Anda di halaman 1dari 8

Teknologi Penginderaan Jauh dan Sisem Informasi Geografis

dalam Pengelolaan Terumbu Karang

Disusun Oleh :

Nama : Gede Arya Ardivan Pratama Saputra


NIM : 2015101021
Prodi : Ilmu Komputer
Jurusan : Teknik Informatika
Fakultas : Teknik dan Kejuruan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Hasil dan Pembahasan..............................................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................6
3.2 Saran...........................................................................................................................................6

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terumbu Karang adalah ekosistem bawah air yang sangat beragam yang sering kali
disebut “hutan hujan laut.” Dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi biota laut sebagai
sumber makanan dan tempat memijah. Terumbu karang terdiri dari dua kata, yakni terumbu
dan karang. Istilah terumbu dan karang memiliki makna yang berlainan. Istilah karang
merujuk pada sekumpulan binatang. Sedangkan terumbu merupakan struktur kalsium
karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh karang. Dalam bahasa Inggris disebut coral reef. Di
Indonesia Terumbu karang yang dijumpai adalah karang tepi (fringing reef), karang
penghalang (barrier reef), dan karang cincin (atoll). Sehingga ketika terumbu karang dirusak
maka ekosistem laut akan terganggu. Padahal Terumbu Karang menjadi salah satu potensi
wisata yang dipromosikan hingga ke Mancanegara karena Terumbu karang di Indonesia ada
di 1.000 lokasi misalnya Labuan Bajo dan Raja Ampat yang menyumbang Rp461,3 triliun
atau 4,23 persen dari PDB Nasional.Fungsi terumbu karang lainnya adalah untuk
perlindungan garis pantai: meredam hempasan gelombang sehingga mengurangi kerusakan
akibat gelombang dan mengurangi erosi. Dengan begitu, terumbu karang secara tak langsung
juga melindungi tempat tinggal penduduk di pesisir pantai dan ekosistem pesisir. Beberapa
data menyatakan luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000
km2 yaitu sekitar 12 sampai 15 persen dari luas terumbu karang dunia. data lain menyatakan
luasnya mencapai 60.000 km2, sedangkan berdasarkan data yang telah dipetakan Badan
Informasi Geospasial (BIG) luasnya lebih kurang 25.000 km2 atau 2.500.000 hektare.
Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera,
Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia.
Teknologi Penginderaan Jauh dengan segala kelebihannya merupakan solusi paling
efektif karena dapat memberikan data secara akurat dengan penyajian data yang cukup detail
dan akses data yang direkam secara periodic.Penginderaan jauh merupakan suatu metode
untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, areal ataupun fenomena geografis melalui
analisis data yang diperoleh dari sensor. Citra merupakan masukan data atau hasil observasi
dalam proses penginderaan jauh.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini meliputi :

1. Mengamati data terumbu karang secara akurat


2. Mengetahui kerusakan terumbu karang akibat ulang manusia

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Bagaimana kondisi dari terumbu karang?


2. Bagaimana cara mengetahui kerusakan terumbu karang?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil dan Pembahasan
Setiap metode atau teknologi selalu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian
pula dengan teknologi penginderaan jauh. Oleh karena itu maka penggunaan teknologi ini
harus disesuaikan dengan tujuan. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu metode
alternatif yang sangat menguntungkan jika dimanfaatkan pada suatu negara dengan wilayah
yang sangat luas seperti Indonesia. Beberapa keuntungan penggunaan teknologi
penginderaan jauh, antara lain yaitu:
1. Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan
letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relative lengkap,
permanen dan meliputi daerah yang sangat luas.
2. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra, sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya
3. Jumah data yang dapat diambil dalam waktu sekali pengambilan data sangat banyak yang
tidak akan tertandingi oleh metode lain.
4. Pengambilan data di wilayah yang sama dapat dilakukan berulang-ulang sehingga analisis
data dapat dilakukan tidak saja berdasarkan variasi spasial tetapi juga berdasarkan variasi
temporal.
5.Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
teresterial.
6. Merupakan satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana.
Periode pembuatan citra relatif pendek Adapun kelemahan teknologi penginderaan jauh
yaitu:
1. Tidak semua parameter kelautan dan wilayah pesisir dapat dideteksi dengan teknologi
penginderaan jauh. Hal ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik mempunyai
keterbatasan dalam membedakan benda yang satu dengan benda yang lain, tidak dapat
menembus benda padat yang tidak transparan, daya tembus terhadap air yang terbatas.
2. Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode pendataan lapangan (survey in
situ) yang disebabkan karena keterbatasan sifat gelombang elektromagnetik dan jarak
yang jauh antara sensor dengan benda yang diamati.

3
Pengelolaan sumberdaya alam ekosistem terumbu karang berupa cooperative dari dua
pendekatan utama yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah (Goverment
Centralized Management) dan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat (Community
Based Management). Pada Goverment Centralized Management, hirarki yang tertinggi hanya
memberikan informasi kepada masyarakat, dan selanjutnya dilakukan oleh pemerintah.
Sedangkan pada Community Based Management, hirarki yang tertinggi adalah control yang
ketat dari masyarakat dan koordinasi antar area yang dilakukan oleh masyarakat itu
sendiri.dan ini dikenal dengan nama pengelolaan terumbu karang dengan menggunakan
konsep comanagement. Dengan demikian pengelolaan terumbu karang dengan menggunakan
konsep comanagement diharapkan mampu mencapai tatanan hubungan kerjasama
(cooperation), komunikasi, sampai pada hubungan kemitraan. Dalam konsep tersebut,
masyarakat local merupakan salah satu kunci dari pengelolaan sumberdaya alam, sehingga
masyarakat lokal secara langsung menjadi embrio dari penerapan konsep co-management
tersebut.Penerapan co-management akan berbeda-beda dan tergantung pada kondisi spesifik
dari suatu wilayah, maka co-management hendaknya tidak dipandang sebagai strategi
tunggal untuk menyelesaikan seluruh problem sumberdaya ekosistem terumbu karang, tetapi
dipandang sebagai alternatif pengelolaan yang sesuai situasi dan lokasi tertentu. Didalam
Konsep ini melibatkan masyarakat lokal dam pengelolaan terumbu karang ini dimana
mereka secara langsung menjadi embrio dari penerapan konsep co-management tersebut.
Penerapan co-management akan berbeda-beda dan tergantung pada kondisi spesifik dari
suatu wilayah, maka co-management hendaknya tidak dipandang sebagai strategi tunggal
untuk menyelesaikan seluruh problem sumberdaya ekosistem terumbu karang, tetapi
dipandang sebagai alternatif pengelolaan yang sesuai situasi dan lokasi tertentu. Langkah-
langkah dalam pengelolaan sumberdaya terumbu karang berbasis masyarakat dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Komponen input
Dalam studi awal secara partisipatif, seyogyanya memasukkan segenap unsure
kebijakan dalam hal pengelolaan sumberdaya ditingkat nasional dan lokal, 
2. Studi Awal Secara Partisipatif
3. Peningkatan Kepedulian dan Pengetahuan Masyarakat

4
Kegiatan peningkatan kepedulian dan pengetahuan bagi masyarakat sangat tergantung
dari kondisi dan struktur masyarakat yang ada.
4. Penguatan Kelembagaan, Kebijakan, dan Peraturan
Keberhasilan dari pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat juga tergantung
pada penguatan kelembagaan yang dapat dilakukan dengan memperkuat kelembagaan
yang sudah ada atau dengan membentuk suatu lembaga baru, memperkuat peraturan dan
perundangan yang sudah ada, atau menghapus peraturan perundangundangan yang sudah
tidak cocok dan membuat yang baru yang dianggap perlu. Oleh karena itu, perlu adanya
kajian yang menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang pengembangan/pengurangan
dari kelembagaan dan kebijakan serta peraturan perundangundangan yang ada dalam
rangka menunjang kegiatan pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat.
5. Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang Berbasis Masyarakat
6. Penentuan Program Pembangunan
7. Implementasi Rencana
Tahap implementasi merupakan tahap pokok dari system pengelolaan terumbu karang
berbasis masyarakat. Dalam kegiatan implementasi tersebut, kegiatan-kegiatan yang
perlu dilakukan adalah (a) integrasi ke dalam masyarakat, (b) pendidikan dan pelatihan
masyarakat, (c) memfasilitasi arah kebijakan, dan (d) penegakan hukum dan peraturan.
8. Monitoring
Tahap monitoring (pengawasan) dilakukan mulai awal proses implementasi rencana
pengelolaan. Pada tahap ini, monitoring dilakukan untuk menjawab segenap pertanyaan
tentang efektivitas pengelolaan, atau masalah lain yang terjadi yang tidak sesuai dengan
harapan yang ada pada rencana pengelolaan. Monitoring ini sebaiknya dilakukan secara
terpadu dengan melibatkan masyarakat local dan stakeholder lainnya.
9. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap segenap masukan dan hasil pengamatan yang dilakukan
selama proses monitoring berlangsung. Evaluasi dilakukan secara terpadu dengan
melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya. Melalui proses evaluasi, maka dapat
diketahui kelemahan dan kelebihan dari system pengelolaan guna perbaikan system
dimasa depan.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh dengan segala kelebihannya
merupakan solusi paling efektif karena dapat memberikan data secara akurat dengan
penyajian data yang cukup detail dan akses data yang direkam secara periodic. Citra
merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses penginderaan jauh. Citra dapat
diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang diamati, sebagai hasil liputan
atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik optik, elektrooptik, optik mekanik maupun
elektro magnetik.
Pengelolaan Terumbu karang yang berbasis masyarakat, dimana kegiatan ini melibatkan
semua lapisan masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem terumbu karang karena
merupakan proses pengontrolan tindakan manusia, agar pemanfaatan sumberdaya alam
dapat dilakukan secara bijaksana dengan mengindahkan kaidah kelestarian lingkungan.
Karena dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan dua aspek kebijakan yaitu; aspek
ekonomi dan aspek ekologi, yang mana dalam pelaksanaannya terjadi pembagian tanggung
jawab dan wewenang antara pemerintah disemua level dalam lingkup pemerintahan maupun
sektoral dengan pengguna sumberdaya alam (masyarakat).
3.2 Saran
Diharapkan kedepan teknologi pemanfaatan penginderaan jauh dan Sistim informasi
Geografis dengan menggunaakan teknologi yang selalu diperbaharui sesuai dengan
kecanggihan teknologi yang ada untuk dapat menidentifikasi sebaran, kondisi dann luasan
Terumbu Karang sehingga didalam pengelolaanya dapat diketahui kerusakaan dan dapat
segera diselamatkan keragaman jenisnya sebagai salah satu sumberdaya hayati pesisir dan
laut yang mesti dipertahankan dari kerusakan akibat ulah tangan manusia

Anda mungkin juga menyukai