Apa pendapat kalian tentang pungutan (pacingkreman, penanjung
batu, pungutan bulanan kepada warga kost, atau pungutan bulanan kepada toko – toko, atau pungutan parkir, pungutan beban biaya penjualan tanah dan pungutan – pungutan lainnya.) yang dilakukan oleh perangkat desa adat di daerah/wilayah desa adat, dimana pemungutan tersebut sudah disepakati dalam paruman atau awig – awig desa adat setempat. Silahkan uraikan pendapat kalian lebih baik juga dilengkapi dasar hukum.
Jawaban
Kalau menurut saya mengenai pemungutan bulanan kepada toko -
toko, pemungutan parkir atau yang lainnya oleh perangkat desa setempat yang sudah disepakati dalam paruman atau awig – awig desa tersebut, bagi saya merupakan suatu hal yang wajar dan juga merupakan hal yang bagus untuk dilakukan, mengapa? Karena pemungutan – pemungutan yang dilakukan tersebut selagi maksud dan tujuannya bagus yakni seperti sebagai upaya membangun desa yang lebih maju ya kenapa tidak? Karena jika ditujukan untuk membangun desa yang lebih maju, maka seluruh masyarakat desa juga akan merasakan dampaknya seperti UMKM yang semakin berkembang di desa ataupun fasilitas fasilitas desa yang makin lengkap seperti yang diatur dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, pasal 4 mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama. Akan tetapi, kalau maksud dan tujuannya adalah untuk merugikan warganya sendiri barulah hal itu yang harus kita brontak atau kita protes. Karena kepala desa ataupun perangkat desa tidak diperbolehkan untuk merugikan masyarakatnya sendiri ataupun menguntungkan diri sendiri. Seperti yang diatur dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, pasal 29 dan pasal 51.