PENDAHULUAN
BAB 1
● ● ●
Bab ini Menguraikan Mengenai Latar Belakang, Diperlukannya Penyusunan Rencana tata Ruang Kawasan
Minapolitan Kertasari. Maksud, Tujuan, Sasaran Serta Keluaran, Ruang Lingkup,Landasan Hukum Serta
Sistematika Pembahasan.
● ● ●
Pembangunan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang telah
dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Namun
demikian, perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang secara dinamis
menuntut percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara terarah dan
berkelanjutan agar dapat menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang
bergerak secara cepat. Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Center for Policy Reform
(CPR) Indonesia akan mewujudkan program kawasan minapolitan di berbagai daerah.
Pengembangan kawasan minapolitan itu akan mencakup kegiatan produksi, pengolahan,
BAB I - 1
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
serta pemasaran produk perikanan dan kelautan Sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tetang Penataan Ruang bahwa di dalam pengembangan wilayah
salah satu aspek yang akan dikembangkan adalah kawasan Minapolitan yang didefinisikan
sebagai kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaan
sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang
dituntukan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem
pemukiman dan sistem Agribisnis.
Salah satu turunan dari sistem Minapolitan tersebut adalah sistem MINAPOLITAN yakni
kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai
sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan suatu sistem pemukiman dan sistem
minabisnis (Dir. Perikanan Budidaya DKP, 2009).
Keputusan tersebut mendapat dukungan penuh dari pemda setempat, melalui keputusan
Bupati Sumbawa Barat no. 1011 tahun 2010 menetapkan kawasan minapolitan
budidaya rumput laut. Sentra pengembangan budidaya rumput laut berlokasi di Desa
Labuhan kertasari, Kecamatan Taliwang dengan metode budidaya lepas dasar. Daerah
penyangga (hinterland) kawasan minapolitan terletak di Kecamatan Poto Tano, meliputi
Desa Poto Tano, desa Kiantar, Desa Tua Nanga dan Kecamatan Jereweh, yaitu Desa Beru.
Dalam pelaksanaan penyyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Minapolitan dalam
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan muatan substansi yang
BAB I - 3
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
1.2.1. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah Menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten (RTR KSK) Sumbawa Barat dalam hal ini Kawasan Minapolitan
Teluk Kertasari dengan sektor unggulan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan
wisata bahari yang telah disepakati oleh pemerintah provinsi dan kabupaten.
1.2.2. TUJUAN
Menyusun Rencana Tata Ruang kawasan Minapolitan Minapolitan Teluk Kertasari,
dengan komponen-komponennya adalah Mendetailkan Rencana Rinci Tata Ruang
kawasan perikanan tangkap, budidaya dan wisata bahari.
1.3. SASARAN
BAB I - 4
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Fungsi RTR KSK berdasar Permen ATR 37 Tahun 2016 antara lain:
sebagai acuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam
mendukung penataan ruang wilayah kabupaten;
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan
pemanfaatan ruang sebagaimana diatur dalam RTRW kabupaten; dan
sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSK.
RTR KSK berdasar Permen ATR 37 Tahun 2016 bermanfaat untuk menjamin terjaganya
keberlanjutan nilai strategis kawasan.
1.5.1. Keluaran
Keluaran yang diharapkan akan dihasilkan dari kegiatan TR Kawasan Minapolitan Teluk
Kertasari Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai berikut:
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
Tujuan pemanfaatan ruang KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
difokuskan pada perwujudan pengembangan kawasan yang memiliki sektor unggulan
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah. Kebijakan penataan ruang KSK
dengan sudut kepentingan ekonomi difokuskan kepada kebijakan:
a. Kebijakan penetapan sektor-sektor unggulan
b. Kebijakan penyediaan prasarana dan sarana
c. Kebijakan moda transportasi terpadu
d. Kebijakan pengembangan antar sektor ekonomi secara terpadu
e. Kebijakan ekonomi berbasisi pengembangan ekonomi lokal dan spesifik
f. Kebijakan pengembangan ramah lingkungan
BAB I - 5
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 6
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 7
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
C. Analisis Data
Kegiatan analisis terdiri dari kegiatan analisis fisik dasar dan analisis kebutuhan
ruang. Analisis fisik dasar dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi, untuk
menetapkan lokasi-lokasi yang dapat dibangun dan lokasi yang tidak dapat
dibangun karena ada kendala fisik. Analisis kebutuhan prasarana dan sarana
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan prasarana dan sarana
sesuai dengan luas wilayah yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kebutuhan
BAB I - 8
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
E. Peraturan Zonasi
Peraturan zonasi berfungsi sebagai panduan mengenai ketentuan teknis
pemanfaatan ruang dan pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta pengendaliannya.
Peraturan zonasi disusun dengan pertimbangan bahwa rencana tata ruang wilayah
(RTRW) belum operasional sehingga sulit dijadikan rujukan dalam pengendalian
penataan ruang. Adapun Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) sudah lebih terperinci, tetapi masih kurang operasional sebagai
rujukan pengendalian pembangunan karena tidak disertai dengan aturan
pemanfaatan ruang yang lengkap.
Materi Peraturan Zonasi, meliputi :
a. Materi Wajib
1) Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
BAB I - 9
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 10
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
5) Ketentuan Pelaksanaan
Ketentuan pelaksanaan terdiri atas :
Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan
yang memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi
BAB I - 11
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
b. Materi Pilihan
1) Ketentuan Tambahan
Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat ditambahkan pada
suatu zona untuk melengkapi aturan dasar yang sudah ditetapkan.
Ketentuan tambahan berfungsi memberikan aturan pada kondisi yang
spesifik pada zona tertentu dan belum diatur dalam ketentuan dasar.
2) Ketentuan Khusus
Komponen ketentuan khusus antara lain meliputi:
Zona keselamatan opersional penerbangan (KKOP);
Zona cagar budaya atau adat;
Zona rawan bancana;
Zona pertahanan keamanan (hankam);
Zona pusat penelitian;
Zona pengembangan nuklir;
Zona pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU);
Zona gardu induk listrik;
Zona sumber air baku; dan
Zona BTS.
3) Standar Teknis
Standar teknis yang digunakan dalam penyusunan RDTR mengikuti Standar
Nasional Indonesia (SNI), antara lain SNI nomor 03-1733-2004 tentang
Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Lingkungan
dan/atau standar lain.
4) Ketentuan Pengaturan Zonasi
Ketentuan pengaturan zonasi adalah varian dari zonasi konvensional yang
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan
zonasi dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam
penerapan peraturan zonasi dasar.
BAB I - 12
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
1.7. PENGERTIAN
BAB I - 13
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Dalam pengembangannya, kawasan tersebut tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem
pusat-pusat kegiatan nasional (RTRWN) dan sistem pusat kegiatan pada tingkat propinsi
(RTRW Propinsi) dan Kabupaten (RTRW Kabupaten). Hal ini disebabkan, rencana tata ruang
wilayah merupakan kesepakatan bersama tentang pengaturan ruang wilayah. Terkait
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka pengembangan kawasan
minapolitan harus mendukung pengembangan kawasan andalan. Dengan demikian, tujuan
pembangunan nasional dapat diwujudkan.
BAB I - 14
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Melalui keterkaitan tersebut, pusat minapolitan dan kawasan produksi perikanan berinteraksi
satu sama lain secara menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini diharapkan untuk
meningkatkan niali tambah (value added) produksi kawasan minapolitan sehingga
pembangunan perdesaan dapat dipacu dan migrasi desa-kota yang terjadi dapat
dikendalikan.
BAB I - 15
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
B. Peraturan Pemerintah
BAB I - 16
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 17
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
D. Peraturan Menteri
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria
Teknis Kawasan Budidaya;
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Daerah;
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pembentukan Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional;
8) Peraturan Menteri Kelautan & Perikanan No. 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan
Pengelolaan Wilayah Pesisir & Pulau-pulau Kecil
9) Peraturan Menteri Kelautan & Perikanan No. 17 Tahun 2008 tentang Kaw. Konservasi
di Wilayah Pesisir & Pulau-pulau Kecil
10) Peraturan Menteri Kelautan & Perikanan No. 20 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan
Pulau-pulau Kecil & Perairan sekitarnya
11) Peraturan Menteri PUPR Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan
Danau
BAB I - 18
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
12) Peraturan Menteri ATR 37 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten
E. Peraturan Daerah
1) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat ;
2) Peraturan Daerah Prov. NTB No. 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir &
Pulau-pulau Kecil;
3) Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Nomor 26,Tambahan
Lembaran Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 56);
4) Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2011-2031;
1.9. PENGERTIAN
BAB I - 19
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Istilah dan definisi dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Teluk Kertasari
Kabupaten Sumbawa Barat, meliputi :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Sumbawa Barat;
2. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disingkat Pemerintah Kabupaten
adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten;
3. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disingkat dengan Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disingkat RTRW Provinsi
adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang merupakan
penjabaran dari RTRWN, dan yang berisi: tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang
wilayah provinsi; rencana struktur ruang wilayah provinsi; rencana pola ruang wilayah
provinsi; penetapan KSP; arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi;
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRW
kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten yang
merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisiyang berisi tujuan,
kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis
kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;
6. Rencana Tata Ruang Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari yang selanjutnya
disingkat Rencana Tata Ruang Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari adalah salah satu
kawasan yang direncanakan menjadi kawasan Minapolitan di Kabupaten Sumbawa
Barat;
7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya;
8. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang;
9. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional;
BAB I - 20
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya;
11. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
12. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang;
13. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat;
14. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota dan masyarakat;
15. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang;
16. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
17. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
18. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya;
19. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang;
20. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
21. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional;
22. Wilayah darat adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis darat dari pulau-
pulau beserta segenap unsur terkait yang batasnya ditetapkan sampai dengan garis
pantai;
23. Wilayah laut adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis laut di luar ruang darat
pulau-pulau, beserta segenap unsur terkait yang batasnya untuk Provinsi ditetapkan
sejauh 12 (dua belas) mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau perairan
BAB I - 21
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
kepulauan dan Kabupaten ditetapkan sejauh 4 (empat) mil laut dari garis pantai ke arah
laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan;
24. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya;
25. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan;
26. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan;
27. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan
28. Kawasan strategis kabupaten (KSK) merupakan kawasan yang dapat didorong
pertumbuhannya atau dilindungi kelestariannya agar nilai strategis kawasan tersebut
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat kabupaten. KSK telah
ditetapkan dalam RTRW Kab/Kota
29. Kawasan Minapolitan adalah kawasan yang dibangun/dikembangkan dengan konsep
yang dititik beratkan pada kemajuan sektor perikanan dan mengedepankan prinsip
terintegrasi, efesiensi, kualitas, percepatan dan berkesinambungan.
Sedangkan, kawasan minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai
fungsi utama ekonomi yang terdiri atas sentra produksi, pengolahan, pemasaran
komoditas perikanan, pelayanan jasa, atau kegiatan pendukung lainnya
30. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi;
31. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk di dalamnya pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi;
32. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan;
BAB I - 22
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
33. Sistem pusat pelayanan strategis adalah pusat – pusat kegiatan yang mendukung
fungsi Kawasan Sili-Maci-Panobu sebagai kawasan strategis provinsi dengan sektor
unggulan pariwisata, industri dan perikanan;
34. Sistem pusat pelayanan wilayah adalah susunan pusat – pusat kegiatan yang
diwujudkan oleh sebuah kawasan perkotaan dalam sistem wilayah;
35. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten/kota atau beberapa wilayah
kecamatan;
36. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkay PPK adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi melayani satu wilayah kecamatan atau beberapa desa;
37. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik;
38. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu
yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang
bersangkutan.
39. Zona inti adalah zona yang merupakan pusat pengembangan kegiatan wisata dan jasa
wisata;
40. Zona penunjang adalah zona yang merupakan pusat pengembangan permukiman,
industri wisata
41. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel;
42. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan
dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis;
43. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan;
44. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan;
BAB I - 23
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
45. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi;
46. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi;
47. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi,
jalan Kabupaten, jalan kota, dan jalan desa;
48. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota Kabupaten, atau antari bukota
Kabupaten, dan jalan strategis provinsi;
49. Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota
Kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota Kabupaten
dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah Kabupaten, dan jalan strategis Kabupaten
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perKabupatenan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung penghidupan dan
kehidupan;
50. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah;
51. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah garis yang tidak
boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana
kabupaten/kota;
52. Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disingkat GSJ adalah garis rencana jalan
yang ditetapkan dalam rencana kabupaten/kota;
53. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana
tata bangunan dan lingkungan;
54. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
BAB I - 24
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan;
55. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana
tata bangunan dan lingkungan;
56. Intensitas pemanfaatan ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang
ditentukan berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan
dan ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kabupaten/kota sesuai dengan
kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten/kota;
57. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dan pada
dasarnya tanpa bangunan;
58. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai;
59. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang tepi kiri dan kanan sungai, meliputi
sungai alam dan buatan, kanal, dan saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai;
60. Sempadan danau/waduk/embung adalah kawasan perlindungan setempat di
sekeliling waduk/danau/embung yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi waduk/danau;
61. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan tertentu di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air;
62. Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang diidentifikasi mempunyai potensi
terjadi bencana seperti bencana tanah longsor, gelombang pasang/tsunami, rawan
abrasi pantai dan rawan banjir;
63. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau
lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau
sama dengan 2.000 km²;
64. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis
BAB I - 25
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan;
65. Kawasan pertanian adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian yang
dapat terdiri atas kegiatan pertanian lahan basah, kegiatan pertanian lahan kering,
kegiatan perkebunan, kegiatan peternakan dan perikanan.Izin pemanfaatan ruang
adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
66. Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan;
67. Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah;
68. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah
kawasan hutan yang memiliki fungsi sangat penting dalam melindungi kawasan-
kawasan sekitar di bawahnya, untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah;
69. Cekungan Air Tanah yang selanjutnya disingkat CAT adalah suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung;
70. Arahan peraturan zonasi adalah arahan penyusunan ketentuan umum peraturan
zonasi dan peraturan zonasi yang lebih detail, maupun bagi pemanfaatan
ruang/penataan KSP termasuk zona sekitar jaringan prasarana wilayah provinsi;
71. Arahan perizinan adalah arahan-arahan yang disusun oleh pemerintah pusat, sebagai
dasar dalam menyusun ketentuan perizinan oleh pemerintahan provinsi dan
kabupaten/kota dimana KSP terletak, yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum
pelaksanaan pemanfaatan ruang;
72. Arahan insentif dan disinsentif adalah arahan yang diterapkan untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
arahan untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang
tidak sejalan dengan rencana tata ruang;
BAB I - 26
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
73. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberi sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran dalam pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
yang berlaku;
74. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasukmasyarakat hukum
adat, korporasi dan/atau pemangku kepentingannonpemerintah lain dalam
penyelenggaraan penataan ruang;
75. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul ataskehendak
dan keinginan sendiri di tengah masyarakat, untuk bermitra danbergerak dalam
menyelenggarakan penataan ruang;
kerangka kerja kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
(KSK) Minapolitan Teluk Kertasari adalah sebagai berikut:
BAB I - 27
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 28
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
1.11. KONSEP
Minapolitan adalah konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan
pendekatan sistem dan manajemen kawasan dengan prinsip: integrasi, efisiensi, kualitas dan
akselerasi. Kawasan Minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra
produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan dan
kegiatan terkait lainnya. Minapolitan merupakan kerangka berpikir dalam pengembangan
agribisnis berbasis perikanan di suatu daerah. Minapolitan adalah wilayah yang berisi sistem
agribisnis berbasis perikanan dengan penggeraknya usaha agribisnis.
BAB I - 29
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
3. Kawasan minapolitan harus bisa tumbuh dan berkembang sebagai kawasan mandiri;
4. Faktor kenyamanan dan pergerakan ekonomi harus bisa menjadi daya saing untuk
memberikan pilihan alternatif bagi urbanisasi ke wilayah metropolitan;
5. Pengembangan atau pertumbuhan (ekonomi dan keruangan) pada kawasan
minapolitan harus dilakukan secara terkontrol. Ketika kapasitas daya dukung
tercapai, telah teridentifikasi kawasan mina atau agropolitan lain sebagai alternatif;
6. Pengembangan kawasan minapolitan harus dilakukan secara terpadu dan efisien,
melibatkan instansi dari tingkat pusat dan daerah maupun instansi lintas sektor
pengembangan kawasan minapolitan secara lengkap disebutkan pada KepMen Kelautan dan
Perikanan No. 18/Men/2011 tentang pedoman umum minapolitan. Namun secara esensial,
sasaran program minapolitan bisa disarikan menjadi 4 (empat) hal utama sebagai berikut:
1. Pelayanan secara terpadu dan efisien dari instansi pusat dan daerah serta instansi
lintas-sektor pada kawasan minapolitan;
2. Berkembangnya sektor ekonomi dari komoditas sektor perikanan
3. Kawasan sentra minapolitan bersama wilayah sekitarnya tumbuh sebagai kota
mandiri
4. Pengisian tenaga kerja pada wilayah sekitar sentra minapolitan sesuai dengan
kapasitas daya dukung produksi perikanan
BAB I - 30
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Program minapolitan :
1. mulai dari awal – kawasan minapolitan dengan sistem ekonomi yang sudah
berkembang dengan baik, dilakukan perbaikan penataan yang diperlukan ialah
pengembangan wilayah pendukung (hinterland) dan sistem pelayanan terpadu
(integrated governance). Sebaliknya.
2. kawasan minapolitan dengan sistem ekonomi yang yang baru mulai. Dia
membutuhkan berbagai bentuk intervensi untuk meningkatkan peran perikanan
sebagai penggerak ekonomi lokal. Namun pada kondisi seperti ini, rencana penataan
wilayah bisa dilakukan secara lebih terencana.
Oleh karena itu rencana zonasi kawasan minapolitan sebaiknya mengikuti beberapa prinsip
dasar sebagai berikut:
Ruang lingkup zonasi: meliputi wilayah sentra produksi dan wilayah (hinterland) di
sekitarnya;
Dibuat melekat atau terintegrasi dengan sistem keruangan (spatial planning) yang
telah ada;
Dibuat sedemikian rupa menyesuaikan dengan sistem keruangan yang sudah ada
saat ini.
KSK Teluk Kertasari ialah sentra dari kawasan minapolitan dengan ruang lingkup zonasi
sebaiknya terdiri dari wilayah Kertasari beserta wilayah sekitarnya (hinterland) yang terkait
atau terpengaruh oleh perkembangan ekonomi perikanan dari Kertasari. Saat ini, paling
tidak, ada dua jenis aturan keruangan bagi wilayah KSK Teluk Kertasari, ialah RDTR wilayah
dan RZWP3K (bila telah disusun). Penataan ruang (zonasi) terkait dengan minapolitan
harus dibuat melekat dengan kedua jenis rencana zonasi tersebut. Melalui analisis, besar
kemungkinan wilayah Muncar tidak membutuhkan zonasi tambahan karena keperluan bagi
minapolitan sudah terakomodasi pada RDTR dan RZWP3K.
Seperti telah dijelaskan, minapolitan bisa dibedakan menjadi dua bagian, ialah: minapolitan
perikanan tangkap dan minapolitan perikanan budidaya. Kedua jenis aktifitas ekonomi ini
memiliki dimensi keruangan yang berbeda. Produksi bahan mentah pada sistem
penangkapan ikan dilakukan secara terpusat di tempat pendaratan dan pelelangan ikan.
Aktifitas pengolahan (pabrik es, lahan pengeringan, pengalengan) bisa dirancang pada lokasi
BAB I - 31
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
dekat dengan pendaratan ikan. Pada kasus budidaya aktifitas budidaya dilakukan secara
tersebar dan
Secara Umum MINAPOLITAN memiliki Tujuan, Karakteristik, ciri kawasan dan lainnya,
sebagai berikut :
A. Tujuan Minapolitan
1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas
2. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan
merata
3. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di
daerah
B. Kakteristik Minapolitan
1. Terdiri dari sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis perikanan dan
mempunyai multiflier effect tinggi terhadap perekonomian disekitarnya.
2. Mempunyai keanekaragaman kegiatan ekonomi, produksi, perdagangan, jasa
pelayanan,kesehatan dan sosial yang saling terkait.
3. Mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung keanekaragaman
aktifitas ekonomi sebagai layaknya sebuah kota.
C. Persyaratan Minapolitan
1. Komitmen Daerah : ditetapkan Bupati/Walikota sesuai Renstra
2. Komoditas Unggulan : seperti udang,patin, rumput laut dan lainnya.
3. Letak Geografis : Lokasi strategis dan secara alami sesuai
4. Sistem dan Mata Rantai Produksi Hulu dan Hilir : Keberadaan sentra produksi yang
aktif seperti lahan budidaya dan pelabuhan perikanan
5. Kelayakan Lingkungan : Tidak merusak lingkungan.
BAB I - 32
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 33
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
H. Strategi Pengembangan
1. Peningkatan kuantitas hasil tangkapan melalui pemanfaatan teknologi
penangkapan yang lebih modern
2. Perluasan pangsa pasar, dengan memanfaatkan teknologi informasi serta promosi
yang gencar oleh aparat pemerintah maupun masyarakat secara umum
3. Peningkatan kualitas hasil tangkapan dengan sistem pengemasan yang lebih baik
4. Mengoptimalkan fungsi koperasi nelayan sebagai tulang punggung pemenuhan
kebutuhan nelayan.
I. Arahan Kebijaksanaan
BAB I - 34
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
1. Potensi kelautan adalah sumber daya alam yang terbatas, untuk itu dalam
pengembangannya harus memperhatikan prinsip lestari dan seimbang.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sistem penangkapan yang
sesuai dengan kaidah praktis, ekonomis dan efisien.
3. Mengembangkan pola pemasaran yang terintegral dengan linkage ekonomi
lainnya.
4. Perluasan kegiatan pengembangan perikanan terutama bagi wilayah yang
memilki potensi periukanan yang potensial.
BAB I - 35
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
Luasan
Zona Lokasi Fungsi
(Ha)
BAB I - 36
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 37
Penyusunan Rencana Tata Ruang
LAPORAN Kawasan Minapolitan Teluk Kertasari
AKHIR
BAB I - 38