Anda di halaman 1dari 5

Narasumber: Dr. Ir Pamuji Lestari, M.Sc (Pit.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut – KKP)

Materi: Manfaat Teknologi Pemetaan Bawah Laut Dalam Pengelolaan Ruang Laut

Oleh: Zahra Ayu Adelia

Gambar 1. Teknologi Pemetaan Bawah Laut Mendukung Pengelolaan Informasi Geospasial


Tematik (IGT)

Dalam webinar yang diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2021, Ibu Pamuji selaku salah
satu keynote menyampaikan materi terkait “Manfaat Teknologi Pemetaan Bawah Laut Dalam
Pengelolaan Ruang Laut”. Menurut ibu Pamuji KKP ini terdiri dari banyak selot, namun yang
menyiapkan kawasan dan menyiapkan ruang adalah dirjen pengolaan ruang laut dikarenakan
cakupan yang sangat luas, ruang laut juga diisi oleh banyak sektor, dan banyak kementerian dan
berharap semua sektor tersebut dapat bekerjasama dalam menjaga ekosistem laut bersama-sama,
agar keamanan dan kesejahteraan laut Indonesia dapat mejadi prime over pertumbuhan ekonomi
masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan perpres 23 tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Presden Nomor 9 tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala
1:50.000. Ibu Pamuji mengatakan bahwa Dirjen Pengelolaan Ruang Laut memanfaatkan peta

Referensi dari Webinar Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung
Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia
mulai dari skala terutamanya untuk peta tata ruang laut. Dan untuk peta jurnalistik Dirjen
Pengelolaan Ruang Laut menggunakan peta skala 1:500.000 – 1:50.000 dikawasan antar
wilayah, kawaan strategis nasional, dan kawasan tertentu. Kemudian dalam penyusunan peta RZ
daerah pesisir Dirjen Pengelolaan Ruang Laut menggunakan peta skala 1:250.000. untuk peta ini
memiliki skala lebih detai lagi yakni1:50.000 termasuk juga dengan peta zonasi kawasan
konservasi perairan peta wilayah ada di bagian perairan.

Gambar 2. Materi Pembagian Sumber Data IGT oleh Ibu Dr. Ir Pamuji Lestari, M.Sc selaku Pit.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut – KKP

Berdasarkan pemaparan Ibu Pamuji, Sumber Data IGT terbagi menjadi dua yakni Rencana
Struktur Ruang Laut dan Rencana Pola Ruang Laut. Baik untuk zona pariwisata, zona
pertambangan, zona pelabuhan, zona perikanan, zona tangkap dan zona perikanan budidaya.
Dalam rangka melakukan pemetaan bawah laut kita memerlukan satu teknologi ditambah lagi
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP mendapatkan mandate untuk melakukan pengelolaan ruang
dan akan digunakan peta yang paling terupdate untuk melakukan pengelolaan ruang tersebut.
Dalam melaukan pemetaan bawah laut, diperlukan suatu data yakni data spasial dataset yang
terdiri dari data Batimetri, data Geologi/Geomorfologi, data Substrat, Sebaran BMKT, Data
Potensi Minerba/Migas dan Data Potensi Energi Baru. Data batimetri menurut Ibu Pamuji adalah
dasar bagi kita semua untuk melakukan pengelolaan ruang laut, oleh karenanya batimetri yang
update akan bisa dimaksimalkan bersama. Selain itu, untuk penyelenggaraan penataan ruang laut
Referensi dari Webinar Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung
Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia
terdiri dari Monitoring Pemanfaatan Ruang Laut, Pengaturan Pemanfaatan Ruang Laut,
Pemanfaatan ruang laut, Pengendalian pemanfaatam ruang laut, Pengawaan/penerbitan dan
pemanfaatan ruang laut. Ibu Puji juga menambahkan bahwa segala sesuatu terkait ruang laut
sudah sesuai dengan UU CK dan merupakan amanah kepada kementerian kelautan dan
perikanan.

Gambar 3. Materi terkait Penentuan Alokasi Ruang Laut dalam RZ Skala Detil yang
Disampaikan oleh Ibu Dr. Ir Pamuji Lestari, M.Sc selaku Pit. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut –
KKP

Dalam rangka penentuan alokasi ruang laut dan dalam rencana zonasi skala detil, terutama
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP saat ini sedang mengembangkan perikanan budidaya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh yakni tidak hanya tangkap tapi bagaimana perikanan
budidaya ini juga menjadi salah satu unggulan karena didalam tiga trobosan menteri kelautan
dan perikanan disamping untuk meningkatkan PNBB dan juga Dirjen Pengelolaan Ruang Laut
KKP diminta untuk menaikkan produksi budidaya laut sehingga dapat meningkatkan ekspor
terutama untuk menyusun perkampungan perikanan budidaya berbasis kearifan local. Dan salah
satu pemetaan yang dilakukan oleh Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP dalam rangka
penyusunan pengelolaan ruang laut adalah untuk menyiapkan lokasi-lokasi budidaya yang
memang sesuai dengan batimetri, arusnya , sumbu permukaan, kecerahan, subtart dasar dan juga
klorofil, setelah Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP mengolah datanya dapat dipakai untuk
Referensi dari Webinar Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung
Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia
menyusun PKKPRR. Hasil analisis kesesuaian ini, bisa dimanfaatkan untuk lokasi-lokasi yang
sesuai dengan rencana zonasinya dimana dapat dimanfaatkan sebagai perikanan budidaya. Jadi,
dengan pemetaan laut ini akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya yang disesuaikan dengan
lokasi-lokasi yang tidak sesuai akan tidak diberikan izin untuk melakukan PKKPRR.

Gambar 4. Materi Terkait Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam Perizinan Berusaha

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2021 tentang penyelenggaraan penataan ruang,
maka, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP mempunyai mandat yakni yang pertama untuk
kegiatan berusaha Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP akan menerbitkan persetujuan PKKPRR.
Dikarenakan USS sudah diterbitkan, maka para pelaku usaha dalam rangka mengusulkan atau
meminta izin kemudian Badan Pengelolaan Ruang Laut KKP akan melayaninya. Namun, Dirjen
Pengelolaan Ruang Laut KKP masih akan terus mencoba berkomunikasi dengan BKPN karena
dalamrangka persetujuan PKKPRR ini, jika Badan Pengelolaan Ruang Laut KKP tidak dapat
menyelesaikan dalam kurun waktu 20 hari, secara otomatis izin akan keluar, menurut Ibu Puji
laut perlu dilakukan identifikasi dan kajian dalam beberapa hari atau sekitar maksimal 20 hari.
Kemudian untuk kegiatan non-budidaya pemerintah daerah cukup melakukan konfirmasi
kesesuaian ruang laut dan untuk selain pemerintah daerah hanya memerlukan persetujuan.
Persyaratan dan Pendirian atau penempatan harus memperhatikan Kesesuain kegiatan
pemanfaatan ruang laut, Perlindungan dan Kelestarian Sumber Daya Kelautan, Keamanan
Referensi dari Webinar Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung
Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia
Terhadap bencana di laut, Keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan, Perlindungan
masyarakat, dan Wilayah pertahanan Negara.

Gambar. 5 Materi terkait Ruang Data Penataan Ruang Laut oleh yang Disampaikan oleh Ibu
Dr. Ir Pamuji Lestari, M.Sc selaku Pit. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut – KKP

Kementerian kelautan dan perikanan memiliki suatu data atau satu sistem informasi bagaimana
Kementerian kelautan dan perikanan juga melakukan pemetaan tidak hanya pipa-pipa dalam laut
tetapi pergerakan dari kapal juga dipetakan. Jadi, peta-peta ini diberikan suatu VMS yang
ditempelkan pada medan kapal sehingga kita dapat mendeteksi pergerakan dibawah laut. Selain
itu, Pengelolaan Ruang Laut – KKP juga memberikan dukungan Rencana Pembangunan Ina
CBT-BPPT dalam bentuk program pengelolaan desa pesisir tangguh yang menganalisis
bagaimana terjadinya tsunami dan juga adaptasi lingkungan. Dalam rangka Identifikasi Potensi
Kawasan Konservasi Laut Dalam untuk perencanaan Zonasi Kawasan Antarwilayah,
Pengelolaan Ruang Laut – KKP melakukan suatu penelitian laut dalam skala detil sangat
diperlukan guna mendukung kajian potensi perluasan kawasan konservasi dari sekitar laut dalam.
Profil batimetri, arah dan tinggi gelombang merupakan beberapa parameter kunci dalam
penentuan lokasi potensi kawasan konservasi laut dalam.

Anda mungkin juga menyukai