Anda di halaman 1dari 7

Ikan Arwana merupakan ikan yang berasal dari daerah subtropics dan tropis,

sehingga Ikan Arwana banyak di temukan


di Indonesia,Malaysia, Vietnam, Birma, Thailand. Habitatnya adalah sungai - sungai
besar dengan arus yang cukup deras. Arwana yang ditangkap liar sekaran sudah
sangat jarang sekali. Jumlah Budidaya Ikan Arwarna yang menurun drastic, apalagi
ditunjang dengan banyaknya polusi air seperti sekarang. Arwana yang beredar
sekarang dipastikan merupakan hasil dari pembibitan Budidaya Arwana &Budidaya
Ikan Arwana yang dilakukan para pengusaha pembibitan yang sudah teruji mutu dan
kualitas gennya. Untuk anda para hobbiis Ikan Arwana anda harus lebih berhati- hati
dalam pemeliharaan.
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut.
Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat
menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat
menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan
peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian
1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup
dengan baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan
yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi di alam
dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora
and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat
perlindungan tertinggi. Berbagai jenis Arwana Asia antara lain:
Dalam Budidaya Ikan banyak hal - hal yang sering dilupakan. dibawah ini cara
pemeliharaan ikan arwana.

ParameterAir.
pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka
dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral sampai
agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan. Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana
silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur. Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C.
Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak.
Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan,
dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama
diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat
menggangggu keindahan ikan tersebut.
Pencahayaan. Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap
hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan
lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara arwana :

Wadah

1.Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk
kolam perlu mempetimbangkan :

 Tanah
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan
mendukung pertumbuhan pakan alami.
 Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal
1%.
 Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.
Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2.
Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
 Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak
 Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
 Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2
 Perngisian air setinggi 100 cm

Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah
kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.

2. Akuarium
Sebagai Budidaya ikan patin hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara
umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana
memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang
ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang
rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada
akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan.
Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat
agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor
sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu
diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu
secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau
benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan
sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di
bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga bisa
memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan
spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan
wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm
dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak
dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan
nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat
banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang menggunakan
sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa
kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca. Penggantian air cukup
dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup
sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti
harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat
melakukan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik
yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora.
Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi
tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang
hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa,
kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan
kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai
untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau
hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau
kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan
dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan
jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut
dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan
dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam
jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa
minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan
gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar arwana
mau memakannya.

Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen

1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m.
Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa
kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena
dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari
sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai
matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu
27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air
deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk
diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan
setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan
kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total
tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan
Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam
mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai
dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan
diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa
juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur
3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana
jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih
mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk
tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar,
sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi
pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati
permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan
membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling
menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan
membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai
larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan
kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan,
larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap
total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.

2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek
waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah
pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu
diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan
terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan
tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam
akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran
45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen
terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2
ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat
sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama
selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar
akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil.
Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai
berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai
diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau
berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang
bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang
ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air
tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila
satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip
robek dan patah.
Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan
mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa memperparah luka-
lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana
perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan antar akuarium
maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung
keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat
berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan antar
arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat
berontak.

Persiapan Pre-anestesi :

 Puasakan arwana selama 1-2 hari.


 Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran
(lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin lama waktu puasa,
untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana
berukuran kecil (
 Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
 Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan
pada tutup insang.
Alat dan bahan :

 Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.


 Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
 Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-
bahan kimia lain yang terlarut.
 Bahan : Aquadine” cair

Prosedur Pelaksanaan :

 Tangkap arwana dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.


 Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
 Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
 Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa
menit.
 Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
 Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak.
(Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan
dan tidak banyak bergerak. Karena bagian tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka
arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama
gerakan insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
 Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah dipersiapkan dan
lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air bisa kembung.
Paska Pembiusan :

 Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung


bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
 Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di
sekelilingnya.

Efek samping :

 Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan iritasi
selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
 Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua
dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang
kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang nungging.
 Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan
insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan
otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi
mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan
dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah kucuran air.

Anda mungkin juga menyukai