Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY HIDROGRAFI

PENGUKURAN VOLUME KOLAM MENGGUNAKAN TOTAL STATION


(Studi Kasus: Kolam Depan Dharma Wanita-ITS)

Aryan Prasetyo Adji (3513100024)


Novita Duantari (3513100025)
Aulia Rachmawati (3513100035)
Ilyas Kalyubi (3513100088)
Ken Zuleymia Hutomo (3513100092)
Fendra Dwi Ramadhan (3514100093)

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum pengukuran volume kolam di ITS untuk
mata kuliah survey hidrografi dan menyelesaikan laporan praktikum survey hidrografi dengan
tepat waktu.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan
baik secara moral dan materi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Danar Guruh Pratomo, S.T., M.T., Ph.D selaku dosen pengajar mata kuliah
Survey Hidrografi.
2. Bapak Khomsin, S.T., M.T. dan Bapak Akbar Kurniawan, S.T. selaku dosen
responsi mata kuliah Survey Hidrografi.
3. Serta mahasiswa Teknik Geomatika yang ikut membantu dalam menyelasikan
laporan ini.
Demikian laporan ini dibuat, penulis sadar bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isi, oleh karena itu penulis memohon maaf
atas kekurangan tersebut dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar bisa
digunakan penulis untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan
ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Surabaya, 1 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I .....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2. Tujuan .........................................................................................................................1
1.3. Manfaat .......................................................................................................................2
BAB II ...................................................................................................................................3
2.1. Hidrografi ....................................................................................................................3
2.2. Pemetaan Batimetri ......................................................................................................5
2.3. Penentuan Posisi ..........................................................................................................6
2.4. Pengukuran Luas ..........................................................................................................7
2.5. Pengukuran Volume .....................................................................................................8
2.6 Kontur ..........................................................................................................................9
2.6. Global Positioning System (GPS) ............................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................ 13
3.1 Waktu dan Lokasi Pelaksaan ....................................................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 13
3.3 Tahapan Pelaksanaan .................................................................................................. 21
1.4 Diagram Alir Pelaksanaan .......................................................................................... 22
BAB IV ................................................................................................................................ 27
4.1. Pengambilan data ....................................................................................................... 27
4.2. Data Pengukuran ........................................................................................................ 27
4.3. Plotting Hasil Pengukuran .......................................................................................... 30
4.4. Luas dan Volume ....................................................................................................... 30
BAB V ................................................................................................................................. 31
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 31
5.2 Saran .......................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 32
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 33

iii
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang L


a
Bathimetri adalah studi tentang kedalaman air danau atau dasar lautan. Dengan katab
o
lain, bathimetri adalah setara dengan hypsometry bawah air. Bathimetri berasal darir
bahasa Yunani βαθυς, μετρον, deep dan mengukur. Peta bathimetri (hidrografi) biasanyaa
t
diproduksi untuk mendukung keselamatan navigasi permukaan atau sub-permukaan, dano
r
biasanya menunjukkan relief dasar laut atau daerah dasar laut sebagai garis konturi
u
(isodepth) dan pemilihan kedalaman (sounding), dan biasanya juga menyediakanm
informasi mengenai navigasi permukaan. Terdapat dua metode pengukuran yang dapatG
digunakan untuk mengukur kedalaman perairan yaitu meggunakan Teknik Bandul Timahe
o
dan Metode Akustik (Echosounder). Metode akustik saat ini banyak digunakan untuks
p
mendeteksi keberadaan objek bawah laut karena sistem akustik sangat efektif untuka
s
mengeksplorasi lingkungan bawah laut. Teknologi akustik yang sangat berperan dalami
a
survei hidrografi adalah Multibeam Sonar dan instrumen penunjang berikutnya untukl
P
melengkapi data hasil pengukuran adalah Side Scan Sonar.
r
Dalam praktikum kali ini dilakukan di kolam Dharma Wanita ITS menggunakano
g
metode sederhana menggunakan peralatan Total Station untuk mengukur detail danr
a
kedalamannya juga GPS Geodetik untuk penentuan posisinya. Cara ini cukup sederhanam
dan mudah untuk bisa dilakukan di perairan dangkal untuk mengetahui kedalaman sebuahS
perairan khususnya kolam atau danau karena kedalamannya yabng masih bisa dijangkaut
u
oleh jalon dan tidak terpengaruh oleh adanya arus, karang dan banyak benda-benda yangd
i
tenggelam di bawah perairan. Selain melakukan pengukuran kedalaman, juga dilakukan
T
pengukuran luas dan volume untuk mengetahui besar timbuanan yang dibutuhkan untuke
k
menimbun kolam. n
i
1.2. Tujuan k
Adapun tujuan dari praktikum pengukuran volume kolam ini antara lain
G
sebagai berikut : e
o
1. Mengetahui kedalaman kolam Dharma Wanita ITS menggunakan alat totalm
a
station t
i
2. Mengetahui luas dan volume kolam Dharma Wanita ITS
k
a
P
h
.

1 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

1.3. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan praktikum “Pengukuran Volume Kolam Menggunakan
Total Station” di kolam Dharma Wanita ITS merupakan praktikum pra survey
hidrografi diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa L
a
mengenai sejarah perkembanagn teknologi Pengukuran Bathimetri serta dapat b
o
memetakan dan mengetahui luasan, volume serta kedalaman dari kolam Dharma r
a
Wanita ITS
t
o
r
i
u
m

G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
r
o
g
r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

2 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidrografi L
a
Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa Inggris ‘hydrography’. Secarab
o
etimologis, ‘hydrography’ berasal dari kata sifat dalam bahasa Prancis abad pertengahanr
hydrographique’ yaitu kata yang berhubungan dengan sifat dan pengukuran badan air,a
t
misalnya kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online, 2004 dalam Poerbandono dano
r
Djunarsiah,2005). Sedangkan Batimetri berasal dari bahasa Yunani : βαθυς, berartii
u
"kedalaman", dan μετρον, berarti "ukuran". Batimetri adalah ilmu yang mempelajarim
kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau.G
Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-e
o
garis kontor (contour lines) yang disebut kontur kedalaman (depth contours ataus
p
isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaana
s
yang merupakan hasil akhir yang diharapkan dalam penyusunan laporan Surveii
a
Hidrografi ini. Hingga sekitar akhir 1980-an, kegiatan hidrografi utamanya didominasil
oleh survei dan pemetaan laut untuk pembuatan peta navigasi laut (nautical chart) danP
r
survei untuk eksplorasi minyak dan gas bumi. o
g
Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjaminr
a
keselamatan pelayaran, seperti kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, garis pantai,m
alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan hidrografiS
juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang mendukungt
u
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. d
i
Definisi akademik untuk terminologi hidrografi, dikemukakan pertama kali oleh
T
International Hydrographic Organization (IHO) pada Special Publication Number 32e
k
(SP-32) tahun 1970 dan Group of Experts on Hydrographic Surveying and Nauticaln
Charting dalam laporannya pada Second United Nations Regional Cartographici
k
Conference for the Americas di Mexico City tahun 1979. IHO mengemukakan bahwa
G
hidrografi adalah ‘that branch of applied science which deals with measurement ande
o
description of physical features of the navigable portion of earth’s surface andm
a
adjoining coastal areas, with special reference to their use for the purpose oft
navigation’. Group of Experts on Hydrographic Surveying and Nautical Chartingi
k
mengemukakan bahwa hidrografi adalah ‘the science of measuring, describing, anda
P
h
.

3 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

depicting nature and configuration of the seabed, geographical relationship to


landmass, and characteristics and dynamics of the sea’. Perkembangan hidrografi juga
mengakibatkan perubahan definisi hidrografi yang oleh IHO didefinisikan sebagai ‘that
branch of applied sciences which deals with the measurement and description of theL
a
features of the seas and coastal areas for the primary purpose of navigation and allb
o
other marine purposes and activitie including -inter alia- offshore activities, research,r
a
protection of the environment and prediction services’
t
Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Pengukurano
r
kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounderi
u
dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengirimanm
dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini,G
pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-samae
o
dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jeniss
p
lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom profilers). Pada pengaplikasiana
s
Hidrografi untuk membuat peta batimetri diperlukan survei lokasi pantai terlebihi
a
dahulu, sehingga didapatkan data pengamatan pasang surut, posisi kapal (x,y) dan datal
kedalaman laut (z) serta pemetaan detil di sekitar pantai. Survei adalah kegiatanP
r
terpenting dalam menghasilkan informasi hidrografi. Adapun aktivitas utama surveio
g
hidrografi meliputi: r
a
a. Penentuan posisi (1) dan penggunaan sistem referensi (7) m
b. Pengukuran kedalaman (pemeruman) (2) S
t
c. Pengukuran arus (3)
u
d. Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) sedimen (4) d
i
e. Pengamatan pasut (5)
T
f. Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir) (6) e
k
Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajikan sebagain
informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam bentuk basis datai
k
kelautan.
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

4 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
Gambar 2. 1. Ilustrasi Sistem untuk Pemetaan Laut u
m
(sumber: Denny, 2007)
G
e
o
2.2. Pemetaan Batimetri s
p
Istilah batimetri (bathymetry) berasal dari bahasa yunani yang didefisinikan sebagaia
pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut, (pipkin et al, 1987). Poerbandono dans
i
Djunarsjah (2005), menjelaskan bahwa batimetri adalah proses penggambaran dasara
l
perairan sejak pengukuran, pengolahan, hingga visualisasinya. Batimetri perairanP
r
dangkal biasanya dapat dicirikan dari warna pada beberapa habitat, seperti daeraho
g
terlindung, daerah cukup terlindung, dan daerah terekspos atau tak terlindung (Green etr
al., 2000). a
m
Batimetri perairan dangkal sangat penting untuk studi morfologi dasar laut,
S
pengelolaan dan manajemen sumber daya zona pesisir. Selain itu informasi batimetrit
u
juga dapat digunakan dalam pembuatan peta lainnya, seperti pemetaan kondisi habitatd
i
karang. Pengetahuan tentang kedalaman air memungkinkan estimasi albedo dasar, yang
dapat meningkatkan kualitas pemetaan habitat (Mumby et al dalam Siregar dan Selamat,T
e
2010). Batimetri perairan dangkal biasanya dapat dicirikan dari warna beberapa habitatk
n
pada daerah terlindung, daerah cukup terlindung, dan daerah terekspos atau taki
k
terlindung (Green et al., 2000). Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pantulan cahaya
G
dari dasar laut di perairan dangkal dan kurangnya penyerapan cahaya tersebut padae
kolom perairan. o
m
Pengukuran kedalaman perairan dengan metode konvensional dilakukan dengana
t
menggunakan tali tambang yang telah terukur yang diturunkan dari kapal ke perairani
k
dengan pemberat. Namun sekarang ini metode pengukuran kedalaman telah berkembanga
P
h
.

5 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

yaitu dengan menggunakan sistem foto udara atau penginderaan jarak jauh dengan citra
satelit.

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m

G
Gambar 2. 2. Pemetaan Perairan Dangkal e
o
(sumber: http://www.jsk-trainingcenter.com, 2015) s
p
2.3. Penentuan Posisi a
Penentuan posisi titik dikelompokkan dalam dua metode, yaitu metode teristriss
i
dan metode ekstra-teristris. Metode teristris adalah suatu survei penentuan posisi titika
l
yang dilakukan dengan mengamati target atau objek yang terletak di permukaan bumi.P
r
Yang termasuk dalam metode teristris antara lain pengukuran triangulasi, poligon,o
g
pengikatan ke muka, dan pengikatan ke belakang. Dalam metode teristris tempat berdirir
alat ukur dan target memerlukan kondisi topografi sebagai berikut: a
m
a. Jarak kedua titik relatif pendek.
S
b. Kedua titik harus saling terlihat. t
u
c. Kedua titik harus terletak di tempat yang stabil, mudah dijangkau, mudahd
i
diidentifikasi, dan aman dari gangguan.
Langkah-langkah pemetaan teristris sebagai berikut: T
e
a. Persiapan, meliputi peralatan, perlengkapan, dan personil. k
n
b. Survei pendahuluan, yaitu melihat kondisi lapangan sebelum dilakukani
k
pengukuran. Tujuannya adalah untuk menentukan teknik pelaksanaan pengukuran
G
yang sesuai dan menentukan posisi kerangka peta yang representatif. e
c. Pelaksanaan pengukuran, meliputi kegiatan Pengukuran kerangka horisontal,o
m
Pengukuran kerangka vertikal, dan Pengukuran detil. a
t
d. Pengolahan data meliputi kegiatan Perhitungan kerangka peta dan Perhitungani
k
titik-titik detil. a
P
h
.

6 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

e. Penggambaran meliputi kegiatan Penggambaran kerangka peta, Penggambaran


detil, Penarikan kontur, dan Editing
Metode ekstra-teristris adalah suatu survei penentuan posisi titik yang dilakukan
dengan mengamati target atau objek yang terletak di ruang angkasa baik berupa bendaL
a
alam (bulan, bintang, matahari) maupun benda buatan manusia (satelit GPS, satelitb
o
Doppler). Untuk mengamati objek tersebut diperlukan peralatan khusus yangr
mempunyai kemampuan tinggi. Peralatan tersebut berupa alat pengukur suduta
t
(horisontal dan vertikal) dan alat penerima sinyal yang dipancarkan satelit, keduanyao
r
ditempatkan di atas titik yang akan ditentukan posisinya. i
u
m

G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
Gambar 2. 3. Pemetaan Terestris r
o
(sumber: flickr.com, 2009) g
r
2.4. Pengukuran Luas a
m
Luas suatu objek (tanah, bangunan, dan sebagainya) di peta merupakan luas pada
S
bidang datar (X, Y). Konsekuensinya luas objek yang dihasilkan lebih kecil dari padat
luas sebenarnya di lapangan. Metode yang dapat digunakan untuk mencari luas adalah: u
d
a. Metode koordinat i

Diketahui poligon tertutup dengan koordinat masing-masing titik poligonT


e
diketahui. k
n
b. Metode Grafis i
Metode grafis adalah metode yang paling sederhana untuk menghitungk
luas daerah adalah bantuan bujur sangkar (kertas grafik mm) dan segitiga. G
e
c. Metode Mekanis o
m
Cara lain yang digunakan untuk menghitung luas daerah yang tidaka
t
beraturan adalah dengan cara mekanis yaitu dengan alat yang dinamakani
dengan planimeter. Planimeter diletakkan di atas peta (gambar) yang akank
a
dihitung luasnya. Kemudian alat tersebut men-trace (mengikuti) batas wilayahP
h
.

7 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

yang akan diukur luasnya. Dengan konversi tertentu, maka luas akan dapat
dihitung. Ketelitian hasil sangat bergantung pada besar atau kecilnya skala
peta. Semakin besar skala petanya, akan semakin teliti hasil luasannya.
Sekarang ini sudah tersedia planimeter mekanik (manual) dan planimeterL
a
digital. b
o
r
a
2.5. Pengukuran Volume
t
Volume mempunyai dimensi kubik. Seringkali bentuk dasar perairan yang akano
r
dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentuk balok atau silinder.i
u
Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya dengan beberapam
metode. G
Galian dan timbunan berdimensi volume (meter kubik). Volume dapat diperolehe
o
secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. Galian dan timbunan untuks
p
keperluan teknik sipil dan perencanaan diperoleh melalui perolehan luas rata-rata galiana
s
atau timbunan di dua buah profil melintang yang dikalikan dengan jarak mendatar antarai
a
kedua profil melintang tersebut. l
Teknologi pengukuran dan pemetaan yang digunakan saat ini sudah sangatP
r
demikian berkembang. Survei lapangan dapat diperoleh secara cepat dan tepato
g
menggunakan perlatan Total Station atau GPS (Global Positioning System) dan diikutir
a
oleh sistem perekaman data yang dapat langsung diolah oleh komputer dan denganm
menggunakan berbagai macam perangkat lunak CAD dapat langsung disajikanS
informasi grafis beserta luas dan nilai galian timbunannya. Metode-metode untukt
u
mendapatkan volume adalah sebagai berikut: d
i
2.5.1. Metode Tampang (irisan) Melintang (Cross Section Method)
T
Metode tampang melintang dipakai hampir khusus untuk menghitung volumee
k
pada proyek-proyek konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya, jalan baja,n
i
dan kanal (saluran).
k
Dalam prosedur ini, setelah sumbu diberi pancang, profil tanah yang disebut
G
penampang melintang dibuat (tegak lurus pada sumbu, biasanya dengan selange
o
50 m
a
atau 100 ft. Pembuatan tampang melintang terdiri atas pengukuran elevasi-t
i
elevasi
k
a
P
h
.

8 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

tanah dan jaraknya yang bersangkutan secara orthogonal ke kiri dan ke kanan
sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasi-lokasi dimana perubahan lereng terjadi
untuk menentukan dengan teliti profil tanah. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan di
lapangan memakai sebuah alat sipat datar, rambu sipat datar dan pita ukur tanah.L
a
2.5.2. Metode Luas Satuan atau Lubang Galian Sumbang (Borrow Pit Method). b
o
Untuk mengetahui kualitas tanah, kerikil, batu atau material lain yang digali ataur
yang ditimbunkan pada sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dengan sipat a
t
datar lubang galian sumbang (borrow pit method). o
r
2.5.3. Metode Luas Garis Tinggi (Contour Area Method) i
u
Volume berdasarkan garis tinggi dapat diperoleh dari peta garis tinggi denganm
pengukuran luas memakai planimeter terhadap wilayah yang dibatasi masing-G
masing garis tinggi dan mengalikan luas perata garis tinggi yang berdampingane
o
dengan interval garis tinggi. s
p
a
s
2.6 Kontur i
a
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggianl
sama.Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi atau garis lengkungP
r
horisontal.Garis kontur + 25 m artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yango
g
mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
Gambar 2. 4. Pembentukan Garis Kontur dengan Proyeksi Tegak Bidang Datar i
k
(sumber: www.slideshare.net)
G
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Indekse
o
kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval konturm
a
tertentu. Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah: t
i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter , atau i
k
i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter a
P
h
.

9 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

2.6. Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan
bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakanL
24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alata
b
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu.o
r
Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Unia
t
Eropa, IRNSS India. o
r
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan namai
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalahu
m
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
G
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS e
o
a. Bagian-bagian GPS s
p
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yanga
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tigas
i
bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagiana
l
pengguna. P
r
 Bagian Kontrol o
g
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapatr
berada sedikit di luar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi,am
ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian
S
kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasit
u
yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akand
i
di kirimkan kepada alat navigasi kita.
T
 Bagian angkasa e
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbitk
n
bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit inii
k
diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima
G
paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewatie
o
awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung.m
Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasia
t
‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-i
k
masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanyaa
P
h
.

10 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi


sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat
navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan
digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit jugaL
a
akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebihb
o
dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuatr
dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisia
t
matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada dio
r
garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi mataharii
u
terbenam/terbit). m
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasiG
berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutane
o
L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi.s
p
Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz.a
s
Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum. i
a
 Bagian Pengguna l
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akanPr
memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alato
g
navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximater
a
location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemerism
dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkanS
t
koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikitu
sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titikd
i
(tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
T
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alate
k
navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalahn
i
koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yangk
diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat
G
posisinya dengan lebih tepat. e
o
b. Metode Penentuan Posisi dengan GPS m
a
Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS adalah reseksit
(pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultanik
ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikana
P
h
.

11 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z atau j,l,h) yang dinyatakan dalam datum WGS
(World Geodetic System) 1984, sedangkan inggi yang diperoleh adalah tinggi
ellipsoid. Adapun pengelompokan metode penentuan posisi dengan GPS berdasarkan
mekanisme pengaplikasiannya dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 2.1). L
a
Tabel 2.1 Metode Penentuan Posisi dengan GPS b
o
Metode Absolute Differensial Titik Receiver r
a
(1 receiver) (min 2 receiver) t
o
Static v v Diam Diam r
i
u
Kinematik v v Bergerak Bergerak m

G
Rapid static v Diam Diam (singkat) e
o
s
Pseudeo kinematik v Diam Diam & bergerak p
a
s
Stop and go v Diam Diam & bergerak i
a
l
P
r
o
g
r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

12 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Lokasi Pelaksaan L


a
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada: b
o
Hari, tanggal : 27 September 2018 r
a
Lokasi : Danau deket Gedung Dharma Wanita ITS, Sukolilo, Surabaya
t
o
r
i
u
m

G
e
o
s
p
a
s
Gambar 3. 1. Lokasi Praktikum i
a
(sumber: Google Earth, 2017) l
P
3.2 Alat dan Bahan r
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: o
g
- Statif r
a
- Paku Payung m

- Total station S
t
- Prisma u
- Alat tulis d
i
- Payung
T
- Receiver GPS Geodetic Dual Frequency Topcon HiperPro e
k
- Kabel download n
i
- Charger k
- Laptop G
- Software pengolah data pengukuran e
o
- Google Earth m
a
t
i
2.2.1. Spesifikasi Alat k
a
P
h
.

13 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Dalam praktikum ini, kami menggunakan beberapa hardware dan


software untuk membantu pekerjaan baik dalam pengamatan maupun
pengolahan data dengan rincian sebagai berikut :
a. Hardware L
a
- Total Station b
o
r
a
t
o
r
i
u
m

G
e
o
s
p
a
Gambar 3. 2. Total Station s
i
Tabel 3. 1. Spesifikasi Total Station a
l
Telescope P
r
Length 150 Millimeters o
g
Objective Lens Diameter 45mm (EDM:50mm) r
a
Magnification 30x m
Image Erect
S
Field of View 1°30 t
u
Resolve Power 3" d
i
Min. Focus Distance 1.3 meters
T
Measurement Range e
k
1 Prism 6560 ft, 2000 meters n
i
3 Prism 8856 ft, 2700 meters k
Measuring Accuracy G
e
Prism Mode ±(2mm + 2ppm x D)m.s.e. fine, N/A o
1mm: 1.2sec. (Initial 4sec.) fine, 0.2sec. (Initial 3sec.) m
Measurement Time a
coarse, N/A t
i
Angle Measurement k
a
P
h
.

14 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Method Absolute Reading


Detection 2 horizontal, 1 vertical
Minimum reading 5”/1”, 1/5 mgon
Tilt Correction L
a
Type Automatic Vertical and Horizontal compensator b
o
Method Liquid surface reflective profile sensor reading type r
a
Compensating Range ±3' t
o
Correction Unit 1 arc sec, N/A r
i
Computer Unit u
m
Display 2 screen, dot matrix graphic LCD display
G
Power e
o
9 hours including distance measurement , 40 Angle s
Approximate battery life
measurement only p
a
s
i
- Prisma a
l
P
r
o
g
r
Gambar 3. 3. Prisma a
m

S
- Statif t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
Gambar 3. 4. Alat Statif a
P
h
.

15 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

- GPS Geodetik

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m

G
e
Gambar 3. 5. TOPCON Hiper Pro o
s
Tabel 3. 2. Spesifikasi TOPCON Hiper Pro p
a
Spesifikasi s
Deskripsi i
a
40channelterintegrasidenganGPS+receiver/anten l
P
SpesifikasiPelacakan na dengan antarmuka MINTER r
Saluran Pelacakan, standar 40 L1 GPS (20 GPS L1 + L2 o
g
Saluran Pelacakan, opsional
padahariCinderella) 20 GPS L1 + L2(GD), GPS L1, GLONASS r
a
(GG), m
Sinyalyangdilacak L1/L2/C/Aand
20 GPS L1 + L2PCode &Carrierand
+GLONASS (GGD)GLONASS
S
SpesifikasiHasil t
Statik, Rapid Statik H:3 mm+ 0.5 ppm u
d
V:5 mm+ 0.5 i
RTK H:10ppm
mm+ 1 ppm T
e
V:15 mm+ 1 k
SpesifikasiDaya ppm n
i
Baterai Internal Lithium-Ion batteries, bertahan sampai k
14+ G
Daya eksternal 6jamoperasi(10
voltuntukDC e
o
Daya yangdigunakan Kurangdari4.2 watt
hrsTX) m
SpesifikasiAntena GPS a
t
AntenaGPS/GLONASS Terintegrasi i
SpesifikasiAntena GPS k
a
Bidangtanah Terintegrasidatardengan bidangtanah P
h
.

16 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Antenaradio Center-mountUHF Antenna


SpesifikasiRadio
Tiperadio InternalTx/Rx UHF
Daya yangdikeluarkan
(rentangfrekuensiyangdipilih) 1.0W/0.25W(dapatdipilih)
L
KomunikasiNirkabel a
b
Komunikasi Bluetooth™ versi1.1 comp o
I/O r
a
Portkomunikasi 2x serial (RS232) t
Selain sinyalI/O 1 pps,Eventmaker o
r
i
u
b. Software m
- Ms. Excel
G
Spesifikasi dan batasan-batasan baik data yang dapat diolah maupun fitur dan menue
o
yang ada pada Microsoft Office Excel. Kita akan mengelompokkanya ke dalam 5s
p
bagian, yaitu : a
s
- Worksheet and workbook specifications and limits i
a
- Calculation specifications and limits
l
- Charting specifications and limits P
r
- PivotTable and PivotChart report specifications and limits o
g
- Shared workbook specifications and limits r
a
Berikut ini adalah keterangan detailnya dari masing-masing bagian tersebut. m
Tabel 3. 3. Spesifikasi Microsoft Excel S
t
FEATURE MAXIMUM LIMIT u
d
Open workbooks Limited by available memory and system resources i

Worksheet size 1,048,576 rows by 16,384 columns T


e
Column width 255 characters k
n
Row height 409 points i
k
Page breaks 1,026 horizontal and vertical G
e
Total number of characters that a o
m
cell can contain 32,767 characters a
t
Characters in a header or footer 255 i
k
Sheets in a workbook Limited by available memory (default is 3 sheets) a
P
h
.

17 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

16 million colors (32 bit with full access to 24 bit color


Colors in a workbook spectrum)

Named views in a workbook Limited by available memory


L
Unique cell formats/cell styles 64,000 a
b
Fill styles 256 o
r
a
Line weight and styles 256 t
o
Unique font types 1,024 global fonts available for use; 512 per workbook r
i
Between 200 and 250, depending on the languageu
m
Number formats in a workbook version of Excel that you have installed
G
Names in a workbook Limited by available memory e
o
s
Windows in a workbook Limited by available memory
p
a
Hyperlinks in a worksheet 66,530 hyperlinks s
i
Panes in a window 4 a
l
Linked sheets Limited by available memory P
r
Limited by available memory; a summary report showso
g
Scenarios only the first 251 scenarios r
a
m
Changing cells in a scenario 32
S
Adjustable cells in Solver 200 t
u
Custom functions Limited by available memory d
i
Zoom range 10 percent to 400 percent
T
Reports Limited by available memory e
k
n
Sort references 64 in a single sort; unlimited when using sequential sortsi
k
Undo levels 100
G
Fields in a data form 32 e
o
Workbook parameters 255 parameters per workbook m
a
t
Filter drop-down lists 10,000 i
k
a
P
h
.

18 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Charting specifications and limits


FEATURE MAXIMUM LIMIT

Charts linked to a worksheet Limited by available memory


L
Worksheets referred to by a chart 255 a
b
Data series in one chart 255 o
r
a
Data points in a data series for 2-D charts 32,000 t
o
Data points in a data series for 3-D charts 4,000 r
i
Data points for all data series in one chart 256,000 u
m
PivotTable and PivotChart report specifications and limits
G
FEATURE MAXIMUM LIMIT e
o
PivotTable reports on a sheet Limited by available memory s
p
a
Unique items per field 1,048,576 s
i
Row or column fields in a PivotTable report Limited by available memory a
l
Report filters in a PivotTable report 256 (may be limited by available memory)P
r
Value fields in a PivotTable report 256 o
g
r
Calculated item formulas in a PivotTable report Limited by available memory a
m
Report filters in a PivotChart report 256 (may be limited by available memory)
S
Value fields in a PivotChart report 256 t
u
Calculated item formulas in a PivotChart report Limited by available memory d
i
Length of the MDX name for a PivotTable item 32,767
T
e
Length for a relational PivotTable string 32,767 k
n
Shared workbook specifications and limits i
k
FEATURE MAXIMUM LIMIT
G
Users who can open and share ashared e
o
workbook at the same time 256 m
a
Personal views in a shared workbook Limited by available memory t
i
Days that change history is maintained 32,767 (default is 30 days) k
a
P
h
.

19 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Workbooks that can be merged at one time Limited by available memory

Cells that can be highlighted in a shared


workbook 32,767
L
Colors used to identify changes made by 32 (each user is identified by a separate color;a
b
different users when change highlighting is changes made by the current user areo
r
turned on highlighted with navy blue) a
t
o
r
- AutoCAD Land Desktop i
u
Tabel 3. 4. Spesifikasi Software AutoCad Land Desktop 2009
m

Sistem Operasi : Windows XP Professional, Windows XP Home, Windows


G
e
2000, Windows NT 4.0 withService Pack 6a or later o
s
Situs Web : Microsoft Internet Explorer 6.0 p
Prosesor : Pentium III or later, 500 Mhz (minimal), 800 Mhz a
s
(rekomendasi) i
a
RAM : 256 MB (recommended) l
P
Video : 1024 x 768 VGA with True Color (minimal), 1280 x 1024
r
o
(rekomendasi) g
r
Hard Disk : Installation 550 MB a
Penunjuk Perangkat : Mouse, trackball, or other device m

Ruang CD : Any speed (for installation only) S


t
Pilihan Perangkat Keras : Open GL-compatible 3D video card, Printer or plotter, u
d
Digitizer, Modem or access to an Internet connection i

T
e
- Topcon Tools
k
Tabel 3. 5. Spesifikasi Perangkat Lunak TOPCON Tools n
i
Spesifikasi k
Sistemyang dibutuhkan
G
OS MicrosoftWindows®XP/Vista e
Processor Sesuia dengan Intel®Pentium® 1 GHzatau yanglebih o
m
RAM
cepat 512 MB (direkomendasikan 1 GB) a
RuangHard-disk 300 MB ruangHard-diskyangtersedia t
Grafik 17” atau monitoryanglebih besar, menampilkan i
k
256warna a
P
h
.

20 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

CDRom Dibutuhkan
Konektifitas PortUSB2 untuk kuncihardware

3.3 Tahapan Pelaksanaan


L
3.3.1. Pengukuran GPS a
b
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran GPS. Terdapat dua GPSo
r
geodetik yang digunakan yaitu GPS yang digunakan sebagai rover dan base.a
Base berada di Gedung Rektorat ITS dan rover berada di titik yang ada di lokasit
o
praktikum yaitu Danau dekat Gedung Dharma Wanita ITS. Perekaman tiap titikr
i
yang dijadikan rover dilakukan setiap setengah jam. Metode yang digunakanu
m
dalam pengukuran GPS ini adalah metode Radial.
G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
r
o
g
r
a
m

S
t
u
d
i
Gambar 3. 6. Pengukuran GPS T
e
3.3.2. Pengukuran Kedalaman
k
Pengukuran kedalaman yang dilakukan pada praktikum ini adalahn
i
dengan menggunakan alat Total Station. Pengukuran kedalaman dilakukan darik
ujung kolam ke ujung kolam lainnya dengan beberapa titik sample. G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

21 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
Gambar 3. 7. Pengukuran dengan Total Station G
3.3.3. Pengukuran Luas e
o
Teknik pengukuran luas dilakukan dengan terlebih dahulu mencaris
p
jarak, sudut, koordinat x, dan koordinat y pada pengukuran kolam. Dataa
s
pengukuran luas ini nantinya digunakan untuk keperluan pengukuran volume. i
a
3.3.4. Pengukuran Volume l
Teknik pengukuran volume dengan menambahkan nilai z dari hasilP
r
kedalaman yang didapatkan dari pengukuran sebelumnya dan dilakuakn proseso
g
modeling volume kolam dengan data yang telah diperoleh lalu didapatkanr
a
volume perkiraan kolam yang diukur. m

S
1.4 Diagram Alir Pelaksanaan t
u
Diagram alir pelaksaan dalam praktikum ini tergambar pada halaman 20d
i
berikut ini:
T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

22 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Mulai

L
a
Perencanaan b
o
r
a
t
Tidak Lokasi Metode Peralatan o
r
i
u
m
Persiapan
G
Ya e
o
s
Orientasi Lapangan Alat dan Bahan Tidak p
a
s
i
a
Pelaksanaan l
P
Ya r
o
Pengukuran dan g
Tidak Pemasangan Titik r
Pengamatan
a
m

S
Pengolahan Data t
Ya u
d
i
Pengolahan Data Pengolahan Data
Tidak
GPS Total Station T
e
k
n
Penyajian Data i
k
Ya
G
Laporan e
o
m
a
t
Selesai i
k
a
Gambar 3. 8. Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum P
h
.

23 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Keterangan diagram alir yaitu sebagai berikut:


1. Tahap Perencanaan
 Lokasi
Melakukan pemilihan lokasi yang akan dijadikan praktikum. Lokasi yang dipilihL
a
kelompok kami dalam praktikum ini adalah Danau dekat Gedung Dharmab
o
Wanita ITS. r
a
 Metode t
Pada praktikum ini digunakan dua alat yaitu GPS dan Total Station. Metodeo
r
yang digunakan dalam pengukuran GPS adalah metode Radial dimana ada GPSi
u
yang diletakkan di base dan rover. Sedangkan, Total Station digunakan untukm
mengukuran luas dan volume dari danau. G
e
 Peralatan o
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi GPS geodetik dan Totalsp
Station. a
s
2. Tahap Persiapan : i
a
 Orientasi lapangan l
P
Melakukan survei pendahuluan untuk melihat lokasi pelaksanaan praktikumr
o
yang akan dilakukan. g
r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
Gambar 3. 9. Orientasi Lapangan k
n
 Alat dan Bahan i
k
Alat yang digunakan dalam praktikum telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya
G
yaitu sebagai berikut: e
o
- Statif m
- Paku Payung a
t
- Total station i
k
- Prisma a
P
h
.

24 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

- Alat tulis
- Payung
- Receiver GPS Geodetic Dual Frequency Topcon HiperPro
- Kabel download L
a
- Charger b
o
- Laptop r
a
- Software pengolah data pengukuran t
- Google Earth o
r
3. Tahap Pelaksanaan i
u
 Pemasangan Titik m

Titik-titik yang digunakan dalam praktikum ini berada disekitar areaG


e
pengamatan yaitu Danau dekat Gedung Dharma Wanita. Penandaan titik-titiko
s
dilakukan dengan menggunakan paku payung. p
 Pengukuran dan Pengamatan a
s
Praktikum ini menggunakan dua alat ukur yaitu GPS Geodetik dan Totali
a
Station. GPS Geodetik yang digunakan sebanyak tiga buah. Denganl
P
menggunakan metode Radial, base terletak di Gedung Rektorat ITS dan roverr
o
terletak di tempat berdiri alat dan titik lainnya. Alat Total Station digunakang
untuk mengukur kedalaman danau untuk kemudian diolah agar mendapatkanr
a
luas dan volume dari danau tersebut. Ada beberapa titik sampel yang diukurm
dalam praktikum ini yaitu detail dalam danau sebanyak 33 titik, sampelS
t
volume sebanyak 13 titik, dan sampel luar danau sebanyak 13 titik. u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
Gambar 3. 10. Pencatatan dan Pembuatan Sketsa P
h
.

25 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
Gambar 3. 11. Sketsa Pengukuran Lapangan m
4. Pengolahan Data
G
Setelah melakukan pengukuran dan pengamatan kemudian dilakukan pengolahan datae
o
pengukuran yaitu data GPS dan Total Station. Pengolahan data tersebut menggunakans
p
beberapa software diantaranya Topcon Tools, AutoCAD, dan program pengolaha
angka Microsoft Excel. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh kedalaman,si
luas, dan volume danau. a
l
5. Penyajian Data P
r
Setelah selesai melakukan pengolahan data tahap selanjutnya adalah melakukano
g
penyajian data hasil praktikum kedalam laporan praktikum. r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

26 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengambilan data L


a
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat total station Topcon, prisma, b
o
statif, GPS geodetik, meteran. Data-data yang diambil adalah data koordinat existing r
a
dari danau tersebut.
t
Data yang diperoleh dengan metode sederhana, dimana menggunakan 2 BM sebagai o
r
acuan dan berdiri di salah satu titik untuk melakukan pengukuran danau. 2 titik BM i
u
yang di pasang di ukur dengan menggunakan gps geodetik selama setengah jam untuk m
di dapatkan koordinatnya. G
e
o
4.2. Data Pengukuran s
p
4.2.1. Data Hasil Pengukuran a
s
Data hasil pengukuran danau dekat Gedung Dharma Wanita ITS yang telahi
a
dilakukan adalah seperti di bawah ini: l
P
Tabel 4. 1. Data Hasil Pengukuran
r
NO. NORTHING EASTHING ELEVATION NAMA TITIK o
g
1 9193920.013 698261.5244 0.13472311 BS r
a
2 9193919.742 698260.1162 -0.195542218 DN m

3 9193915.939 698258.8023 -0.007303774 DN S


t
4 9193912.467 698257.2596 -0.194993939 DN u
d
5 9193908.176 698254.9662 -0.34474306 DN i
6 9193905.574 698251.0265 -0.253498802 DN
T
7 9193908.568 698242.6511 -0.431831909 DN e
k
8 9193910.773 698238.8494 -0.187823392 DN n
i
9 9193911.313 698239.0256 -0.30136449 DN k
10 9193911.853 698238.6547 -0.127227158 DN G
e
11 9193920.055 698243.9925 -0.413676922 DN o
12 9193922.218 698240.3545 -0.232914501 DN m
a
13 9193932.426 698245.6753 -0.190464759 DN t
i
14 9193930.056 698250.0859 -0.321844961 DN k
a
P
h
.

27 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

NO. NORTHING EASTHING ELEVATION NAMA TITIK


15 9193930.518 698251.2258 -0.440598808 DN
16 9193929.785 698253.8051 -0.413944131 DN
17 9193928.252 698256.1691 -0.169312862 DN L
a
18 9193926.617 698258.9589 -0.128819757 DN b
o
19 9193924.616 698258.2085 -0.018311321 DN r
a
20 9193922.244 698257.0815 -0.074206682 DN t
o
21 9193921.671 698257.0309 -0.263987048 DN r
i
22 9193921.038 698258.4715 -0.194590437 DN
u
23 9193920.134 698259.683 -0.312149756 DN m

24 9193926.189 698251.93 0.55428742 DN G


e
25 9193926.2 698251.9096 0.555793409 DN o
s
26 9193925.159 698253.6401 -0.180526771 DN p
a
27 9193924.12 698252.4201 -0.162551031 DN s
i
28 9193924.203 698251.2077 -0.129139219 DN a
29 9193925.687 698250.0807 -0.236671423 DN l
P
30 9193926.962 698250.8655 -0.13904758 DN r
o
31 9193927.379 698252.5126 -0.193064308 DN g
r
32 9193926.522 698253.2945 -0.03207486 DN a
m
33 9193927.711 698253.7863 -0.64105422 VD
S
34 9193925.146 698254.9266 -0.509856816 VD t
35 9193923.17 698253.4856 -0.630258868 VD u
d
36 9193923.157 698249.9166 -0.710632304 VD i

37 9193920.545 698249.6984 -0.153521381 DN T


e
38 9193921.297 698248.8521 -0.400368142 DN k
n
39 9193918.841 698251.4554 -0.653305039 VD i
k
40 9193925.383 698264.3513 0.299031022 DN
G
41 9193926.704 698263.1421 0.289450528 DN e
42 9193932.996 698251.7268 0.246943548 DN o
m
43 9193930.22 698249.8819 0.235120732 DN a
t
44 9193932.623 698245.4467 0.300466391 DN i
k
45 9193922.117 698240.0321 0.288508466 DN a
P
h
.

28 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

NO. NORTHING EASTHING ELEVATION NAMA TITIK


46 9193919.961 698243.6126 0.248093925 DN
47 9193911.575 698238.4984 0.113836166 DN
48 9193911.176 698238.8912 0.113500139 DN L
a
49 9193905.615 698253.7628 -0.125687671 DN b
o
50 9193912.43 698257.5075 -0.116408822 DN r
a
51 9193918.242 698260.9348 -0.094594736 DN t
o
52 9193924.793 698264.3188 0.099650668 DN r
i
53 9193908.322 698254.0618 -0.76209077 VD
u
54 9193912.657 698255.7372 -0.792233758 VD m

55 9193917.433 698257.7822 -0.683587979 VD G


e
56 9193917.452 698257.7037 -0.68314624 VD o
s
57 9193930.81 698247.6352 -0.967110114 VD p
a
58 9193927.244 698244.2252 -1.034346406 VD s
i
59 9193922.806 698242.2082 -1.099399511 VD a
60 9193915.999 698242.0634 -0.782216835 VD l
P
61 9193922.69 698239.4171 0.120666376 FS r
o
62 9193922.656 698239.421 0.092305506 FS g
r
a
m

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, terdapat 62 titik yang diambil untuk memperolehSt
hasil pengukuran pada praktikum ini. Titik tersebut tersebar di sepanjang kolam yangu
d
akan berguna untuk mendapatkan luas dan volume dari danau tersebut. Dari hasili
pengukuran tersebut kemudian dilakukan plotting dengan menggunakan softwareT
e
AutoCAD untuk mendapatkan memperoleh gambaran dari pengukuran yang telahk
n
dilakukan. i
4.2.2. Data Koordinat GPS k

Hasil pengukuran GPS adalah sebagai berikut: G


e
Tabel 4. 2. Hasil Pengukuran GPS o
m
Nama Titik NORTH EAST a
t
1 9193922.656 698258.783 i
2 9193904.829 698251.436 k
a
P
h
.

29 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

4.3. Plotting Hasil Pengukuran


Hasil dari perhitungan pengambilan titik Danau diplotting dengan menggunakan
software AutoCad Land Desktop sehingga didapatkan hasil seperti berikut : L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m

G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
r
o
g
r
a
Gambar 4. 1. Hasil Plotting Pengukuran m

62 titik yang telah diambil dan data koordinat yang didapat kemudian di plot diS
t
AutoCAD hingga mendapatkan gambaran seperti Gambar 4.1. di atas. Gambar tersebutu
d
merupakan hasil dari pengukuran yang terdiri dari sampel dalam danau, kedalaman danau,i
dan luar danau
T
e
k
4.4. Luas dan Volume n
i
Hasil plotting tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan hasil dari k
volume kolam berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan. Hasil dari data G
pengukuran volume berupa satuan m. Berdasarkan hasil perhitungan dalam software, e
o
didapatkan hasil dalam bentuk report yang tertera dibawah ini. Berdasarkan hasil m
a
pengolahan data didapatkan, elevasi maksimum yaitu 0.55 m, elevasi minimum yaitu - t
i
1.09 m. Luas yang didapatkan yaitu 372.02 m2. Volume (cut) sebesar 1.505 cu.m, dan k
a
fill sebesar 206.169 cu.m, serta NET sebesar 204.664 cu.m. P
h
.

30 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan L
a
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: b
o
a. Kolam Dharma Wanita ITS memiliki kedalaman minimal sebesar -1.09 meter danr
kedalaman maksimal sebesar 0.55 meter. a
t
b. Kolam Dharma Wanita ITS memiliki luasan 372.02 m dan volume sebesaro
2
r
204.664 cu.m i
u
m
5.2 Saran G
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya berkaitan denganeo
pengukuran kolam yaitu pengukuran sejenis ini yaitu untuk pengukuran volume kolams
p
yang luas sebaiknya menggunakan peralatan yang dapat menjangkau area tengaha
s
kolam agar hasil lebih akurat lagi. i
a
l
P
r
o
g
r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

31 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S. (2006). Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Denny, J., Schwab, W., dkk. 2007. USGS Advances in Integrated, High-Resolution Sea-Floor
Mapping: Inner Continental Shelf to Estuaries.L
a
(https://www.researchgate.net/figure/269145579_fig2_Figure-2-Illustration-of-the-
b
systems-used-to-define-the-surficial-sediment-distribution, diakses pada tanggal 9o
Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). r
a
Flickr.com. 2009. Geodetic Survey in the U.S. Virgin Islands.to
(https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Geodetic_Survey_in_the_U.S._Virgin_Islandr
s.jpg, diakses pada 10 Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). i
u
m
Google. 2017. Google Earth. (https://earth.google.com/web/, diakses pada tanggal 10 Oktober
2017 pada pukul 19.00 WIB). G
e
Green, E.P., P.J. Mumby, dan A.J. Edwards. 2000. Mapping bathymetry. h. 219- 234. In A.J.o
Edwards (Ed.), Remote Sensing Handbook for Tropical Coastal Management. Coastalsp
Management Sourcebook 3. UNESCO, Paris. a
s
Nurjati, Chatarina. 2004. Modul Ajar: Ilmu Ukur Tanah 1. Surabaya : Institut Teknologii
a
Sepuluh Nopember. l
P
Pipkin, B.W., Gorsline, R.E. casey dan D.E. Hammond, 1987. Laboratory Exercises inr
Oceanography. Second Edition. W.H. Freeman and Company. New York. o
g
Poerbandono dan Djunarsiah, 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung r
a
m
PT. Jelajah Survey Konsultan. 2015. Kombinasi Garmin GPSMap 421 dengan RTK-GPS
Javad Triumph 1 untuk Survey Batimetri. (http://www.jsk-S
trainingcenter.com/2015/09/kombinasi-garmin-gpsmap-421-dengan-rtk.html, diaksest
u
pada 9 Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). d
i
Sasongko, Wawing. 2013. GPS – Global Positioning System.
(http://wawingsasongko.staff.ub.ac.id/gps-global-positioning-system/. Diakses pada 4T
e
Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) k
n
Sutari, C. 2013. Teknik Pengukuran Kedalaman.i
(https://www.scribd.com/document/193899691/Teknik-Pengukuran-Kedalaman-pdf. k
Diakses pada 4 Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) G
e
Volt, A. Galian dan Timbunan. (https://www.academia.edu/18735305/Galian_and_timbunan.o
Diakses pada 4 Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) www.slideshare.com. Garism
a
kontur. (https://www.slideshare.net/cabangpgrimajalaya/garis-kontur, diakses pada 10t
Oktober 2017 pada pukul 19.00 WIB). i
k
a
P
h
.

32 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m

G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
LAMPIRAN r
o
g
r
a
m

S
t
u
d
i

T
e
k
n
i
k

G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.

33 0
3
1

Anda mungkin juga menyukai