Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENERAPAN SIG UNTUK PEMBUATAN SEKUEN PENAMBANGAN


DILAUT/OFFSHORE

Disusn Oleh :
David Christa Sinuraya
NIM. 1031911003

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat, Hidayah, dan
Karunia Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
Penerapan SIG untuk Pembuatan Sekuen Penambangan Dilaut/Offshore. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk matakuliah Sistem Informasi Geografis pada
program Strata-1 di Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
Bangka Belitung. Penulis menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Balunijuk, 13 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... .i
KATA PENGANTAR .................................................................................... .........ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ...iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Makalah ................................................................................ 2

BAB II ISI ....................................................................................................... 3


2.1 Sejarah SIG ...................................................................................... 3
2.2 Pengertian SIG ................................................................................. 3
2.3 Penerapan SIG Dalam Dunia Pertambangan ................................... 5
2.4 Pembuatan Sekuen ........................................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia. Memiliki wilayah
yang didominasi oleh perairan berupa ocean (laut), dan kepulauan yang berjajar dan
bertaburan di dalamnya, untuk itu dalam melakukan maksimalisasi pembangunan
sektor kelautan dan penguatan sistem ketahanan negara maritim perlu perencanaan dan
pengembangan wilayah yang berbeda dengan negara continent (benua). Sebagian besar
kegiatan manusia merupakan kejadian yang terjadi di atas bumi. Mengetahui dan
menyimpan informasi terhadap segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan
suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dasar informasi tersebut adalah lokasi
kejadian di atas bumi.
Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi yang tidak hanya
menyajikan kegiatan dan aktivitas tetapi juga menyajikan tempat kegiatan tersebut
berlangsung. Kelautan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di laut,
yang meliputi kegiatan di dasar laut dan tanah di bawahnya, badan air, landas kontinen
termasuk sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya, kegiatan di permukaan laut,
dan ruang di atasnya. Maritim adalah bagian dari kegiatan di laut yang mengacu pada
pelayaran (navigation), perdagangan (sea-borne trade), pencemaran laut, urusan
kepelabuhanan, dan jasa maritim yang kegiatannya berada pada mintakat (zone)
mesopelagik sampai ke permukaan laut. Terkait dengan kegiatan kelautan dan
kemaritiman tersebut, kajian buku SIG ini akan diorientasikan pada kegiatan kelautan
dan maritim salah satunya pembuatan sequence penambangan dilaut.
Sekuen penambangan merupakan bentuk-bentuk penambangan yang
menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari tahap awal hingga tahap akhir
rancangan tambang (pit limit). Tujuan dari pembuatan sequence yaitu untuk membagi
seluruh volume yang ada dalam pit limit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih

1
kecil sehingga lebih mudah ditangani. Dengan penerapan SIG di bidang pertambangan
2 salah satu nya pembuatan sequence di laut relatif masih baru dan masih perlu
pengembangan lebih lanjut karena penelitian di bidang ini masih relatif sedikit.

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah Penerapan SIG untuk Pembuatan
Sekuen Penambangan Dilaut/Offshore adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian dari Sistem Informasi Geografis (SIG)
2. Untuk memahami pembuatan sekuen penambangan dilaut
3. Untuk mengetahui penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam
penambangan

2
BAB II
ISI

2.1 Sejarah SIG


Perkembangan Sistem Informasi Geografis diketahui yang pertama di dunia
yaitu CGIS (Canada Geographic Information System) ini dikembangkan pada tahun
1967 oleh departemen energi pertambangan dan sumber daya. CGIS lalu
dikembangkan oleh Roger Tomlinson untuk dipergunakan untuk menyimpan,
menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi tanah di
Kanada (CLI – Canadian Land Inventory) yang bertujuan agar dapat mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi
tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas dan penggunaan tanah. Dikarenakan
memberikan manfaat dalam penyediaan informasi geografis sistem ini kemudian
diadaptasi oleh banyak negara dan instansi, termasuk di Indonesia yang mulai
mengimplimentasikan sistem tersebut ketika LIPI mengundang UNESCO untuk
menyusun kebijakan dan program Pelita 2 pembangunan lima tahun tahap kedua dalam
pembangunan ilmu pengetahuan teknologi dan riset. Sistem informasi geografis
dikenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development.

2.2 Pengertian SIG


Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini lebih sering diterapkan ke
pengertian informasi geografi yang beorientasi teknologi komputer. Pada pengertian
yang lebih luas SIG mencakup juga pengertian sebagai prosedur yang dipakai untuk
menyimpan dan memanipulasi data yang berreferensi geofrafis secara manual.
Burrough (1989) mendefinisikan SIG sebagai suatu perangkat alat untuk mengkoreksi,
menyimpan, menggali kembali, mentransformasi dan menyajikan data spasial dari
aspek-aspek permukaan bumi. Demikian juga Aronof (1989) mendefinisikan SIG
sebagai sistem komputer yang mempunyai kemampuan pemasukan, pengambilan,

3
analisis data dan tampilan data geografis yang sangat berguna bagi pengambilan
keputusan. SIG adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat 4
lunak, dan personal (manusia) yang dirancang untuk secara efisien memasukan,
menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisa dan menyajikan semua jenis
informasi yang berorientasi geografis (ESRI, 1990; Aronoff, 1998). Teknologi SIG
dikembangkan dan dipadukan dari beberapa konsep dan teknik seperti Geografis,
Statistik, Kartografi, Ilmu Komputer, Biologi, Matematika, Ekonomi dan geologi
(Maguire, 1991). Manguire dan Dangermond (1991) menyatakan bahwa fungsi SIG
adalah pengumpulan, pembaharuan dan perbaikan data; penyimpanan dan strukturisasi
data, generalisasi data, transformasi data, pencarian data, analisis dan presentasi hasil
analisis. Kemampuan-kemampuan Sistem Informasi Geografik untuk Pengelolaan
Sumber Daya Pesisir tersebut umumnya dimiliki oleh beberapa perangkat lunak SIG,
dengan kemampuan yang memuaskan dan mudah digunakan. Beberapa perangkat
lunak memiliki perbedaan pada beberapa fungsi seperti output kartografi dan presentasi
serta cara analisis.
Teknologi SIG dipakai untuk analisis secara geografi seperti mikroskop,
teleskop, dan komputer yang telah digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu
dibutuhkan katalis untuk meleburkan perbendaan sistematik regional dan fisik manusia
yang telah dikenakan pada geografi dan disiplin-disiplin yang menggunakan informasi
spasial.SIG mengintegrasikan informasi spasial dan macam-macam informasi lainnya
dalam sistem tunggal. Sistem tersebut menyediakan suatu kerangka kerja yang
konsisten untuk penganalisaan data geografi. Dengan menempatkan peta-peta dan
macam-macam informasi spasial lainnya kedalam bentuk digital, SIG memungkinkan
kita untuk memanipulasi dan mendispay pengetahuan geografi dalam cara-cara baru
dan menarik.

4
2.3 Penerapan SIG Dalam Dunia Pertambangan
Berbagai industri sudah memanfaatkan teknologi ini, tak terkecuali industri
pertambangan. Permasalahan yang terjadi di lokasi kerja tambang dapat dipetakan serta
5 dianalisis untuk mendapatkan pemecahan masalah berbekal teknologi ini. Analisis
data spasial dapat digunakan dalam kebutuhan pencatatan semua data sehubungan
dengan struktur geografi tambang dan kota terdekat, data topografi, geologi, geokimia
serta data satelit. Khususnya di area tambang, SIG dapat digunakan untuk zonifikasi
lahan sesuai dengan pemetaan tata ruang area kerja tambang. Misalnya zonifikasi
pemukiman, gedung/kantor pekerja tambang, keberadaan pabrik ataupun alat-alat berat.
Selain itu, sistem informasi geografis ini dapat dilakukan untuk pengukuran,
monitoring serta pemodelan, misalnya :
1. Pemetaan arah pemanfaatan area kerja tambang
2. Pemetaan perubahan lingkungan area kerja tambang
3. Pemetaan potensi daerah bahaya bencana alam
4. Pemetaan pembuatan jalur kendaraan untuk kegiatan operasional tambang
Pemanfaatan pesatnya kemajuan teknologi ini tentunya memiliki keuntungan
seperti penerapannya mudah dan murah akan bermanfaat terutama bagi yang memiliki
sumber daya terbatas.

2.4 Pembuatan Sekuen


Bentuk dari perecanaan tambang salah satunya adalah rancangan bentuk
penambangan. Rancangan atau design berperan sebagai penentu persyaratan,
spesifikasi, dan kriteria teknik untuk mencapai sasaran serta urutan teknis
pengerjaannya. Salah satu hasil rancangan pada perencanaan tambang adalah batas
akhir penambangan (pit limit). Pit limit yang dirancang selanjutnya akan dibagi
kedalam unit-unit yang lebih kecil (sequence). Sequence penambangan merupakan
bentuk-bentuk penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang
dari tahap awal hingga tahap akhir rancangan tambang (pit limit). Tujuan dari

5
pembuatan sequence yaitu untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit limit ke
dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani.

6
BAB III
PENUTUP

Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah Penerapan SIG untuk Pembuatan


Sekuen Penambangan Dilaut/Offshore adalah sebagai berikut :
1. SIG adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,
dan personal (manusia) yang dirancang untuk secara efisien memasukan,
menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisa dan menyajikan
semua jenis informasi yang berorientasi geografis.
2. Sequence penambangan merupakan bentuk-bentuk penambangan yang
menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari tahap awal hingga tahap
akhir rancangan tambang (pit limit). Tujuan dari pembuatan sequence yaitu
untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit limit ke dalam unit-unit
perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani.
3. SIG dapat digunakan untuk zonifikasi lahan sesuai dengan pemetaan tata ruang
area kerja tambang. Misalnya zonifikasi pemukiman, gedung/kantor pekerja
tambang, keberadaan pabrik ataupun alat-alat berat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prasita, Viv Djanat. 2012. Sistem Informasi Geografik Untuk Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir. Brilliant.
Purba, Hasanul Arifin. 2021. Pengamatan Dinamika Zona Pantai Menggunakan
Teknologi UAV dan GIS. Universitas Sumatera Utara.
Wibowo, Koko Mukti, dkk. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan
Lokasi Pertambangan Batubara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website.
Universitas Dehasen Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai