(13708259012) PENDAHULUAN Zat pewarna merupakan salah satu daya tarik makanan. Penggunaan zat pewarna sintetis melebihi ambang batas maksimum atau penggunaan secara ilegal zat pewarna yang dilarang dapat membahayakan kesehatan konsumen Penggunaan pewarna sintesis dapat digantikan dengan pewarna alam, salah satunya adalah daun suji. Selain itu daun suji memberikan aroma harum yang khas. TINJAUAN PUSTAKA Daun Suji Tanaman suji atau Pleomela angustifolia merupakan tanaman perdu dari keluarga Liliaceae yang banyak tumbuh liar di Pulau Jawa. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2-7 meter dan jika hanya tumbuh sendiri dapat berbentuk pohon kecil yang banyak cabangnya. Daun tanaman suji berwarna hijau gelap, berbentuk lancet garis, kaku, dan meruncing dengan panjang rata-rata 10-25 cm dan lebar 0,9-1,5 cm. Gambar Daun Suji Zat Warna dalam Daun Suji Warna hijau pada daun suji merupakan manifestasi dari keberadaan pigmen klorofil. Hasil penelitian Prangdimurti et al. (2006) menunjukkan bahwa daun suji segar yang memiliki kadar air basis basah sebesar 73,25%, mengandung 3.773,9 ppm klorofil yang terdiri atas 2.524,6 ppm klorofil a dan 1.250,3 ppm klorofil b. Rumus empiris klorofil a adalah C 55 H 72 O 5 N 4 Mg, sedangkan klorofil b adalah C 55 H 70 O 6 N 4 Mg.
Gambar Rumus struktur klorofil Pembuatan Pewarna Alami dari Daun Suji 1. Daun suji dapat secara langsung dijadikan pewarna alami hanya dengan menambahkannya ke dalam masakan. Namun cara ini memiliki kelemahan dikarenakan daya tahan daun suji yang tidak lama. Hal ini tampak setelah beberapa hari daun suji dipetik. Daun tersebut akan mengalami penurunan kualitas warna (dari hijau berubah menjadi kecoklatan dan akhirnya hitam) sehingga zat warna dalam daun suji tidak dapat digunakan lagi. 2. Untuk memaksimalkan ketahanan dari kualitas zat warna dalam daun suji dilakukan ekstraksi. Dengan cara ini, penggunaannya menjadi lebih praktis dan nilai ekonomisnya dapat meningkat. Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen dari padatan atau cairan dipindahkan ke cairan yang lain yang berfungsi sebagai pelarut. Pembuatan Pewarna Alami dari Daun Suji Klorofil daun suji dapat diekstrak dengan menggunakan larutan NaHCO 3 . Semakin tinggi konsentrasi NaHCO 3 yang ditambahkan menyebabkan semakin banyak klorofil yang dapat diekstrak dan semakin basa larutan yang didapat. Rufaida (2008) menyatakan bahwa ekstraksi klorofil daun suji optimum dilakukan dengan menggunakan NaHCO 3 pada konsentrasi 0,5% (b/v). Hasil ekstrak dengan metode tersebut menghasilkan ekstrak dengan kandungan klorofil sebesar 3,069 mg/10 mL dan pH larutan 8,02. Penambahan logam Cu 2+ ketika mengekstrak klorofil dari daun suji dapat meningkatkan kestabilan warna hijau klorofil. Atom Cu cenderung akan menggantikan Mg pada pusat porfirin klorofil . Hasil penelitian Rufaida (2008) menunjukkan bahwa pada ekstrak dengan penambahan ion Cu 2+ sebesar 100 dan 150 ppm tidak terdapat endapan dan warna hijau terlihat stabil. Pembuatan Pewarna Alami dari Daun Suji Pembentukan klorofilid juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kestabilan ekstrak klorofil daun suji. Klorofilid dapat terbentuk dari reaksi hidrolisis pada suasana asam maupun basa. Pembentukan klorofilid melibatkan enzim klorofilase. Enzim ini akan aktif pada temperatur kamar jika berada pada pelarut organik atau pada temperatur 65-75 C pada pelarut air. Merujuk pada penelitian Prangdimurti et al. (2005), larutan pengekstrak klorofil dari daun suji yang optimum yaitu 0,75% Tween 80 dalam larutan natrium sitrat 12 mM. Lopez et al. (1992) melaporkan bahwa tanpa kehadiran natrium sitrat dalam uji aktivitas enzim klorofilase, aktivitasnya turun sampai 50%.
Kesimpulan Daun suji dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan yang memberikan warna hijau. Warna hijau tersebut merupakan manifestasi dari keberadaan pigmen klorofil dalam daun suji. Pembuatan pewarna ini dilakukan dengan cara ekstraksi.