Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Review Jurnal

Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi Dalam

Pembangunan Sektor Kelautan Serta Pengembangan Sistem Pertahanan


Negara Maritim

MATA KULIAH PENGINDERAAN JARAK JAUH DAN SISTEM


INFORMASI GEOGRAFIS PERIKANAN

Oleh :

BLASIUS KACANEMA
201754242023

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2020
Hasil Review

1. Manfaat diperoleh dalam Perikanan


Hadirnya teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
telah memberikan pencerahan untuk kemudahan optimalisasi pembangunan sektor
kelautan dan pengembangan sistem pertahanan negara maritim.
Pemanfaatan teknologi Penginderaan Jauh dan SIG untuk mendukung
pembangunan sektor kelautan yang telah dikaji dan dianalisis oleh pakarnya yaitu:
a) Pemetaaan, Identifikasi dan inventarisasi Sumberdaya Pesisir dan Laut.
b) Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir dan Pengembangan Budidaya Laut.
c) Monitoring Ekosistem Pesisir dan Laut

2. Manfaat diperoleh bagi Mahasiswa MSP


Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis dan kajian wilayah
pesisir dan lautan telah banyak dilakukan oleh LAPAN, maupun para akademisi
perguruan tinggi yang menggeluti dibidang pemetaan dan optimalisasi pemanfaatan
pesisir dan kelautan.
Informasi mengenai obyek yang terdapat pada suatu lokasi di permukaan bumi
diambil dengan menggunakan sensor satelit, kemudian sesuai dengan tujuan kegiatan
yang akan dilakukan, informasi mengenai obyek tersebut diolah, dianalisa,
diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk informasi spasial dan peta tematik tata
ruang dengan menggunakan SIG, demikian hubungan kedua teknologi secara umum
sangat bermanfaat bagi mahasiswa perikanan untuk dapat memetakan pemanfaatan
wilayah pesisir dan kelautan.
PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM
PEMBANGUNAN SEKTOR KELAUTAN
SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PERTAHANAN
NEGARA MARITIM
Sakinah Fathrunnadi Shalihati
Dosen Pendidikan Geografi-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuh Waluh PO.BOX. 202 Purwokerto 53182
E-mail: sakinah_fs@yahoo.co.uk / queen.geo85@gmail.com

ABSTRAK
Negara Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia. Memiliki wilayah yang
didominasi oleh perairan berupa ocean (laut), jangkauan wilayah pesisir Indonesia yang
luas tentu memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunandan pertahanan. Dibutuhkan
waktu yang tidak singkat dan tenaga yang tidak sedikit untuk mengtahui potensi yang ada
didalamnya. Namun hadirnya teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi (SIG) telah memberikan pencerahan untuk kemudahan optimalisasi
pembangunan sektor kelautan dan pengembangan sistem pertahanan negara maritim.
Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis dan kajian wilayah pesisir dan
lautan telah banyak dilakukan oleh LAPAN, maupun para akademisi perguruan tinggi
yang menggeluti dibidang pemetaan dan optimalisasi pemanfaatan pesisir dan kelautan.
Sedangkan karya tulis ini hadir untuk mengarsipkan dan mengulasan kembali beberapa
temuan pemanfaatan teknologi Penginderan Jauh dan SIG. Metode yang digunakan
adalah telaah pustaka. Hasil dan pembahasan dalam karya tulis ini meliputi pembangunan
sektor kelautan meliputi: 1) pemetaaan, identifikasi dan inventarisasi sumberdaya pesisir
dan laut, 2) kesesuaian pemanfaatan pesisir dan pengembangan budidaya laut, dan 3)
monitoring ekosistem pesisir dan laut. Serta pembahasan pengembangan sistem
pertahanan negara maritim dengan pemanfaatan ZPPI dengan google earth.

Kata-kata Kunci: Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografi, Sektor Kelautan,


Pertahanan Negara Maritim.

I. PENDAHULUAN mencapai kemakmuran dan perdamaian


Negara Indonesia adalah negara masyarakat Indonesia secara merata, yang
maritim terbesar di dunia. Memiliki secara tidak langsung ikut andil pula dalam
wilayah yang didominasi oleh perairan kemakmuran masyarakat dunia.
berupa ocean (laut), dan kepulauan yang Keberhasilan pembangunan di dalamnya
berjajar dan bertaburan di dalamnya, untuk sangat ditentukan ketahanan yang dimiliki
itu dalam melakukan maksimalisasi salah satunya pertahanan laut. Total luas
pembangunan sektor kelautan dan wilayah laut Indonesia 5,9 juta km2, terdiri
penguatan sistem ketahanan negara atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7
maritim perlu perencanaan dan km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif
pengembangan wilayah yang berbeda (UNCLOS 1982), luas tersebut belum
dengan negara continent (benua). termasuk landas kontinen. Terdiri dari
Pembangunan sektor kelautan negara pulau-pulau besar dan kecil yang
maritim Indonesia ditujukan untuk jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 115
Tiga perempat wilayahnya adalah laut, Penulisan karya tulis ini
dengan panjang garis pantai 95.161 km, menggunakan metode telaah pustaka, yang
terpanjang kedua setelah Kanada. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan
menjadikan Indonesia sebagai negara penjabaran berupa diskripsi dalam bentuk
kepulauan terbesar di dunia (Lasabuda, kalimat-kalimat kritis pada kajian tema
2013). yang telah ditulis oleh para pakar yang ada
Luasnya wilayah laut dan jangkauan di bidangnya. Sedangkan tema untuk
wilayah pesisir Indonesia tentu memiliki penulisan karya ilmiah ini khusus terkait
tantangan tersendiri, dibutuhkan waktu dengan kajian pembangunan sektor
yang tidak singkat dan tenaga yang tidak kelautan dan pengembangan sistem
sedikit untuk mengetahui potensi yang ada pertahanan negara maritim, yang diperoleh
di dalamnya. Namun dengan dari jurnal, prosiding dan buku literatur.
berkembangnya teknologi Penginderaan
Jauh dan komputerisasi SIG telah III. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan pencerahan untuk kemudahan A. Pengindraan Jauh dan SIG untuk
perencanaan dan pengembangan wilayah Pembangunan Sektor Kelautan
perairan di Indonesia. Informasi mengenai Optimalisasi pembangunan sektor
obyek yang terdapat pada suatu lokasi di kelautan di Indonesia masih belum
permukaan bumi diambil dengan termaksimalkan dengan baik, meliputi dari
menggunakan sensor satelit, kemudian pemanfaatan hasil perikanan yang belum
sesuai dengan tujuan kegiatan yang akan tergali dengan baik, pemanfaatan aktifitas
dilakukan, informasi mengenai obyek laut dan perairan untuk tenaga pembangkit
tersebut diolah, dianalisa, diinterpretasikan listrik yang aman, optimalisasi kandungan
dan disajikan dalam bentuk informasi mineral dan minyak bumi yang menyebar
spasial dan peta tematik tata ruang dengan diberbagai lokasi perairan, transpurtasi laut
menggunakan SIG, demikian hubungan yang cepat dan aman, hingga pemanfaatan
kedua teknologi secara umum menurut potensi bahari lainnya yang tersebar di
Syah (2010) . pesisir, kepulauan dan pulau-pulau kecil
Di Indonesia pemanfaatan dengan membawa ciri khas yang berbeda-
Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis beda. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan
dan kajian wilayah pesisir dan lautan telah kelautan tersebut belum optimal
banyak dilakukan oleh Lembaga Antariksa dikarenakan ketidaktauan akan potensi dari
dan Penerbangan Nasional (LAPAN), masing-masing pulau yang dimiliki
maupun para akademisi perguruan tinggi Indonesia, dengan hadirnya Penginderaan
yang menggeluti dibidang pemetaan dan Jauh dan SIG diharapkan mampu
optimalisasi pemanfaatan pesisir dan membantu mengenali potensi yang ada.
kelautan. Untuk itu sangat diperlukan Dan berikut ini diulas kembali beberapa
pengarsipan hasil-hasil penemuan dari hasil penemuan dari pemanfaatan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan teknologi Penginderaan Jauh dan SIG
tersebut, agar mudah penerapannya untuk mendukung pembangunan sektor
dikemudian hari, dan karya tulis ini hadir kelautan yang telah dikaji dan dianalisis
untuk mengarsipkan dan mengulasan oleh pakarnya .
kembali beberapa temuan pemanfaatan 1. Pemetaaan, Identifikasi dan
teknologi Penginderan Jauh dan SIG bagi inventarisasi Sumberdaya Pesisir
pembangunan sektor kelautan dan dan Laut
pembangunan sistem ketahanan negara Langkah optimalisasi pengemba-
maritim. ngan atau eksploitasi sumberdaya
pesisir dan kelautan dengan
II. METODE PENULISAN dilakukannya kegiatan inventarisasi,
yang berguna untuk mengetahui jenis,

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 116
letak dan nilai ekonomis sumberdaya pulau-pulau terluar dengan judul
(Pigawati, 2005). Inventarisasi Model Diseminasi Informasi
sumberdaya pesisir dan kelautan Geospasial Pulau-Pulau Kecil Terluar
sangat diperlukan mengingat Berbasis Pemanfaatan Penginderaan
kompleksitas ekosistem yang ada Jauh dan google mapping system.
dimasing-masing pulau berbeda, misal Penelitian tersebut memberikan
ekosistem terumbu karang, padang wawasan terkait dengan pemanfaatan
lamun, pantai, teluk, selat, muara, penginderaan jauh dan google
delta, mangrove, daerah pasang surut mapping system untuk penyajian
dan samudera. Inventarisasi dilakukan informasi geospasial pulau-pulau
dengan cara pemetaan pulau dan terluar yang dapat ditampilkan secara
identifikasi sumberdaya yang ada visualisasi dan disebar luaskan dengan
dengan teknologi penginderaan jauh jaringan elektronik. Informasi
dan atau survey lapangan. geospasial yang ditampilkan tentunya
Ekosistem tersebut merupakan tidak hanya sekedar informasi letak
sumberdaya yang potensial untuk dan koordinat namun disertakan pula
perikanan, pertambangan, pertanian, informasi penggunaan lahan, kondisi
kehutanan, perhubungan, dan pasang surut, potensi perikanan,
pariwisata (Murti BS, 2011). Untuk potensi tambang, potensi penduduk,
itu hal pertama yang perlu dilakukan kebudayaan dan informasi lainnya.
adalah inventarisasi pulau secara Penelitian yang dilakukan Sarno
spasial beserta diskripsi potensi pulau (2013) tersebut dapat dikembangkan
tersebut, dan tentunya inventarisasi untuk pulau-pulau lainnya di seluruh
yang dilakukan sejumlah pulau yang wilayah perairan Indonesia, sehingga
dimiliki negara Indonesia. Contoh pemetaan pulau, identifikasi potensi
penelitian mengenai lnventarisasi sumberdaya pulau akan lebih mudah
pulau terluar telah dilakukan oleh diinventarisasikan dan mudah dalam
Sarno (2013) khususnya inventarisasi perencanaan dan pengembangannya.

Gambar 1. Desiminasi Informasi Geospasial Pulau Kakarutan (Sarno, 2013)

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 117
Selain pemanfaatan penginderaan atmosfer terhadap anomali suhu
jauh dan SIG untuk desiminasi permukaan laut, prediksi cuaca,
informasi geospasial pulau dapat pula pertukaran gas antara udara dengan
data satelit penginderaan jauh untuk permukaan laut, pergerakan massa air,
inventarisasi sumberdaya kelautan studi polusi, perikanan, dan dinamika
adalah pengukuran suhu permukaan oseanografi seperti fenomena eddi,
laut atau yang sering disebut SPL. gyre, front dan upwelling. Suhu
SPL merupakan salah satu parameter permukaan laut dapat diperoleh dari
geofisika yang diperlukan untuk pengukuran langsung atau dari
berbagai aplikasi seperti untuk ekstraksi data satelit penginderaan
klimatologi, perubahan suhu jauh (Winarso, dkk, 2014).
permukaan laut global, respon

Gambar 2. Sebaran SPL Wilayah Indonesia dari Data MODIS 1 Austus 2013
(kanan) dan Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Dari Data MODIS 23 September 2014
(Winarso, dkk, 2014)

Dengan adanya data SPL dapat tepat. Informasi yang berkaitan


dimungkinkan prediksi pergerakan dengan pengembangan budidaya laut
ikan dan kondisi aman saat diantaranya adalah informasi lokasi
penangkapan ikan, informasi yang ideal bagi pengembangan budidaya
demikian sangat diperlukan bagi laut (Sulma, 2005). Berikut ini
nelayan agar dapat memperoleh hasil beberapa contoh peran penginderaan
penangkapan ikan yang maksimal saat jauh dan SIG dalam penentuan
kondisi cuaca laut yang aman untuk kesesuaian kawasan dan
berlayar. Dapat pula digunakan bagi pengembangan budidaya laut:
armada kapal laut yang membawa a. Keramba jaring tangkap dan
penumpang untuk melakukan Rumput Laut
perjalanan sehingga lebih aman dan Keramba jaring tangkap
mengurangi terjadinya kecelakaan merupakan salah satu cara
transportasi laut. budidaya ikan di laut dan budidaya
2. Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir rumput laut banyak digemari oleh
dan Pengembangan Budidaya Laut masyarakat pesisir karena jika
Dengan kepemilikian lautan yang dikembangkan dengan optimal
luas dan pulau-pulau yang memilki akan menghasilkan pendapatan
karakter tersendiri, mengandung yang tinggi. Kedua budidaya
potensi perikanan dan potensi hasil tersebut memerlukan lokasi yang
laut lainnya yang melimpah, dan strategis, dengan persyaratan yang
untuk menjaga keberlanjutannya sama menurut penelitian yang
diperlukan pembudidayaan yang dilakukan Syofyan, dkk (2010)

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 118
yaitu klorofil, BOD, DO, Kabupaten Natuna, dengan
kecerahan dan kedalaman. perolehan dominansi kesesuaian
Penelitian yang dilakukan kawasan untuk kegiatan keramba
Syofyan, dkk (2010) menunjukkan jaring tangkap dan rumput laut
pemanfaatan data penginderaan berada pada kelas sesuai sebesar
jauh dan SIG dalam penentuan 49,4%, kemudian kelas sangat
lokasi untuk kesesuaian budidaya sesuai sebesar 31,1% dan tidak
keramba jaring tangkap dan sesuai sebesar 19,5%. Dengan
rumput laut di Pulau Bunguran gambar spasialnya sebagai berikut:

Gambar 3. Kelas Kesesuaian Kawasan Keramba Jaring Tancap dan Rumput


Laut di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna (Syofyan, dkk, 2010)

b. Budidaya Kerang Mutiara penelitian yang telah dilakukan


Lain halnya pada penelitian oleh Hidayah (2012) mengenai
dalam penggunaan penginderaan pendugaan kesesuaian lokasi
jauh untuk menentukan kesesuaian pengembangan budidaya kerang
lokasi budidaya kerang mutiara. mutiara di Kepulauan Kangean
Menurut Dahuri (2002) mutiara Madura, dengan menggunakan
merupakan salah satu komoditas kombinasi antara citra satelit
ekspor penting bagi Indonesia Landsat ETM/7 dan survey
dengan potensi nilai ekonomi lapangan yang kemudian diolah
sebesar 120 juta US$ per tahun dengan menggunakan SIG. Hasil
(Hidayah, 2012). Namun saat ini analisa kesesuaian untuk budidaya
budidaya kerang mutiara masih kerang mutiara perairan Kepulauan
terbatas di Indonesia bagian timur, Kangean Madura menunjukkan
terutama Maluku dan Nusa bahwa sekitar 27,89% dari luas
Tenggara. Maka diperlukan wilayah perairan memiliki tingkat
analisis lokasi kesesuaian budidaya kesesuaian yang sedang hingga
kerang mutiara untuk indonesia baik.
bagian barat dan tengah, seperti

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 119
Gambar 4. Hasil Analisa Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Kerang Mutiara
di Kepulauan Kangean Madura (Hidayah, 2012)

c. Tambak tambak telah dilakukan oleh


Tambah merupakan aktivitas Najmudin (2003) di Pesisir
budidaya laut yang paling banyak Kabupaten Ciamis. Dengan
dilakukan oleh masyarakat pesisir, menggunakan SIG dari Citra
namun saat ini banyak didapati Landsat-TM dan biofisik kimia
kemunduran lingkungan akibat lahan, didapatkan hasil analisis
perencanaan lokasi dan bahwa pesisir Kabupaten Ciamis
pengelolaan tambak yang tidak memiliki lahan yang potensial
sesuai dengan peruntukan untuk budidaya tambak khususnya
seharusnya. Penelitian mengenai udang, yaitu seluas 107, 1 Km2
kesesuaian pesisir untuk budidaya atau sekitar 22,25%.

Gambar 5. Peta Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tambak (Najmudin, 2003)

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 120
d. Wisata Bahari Pemanfaatan teknologi
Pemanfaatan potensi pesisir dan Penginderaan Jauh dan SIG untuk
lautan lainnya adalah pemanfaatan penentuan lokasi pariwisata bahari
dalam bidang wisata, pemanfaatan telah dilakukan Winarso, dkk
ini agaknya mulai banyak disadari (2014) dengan parameter
oleh masyarakat Indonesia, yang lingkungan yang dideteksi dari
mulai berlomba-lomba dalam penginderaan jauh antara lain
melakukan marketing wisata bagi kecerahan, terumbu karang, dan
wilayah pesisirnya, namun perlu kedalaman. Kemudian dengan SIG
dicermati kesesuaiannya agar ditentukan lokasi yang sesuai
terjadi keberlanjutan bagi untuk wisata bahari seperti diving
pengembangan wisata nantinya, dan snorkeling.

Gambar 6. Lokasi rekomendasi untuk pariwisata bahari di NTB berdasarkan


data penginderaan jauh (Winarso, dkk, 2014)

e. Zonasi Jalur Penangkapan Penelitian mengenai pembagian


Ikan zona jalur penangkapan ikan
Sedangkan pemanfaatan berdasarkan Keputusan Mentri
penginderaan jauh dan SIG untuk Pertanian No. 392 Tahun 1999
pemanfaatan potensi kelautan telah dilakukan Harahap dan
adalah penentuan zonasi jalur Yanuarsyah (2012) di wilayah
penangkapan ikan. Jalur-jalur perairan Kalimantan Barat, dengan
penangkapan ikan telah diatur mempertimbangkan pula
dalam Keputusan Menteri parameter jarak dan kedalaman,
Pertanian No. 392 Tahun 1999. beserta beberapa asumsi dan
Jalur penangkapan ikan dapat pembatasan kondisi lokal seperti
dimanfaatkan bagi nelayan- perairan rawan konflik, daerah
nelayan yang masih menggunakan ekosisten terumbu karang dengan
kapal kecil, maupun nelayah yang kedalaman kurang dari 20 meter.
telah menggunakan kapal Kalimantan Barat merupakan salah
dilengkapi teknologi, kegunaan satu fishing ground yang
jalur-jalur ini juga dapat berpotensi terletak di Selat
dimanfaatkan dalam pembagian Karimata hingga Laut Cina Selatan
zona tangkap. dan berbatasan langsung dengan
perairan Negara Malaysia.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 121
Gambar 7. Peta Alternatif Jalur Penangkapan Ikan di Kalimantan Barat
(Harahap dan Yanuarsyah, 2012)

3. Monitoring Ekosistem Pesisir banyak memberikan manfaat baik


dan Laut secara ekonomi, sosial dan budaya
Pembangunan di beberapa sektor maupun lingkungan pada
kelautan baik di pesisir maupun di masyarakat setempat, misalnya
lautan itu sendiri, tentunya hutan mangrove digunakan sebagai
memberikan efek terhadap pelindung daratan dari kuatnya
lingkungan, dalam bentuk kerusakan, gelombang laut yang dapat
ataupun hilangnya ekosistem tertentu. mengakibatkan abrasi, mengurangi
Penurunan kualitas lingkungan ini kerusakan akibat gelombang
pada dasarnya akan berdampak pula tsunami, dapat pula dimanfaatkan
pada kondisi ekonomi, sosial dan untuk pembuatan sirup ataupun
budaya setempat baik secara langsung keripik yang tentunya dieksploitasi
maupun tidak langsung. Perubahan secara berkelanjutan. Namun
yang terjadi ini perlu dilakukan keberadaan hutan mangrove
pengamatan sejauh mana terjadinya sendiri mulai tersisihkan dengan
perubahan sehingga dapat dilakukan keinginan masyarakat untuk
penanganan yang tepat, salah satu mengubahnya menjadi lahan
langkah monitoring yang efisien, tambak yang dianggap
hemat dan cepat adalah penggunaan memberikan kemakmuran yang
teknologi penginderaan jauh dan SIG. lebih tinggi.
Sebagai contoh penggunaan Penelitian mengenai monitoring
penginderaan jauh dan SIG dalam hutan mangrove, salah satunya
monitoring perubahan ekosistem telah dilakukan Fathurrohmah, dkk
pesisir dan laut adalah sebagai (2013) di area Delta Sungai Wulan
berikut: Kabupaten Demak. Yang ditujukan
a. Monitoring Hutan Mangrove untuk kegiatan monitoring
Hutan Mangrove merupakan perubahan luas dan distribusi
salah satu ekosistem pesisir yang tutupan lahan mangrove melalui

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 122
interpretasi visual data adalah Citra Landsat TM tahun
penginderaan jauh dan di 1994, Citra Landsat ETM tahun
integrasikan dengan SIG. Data 2002, dan Citra ALOS tahun 2010.
penginderaan jauh yang digunakan

Peta Perubahan Tutupan Lahan Peta Perubahan Tutupan Lahan Mangrove


Mangrove Periode Tahun 1994-2002 Periode Tahun 2002-2010

Gambar 8. Monitoring Hutan Mangrove di Area Delta Sungai Wulan


Kabupaten Demak (Fathurrohmah, dkk, 2013)

b. Monitoring Terumbu Karang memberikan nilai tinggi bagi


Pemanfaatan teknologi keindahan suatu tempat.
penginderaan jauh dan SIG lainnya Adapun penelitian yang
dalam monitoring ekosistem memanfaatkan penginderaan jauh
pesisir dan laut adalah monitoring dan SIG dalam monitoring
terumbu karang. Terumbu karang terumbu karang adalah penelitian
merupakan ekosistem yang paling kondisi terumbu karang di TWAL
rawan terhadap perubahan Kapoposang yang dilakukan Faizal
lingkungan pesisir. Terumbu dan Jompa (2010). Penelitian yang
karang merupakan tempat memanfaatkan Citra Satelit SPOT
berkembang biaknya ikan-ikan 5 resolusi 10 meter dan data
kecil yang merupakan rantai kedalaman perairan. Citra tersebut
makanan pertama dilaut bagi ikan- dapat digunakan untuk
ikan besar, terumbu karang juga mengkelaskan obyek dasar

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 123
menjadi 5 penutup dasar masing- dimana terjadi kerusakan berat
masing karang hidup, pecahan sebesar 25-40% yang berada di
karang, karang mati, lamun, dan kedalaman 0-10 meter. Dengan
pasir. Penelitian yang dilakukan diketahuinya kerusakan tersebut
berhasil mengidentifikasi maka dapat diketahui langkah
kedalaman dan tingkat kerusakan konservasi penyelamatan terumbu
terumbu karang secara spasial, karang yang tepat.

Gambar 9. Peta kedalaman versus kondisi terumbu karang di Taman Wisata


Alam Laut Kapoposang Sulawesi Selatan (Faizal dan Jompa, 2010)

B. Penginderaan Jauh dan SIG untuk terjadinya gangguan keamanan seperti


Pengembangan Sistem Pertahanan illegal fishing. Dengan penginderaan jauh
Negara Maritim dan SIG dapat pula digunakan untuk
Teknologi Penginderaan Jauh da SIG melakukan identifikasi dan monitoring
tidak hanya digunakan untuk objek penting semisal pangkalan angkatan
pengembangan sektor kelautan namun laut miliki negara, kondisi pulau-pulau
mampu digunakan pula dalam terluar agar aman dari penyusupan.
pengembangan pertahanan negara Pemantauan tersebut untuk saat ini
Indonesia, sebagai negara maritim terbesar pada dasarnya dapat dilakukan secara
di dunia. Menurut Winarso, dkk (2014) multi temporal, multi spasial dan multi
Penginderaan Jauh dan SIG dapat dimensi karena sudah terdapat kemudahan
dimanfaatkan untuk Pertahanan Negara jaringan internet, misalnya lokasi ZPPI
dan Operasi Keamanan Laut dengan yang telah dipasang sensor alau alat
memanfaatkan Zona Potensi Penangkapan deteksi kapal asing kemudian dihubungkan
Ikan (ZPPI), informasi ZPPI sebagai dengan aplikasi google earth akan
daerah penangkapan dengan intensitas menghasilkan wujud pemantauan tersebut
yang tinggi dapat diperkirakan berpotensi secara mudah.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 124
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tahunan VII Hasil Penelitian
A. Kesimpulan Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
1. Pemanfaatan Teknologi Fathurrohmah, S., Karina Bunga Hati dan
Penginderaan Jauh dan SIG telah Bramantiyo Marjuki. (2013). Aplikasi
banyak digunakan analisis dan Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan
kajian terkait dengan Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu
pembangunan sektor kelautan dan Sumberdaya Wilayah Pesisir (Studi
masih perlu pengembangan untuk Kasus Di Delta Sungai Wulan
penerapan sistem pertahanan Kabupaten Demak). Prossiding.
negara maritim. Seminar Nasional Pendayagunaan
2. Pembangunan sektor kelautan Informasi Geospatial untuk
dengan Penginderaan Jauh dan Optimalisasi Otonomi Daerah 2013.
SIG banyak dimanfaatkan untuk Harahap dan Yanuarsyah. (2012). Aplikasi
pemetaan, identifikasi dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
inventarisasi sumberdaya pesisir untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan
dan laut yang ditujukan untuk di Perairan Kalimantan Barat. Jurnal
kesesuaian pemanfaatan pesisir Akuatika. Vol. III No. 1/ Maret 2012.
dan pengembangan budidaya laut Hidayah, Z. (2012). Model Aplikasi
serta untuk memudahkan dalam Sistem Informasi Geografis dan
monitoring ekosistem pesisir dan Penginderaan Jauh dalam Pendugaan
lautan. Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya
3. Pengembangan Penginderaan Jauh Kerang Mutiara di Kepulauan
dan SIG untuk pengembangan Kangean Madura. Prossiding.
sistem pertahanan negara maritim Seminar Nasional Tahunan IX Hasil
dapat memanfaatkan ZPPI sebagai Penelitian Perikanan dan Kelautan 14
zona yang berpotensi terjadinya Juli 2012.
illegal fishing, dan pemantauan Lasabuda, R. (2013). Pembangunan
pangkalan angkatan laut serta Wilayah Pesisir dan Lautan Dalam
kondisi pulau-pulau terluar milik Perspektif Negara Kepulauan
negara. Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah
Platax. Vol. I-2, Januari 2013.
B. Saran Murti BS, S.H., (2011). Kajian Data
Banyaknya penelitian pesisir dan Penginderaan Jauh Multiresolusi
kelautan yang memanfaatkan untuk Identifikasi Fitur Tipologi
Penginderaan Jauh dan SIG telah Pesisir. Laporan Penelitian. Fakultas
menandakan bahwa negara Indonesia Geografi. Universitas Gadjah Mada.
memiliki pakar-pakar yang handal dalam Najmudin, D. (2003). Evaluasi
kemaritiman, untuk itu perlu aplikasi nyata Perencanaan Tata Ruang Lahan
dari hasil penelitian-penelitian tersebut Tambak Menggunakan Teknologi
dalam bentuk kegiatan yang aplikatif bagi Penginderaan Jauh dan Sistem
masyarakat. Informasi Geografi di Daetah Pesisir
Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Pigawati, B. (2005). Identifikasi Potensi
Faizal, A., dan Jompa, J. (2010). dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir
Pemanfaatan Citra ALOS AVNIR II Pulau - Pulau Kecil dan Laut
dalam Pemetaan Kondisi Terumbu Kabupaten Natuna - Provinsi
Karang di Taman Wisata Alam Laut Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu
Kapoposang, Sulawesi Selatan. Kelautan. Desember 2005. Vol. 10 (4)
Prossiding. Seminar Nasional : 229 -236. Universitas Diponegoro.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 125
Sarno. (2013). Model Diseminasi
Informasi Geospasial Pulau-Pulau
Kecil Terluar Berbasis Pemanfaatan
Penginderaan Jauh dan Google
Mapping System. Jurnal
Penginderaan Jauh. Vol. 10 No. 2
Desember 2013 :59-70.
Sulma, S., dkk. (2005). Pemanfaatan
Penginderaan Jauh untuk Penentuan
Kesesuaian Lokasi Budidaya Laut di
Kepulauan Seribu. Prossiding.
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN
XIV ”Pemanfaatan Efektif
Penginderaan Jauh Untuk
Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”.
Syah, F.A., (2010). Penginderaan Jauh dan
Aplikasinya di Wilayah Pesisir Dan
Lautan. Jurnal Kelautan, Volume 3,
No.1 April 2010.
Syofyan, I., Rommie Jhonerie, Yusni
Ikhwan Siregar. (2010). Aplikasi
Sistem Informasi Geografis dalam
Penentuan Kesesuaian Kawasan
Keramba Jaring Tancap dan Rumput
Laut Di Perairan Pulau Bunguran
Kabupaten Natuna. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. halaman 111-120.
Winarso, G., dkk (2014). Aplikasi
Penginderaan Jauh untuk Mendukung
Program Kemaritiman. Publikasi
ilmiah. http://pusfatja.lapan.go.id/
files_uploads_ebook/publikasi/01_AP
LIKASI%20PENGINDERAAN%20
%20JAUH%20UNTUK%20MENDU
KUNG%20PROGRAM%20%20KE
MARITIMAN%20draft%20Final.pdf.
Diakses tanggal 22 September 2014.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 126

Anda mungkin juga menyukai