Makalah Limnologi - 013909
Makalah Limnologi - 013909
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kualitas air adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
fisik, kimia, dan biologis air. Kualitas air yang baik sangat penting untuk menjaga
kehidupan dan keseimbangan ekosistem perairan. Air yang tercemar dapat
memiliki dampak negatif pada organisme akuatik, termasuk plankton, yang
merupakan komponen penting dalam rantai makanan perairan.
Plankton adalah kelompok organisme mikroskopis yang hidup di
lingkungan air. Plankton terdiri dari dua jenis utama, yaitu fitoplankton dan
zooplankton. Fitoplankton adalah organisme fotosintesis yang menghasilkan
makanan melalui proses fotosintesis, sedangkan zooplankton adalah organisme
heterotrofik yang memakan fitoplankton atau organisme lain dalam rantai
makanan. Plankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Mereka
merupakan produsen primer dalam rantai makanan, mengubah energi matahari
menjadi makanan organik yang digunakan oleh organisme lain. Plankton juga
berperan sebagai makanan langsung bagi hewan akuatik seperti ikan dan
krustasea. Selain itu, plankton juga berperan dalam siklus nutrien dan oksigenasi
perairan.
Kualitas air yang buruk dapat berdampak negatif pada populasi dan
komunitas plankton. Perubahan suhu, pH, kekeruhan, dan kandungan oksigen
terlarut dalam air dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi, dan
kelangsungan hidup plankton. Pencemaran air oleh bahan kimia berbahaya seperti
logam berat juga dapat merusak populasi plankton dan mengganggu ekosistem
perairan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pemahaman tentang kualitas air dan peran plankton
sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengelolaan sumber daya perairan.
Dengan menjaga kualitas air yang baik, kita dapat melindungi populasi plankton
dan memastikan kesehatan ekosistem perairan secara keseluruhan
.
2
II. PEMBAHASAN
2.2 Plankton
2.2.1 Defenisi Plankton
Plankton adalah kelompok organisme mikroskopis yang hidup di lingkungan
air, baik air tawar maupun air laut. Istilah “plankton” berasal dari bahasa Yunani
“planktos” yang berarti “pengembara” atau “yang melayang-layang”. Plankton
terdiri dari berbagai organisme mikroskopis yang memiliki kemampuan terbatas
untuk menggerakkan diri secara mandiri dan umumnya terbawa oleh arus air.
2.2.2 Jenis-jenis Plankton
Plankton dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu fitoplankton dan
zooplankton:
a) Fitoplankton
Fitoplankton adalah jenis plankton yang melakukan fotosintesis. Mereka
terdiri dari berbagai alga mikroskopis, termasuk diatom, dinoflagelata, dan
cyanobacteria (ganggang biru-hijau). Fitoplankton mengandung pigmen
fotosintetik, seperti klorofil, yang memungkinkan mereka untuk menangkap
energi matahari dan mengubahnya menjadi makanan organik melalui proses
fotosintesis. Fitoplankton merupakan produsen primer dalam rantai makanan
perairan.
5
b) Zooplankton
Zooplankton adalah jenis plankton yang merupakan konsumen dalam
rantai makanan perairan. Mereka terdiri dari berbagai organisme hewan
mikroskopis, seperti rotifera, copepoda, krustasea, dan larva hewan laut seperti
ikan dan moluska. Zooplankton umumnya memakan fitoplankton atau organisme
plankton lainnya, dan menjadi makanan bagi organisme tingkat trofik yang lebih
tinggi.
2.2.3 Peran Plankton dalam Ekosistem Perairan
Plankton memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Mereka
berperan sebagai produsen primer, menghasilkan makanan melalui fotosintesis
dan membentuk dasar rantai makanan. Fitoplankton sebagai produsen primer
memberikan energi dan nutrisi kepada organisme konsumen, termasuk
zooplankton. Zooplankton, pada gilirannya, menjadi makanan bagi ikan, burung
laut, mamalia laut, dan organisme akuatik lainnya.
Selain itu, plankton juga berperan dalam siklus nutrien dan oksigenasi
perairan. Plankton terlibat dalam siklus karbon, nitrogen, fosfor, dan elemen
penting lainnya, yang berperan dalam menjaga keseimbangan nutrien dalam
ekosistem perairan. Selama proses fotosintesis, fitoplankton juga memproduksi
oksigen yang penting bagi kehidupan akuatik dan atmosfer.
Dalam keseluruhan, plankton memiliki peran yang krusial dalam menjaga
keseimbangan ekosistem perairan, menyediakan makanan bagi organisme lain,
dan berkontribusi terhadap siklus nutrien. Studi tentang plankton sangat penting
untuk pemahaman dan pengelolaan lingkungan perairan serta keberlanjutan
ekosistem akuatik.
6
f) Pencemaran
Pencemaran air oleh bahan kimia, seperti logam berat, pestisida, atau
limbah industri, dapat sangat merusak bagi plankton. Bahan kimia beracun dapat
menghambat pertumbuhan plankton, menyebabkan mutasi genetik, dan
mengganggu sistem reproduksi mereka.
Pengaruh kualitas air terhadap plankton sangat penting karena plankton berperan
sebagai produsen primer dan menyediakan makanan bagi organisme lain dalam
rantai makanan perairan. Perubahan dalam kualitas air dapat memiliki efek yang
luas pada kelimpahan dan komposisi plankton, serta ekosistem perairan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, menjaga kualitas air yang baik sangat penting untuk
melindungi kehidupan plankton dan menjaga keseimbangan ekosistem akuatik.
III.
3.1 Kesimpulan
Kualitas air yang baik sangat penting bagi kehidupan dan kelangsungan
plankton. Parameter kualitas air seperti suhu, kandungan oksigen terlarut,
kandungan nutrien, kekeruhan, kualitas kimia, dan pencemaran dapat
mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi, dan keberlanjutan plankton.
Plankton, terutama fitoplankton, merupakan produsen primer dalam rantai
makanan perairan. Mereka menyediakan makanan dan oksigen bagi organisme
tingkat trofik yang lebih tinggi. Perubahan kualitas air dapat mempengaruhi
kelimpahan, komposisi, dan keanekaragaman spesies plankton, yang pada
gilirannya mempengaruhi ekosistem perairan secara keseluruhan.
Kualitas air yang buruk, seperti peningkatan suhu yang ekstrem, penurunan
kandungan oksigen terlarut, keberadaan nutrien yang berlebihan, kekeruhan yang
tinggi, dan adanya zat kimia beracun, dapat menyebabkan penurunan
pertumbuhan, reproduksi yang rendah, dan bahkan kematian plankton. Perubahan
kualitas air yang merugikan plankton juga dapat mengganggu rantai makanan
perairan, mengurangi keanekaragaman hayati, dan mengganggu keseimbangan
ekosistem perairan.
Untuk melindungi kehidupan plankton dan menjaga kualitas ekosistem
perairan, perlu dilakukan upaya untuk memantau dan memperbaiki kualitas air.
Hal ini meliputi pengelolaan limbah, pengendalian polusi, pemantauan parameter
kualitas air secara rutin, serta perlindungan terhadap ekosistem perairan.
Kualitas air yang baik adalah kunci untuk menjaga kelangsungan hidup
plankton dan mempertahankan ekosistem perairan yang sehat. Dengan memahami
dan memperhatikan pentingnya kualitas air, kita dapat melindungi plankton dan
menjaga kelestarian ekosistem perairan bagi keberlanjutan kehidupan di planet
kita.
10
DAFTAR
LAMPIRAN
12
REVIEW JURNAL 1
Judul Identifikasi Fitoplankton Dari Perairan Waduk Nadra
Krenceng Kota Cilegon Banten
Penulis Ambarwati D
Penerbit Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume, Halaman Vol. 4 No. 4 : 283-291.
Tanggal penerbitan Desember 2018
Latar belakang dan Berdasarkan proses pembentukannya, waduk merupakan
tujuan penelitian perairan tergenang yang dibuat oleh manusia. Menurut
Sobirin (2010) waduk merupakan suatu bangunan air
yang digunakan untuk menampung debit air berlebih pada
saat musim hujan supaya kemudian dapat dimanfaatkan
pada saat debit rendah saat musim kemarau. Menurut
Kordi dan Tancung (2010) waduk adalah daerah yang
digenangi badan air sepanjang tahun serta dibentuk atau
dibangun atas rekayasa manusia. Waduk dibangun untuk
beberapa kebutuhan diantaranya, untuk irigasi, penyedia
energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), penyedia air minum, pengendali banjir, rekreasi,
perikanan, dan transportasi. Salah satu waduk yang
dioperasikan seperti itu ialah Waduk Nadra Krenceng.
Waduk Nadra Krenceng terletak di Kota Cilegon Provinsi
Banten dimana merupakan reservoirutama PT. Krakatau
Tirta Industri yang sumber airnya berasal dari sungai-
sungai yang ada di DAS Waduk Nadra Krenceng dan
Sungai Cidanau. Air waduk ini akan diproses oleh PT.
KTI menjadi air bersih dan air baku untuk kemudian
didistribusikan untuk industri, masyarakat di Cilegon dan
sebagian masyarakat di Kabupaten Serang (Rahman 2008
diacu dalam Wirasembada 2012). Daya tampung air
Waduk Nadra mencapai volume ± 5 juta m3
Metode penelitian Penelitian dilakukan di Perairan Waduk Nadra Krenceng
desa Mesigit, kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon
Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan
yaitu pada tanggal 16 Juni sampai dengan 16 Juli 2014.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
alkohol dan aquades untuk pengawetan sampel.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain botol sampel,
derigen, ember, cool box, dry ice, kamera digital,
plankton net, mikroskop, dan segwidck rafter.Dalam
pengambilan sampel, ditentukan 5 titik stasiun
pengamatan yang dimulai dari aliran Sungai Cidanau,
Inlet Kapudenok, Kali Tamanbaru, Kali Brambang, dan
Tengah Perairan
Hasil & pembahasan Stasiun yang diamati, yaitu Anabaena sp, Closterium sp,
Staurastrum sp, Tetraedron sp, Gloeocystis sp,
Desmodesmus sp, Navicula sp, Melosira sp,
Gonyostomum sp, dan Staurodesmus sp
1
REVIEW JURNAL 2
Judul Koefisien Saprobik Plankton Di Perairan Embung
Universitas Negeri Semarang
Penulis Barus, T.
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman (2) (2015): 115-120
Tanggal penerbitan Desember 2015
Latar belakang dan Embung atau tandon air merupakan waduk Berukuran
tujuan penelitian mikro di suatu lahan yang dibangun Untuk menampung
kelebihan air hujan di musim Hujan. Embung merupakan
salah satu teknik Pemanenan air (water harvesting) yang
sangat Sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan
rawa Namanya pond yang berfungsi sebagai tempat
Penampungan air drainase saat kelebihan air di Musim
hujan dan sebagai sumber air irigasi pada Musim
kemarau. Keberadaan embung diyakini Dapat
menampung air hujan sehingga mencegah Terjadinya
banjir pada suatu daerah. Universitas Negeri Semarang
(UNNES) yang mengklaim Sebagai Universitas
Konservasi adalah kampus Yang memiliki embung di
dalamnya. Pembangunan Embung tersebut merupakan
salah satu program Konservasi Universitas Negeri
semarangpemantauan dan pengelolaan kualitas Perairan
pada embung memerlukan metode Pengambilan
keputusan yang tepat dan teliti Mengenai kondisi perairan
terkini, sehingga dapat Segera dilakukan tindakan yang
tepat sasaran dan Dapat mereduksi besarnya polutan serta
Menyelamatkan kehidupan biotabiota
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Eksplorasi dengan
metode survai, penetapan Stasiun pengambilan sampel
dengan purposivesampling. Penelitian dilakukan di
perairan Embung Universitas Negeri Semarang pada
tanggal 20 Juni-18 Juli 2015. Pengambilan sampel
dilakukan Sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2
minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
Berupa jumlah spesies plankton yang ditemukan Dan
pengukuran faktor abiotik, kemudian datadihubungkan
1
REVIEW JURNAL 3
Judul ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN
TINJAUAN PARAMETER ph, SUHU, BOD, COD,
DO TERHADAP COLIFORM
Penulis Basmi, H.
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman (2) (2020): 115-120
Tanggal penerbitan Desember 2020
Latar belakang dan Cemaran pada air sungai meliputi Aspek kimia, fisik dan
tujuan penelitian biologi yang Mempengaruhi parameter ph, suhu, BOD,
COD DO terhadap jumlah coliform pada Air sungai. Nilai
dari parameter juga dapat Dipengaruhi oleh alam dan
1
REVIEW JURNAL 4
Judul Pemantauan Kualitas Air Sungai Cisadane Secara Online
Dan Analisa Status Mutu Air Menggunakan Metode
Storet
Penulis Edward, A.
Penerbit Jurnal
Volume, Halaman Volume 13, Nomor 2, Hal. 76-91
Tanggal penerbitan Juni 2021
Latar belakang dan Sungai Cisadane merupakan sungai yang melintasi 44
tujuan penelitian kecamatan di 5 kabupaten kota yaitu Kabupaten Bogor,
Kota Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan. Sungai ini memiliki panjang 126 km
dan luas seluruh area DAS sebesar 151.808 Ha. Hulu
sungai Cisadane berada di lereng Gunung Pangrango dan
aliranya bermuara di laut Jawa (Rosarina dan
Laksanawati, 2018). Sungai Cisadane menjadi
sumberdaya air yang Penting karena berfungsi sebagai
sumber air baku PDAM, air baku industri, pertanian dan
Rumah tangga bagi masyarakat sekitarnya.
Metode penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan di tiga stasiun
monitoring Sungai Cisadane (Gambar 1) milik
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
yang dibangun Bekerjasama dengan Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT). Stasiun 1 (STO 5)
terletak di Bendungan Empang Bogor yang merupakan
bagian hulu sungai dengan Topografi yang lebih tinggi
dan tata guna lahan di sekitranya sungai berupa bendung,
Pemukiman warga, industri, sedikit area lahan pertanian
basah. Stasiun 2 (STO 6) terletak di Bendungan Pasar
Baru yang merupakan bagian hilir sungai dan berada di
kawasan pusat Kota Tangerang dengan tata guna lahan
disekitranya berupa Bendung Pintu Air Sepuluh Untuk
irigasi, permukiman warga, dan industri. Stasiun 3 yang
1
REVIEW JURNAL 5
Judul Studi Analisis Kualitas Air Sungai Bah Biak Doi: Kota
Pematangsiantar
Penulis Effendi, H
Penerbit Jurnal
Volume, Halaman Volume 17, Nomor 2, hal. 117 – 124
Tanggal penerbitan Oktober 2021
Latar belakang dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bah Biak Merupakan salah
tujuan penelitian satu aliran sungai yang Mengalir di Kota Pematangsiantar
yang berasal Dari empat sungai cukup besar dan
memilikibanyak kelokan sungai. Daerah aliran sungai
Bah Biak melewati daerah Kecamatan Siantar Marimbun
dan Siantar Marihat, kotapematangsiantar. Kota
Pematangsiantar Merupakan salah satu kota yang
Pembangunannya berkembang pesat. Kota
Pematangsiantar juga tentu memiliki resiko Kualitas air
tercemar yang diakibatkan oleh Pengaruh karena
kepadatan penduduk, limbah Industri, tata ruang yang
tidak sesuai dengan Peruntukannya dan tingginya
eksploitasi Sumberdaya air. Berbagai aktivitas tersebut
Tentunya mengakibatkan penurunan kualitas air Pada
daerah aliran sungai (Yohannes, dkk., 2019; Yogafanny,
1
REVIEW JURNAL 6
Judul Kajian Kualitas Air Sungai Bioedusains
Penulis Fachrul, F.
Penerbit Jurnal
Volume, Halaman Volume 5, Nomor 1, e-ISSN: 2598-7453
Tanggal penerbitan Juni 2017
Latar belakang dan Air sungai yang berasal dari mata air biasanya memiliki
tujuan penelitian kualitas yang sangat baik. Akan tetapi pada proses
pengaliran, air tersebut akan mengalami pencemaran dari
beberapa bahan pencemar (Sofia et al., 2010). Dengan
adanya Penyebab terjadinya pencemaran pada air sungai
aekpala tersebut merupakansalah satunya adalah limbah
rumah tangga, limbah pertanian serta limbah pada
penindustrian. Keadaan ini bisa diatasi dengan
melestarikan hutan yang ada di hulu sungai, dan tidak
membuang limbah ke sungai baik cair maupun padat (Al
Idrus, 2014).Kurangnya pengelolaan limbah domestik dan
perilaku manusia yang secara tidak langsung membuang
limbah padat dan cair serta limbah organik dan anorganik
ke badan air telah meningkatkan tingkat pencemaran air
serta menurunkan kualitas air (Suswati & Wibisono,
2013; Yohannes et al., 2019). Kecenderungan yang terjadi
saat ini adalah kurangnya ketersediaan air bersih yang
bisa digunakan secara langsung dari hari ke hari. Hal ini
diakibatkan oleh
Meningkatnya perkembangan pembangunan, sehingga
daya tampung air oleh tanah yang berperan sebagai
sumber air tanah berkurang. Padahal faktanya, semakin
meningkat populasi disuatu daerah, maka semakin
meningkat pula jumlah air bersih yang harus tersedia
(Fitriati et al., 2018).
Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode survey.Penelitian ini merupakan jenis penelitian
campuran antara penelitian bentuk kualitatif dan
kuantitatif yang tidak hanya mengumpulkan dan
menganalisis data,namun juga melibatkan fungsi-fungsi
dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang diharapkan
bisa memberikan pemahaman yang lebih lengkap
mengenai masalah penelitian yang diangkat. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah air Sungai Aek
Pala Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu.
Pengambilan sampel di lokasi juga diisertai dengan
pengukuran panjang, lebar, serta kedalaman
sungai.Sampel air yang diambil kemdian dibawa ke UPT.
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Labuhanbatu guna menjalani pengujian dengan
2
REVIEW JURNAL 7
Judul Keanekaragaman Plankton Di Sungai Way Umpu,
Kabupaten Way Kanan,
Provinsi Lampung
Penulis Fadhilatin, N. S
Penerbit Jurnal Penelitian Sains
Volume, Halaman 24 (3) 2016: 24317(107-115)
Tanggal penerbitan 2016
Latar belakang dan Lingkungan perairan terdiri dari komponen biotik Dan
tujuan penelitian abiotik yang saling berinteraksi melalui aliran Energi dan
daur hara (nutrien). Apabila kedua inte-Raksi terganggu
akan menyebabkan perubahan pada Ekosistem perairan
menjadi tidak seimbang [2]. Pe-Rubahan tersebut dapat
diketahui dari kondisi fisik, Kimia, dan biologis perairan.
Kondisi fisik dapat dilihat dari warna, bau, dan kecepatan
arus, kondisi Kimia dapat dilihat dari Power of Hydrogen
(ph), suhu, kandungan oksigen terlarut (DO), dan Total
suspendid Solid (TSS). Derajat keasaman (ph) yang Ideal
untuk kehidupan organisme perairan adalah Antara 7,5-8,
suhu air rata-rata berkisar antara 24-32 oc, kandungan
oksigen terlarut (DO) perairan lebih besar dari 3 mg/L
[3]. Untuk kondisi biologis dapat dilihat dari keberadaan
organisme seperti planktonyang hidup di perairan tersebut
[4]. Plankton merupakan organisme yang melayang Atau
mengapung di perairan, berukuran mikroskopik dan
pergerakannya relatif lemah dari kekuatan Arus yang
membawanya [5].
Metode penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu plank-Ton
net nomor 25 untuk menyaring sampel plankton Pada air
sungai, botol sampel 30 ml untuk meletak-Kan sampel
plankton, ember plastik 10 liter untuk Mengabil air sungai
sebelum disaring menggunakan Planton net, ice box
untuk menyimpak sampel Plankton, mikroskop cahaya
Olympus CX21 untuk Mengamati sampel plakton, gelas
objek menempat-Kan objek yang akan dilihat, kaca
penutup untuk Mendatarkan sampel, pipet tetes untuk
memindah-Kan sampel, kamera gawai Vivo Y91 untuk
Dokumentasi, hand counter untuk menghitung Jumlah
individu, DO meter AZ-8403, ph meter Toadkk,
thermometer, neraca analitik, peralatan Titrasi, jerigen 1
liter untuk tempat sampel air, dan Buku identifikasi
2
REVIEW JURNAL 8
Judul Struktur Kelimpahan Plankton Berdasarkan Pasang Surut
Di Perairan
Tanjung Jumlai Penajam Paser Utara Kalimantan Timur
Penulis Hamdhani.
Penerbit Jurnal Aquarine
Volume, Halaman Vol. 6, no.2,
Tanggal penerbitan Oktober Tahun 2019
Latar belakang dan Kabupaten Penajam Paser Utara adalah salah satu
tujuan penelitian daerahyang masuk dalam pemekaran dari Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2002 yang berisi tentang
Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi
Kalimantan Timur (BAPPEDA PPU 2010). Dengan luas
wilayah daratnya 3333,06 Km² dan laut 272,24 Km²
(Statistik Daerah Kab. Penajam Paser Utara 2011).
Kabupaten Penajam Paser Utara ini Merupakan salah satu
kabupaten yang memanfaatkan hasil alam dari laut
khususnya di daerah Tanjung Jumlai.Pengukuran pada
komponen biologi perairan dalam ekosistem perairan
yang dijadikan sebagai Dasar kajian adalah plankton.
Plankton merupakan salah satu biota yang penting dan
mempunyai peranan Besar di perairan. Plankton
dikelompokkan menjadi fitoplankton (plankton nabati)
dan zooplankton (plankton hewani) (Asriyana dan
Yuliana, 2012). Keberadaan plankton di suatu perairan
dipengaruhi oleh Beberapa faktor yaitu intensitas cahaya,
suhu, dan kecerahan suatu perairan. Intensitas cahaya
sangat Dibutuhkan terutama bagi fitoplankton untuk
2
REVIEW JURNAL 9
Judul Keberadaan Plankton Sebagai Indikator
Pencemaranbioedusains
Penulis Handayani, p.
Penerbit Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Volume, Halaman Volume 5, Nomor 1, e-ISSN: 2598-7453
Tanggal penerbitan Juni 2022
Latar belakang dan Sungai merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan
tujuan penelitian terbuka, yang juga Rawan dengan adanya suatu
pencemaran. Pencemaran yang terjadi pada suatu Sungai
biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan dan
aktivitas manusia di Sekitar sungai (Manalu & Harahap,
2021). Rashidy et al., (2013) menyatakan Bahwa
lingkungan perairan terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang saling Berinteraksi melalui aliran energi dan
daur hara (nutrien), apabila interaksi Keduanya terganggu
akan menyebabkan terjadinya perubahan atau gangguan
2
REVIEW JURNAL 10
Judul Kelimpahan Plankton Di Perairan Sungai Pelawi
Kecamatan Babalankabupaten Langkat Provinsi Sumatera
Utara
Penulis Liinuga, D
Penerbit Jurnal
Volume, Halaman
Tanggal penerbitan Desember 2020
Latar belakang dan Sungai merupakan badan air alami yang mengalir dari
tujuan penelitian bagian hulu (pegunungan) ke bagian hilir (laut atau
samudera). Sungai berfungsi menampung curah
hujan dan mengalirkannya ke laut. Sungai mempunyai
fungsi yang beranekaragam diantaranya untuk
keperluan domestik, pertanian, perikanan, irigasi,
perindustrian dan tenaga penggerak turbin (Gonawi,
2009).Pada saat ini sungai menjadi badan air yang
cukup penting, karena sungai sebagai ekosistem
terbuka lebih mudah mengakumulasi berbagai jenis
buangan dan daerah sekitarnya. Pembersihan lahan
dan perubahan penggunaan lahan disepanjang daerah
aliran sungai (DAS) akan mempengaruhi kualitas air
sungai tersebut
Metode penelitian Plankton merupakan organisme mikroskopis yang
melayang-layang dalam air dan mempunyai kemampuan
renang yang sangat lemah serta pergerakannya selalu
dipengaruhi oleh arus air (Isni, dkk., 2017). Suparjo
(2009) mengatakan “penurunan kualitas perairan sungai
2
REVIEW JURNAL 11
Judul Inventarisasi Plankton Di Pantai Sabang Tende,
Kabupaten Tolitoli
Penulis Barus, T.
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman Vol. 1 No. 1 (hal. 11-16)
Tanggal penerbitan 2018
Latar belakang dan Wilayah pantai merupakan dimana terjadi Interaksi
tujuan penelitian beberapa ekosistem, dalam hal ini terdapat Ekosistem
abiotik sedangkan ekosistem biotikmerupakan ekosistem
yang terdiri dari macam-Macam jenis mahluk hidup
termasuk Mikroorganisme yang antara lain adalah
plankton.(Darmono, 2001).Plankton mempunyai peranan
yang sangat Penting didalam ekosistem bahari dapat
2
REVIEW JURNAL 12
Judul Keragaman Plankton Di Sungai Bioedusains
Penulis Lind, O
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman Volume 5, Nomor 1, Juni 2022
Tanggal penerbitan 2022
Latar belakang dan Kabupaten Labuhanbatu di Provinsi Sumatera Utara pada
tujuan penelitian tahun 2020Penduduknya berjumlah 493.899 jiwa, dengan
kepadatan 193 jiwa/km2 Kabupaten Labuhanbatu
terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet,
Mempunyai kedudukanyang cukup strategis, yaitu
berada pada jalur Lintas Timur Sumatra dan berada pada
persimpangan menuju provinsi Sumatera Barat dan Riau,
yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah
di Sumatra danjawa serta mempunyai akses yang
memadai ke luar negeri karena berbatasan
Langsung dengan selat malaka. Dua kesultanan besar
pernah berdiri di sini, yakni Kesultanan bilah yang beribu
kota di Negeri lama dan Kesultanan Panai yang Beribu
kota di Labuhan Bilik (Oktavia et al., 2015).Plankton
merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat
menjadi Indikator perubahan kualitas biologi perairan
sungai (Manalu & Harahap, 2017).Kelimpahannya di
suatu perairan akan dipengaruhi oleh parameter
lingkungan Termasuk kualitas perairan dan fisiologi
(Winarti & Harahap, 2021). Ada tiga Faktor utama yang
memengaruhi respon pertumbuhan plankton yaitu suhu,
cahaya Dan nutrien. Bila suhu, cahaya, dan nutrien dalam
kondisi yang optimum maka Plankton akan tumbuh
dengan pesat (Hidayat et al., 2015)
Metode penelitian Penelitian ini dilakukan di Aek Pala, Kabupaten
Labuhanbatu. Analisisplankton akan dilaksanakan di
Laboratorium Universitas Labuhanbatu, sedangkan
Pengukuran parameter fisika kimia perairan di Balai
Besar Teknologi Pencemaran Industri Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian observatif deskriptif.
Penelitian awal dilakukan untuk mengetahui gambaran
lokasi penelitian secara Menyeluruh dan dilakukan
pengambilan data dalam skala kecil untuk mengetahui
Gambaran keragaman plankton sebagai dasar dalam
3
REVIEW JURNAL 13
Judul Identifikasi Fitoplankton Dari Perairan Waduk Nadra
Krenceng Kota Cilegon Banten
Penulis Nontji, A
Penerbit Jurnal Perikanan dan Kelautan
Volume, Halaman Vol. 4 No. 4 : 283-291.
Tanggal penerbitan Desember 2018
Latar belakang dan Berdasarkan proses pembentukannya, waduk merupakan
tujuan penelitian perairan tergenang yang dibuat oleh manusia. Menurut
Sobirin (2010) waduk merupakan suatu bangunan air
yang digunakan untuk menampung debit air berlebih pada
saat musim hujan supaya kemudian dapat dimanfaatkan
pada saat debit rendah saat musim kemarau. Menurut
Kordi dan Tancung (2010) waduk adalah daerah yang
digenangi badan air sepanjang tahun serta dibentuk atau
dibangun atas rekayasa manusia. Waduk dibangun untuk
beberapa kebutuhan diantaranya, untuk irigasi, penyedia
energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), penyedia air minum, pengendali banjir, rekreasi,
perikanan, dan transportasi. Salah satu waduk yang
dioperasikan seperti itu ialah Waduk Nadra Krenceng.
Waduk Nadra Krenceng terletak di Kota Cilegon Provinsi
Banten dimana merupakan reservoirutama PT. Krakatau
Tirta Industri yang sumber airnya berasal dari sungai-
sungai yang ada di DAS Waduk Nadra Krenceng dan
Sungai Cidanau. Air waduk ini akan diproses oleh PT.
KTI menjadi air bersih dan air baku untuk kemudian
didistribusikan untuk industri, masyarakat di Cilegon dan
sebagian masyarakat di Kabupaten Serang (Rahman 2008
diacu dalam Wirasembada 2012). Daya tampung air
Waduk Nadra mencapai volume ± 5 juta m3
Metode penelitian Penelitian dilakukan di Perairan Waduk Nadra Krenceng
desa Mesigit, kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon
Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan
yaitu pada tanggal 16 Juni sampai dengan 16 Juli 2014.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
alkohol dan aquades untuk pengawetan sampel.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain botol sampel,
derigen, ember,
Cool box, dry ice, kamera digital, plankton net,
mikroskop, dan segwidck rafter.Dalam pengambilan
sampel, ditentukan 5 titik stasiun pengamatan yang
dimulai dari aliran Sungai Cidanau, Inlet Kapudenok,
Kali Tamanbaru, Kali Brambang, dan Tengah Perairan
Hasil & pembahasan Stasiun yang diamati, yaitu Anabaena sp, Closterium sp,
Staurastrum sp, Tetraedron sp, Gloeocystis sp,
Desmodesmus sp, Navicula sp, Melosira sp,
3
REVIEW JURNAL 14
Judul Koefisien Saprobik Plankton Di Perairan Embung
Universitas Negeri Semarang
Penulis Sagala, P. E.
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman (2) (2015): 115-120
Tanggal penerbitan Desember 2015
Latar belakang dan Embung atau tandon air merupakan waduk Berukuran
tujuan penelitian mikro di suatu lahan yang dibangun Untuk menampung
kelebihan air hujan di musim Hujan. Embung merupakan
salah satu teknik Pemanenan air (water harvesting) yang
sangat Sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan
rawa Namanya pond yang berfungsi sebagai tempat
Penampungan air drainase saat kelebihan air di Musim
hujan dan sebagai sumber air irigasi pada Musim
kemarau. Keberadaan embung diyakini Dapat
menampung air hujan sehingga mencegah Terjadinya
banjir pada suatu daerah. Universitas Negeri Semarang
(UNNES) yang mengklaim Sebagai Universitas
Konservasi adalah kampus Yang memiliki embung di
dalamnya. Pembangunan Embung tersebut merupakan
salah satu program Konservasi Universitas Negeri
semarangpemantauan dan pengelolaan kualitas Perairan
pada embung memerlukan metode Pengambilan
keputusan yang tepat dan teliti Mengenai kondisi perairan
terkini, sehingga dapat Segera dilakukan tindakan yang
tepat sasaran dan Dapat mereduksi besarnya polutan serta
Menyelamatkan kehidupan biotabiota
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Eksplorasi dengan
metode survai, penetapan Stasiun pengambilan sampel
dengan purposivesampling. Penelitian dilakukan di
perairan Embung Universitas Negeri Semarang pada
tanggal 20 Juni-18 Juli 2015. Pengambilan sampel
dilakukan Sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2
minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
Berupa jumlah spesies plankton yang ditemukan Dan
3
REVIEW JURNAL 15
Judul Struktur Komunitas Plankton Di Pesisir Utara Kabupaten
Tuban
Penulis Wisanti, d.
Penerbit Jurnal MIPA
Volume, Halaman Vol. 9, No. 2 (2016), 2337-3520 (2301-928)
Tanggal penerbitan 2016
Latar belakang dan Permasalahan yang banyak terjadi di wilayah pesisir
tujuan penelitian Adalah terjadinya pencemaran yang mengakibatkan
Menurunnya daya dukung dan sumberdaya hayati pesisir
danlaut [2]. Berbagai kegiatan anthropogenik di
3