Anda di halaman 1dari 22

Asdos: Amanda Isa Hutagalung

LAPORAN DASAR-DASAR PENANGKAPAN IKAN


ALAT TANGKAP (PURSE SEINE)

OLEH

Nama: Leonardo Natamulana


NIM: 21020006

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI
PANDAN
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
kasih karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan yang berjudul
tentang “Alat Tangkap (Purse Seine)”

Tak lupa juga berterima kasih kepada Bapak\ ibu Fiki Harjuni, S.Pi,M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah praktikum fisiologi hewan air yang memberikan saya
pembelajaran dalam matakuliah ini, serta asisten dosen Amanda Isaa Putra
Hutagalung, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam praktikum juga
penyusunan laporan ini.
Saya menyadari mungkin laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membantu
saya dalam mengembangkan penulisan laporan kedepannya

Pandan, 18 Okt 2022

Kelompok 10
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ vi
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.1.1 Sistem Pernapasan.............................................................. 1
1.1.2 Sisitem Pencernaan............................................................. 1
1.1.3 Sistem Peredaran darah Ikan.............................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
2.1 Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)............................ 3
2.2 Klasifikasi Ikan Gabus (Channa Striata).................................... 3
2.3 Klasifikasi Ikan Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw)........ 4
III. METODE PRAKTIKUM................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan............................................................................ 6
3.3 Prosedur Praktikum..................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 7
4.1 Hasil Praktikum.......................................................................... 7
4.1.1 Ikan Nila............................................................................. 7
4.1.2 Ikan Gabus.......................................................................... 7
4.1.3 Ikan Belut Sawah................................................................ 8
4.2 Pembahasan Praktikum............................................................... 9
4.2.1 Ikan Nila............................................................................. 9
4.2.2 Ikan Gabus.......................................................................... 10
4.2.3 Ikan Belut Sawah................................................................ 10
V. PENUTUP......................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan................................................................................. 12
iii

5.2 Saran........................................................................................... 12
LAMPIRAN............................................................................................. 14
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)........................................... 3
Gambar 2. Ikan Gabus (Channa striata).................................................... 4
Gambar 3. Ikan Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw)....................... 4
v

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Ikan Nila...................................................................................... 7
Tabel 2. Ikan Gabus................................................................................... 8
Tabel 3. Ikan Belut Sawah......................................................................... 8
vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1................................................................................................. 14
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya alam terbesar
yaitu pada bidang kelautannya, terutama hasil dari sektor perikanan lautnya.
Sumber daya alam tersebut merupakan sebuah potensi yang sangat
menguntungkan apabila dikelola secara baik dan benar. Dengan kata lain kita
sebagai warga negara Indonesia yang baik harus ikut menjaga dan memperhatikan
ekosistem yang hidup di laut, agar kelestariannya tetap terpelihara dan kita juga
tetap dapat menikmati hasil dari laut tersebut. Apabila bidang kelautan ini
ditangani secara baik dan benar dapat dijadikan sebagai salah satu penopang
kehidupan perekonomian negara.
Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber
daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000). Sumberdaya
ini adalah merupakan sumber daya neritik, terutama penyebarannnya adalah di
perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi
proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat
yang tinggi yang disebut ( Upwelling ).
Salah satu alat tangkap yang biasa digunakan untuk proses penangkapan ikan
adalah Purse seine. Hal ini karena Purse seine dapat memperoleh hasil tangkapan
lebih banyak dibandingkan dengan alat tangkap lain. Tujuan utama Purse seine
adalah menangkap ikan-ikan yang berada di dekat permukaan air dan membentuk
suatu gerombolan. Menurut Brandt (2005), dengan pernyataan nya mengatakan
bahwa Purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap
ikan-ikan pelagis yang cenderung bergerombol. Prinsip pengoperasian Purse seine
ditujukan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol dengan cara
melingkari gerombolan ikan tersebut menggunakan jaring, kemudian bagian
bawah jaring dikerutkan dengan menarik tali kolor (purse line) melalui cincin- 2
cincin yang terdapat pada bagian tali ris bawah dan jaring akan berbentuk seperti
mangkuk.
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah pada alat tangkap (purse seine) :
1. Apa yang dimaksud dengan alat tangkap (purse seine)
2. Apa saja sasaran utama dari alat tangkap (purse seine)?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan alat tangkap (purse seine)
4. Bagaimana prinsip metode penangkapan menggunakan alat tangkap
(purse seine)?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan laporan pada alat tangkap (purse seine)
1. Untuk mengetahui pengertian alat tangkap (purse seine)
2. Untuk mengetahui prinsip metode penangkapan menggunakan alat
tangkap (purse seine)
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan alat tangkap (purse seine)
4. Untuk mengetahui jenis ikan apa saja yang menjadi sasaran utama dari
alat tangkap (purse seine).
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap (Purse Seine)


Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam
kelompok jaringlingkar ( surrounding net ) yang dilengkapi tali kerut dan cincin
untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Peranan jaring
terhadap ikan hasil tangkapan adalahsebagai sebagai pengurung ikan agar tidak
lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan. Alattangkap purse seine (Pukat
cincin) merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar,sehingga
membutuhkan ABK dan nelayan dengan jumlah yang banyak. Persiapan purse
seine dengan kelengkapannya (desain, konstruksi dan alat bantu penangkapan
ikan), kemampuanmendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan
untuk mengoperasikannyamerupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko
kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse
seine ; mengingat pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar, dan
mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar
atau melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu)

Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis alat
tangkap yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap ikan -ikan
pelagis yang hidup umumnyamembentuk kawanan atau bergerombol dalam suatu
kelompok besar. Purse seine dapatdigolongkan dalam jaring lingkar karena dalam
pengoperasiannya jaring akan membentuk pagardinding melingkar yang
mengelilingi kawanan ikan yang akan ditangkap. Setelah jaringmengurung
(mengelilingi) kawanan ikan, maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan
bagian bawahnya tertutup seolah membentuk suatu kantong besar.
4

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

: Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air
yang rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan
dari jenis lain tidak dapat hidup.
5

2.2 Klasifikasi Ikan Gabus (Channa Striata)


Klasifikasi ikan Gabus menurut Rahayu (1992) dalam Alfarisy (2014)
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Agtinopterigii
Ordo : Perciformes
Family : Chanidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata

Gambar 2. Ikan Gabus (Channa striata)


Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan
sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang
bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi
juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan
pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai
dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus
toman/aruan dan sejenisnya).

2.3 Klasifikasi Ikan Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw)


Menurut Saanin (1968, 1984), klasifikasi belut sawah adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Classis : Pisces
Subclassis : Teleostei
Ordo : Synbranchoidea
Familia : Synbranchoidae
Genus : Monopterus
Species : Monopterus albus Zuieuw
6

Gambar 3. Ikan Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw)


Belut (Monopterus albus Z.) termasuk jenis ikan dari keluarga Synbranchidea
dan tergolong ordo Synbranchorde yakni jenis ikan yang tidak mempunyai sirip
atau anggota lain untuk bergerak. Ada yang menyangka kalau belut itu tergolong
bangsa ular karena bentuk kepala dan badannya yang masih banyak tergolong
keluarga ikan tetapi jenis ikan yang memiliki keistimewaan tertentu baik rupa,
bentuk maupun gaya hidupnya (Sarwono, 1993).
7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Ikhtiologi ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 April 2022. Pada
pukul 10.00 sampai dengan selesai di Laboratorium Biologi Perairan STPKM
(Lampiran 1).

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan yaitu buku penuntun,
jas lab, alat tulis (pulpen, pensil dan penghapus), serbet, gunting bedah dan pisau
cutter.

Bahan yang digunakan yaitu beberapa ikan spesies berbeda.

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun Prosedur Praktikum yang dilakukan adalah Ikan diletakkan diatas
meja dengan dialasi serbet lalu di foto, Setelah mulut ikan, sirip ikan diamati
mulai dari bentuk tubuh, bagian luar tubuh ikan dan ekor ikan, kemudian ikan
tersebut dibelah bagian anal sampai tutup operculum. Hasil identifikasi yang
diketahui dicatat.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Ikan Nila
TL : 16 Cm
SL : 13 Cm
BDH : 6 Cm
HDL : 3 Cm

Tabel 1. Ikan Nila


Saluran Percernaan Mulut
1 Bentuk gigi Cardifrum
2 Tekak Bentuk gigi untuk mencabik
3 Ingsang Tapis ingsang yang ramping
memanjang dan jumlahnya banyak
4 Kerongkongan Ikan pemakan jasad kecil
5 Lambung Bentuk tabung
6 Pilorik Diantara lambung dan usus
7 Usus Karnifora
8 Rektrum Terletak diantara katup dan anus
9 Anus Berfungsi untuk mengeluarkan tinja
Kelenjar Percernaan Ikan
1 Hati ( Hepar) Sebagai penghasil kelenjar empedu
2 Kantong empedu Menempel pada bagian bawah hati
3 Pankreas Menyebar dalam rongga hati
Sistem Peredaran Darah
1 Jantung Sinus venusus
2 Limfa Bagian cortex berwarna merah
3 Ginjal Berperan membentuk Thrombocty

4.1.2 Ikan Gabus


TL : 18 Cm
9

SL : 14 Cm
BDH : 5 Cm
HDL : 3 Cm

Tabel 2. Ikan Gabus


Saluran Percernaan Mulut
-1 Bentuk gigi Cardifrum
2 Tekak Bentuk gigi untuk mencabik
3 Ingsang Tapis ingsang yang ramping
memanjang
4 Kerongkongan Ikan pemakan jasad kecil
5 Lambung Bentuk tabung
6 Pilorik Diantara lambung dan usus
7 Usus Karnifora
8 Rektrum Terletak diantara katup dan anus
9 Anus Berfungsi untuk mengeluarkan tinja
Kelenjar Percernaan Ikan
1 Hati ( Hepar) Sebagai penghasil kelenjar empedu
2 Kantong empedu Menempel pada bagian bawah hati
3 Pankreas Menyebar dalam rongga hati
Sistem Peredaran Darah
1 Jantung Sinus venusus
2 Limfa Bagian cortex berwarna merah
3 Ginjal Berperan membentuk Thrombocty

4.1.3 Ikan Belut Sawah


TL : 28 Cm
SL : -
BDH : 3 Cm
HDL : 2 Cm
10

Tabel 3. Ikan Belut Sawah

Saluran Percernaan Mulut


1 Bentuk gigi Cardifrum
2 Tekak Bentuk gigi untuk mencabik
3 Ingsang Tapis ingsang yang ramping
memanjang
4 Kerongkongan Ikan pemakan jasad kecil
5 Lambung Bentuk tabung
6 Pilorik Diantara lambung dan usus
7 Usus Karnifora
8 Rektrum Terletak diantara katup dan anus
9 Anus Berfungsi untuk mengeluarkan tinja
Kelenjar Percernaan Ikan
1 Hati ( Hepar) Sebagai penghasil kelenjar empedu
2 Kantong empedu Menempel pada bagian bawah hati
3 Pankreas Menyebar dalam rongga hati
Sistem Peredaran Darah
1 Jantung Sinus venusus
2 Limfa Bagian cortex berwarna merah
3 Ginjal Berperan membentuk Thrombocty

4.2 Pembahasan Praktikum


4.2.1 Ikan Nila
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ikan nila memiliki mulut
yang dapat disembulkan, ikan nila juga memiliki bentuk gigi cardiform yang
berbentuk pendek, tajam, dan runcing. Ikan nila juga memiliki tekak mencabik,
insang yang ramping, memanjang dan jumlahnya banyak. Lalu, mempunyai
kerongkongan ikan pemakan jasad kecil, dan juga mempunyai lambung berbentuk
tabung. Adapun pilorik terletak diantara lambung dan usus, nah usus yang
dimiliki adalah usus karnivora. Rektum yang terletak diantara katup dan usus,
sedangkan anus sendiri terletak dibagian belakang sirip ventral.
11

Pada bagian hati yang terletak didepan lambung dibawah kerongkongan


memanjang sampai dibelakang usus depan. Kantung empedu sendiri menempel
pada bagian bawah kiri dan pankreas menyebar dalam rongga hati.
Jantung pada ikan nila berbentuk sinus venusus dan limfa terletak pada
bagian cortex berwarna merah, kemudian ginjal berperan membentuk thrombocyt.

4.2.2 Ikan Gabus


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ikan gabus memiliki mulut
yang dapat disembulkan, ikan gabus juga memiliki bentuk gigi cardiform yang
berbentuk pendek, tajam, dan runcing. Ikan gabus juga memiliki tekak mencabik,
insang yang ramping, memanjang dan jumlahnya banyak. Lalu, mempunyai
kerongkongan ikan pemakan jasad kecil, dan juga mempunyai lambung berbentuk
tabung. Adapun pilorik terletak diantara lambung dan usus, nah usus yang
dimiliki adalah usus karnivora. Rektum yang terletak diantara katup dan usus,
sedangkan anus sendiri terletak dibagian belakang sirip ventral.
Pada bagian hati yang terletak didepan lambung dibawah kerongkongan
memanjang sampai dibelakang usus depan. Kantung empedu sendiri menempel
pada bagian bawah kiri dan pankreas menyebar dalam rongga hati.
Jantung pada ikan gabus berbentuk sinus venusus dan limfa terletak pada
bagian cortex berwarna merah, kemudian ginjal berperan membentuk thrombocyt.

4.2.3 Ikan Belut Sawah


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ikan belut sawah memiliki
mulut yang dapat disembulkan, ikan belut sawah juga memiliki bentuk gigi
cardiform yang berbentuk pendek, tajam, dan runcing. Ikan belut sawah juga
memiliki tekak mencabik, insang yang ramping, memanjang dan jumlahnya
banyak. Lalu, mempunyai kerongkongan ikan pemakan jasad kecil, dan juga
mempunyai lambung berbentuk tabung. Adapun pilorik terletak diantara lambung
dan usus, nah usus yang dimiliki adalah usus karnivora. Rektum yang terletak
diantara katup dan usus, sedangkan anus sendiri terletak dibagian belakang sirip
ventral.
12

Pada bagian hati yang terletak didepan lambung dibawah kerongkongan


memanjang sampai dibelakang usus depan. Kantung empedu sendiri menempel
pada bagian bawah kiri dan pankreas menyebar dalam rongga hati.
Jantung pada ikan belut sawah berbentuk sinus venusus dan limfa terletak
pada bagian cortex berwarna merah, kemudian ginjal berperan membentuk
thrombocyt.
13

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ikhtiologi kali ini dapat kita simpulkan bahwa sistem
pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah ikan trenyata berbeda dan sering
kali ternyata setiap spesies ikan memiliki persamaan. Dan ternyata pembelahan
ikan yang memiliki ketentuan agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Dan dari
ketiga sistem tersebut kita dapat paham dan mengerti apa saja fungsi dan letak
organ-organ didalam tubuh ikan tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu agar suasana praktikum terlaksana
dengan lancar, maka praktikan diharapkan mempersiapkan alat dan bahan sebaik
dan selengkap mungkin. Kemudian mendengarkan arahan dari asisten dosen agar
paham dan menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
Adapun untuk para asisten dosen, saran saya tanpa mengurangi rasa hormat
mudah-mudahan memberikan banyak kemudahan untuk praktikan, hitung-hitung
dapat pahala bang hehe. Tapi sejauh ini asisten dosen kelompok 6 tetap terbaik.
14

DAFTAR PUSTAKA

Dwiponggo, A. 1982. Beberapa Aspek Biologis Ikan Lemuru. BPPL. Jakarta.


Pratiwi, R.D. 2014. Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang di Kolam Budidaya
Lele. Jombang. Tangerang. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jakarta : Bina Cipta.
Siregar, S. 2010
15

LAMPIRAN

Lampiran 4. Laboratorium Biologi Perairan STPKM sebagai tempat praktikum


berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai