faktor-faktor yang menyebabkan bias terjadi, sehingga
pengambilan data menjadi lebih mudah dan data yang diperoleh juga memiliki akurasi
tinggi. Pemilihan aplikasi GPS untuk pengambilan data juga penting untuk dilakukan,
sebab setiap aplikasi memiliki akurasi data yang berbeda-beda sehingga perlu trial and
error dalam penggunaannya.

5i
15
Survei Hidrografi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

Dasar Pustaka
Budiawan, T., Santoso, I., & Zahra, A. A. (2012). DASAR TEORI. MOBILE TRACKING GPS (GLOBAL
POSITIONING SYSTEM) MELALUI MEDIA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE), 2-3.

Hidayat, A., Sudarsono, B., & Sasmito, B. (2014). Dasar. Survei Bathimetri Untuk Pengecekan
Kedalaman Perairan Wilayah Pelabuhan Kendal, 202-204.

Septiningrum, L. (2015). Dasar Teori. Laporan Survey Hodrografi, 2-6.

5i
iii

Anda mungkin juga menyukai