Review Jurnal
Oleh :
BLASIUS KACANEMA
201754242023
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2020
Hasil Review
ABSTRAK
Negara Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia. Memiliki wilayah yang
didominasi oleh perairan berupa ocean (laut), jangkauan wilayah pesisir Indonesia yang
luas tentu memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunandan pertahanan. Dibutuhkan
waktu yang tidak singkat dan tenaga yang tidak sedikit untuk mengtahui potensi yang ada
didalamnya. Namun hadirnya teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi (SIG) telah memberikan pencerahan untuk kemudahan optimalisasi
pembangunan sektor kelautan dan pengembangan sistem pertahanan negara maritim.
Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis dan kajian wilayah pesisir dan
lautan telah banyak dilakukan oleh LAPAN, maupun para akademisi perguruan tinggi
yang menggeluti dibidang pemetaan dan optimalisasi pemanfaatan pesisir dan kelautan.
Sedangkan karya tulis ini hadir untuk mengarsipkan dan mengulasan kembali beberapa
temuan pemanfaatan teknologi Penginderan Jauh dan SIG. Metode yang digunakan
adalah telaah pustaka. Hasil dan pembahasan dalam karya tulis ini meliputi pembangunan
sektor kelautan meliputi: 1) pemetaaan, identifikasi dan inventarisasi sumberdaya pesisir
dan laut, 2) kesesuaian pemanfaatan pesisir dan pengembangan budidaya laut, dan 3)
monitoring ekosistem pesisir dan laut. Serta pembahasan pengembangan sistem
pertahanan negara maritim dengan pemanfaatan ZPPI dengan google earth.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 115
Tiga perempat wilayahnya adalah laut, Penulisan karya tulis ini
dengan panjang garis pantai 95.161 km, menggunakan metode telaah pustaka, yang
terpanjang kedua setelah Kanada. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan
menjadikan Indonesia sebagai negara penjabaran berupa diskripsi dalam bentuk
kepulauan terbesar di dunia (Lasabuda, kalimat-kalimat kritis pada kajian tema
2013). yang telah ditulis oleh para pakar yang ada
Luasnya wilayah laut dan jangkauan di bidangnya. Sedangkan tema untuk
wilayah pesisir Indonesia tentu memiliki penulisan karya ilmiah ini khusus terkait
tantangan tersendiri, dibutuhkan waktu dengan kajian pembangunan sektor
yang tidak singkat dan tenaga yang tidak kelautan dan pengembangan sistem
sedikit untuk mengetahui potensi yang ada pertahanan negara maritim, yang diperoleh
di dalamnya. Namun dengan dari jurnal, prosiding dan buku literatur.
berkembangnya teknologi Penginderaan
Jauh dan komputerisasi SIG telah III. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan pencerahan untuk kemudahan A. Pengindraan Jauh dan SIG untuk
perencanaan dan pengembangan wilayah Pembangunan Sektor Kelautan
perairan di Indonesia. Informasi mengenai Optimalisasi pembangunan sektor
obyek yang terdapat pada suatu lokasi di kelautan di Indonesia masih belum
permukaan bumi diambil dengan termaksimalkan dengan baik, meliputi dari
menggunakan sensor satelit, kemudian pemanfaatan hasil perikanan yang belum
sesuai dengan tujuan kegiatan yang akan tergali dengan baik, pemanfaatan aktifitas
dilakukan, informasi mengenai obyek laut dan perairan untuk tenaga pembangkit
tersebut diolah, dianalisa, diinterpretasikan listrik yang aman, optimalisasi kandungan
dan disajikan dalam bentuk informasi mineral dan minyak bumi yang menyebar
spasial dan peta tematik tata ruang dengan diberbagai lokasi perairan, transpurtasi laut
menggunakan SIG, demikian hubungan yang cepat dan aman, hingga pemanfaatan
kedua teknologi secara umum menurut potensi bahari lainnya yang tersebar di
Syah (2010) . pesisir, kepulauan dan pulau-pulau kecil
Di Indonesia pemanfaatan dengan membawa ciri khas yang berbeda-
Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis beda. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan
dan kajian wilayah pesisir dan lautan telah kelautan tersebut belum optimal
banyak dilakukan oleh Lembaga Antariksa dikarenakan ketidaktauan akan potensi dari
dan Penerbangan Nasional (LAPAN), masing-masing pulau yang dimiliki
maupun para akademisi perguruan tinggi Indonesia, dengan hadirnya Penginderaan
yang menggeluti dibidang pemetaan dan Jauh dan SIG diharapkan mampu
optimalisasi pemanfaatan pesisir dan membantu mengenali potensi yang ada.
kelautan. Untuk itu sangat diperlukan Dan berikut ini diulas kembali beberapa
pengarsipan hasil-hasil penemuan dari hasil penemuan dari pemanfaatan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan teknologi Penginderaan Jauh dan SIG
tersebut, agar mudah penerapannya untuk mendukung pembangunan sektor
dikemudian hari, dan karya tulis ini hadir kelautan yang telah dikaji dan dianalisis
untuk mengarsipkan dan mengulasan oleh pakarnya .
kembali beberapa temuan pemanfaatan 1. Pemetaaan, Identifikasi dan
teknologi Penginderan Jauh dan SIG bagi inventarisasi Sumberdaya Pesisir
pembangunan sektor kelautan dan dan Laut
pembangunan sistem ketahanan negara Langkah optimalisasi pengemba-
maritim. ngan atau eksploitasi sumberdaya
pesisir dan kelautan dengan
II. METODE PENULISAN dilakukannya kegiatan inventarisasi,
yang berguna untuk mengetahui jenis,
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 116
letak dan nilai ekonomis sumberdaya pulau-pulau terluar dengan judul
(Pigawati, 2005). Inventarisasi Model Diseminasi Informasi
sumberdaya pesisir dan kelautan Geospasial Pulau-Pulau Kecil Terluar
sangat diperlukan mengingat Berbasis Pemanfaatan Penginderaan
kompleksitas ekosistem yang ada Jauh dan google mapping system.
dimasing-masing pulau berbeda, misal Penelitian tersebut memberikan
ekosistem terumbu karang, padang wawasan terkait dengan pemanfaatan
lamun, pantai, teluk, selat, muara, penginderaan jauh dan google
delta, mangrove, daerah pasang surut mapping system untuk penyajian
dan samudera. Inventarisasi dilakukan informasi geospasial pulau-pulau
dengan cara pemetaan pulau dan terluar yang dapat ditampilkan secara
identifikasi sumberdaya yang ada visualisasi dan disebar luaskan dengan
dengan teknologi penginderaan jauh jaringan elektronik. Informasi
dan atau survey lapangan. geospasial yang ditampilkan tentunya
Ekosistem tersebut merupakan tidak hanya sekedar informasi letak
sumberdaya yang potensial untuk dan koordinat namun disertakan pula
perikanan, pertambangan, pertanian, informasi penggunaan lahan, kondisi
kehutanan, perhubungan, dan pasang surut, potensi perikanan,
pariwisata (Murti BS, 2011). Untuk potensi tambang, potensi penduduk,
itu hal pertama yang perlu dilakukan kebudayaan dan informasi lainnya.
adalah inventarisasi pulau secara Penelitian yang dilakukan Sarno
spasial beserta diskripsi potensi pulau (2013) tersebut dapat dikembangkan
tersebut, dan tentunya inventarisasi untuk pulau-pulau lainnya di seluruh
yang dilakukan sejumlah pulau yang wilayah perairan Indonesia, sehingga
dimiliki negara Indonesia. Contoh pemetaan pulau, identifikasi potensi
penelitian mengenai lnventarisasi sumberdaya pulau akan lebih mudah
pulau terluar telah dilakukan oleh diinventarisasikan dan mudah dalam
Sarno (2013) khususnya inventarisasi perencanaan dan pengembangannya.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 117
Selain pemanfaatan penginderaan atmosfer terhadap anomali suhu
jauh dan SIG untuk desiminasi permukaan laut, prediksi cuaca,
informasi geospasial pulau dapat pula pertukaran gas antara udara dengan
data satelit penginderaan jauh untuk permukaan laut, pergerakan massa air,
inventarisasi sumberdaya kelautan studi polusi, perikanan, dan dinamika
adalah pengukuran suhu permukaan oseanografi seperti fenomena eddi,
laut atau yang sering disebut SPL. gyre, front dan upwelling. Suhu
SPL merupakan salah satu parameter permukaan laut dapat diperoleh dari
geofisika yang diperlukan untuk pengukuran langsung atau dari
berbagai aplikasi seperti untuk ekstraksi data satelit penginderaan
klimatologi, perubahan suhu jauh (Winarso, dkk, 2014).
permukaan laut global, respon
Gambar 2. Sebaran SPL Wilayah Indonesia dari Data MODIS 1 Austus 2013
(kanan) dan Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Dari Data MODIS 23 September 2014
(Winarso, dkk, 2014)
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 118
yaitu klorofil, BOD, DO, Kabupaten Natuna, dengan
kecerahan dan kedalaman. perolehan dominansi kesesuaian
Penelitian yang dilakukan kawasan untuk kegiatan keramba
Syofyan, dkk (2010) menunjukkan jaring tangkap dan rumput laut
pemanfaatan data penginderaan berada pada kelas sesuai sebesar
jauh dan SIG dalam penentuan 49,4%, kemudian kelas sangat
lokasi untuk kesesuaian budidaya sesuai sebesar 31,1% dan tidak
keramba jaring tangkap dan sesuai sebesar 19,5%. Dengan
rumput laut di Pulau Bunguran gambar spasialnya sebagai berikut:
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 119
Gambar 4. Hasil Analisa Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Kerang Mutiara
di Kepulauan Kangean Madura (Hidayah, 2012)
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 120
d. Wisata Bahari Pemanfaatan teknologi
Pemanfaatan potensi pesisir dan Penginderaan Jauh dan SIG untuk
lautan lainnya adalah pemanfaatan penentuan lokasi pariwisata bahari
dalam bidang wisata, pemanfaatan telah dilakukan Winarso, dkk
ini agaknya mulai banyak disadari (2014) dengan parameter
oleh masyarakat Indonesia, yang lingkungan yang dideteksi dari
mulai berlomba-lomba dalam penginderaan jauh antara lain
melakukan marketing wisata bagi kecerahan, terumbu karang, dan
wilayah pesisirnya, namun perlu kedalaman. Kemudian dengan SIG
dicermati kesesuaiannya agar ditentukan lokasi yang sesuai
terjadi keberlanjutan bagi untuk wisata bahari seperti diving
pengembangan wisata nantinya, dan snorkeling.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 121
Gambar 7. Peta Alternatif Jalur Penangkapan Ikan di Kalimantan Barat
(Harahap dan Yanuarsyah, 2012)
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 122
interpretasi visual data adalah Citra Landsat TM tahun
penginderaan jauh dan di 1994, Citra Landsat ETM tahun
integrasikan dengan SIG. Data 2002, dan Citra ALOS tahun 2010.
penginderaan jauh yang digunakan
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 123
menjadi 5 penutup dasar masing- dimana terjadi kerusakan berat
masing karang hidup, pecahan sebesar 25-40% yang berada di
karang, karang mati, lamun, dan kedalaman 0-10 meter. Dengan
pasir. Penelitian yang dilakukan diketahuinya kerusakan tersebut
berhasil mengidentifikasi maka dapat diketahui langkah
kedalaman dan tingkat kerusakan konservasi penyelamatan terumbu
terumbu karang secara spasial, karang yang tepat.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 124
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tahunan VII Hasil Penelitian
A. Kesimpulan Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
1. Pemanfaatan Teknologi Fathurrohmah, S., Karina Bunga Hati dan
Penginderaan Jauh dan SIG telah Bramantiyo Marjuki. (2013). Aplikasi
banyak digunakan analisis dan Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan
kajian terkait dengan Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu
pembangunan sektor kelautan dan Sumberdaya Wilayah Pesisir (Studi
masih perlu pengembangan untuk Kasus Di Delta Sungai Wulan
penerapan sistem pertahanan Kabupaten Demak). Prossiding.
negara maritim. Seminar Nasional Pendayagunaan
2. Pembangunan sektor kelautan Informasi Geospatial untuk
dengan Penginderaan Jauh dan Optimalisasi Otonomi Daerah 2013.
SIG banyak dimanfaatkan untuk Harahap dan Yanuarsyah. (2012). Aplikasi
pemetaan, identifikasi dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
inventarisasi sumberdaya pesisir untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan
dan laut yang ditujukan untuk di Perairan Kalimantan Barat. Jurnal
kesesuaian pemanfaatan pesisir Akuatika. Vol. III No. 1/ Maret 2012.
dan pengembangan budidaya laut Hidayah, Z. (2012). Model Aplikasi
serta untuk memudahkan dalam Sistem Informasi Geografis dan
monitoring ekosistem pesisir dan Penginderaan Jauh dalam Pendugaan
lautan. Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya
3. Pengembangan Penginderaan Jauh Kerang Mutiara di Kepulauan
dan SIG untuk pengembangan Kangean Madura. Prossiding.
sistem pertahanan negara maritim Seminar Nasional Tahunan IX Hasil
dapat memanfaatkan ZPPI sebagai Penelitian Perikanan dan Kelautan 14
zona yang berpotensi terjadinya Juli 2012.
illegal fishing, dan pemantauan Lasabuda, R. (2013). Pembangunan
pangkalan angkatan laut serta Wilayah Pesisir dan Lautan Dalam
kondisi pulau-pulau terluar milik Perspektif Negara Kepulauan
negara. Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah
Platax. Vol. I-2, Januari 2013.
B. Saran Murti BS, S.H., (2011). Kajian Data
Banyaknya penelitian pesisir dan Penginderaan Jauh Multiresolusi
kelautan yang memanfaatkan untuk Identifikasi Fitur Tipologi
Penginderaan Jauh dan SIG telah Pesisir. Laporan Penelitian. Fakultas
menandakan bahwa negara Indonesia Geografi. Universitas Gadjah Mada.
memiliki pakar-pakar yang handal dalam Najmudin, D. (2003). Evaluasi
kemaritiman, untuk itu perlu aplikasi nyata Perencanaan Tata Ruang Lahan
dari hasil penelitian-penelitian tersebut Tambak Menggunakan Teknologi
dalam bentuk kegiatan yang aplikatif bagi Penginderaan Jauh dan Sistem
masyarakat. Informasi Geografi di Daetah Pesisir
Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Pigawati, B. (2005). Identifikasi Potensi
Faizal, A., dan Jompa, J. (2010). dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir
Pemanfaatan Citra ALOS AVNIR II Pulau - Pulau Kecil dan Laut
dalam Pemetaan Kondisi Terumbu Kabupaten Natuna - Provinsi
Karang di Taman Wisata Alam Laut Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu
Kapoposang, Sulawesi Selatan. Kelautan. Desember 2005. Vol. 10 (4)
Prossiding. Seminar Nasional : 229 -236. Universitas Diponegoro.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 125
Sarno. (2013). Model Diseminasi
Informasi Geospasial Pulau-Pulau
Kecil Terluar Berbasis Pemanfaatan
Penginderaan Jauh dan Google
Mapping System. Jurnal
Penginderaan Jauh. Vol. 10 No. 2
Desember 2013 :59-70.
Sulma, S., dkk. (2005). Pemanfaatan
Penginderaan Jauh untuk Penentuan
Kesesuaian Lokasi Budidaya Laut di
Kepulauan Seribu. Prossiding.
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN
XIV ”Pemanfaatan Efektif
Penginderaan Jauh Untuk
Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”.
Syah, F.A., (2010). Penginderaan Jauh dan
Aplikasinya di Wilayah Pesisir Dan
Lautan. Jurnal Kelautan, Volume 3,
No.1 April 2010.
Syofyan, I., Rommie Jhonerie, Yusni
Ikhwan Siregar. (2010). Aplikasi
Sistem Informasi Geografis dalam
Penentuan Kesesuaian Kawasan
Keramba Jaring Tancap dan Rumput
Laut Di Perairan Pulau Bunguran
Kabupaten Natuna. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. halaman 111-120.
Winarso, G., dkk (2014). Aplikasi
Penginderaan Jauh untuk Mendukung
Program Kemaritiman. Publikasi
ilmiah. http://pusfatja.lapan.go.id/
files_uploads_ebook/publikasi/01_AP
LIKASI%20PENGINDERAAN%20
%20JAUH%20UNTUK%20MENDU
KUNG%20PROGRAM%20%20KE
MARITIMAN%20draft%20Final.pdf.
Diakses tanggal 22 September 2014.
Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Shalihati, S.F., 115 – 126___________________ 126