i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum pengukuran volume kolam di ITS untuk
mata kuliah survey hidrografi dan menyelesaikan laporan praktikum survey hidrografi dengan
tepat waktu.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan
baik secara moral dan materi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Danar Guruh Pratomo, S.T., M.T., Ph.D selaku dosen pengajar mata kuliah
Survey Hidrografi.
2. Bapak Khomsin, S.T., M.T. dan Bapak Akbar Kurniawan, S.T. selaku dosen
responsi mata kuliah Survey Hidrografi.
3. Serta mahasiswa Teknik Geomatika yang ikut membantu dalam menyelasikan
laporan ini.
Demikian laporan ini dibuat, penulis sadar bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isi, oleh karena itu penulis memohon maaf
atas kekurangan tersebut dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar bisa
digunakan penulis untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan
ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
1.3. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan praktikum “Pengukuran Volume Kolam Menggunakan
Total Station” di kolam Dharma Wanita ITS merupakan praktikum pra survey
hidrografi diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa L
a
mengenai sejarah perkembanagn teknologi Pengukuran Bathimetri serta dapat b
o
memetakan dan mengetahui luasan, volume serta kedalaman dari kolam Dharma r
a
Wanita ITS
t
o
r
i
u
m
G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
2 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidrografi L
a
Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa Inggris ‘hydrography’. Secarab
o
etimologis, ‘hydrography’ berasal dari kata sifat dalam bahasa Prancis abad pertengahanr
hydrographique’ yaitu kata yang berhubungan dengan sifat dan pengukuran badan air,a
t
misalnya kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online, 2004 dalam Poerbandono dano
r
Djunarsiah,2005). Sedangkan Batimetri berasal dari bahasa Yunani : βαθυς, berartii
u
"kedalaman", dan μετρον, berarti "ukuran". Batimetri adalah ilmu yang mempelajarim
kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau.G
Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-e
o
garis kontor (contour lines) yang disebut kontur kedalaman (depth contours ataus
p
isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaana
s
yang merupakan hasil akhir yang diharapkan dalam penyusunan laporan Surveii
a
Hidrografi ini. Hingga sekitar akhir 1980-an, kegiatan hidrografi utamanya didominasil
oleh survei dan pemetaan laut untuk pembuatan peta navigasi laut (nautical chart) danP
r
survei untuk eksplorasi minyak dan gas bumi. o
g
Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjaminr
a
keselamatan pelayaran, seperti kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, garis pantai,m
alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan hidrografiS
juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang mendukungt
u
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. d
i
Definisi akademik untuk terminologi hidrografi, dikemukakan pertama kali oleh
T
International Hydrographic Organization (IHO) pada Special Publication Number 32e
k
(SP-32) tahun 1970 dan Group of Experts on Hydrographic Surveying and Nauticaln
Charting dalam laporannya pada Second United Nations Regional Cartographici
k
Conference for the Americas di Mexico City tahun 1979. IHO mengemukakan bahwa
G
hidrografi adalah ‘that branch of applied science which deals with measurement ande
o
description of physical features of the navigable portion of earth’s surface andm
a
adjoining coastal areas, with special reference to their use for the purpose oft
navigation’. Group of Experts on Hydrographic Surveying and Nautical Chartingi
k
mengemukakan bahwa hidrografi adalah ‘the science of measuring, describing, anda
P
h
.
3 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
4 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
Gambar 2. 1. Ilustrasi Sistem untuk Pemetaan Laut u
m
(sumber: Denny, 2007)
G
e
o
2.2. Pemetaan Batimetri s
p
Istilah batimetri (bathymetry) berasal dari bahasa yunani yang didefisinikan sebagaia
pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut, (pipkin et al, 1987). Poerbandono dans
i
Djunarsjah (2005), menjelaskan bahwa batimetri adalah proses penggambaran dasara
l
perairan sejak pengukuran, pengolahan, hingga visualisasinya. Batimetri perairanP
r
dangkal biasanya dapat dicirikan dari warna pada beberapa habitat, seperti daeraho
g
terlindung, daerah cukup terlindung, dan daerah terekspos atau tak terlindung (Green etr
al., 2000). a
m
Batimetri perairan dangkal sangat penting untuk studi morfologi dasar laut,
S
pengelolaan dan manajemen sumber daya zona pesisir. Selain itu informasi batimetrit
u
juga dapat digunakan dalam pembuatan peta lainnya, seperti pemetaan kondisi habitatd
i
karang. Pengetahuan tentang kedalaman air memungkinkan estimasi albedo dasar, yang
dapat meningkatkan kualitas pemetaan habitat (Mumby et al dalam Siregar dan Selamat,T
e
2010). Batimetri perairan dangkal biasanya dapat dicirikan dari warna beberapa habitatk
n
pada daerah terlindung, daerah cukup terlindung, dan daerah terekspos atau taki
k
terlindung (Green et al., 2000). Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pantulan cahaya
G
dari dasar laut di perairan dangkal dan kurangnya penyerapan cahaya tersebut padae
kolom perairan. o
m
Pengukuran kedalaman perairan dengan metode konvensional dilakukan dengana
t
menggunakan tali tambang yang telah terukur yang diturunkan dari kapal ke perairani
k
dengan pemberat. Namun sekarang ini metode pengukuran kedalaman telah berkembanga
P
h
.
5 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
yaitu dengan menggunakan sistem foto udara atau penginderaan jarak jauh dengan citra
satelit.
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
G
Gambar 2. 2. Pemetaan Perairan Dangkal e
o
(sumber: http://www.jsk-trainingcenter.com, 2015) s
p
2.3. Penentuan Posisi a
Penentuan posisi titik dikelompokkan dalam dua metode, yaitu metode teristriss
i
dan metode ekstra-teristris. Metode teristris adalah suatu survei penentuan posisi titika
l
yang dilakukan dengan mengamati target atau objek yang terletak di permukaan bumi.P
r
Yang termasuk dalam metode teristris antara lain pengukuran triangulasi, poligon,o
g
pengikatan ke muka, dan pengikatan ke belakang. Dalam metode teristris tempat berdirir
alat ukur dan target memerlukan kondisi topografi sebagai berikut: a
m
a. Jarak kedua titik relatif pendek.
S
b. Kedua titik harus saling terlihat. t
u
c. Kedua titik harus terletak di tempat yang stabil, mudah dijangkau, mudahd
i
diidentifikasi, dan aman dari gangguan.
Langkah-langkah pemetaan teristris sebagai berikut: T
e
a. Persiapan, meliputi peralatan, perlengkapan, dan personil. k
n
b. Survei pendahuluan, yaitu melihat kondisi lapangan sebelum dilakukani
k
pengukuran. Tujuannya adalah untuk menentukan teknik pelaksanaan pengukuran
G
yang sesuai dan menentukan posisi kerangka peta yang representatif. e
c. Pelaksanaan pengukuran, meliputi kegiatan Pengukuran kerangka horisontal,o
m
Pengukuran kerangka vertikal, dan Pengukuran detil. a
t
d. Pengolahan data meliputi kegiatan Perhitungan kerangka peta dan Perhitungani
k
titik-titik detil. a
P
h
.
6 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
Gambar 2. 3. Pemetaan Terestris r
o
(sumber: flickr.com, 2009) g
r
2.4. Pengukuran Luas a
m
Luas suatu objek (tanah, bangunan, dan sebagainya) di peta merupakan luas pada
S
bidang datar (X, Y). Konsekuensinya luas objek yang dihasilkan lebih kecil dari padat
luas sebenarnya di lapangan. Metode yang dapat digunakan untuk mencari luas adalah: u
d
a. Metode koordinat i
7 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
yang akan diukur luasnya. Dengan konversi tertentu, maka luas akan dapat
dihitung. Ketelitian hasil sangat bergantung pada besar atau kecilnya skala
peta. Semakin besar skala petanya, akan semakin teliti hasil luasannya.
Sekarang ini sudah tersedia planimeter mekanik (manual) dan planimeterL
a
digital. b
o
r
a
2.5. Pengukuran Volume
t
Volume mempunyai dimensi kubik. Seringkali bentuk dasar perairan yang akano
r
dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentuk balok atau silinder.i
u
Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya dengan beberapam
metode. G
Galian dan timbunan berdimensi volume (meter kubik). Volume dapat diperolehe
o
secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. Galian dan timbunan untuks
p
keperluan teknik sipil dan perencanaan diperoleh melalui perolehan luas rata-rata galiana
s
atau timbunan di dua buah profil melintang yang dikalikan dengan jarak mendatar antarai
a
kedua profil melintang tersebut. l
Teknologi pengukuran dan pemetaan yang digunakan saat ini sudah sangatP
r
demikian berkembang. Survei lapangan dapat diperoleh secara cepat dan tepato
g
menggunakan perlatan Total Station atau GPS (Global Positioning System) dan diikutir
a
oleh sistem perekaman data yang dapat langsung diolah oleh komputer dan denganm
menggunakan berbagai macam perangkat lunak CAD dapat langsung disajikanS
informasi grafis beserta luas dan nilai galian timbunannya. Metode-metode untukt
u
mendapatkan volume adalah sebagai berikut: d
i
2.5.1. Metode Tampang (irisan) Melintang (Cross Section Method)
T
Metode tampang melintang dipakai hampir khusus untuk menghitung volumee
k
pada proyek-proyek konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya, jalan baja,n
i
dan kanal (saluran).
k
Dalam prosedur ini, setelah sumbu diberi pancang, profil tanah yang disebut
G
penampang melintang dibuat (tegak lurus pada sumbu, biasanya dengan selange
o
50 m
a
atau 100 ft. Pembuatan tampang melintang terdiri atas pengukuran elevasi-t
i
elevasi
k
a
P
h
.
8 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
tanah dan jaraknya yang bersangkutan secara orthogonal ke kiri dan ke kanan
sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasi-lokasi dimana perubahan lereng terjadi
untuk menentukan dengan teliti profil tanah. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan di
lapangan memakai sebuah alat sipat datar, rambu sipat datar dan pita ukur tanah.L
a
2.5.2. Metode Luas Satuan atau Lubang Galian Sumbang (Borrow Pit Method). b
o
Untuk mengetahui kualitas tanah, kerikil, batu atau material lain yang digali ataur
yang ditimbunkan pada sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dengan sipat a
t
datar lubang galian sumbang (borrow pit method). o
r
2.5.3. Metode Luas Garis Tinggi (Contour Area Method) i
u
Volume berdasarkan garis tinggi dapat diperoleh dari peta garis tinggi denganm
pengukuran luas memakai planimeter terhadap wilayah yang dibatasi masing-G
masing garis tinggi dan mengalikan luas perata garis tinggi yang berdampingane
o
dengan interval garis tinggi. s
p
a
s
2.6 Kontur i
a
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggianl
sama.Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi atau garis lengkungP
r
horisontal.Garis kontur + 25 m artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yango
g
mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
Gambar 2. 4. Pembentukan Garis Kontur dengan Proyeksi Tegak Bidang Datar i
k
(sumber: www.slideshare.net)
G
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Indekse
o
kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval konturm
a
tertentu. Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah: t
i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter , atau i
k
i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter a
P
h
.
9 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan
bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakanL
24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alata
b
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu.o
r
Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Unia
t
Eropa, IRNSS India. o
r
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan namai
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalahu
m
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
G
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS e
o
a. Bagian-bagian GPS s
p
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yanga
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tigas
i
bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagiana
l
pengguna. P
r
Bagian Kontrol o
g
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapatr
berada sedikit di luar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi,am
ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian
S
kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasit
u
yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akand
i
di kirimkan kepada alat navigasi kita.
T
Bagian angkasa e
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbitk
n
bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit inii
k
diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima
G
paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewatie
o
awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung.m
Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasia
t
‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-i
k
masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanyaa
P
h
.
10 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
11 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z atau j,l,h) yang dinyatakan dalam datum WGS
(World Geodetic System) 1984, sedangkan inggi yang diperoleh adalah tinggi
ellipsoid. Adapun pengelompokan metode penentuan posisi dengan GPS berdasarkan
mekanisme pengaplikasiannya dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 2.1). L
a
Tabel 2.1 Metode Penentuan Posisi dengan GPS b
o
Metode Absolute Differensial Titik Receiver r
a
(1 receiver) (min 2 receiver) t
o
Static v v Diam Diam r
i
u
Kinematik v v Bergerak Bergerak m
G
Rapid static v Diam Diam (singkat) e
o
s
Pseudeo kinematik v Diam Diam & bergerak p
a
s
Stop and go v Diam Diam & bergerak i
a
l
P
r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
12 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
G
e
o
s
p
a
s
Gambar 3. 1. Lokasi Praktikum i
a
(sumber: Google Earth, 2017) l
P
3.2 Alat dan Bahan r
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: o
g
- Statif r
a
- Paku Payung m
- Total station S
t
- Prisma u
- Alat tulis d
i
- Payung
T
- Receiver GPS Geodetic Dual Frequency Topcon HiperPro e
k
- Kabel download n
i
- Charger k
- Laptop G
- Software pengolah data pengukuran e
o
- Google Earth m
a
t
i
2.2.1. Spesifikasi Alat k
a
P
h
.
13 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
G
e
o
s
p
a
Gambar 3. 2. Total Station s
i
Tabel 3. 1. Spesifikasi Total Station a
l
Telescope P
r
Length 150 Millimeters o
g
Objective Lens Diameter 45mm (EDM:50mm) r
a
Magnification 30x m
Image Erect
S
Field of View 1°30 t
u
Resolve Power 3" d
i
Min. Focus Distance 1.3 meters
T
Measurement Range e
k
1 Prism 6560 ft, 2000 meters n
i
3 Prism 8856 ft, 2700 meters k
Measuring Accuracy G
e
Prism Mode ±(2mm + 2ppm x D)m.s.e. fine, N/A o
1mm: 1.2sec. (Initial 4sec.) fine, 0.2sec. (Initial 3sec.) m
Measurement Time a
coarse, N/A t
i
Angle Measurement k
a
P
h
.
14 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
S
- Statif t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
Gambar 3. 4. Alat Statif a
P
h
.
15 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
- GPS Geodetik
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
G
e
Gambar 3. 5. TOPCON Hiper Pro o
s
Tabel 3. 2. Spesifikasi TOPCON Hiper Pro p
a
Spesifikasi s
Deskripsi i
a
40channelterintegrasidenganGPS+receiver/anten l
P
SpesifikasiPelacakan na dengan antarmuka MINTER r
Saluran Pelacakan, standar 40 L1 GPS (20 GPS L1 + L2 o
g
Saluran Pelacakan, opsional
padahariCinderella) 20 GPS L1 + L2(GD), GPS L1, GLONASS r
a
(GG), m
Sinyalyangdilacak L1/L2/C/Aand
20 GPS L1 + L2PCode &Carrierand
+GLONASS (GGD)GLONASS
S
SpesifikasiHasil t
Statik, Rapid Statik H:3 mm+ 0.5 ppm u
d
V:5 mm+ 0.5 i
RTK H:10ppm
mm+ 1 ppm T
e
V:15 mm+ 1 k
SpesifikasiDaya ppm n
i
Baterai Internal Lithium-Ion batteries, bertahan sampai k
14+ G
Daya eksternal 6jamoperasi(10
voltuntukDC e
o
Daya yangdigunakan Kurangdari4.2 watt
hrsTX) m
SpesifikasiAntena GPS a
t
AntenaGPS/GLONASS Terintegrasi i
SpesifikasiAntena GPS k
a
Bidangtanah Terintegrasidatardengan bidangtanah P
h
.
16 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
17 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
18 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
19 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
T
e
- Topcon Tools
k
Tabel 3. 5. Spesifikasi Perangkat Lunak TOPCON Tools n
i
Spesifikasi k
Sistemyang dibutuhkan
G
OS MicrosoftWindows®XP/Vista e
Processor Sesuia dengan Intel®Pentium® 1 GHzatau yanglebih o
m
RAM
cepat 512 MB (direkomendasikan 1 GB) a
RuangHard-disk 300 MB ruangHard-diskyangtersedia t
Grafik 17” atau monitoryanglebih besar, menampilkan i
k
256warna a
P
h
.
20 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
CDRom Dibutuhkan
Konektifitas PortUSB2 untuk kuncihardware
S
t
u
d
i
Gambar 3. 6. Pengukuran GPS T
e
3.3.2. Pengukuran Kedalaman
k
Pengukuran kedalaman yang dilakukan pada praktikum ini adalahn
i
dengan menggunakan alat Total Station. Pengukuran kedalaman dilakukan darik
ujung kolam ke ujung kolam lainnya dengan beberapa titik sample. G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
21 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
Gambar 3. 7. Pengukuran dengan Total Station G
3.3.3. Pengukuran Luas e
o
Teknik pengukuran luas dilakukan dengan terlebih dahulu mencaris
p
jarak, sudut, koordinat x, dan koordinat y pada pengukuran kolam. Dataa
s
pengukuran luas ini nantinya digunakan untuk keperluan pengukuran volume. i
a
3.3.4. Pengukuran Volume l
Teknik pengukuran volume dengan menambahkan nilai z dari hasilP
r
kedalaman yang didapatkan dari pengukuran sebelumnya dan dilakuakn proseso
g
modeling volume kolam dengan data yang telah diperoleh lalu didapatkanr
a
volume perkiraan kolam yang diukur. m
S
1.4 Diagram Alir Pelaksanaan t
u
Diagram alir pelaksaan dalam praktikum ini tergambar pada halaman 20d
i
berikut ini:
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
22 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Mulai
L
a
Perencanaan b
o
r
a
t
Tidak Lokasi Metode Peralatan o
r
i
u
m
Persiapan
G
Ya e
o
s
Orientasi Lapangan Alat dan Bahan Tidak p
a
s
i
a
Pelaksanaan l
P
Ya r
o
Pengukuran dan g
Tidak Pemasangan Titik r
Pengamatan
a
m
S
Pengolahan Data t
Ya u
d
i
Pengolahan Data Pengolahan Data
Tidak
GPS Total Station T
e
k
n
Penyajian Data i
k
Ya
G
Laporan e
o
m
a
t
Selesai i
k
a
Gambar 3. 8. Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum P
h
.
23 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
S
t
u
d
i
T
e
Gambar 3. 9. Orientasi Lapangan k
n
Alat dan Bahan i
k
Alat yang digunakan dalam praktikum telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya
G
yaitu sebagai berikut: e
o
- Statif m
- Paku Payung a
t
- Total station i
k
- Prisma a
P
h
.
24 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
- Alat tulis
- Payung
- Receiver GPS Geodetic Dual Frequency Topcon HiperPro
- Kabel download L
a
- Charger b
o
- Laptop r
a
- Software pengolah data pengukuran t
- Google Earth o
r
3. Tahap Pelaksanaan i
u
Pemasangan Titik m
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
Gambar 3. 10. Pencatatan dan Pembuatan Sketsa P
h
.
25 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
Gambar 3. 11. Sketsa Pengukuran Lapangan m
4. Pengolahan Data
G
Setelah melakukan pengukuran dan pengamatan kemudian dilakukan pengolahan datae
o
pengukuran yaitu data GPS dan Total Station. Pengolahan data tersebut menggunakans
p
beberapa software diantaranya Topcon Tools, AutoCAD, dan program pengolaha
angka Microsoft Excel. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh kedalaman,si
luas, dan volume danau. a
l
5. Penyajian Data P
r
Setelah selesai melakukan pengolahan data tahap selanjutnya adalah melakukano
g
penyajian data hasil praktikum kedalam laporan praktikum. r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
26 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
27 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
28 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, terdapat 62 titik yang diambil untuk memperolehSt
hasil pengukuran pada praktikum ini. Titik tersebut tersebar di sepanjang kolam yangu
d
akan berguna untuk mendapatkan luas dan volume dari danau tersebut. Dari hasili
pengukuran tersebut kemudian dilakukan plotting dengan menggunakan softwareT
e
AutoCAD untuk mendapatkan memperoleh gambaran dari pengukuran yang telahk
n
dilakukan. i
4.2.2. Data Koordinat GPS k
29 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
r
o
g
r
a
Gambar 4. 1. Hasil Plotting Pengukuran m
62 titik yang telah diambil dan data koordinat yang didapat kemudian di plot diS
t
AutoCAD hingga mendapatkan gambaran seperti Gambar 4.1. di atas. Gambar tersebutu
d
merupakan hasil dari pengukuran yang terdiri dari sampel dalam danau, kedalaman danau,i
dan luar danau
T
e
k
4.4. Luas dan Volume n
i
Hasil plotting tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan hasil dari k
volume kolam berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan. Hasil dari data G
pengukuran volume berupa satuan m. Berdasarkan hasil perhitungan dalam software, e
o
didapatkan hasil dalam bentuk report yang tertera dibawah ini. Berdasarkan hasil m
a
pengolahan data didapatkan, elevasi maksimum yaitu 0.55 m, elevasi minimum yaitu - t
i
1.09 m. Luas yang didapatkan yaitu 372.02 m2. Volume (cut) sebesar 1.505 cu.m, dan k
a
fill sebesar 206.169 cu.m, serta NET sebesar 204.664 cu.m. P
h
.
30 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan L
a
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: b
o
a. Kolam Dharma Wanita ITS memiliki kedalaman minimal sebesar -1.09 meter danr
kedalaman maksimal sebesar 0.55 meter. a
t
b. Kolam Dharma Wanita ITS memiliki luasan 372.02 m dan volume sebesaro
2
r
204.664 cu.m i
u
m
5.2 Saran G
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya berkaitan denganeo
pengukuran kolam yaitu pengukuran sejenis ini yaitu untuk pengukuran volume kolams
p
yang luas sebaiknya menggunakan peralatan yang dapat menjangkau area tengaha
s
kolam agar hasil lebih akurat lagi. i
a
l
P
r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
31 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S. (2006). Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Denny, J., Schwab, W., dkk. 2007. USGS Advances in Integrated, High-Resolution Sea-Floor
Mapping: Inner Continental Shelf to Estuaries.L
a
(https://www.researchgate.net/figure/269145579_fig2_Figure-2-Illustration-of-the-
b
systems-used-to-define-the-surficial-sediment-distribution, diakses pada tanggal 9o
Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). r
a
Flickr.com. 2009. Geodetic Survey in the U.S. Virgin Islands.to
(https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Geodetic_Survey_in_the_U.S._Virgin_Islandr
s.jpg, diakses pada 10 Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). i
u
m
Google. 2017. Google Earth. (https://earth.google.com/web/, diakses pada tanggal 10 Oktober
2017 pada pukul 19.00 WIB). G
e
Green, E.P., P.J. Mumby, dan A.J. Edwards. 2000. Mapping bathymetry. h. 219- 234. In A.J.o
Edwards (Ed.), Remote Sensing Handbook for Tropical Coastal Management. Coastalsp
Management Sourcebook 3. UNESCO, Paris. a
s
Nurjati, Chatarina. 2004. Modul Ajar: Ilmu Ukur Tanah 1. Surabaya : Institut Teknologii
a
Sepuluh Nopember. l
P
Pipkin, B.W., Gorsline, R.E. casey dan D.E. Hammond, 1987. Laboratory Exercises inr
Oceanography. Second Edition. W.H. Freeman and Company. New York. o
g
Poerbandono dan Djunarsiah, 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung r
a
m
PT. Jelajah Survey Konsultan. 2015. Kombinasi Garmin GPSMap 421 dengan RTK-GPS
Javad Triumph 1 untuk Survey Batimetri. (http://www.jsk-S
trainingcenter.com/2015/09/kombinasi-garmin-gpsmap-421-dengan-rtk.html, diaksest
u
pada 9 Oktober 2017 pada pukul 20.00 WIB). d
i
Sasongko, Wawing. 2013. GPS – Global Positioning System.
(http://wawingsasongko.staff.ub.ac.id/gps-global-positioning-system/. Diakses pada 4T
e
Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) k
n
Sutari, C. 2013. Teknik Pengukuran Kedalaman.i
(https://www.scribd.com/document/193899691/Teknik-Pengukuran-Kedalaman-pdf. k
Diakses pada 4 Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) G
e
Volt, A. Galian dan Timbunan. (https://www.academia.edu/18735305/Galian_and_timbunan.o
Diakses pada 4 Oktober 2017 pada pukul 23.00 WIB) www.slideshare.com. Garism
a
kontur. (https://www.slideshare.net/cabangpgrimajalaya/garis-kontur, diakses pada 10t
Oktober 2017 pada pukul 19.00 WIB). i
k
a
P
h
.
32 0
3
1
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
G
e
o
s
p
a
s
i
a
l
P
LAMPIRAN r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
T
e
k
n
i
k
G
e
o
m
a
t
i
k
a
P
h
.
33 0
3
1