PENDAHULUAN
gerak benda pada suatu titik pada benda tersebut. Gerak pada bidang miring ini, terdapat
sudut kemiringan dan gaya gesekan yang sangat mempengaruhi dari gesek itu sendiri.
Gerak atau perpindahan kedudukan suatu benda biasanya disebabkan oleh gaya, jadi
apabila ada suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda msks benda itu akan bergerak
atau berpindah tempat. Secara umum, gaya didefinisikan sebagai suatu yang dapat
mengubah keadaan gerak atau benda. Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya,
gaya juga dapat mempercepat atau memperlambat gerak benda. Gaya juga dapat
1
BAB II
PEMBAHASAN
gerak benda pada suatu titik pada benda tersebut. Gerak pada bidang miring ini, terdapat
sudut kemiringan dan gaya gesekan yang sangat mempengaruhi dari gesek itu sendiri.
Gerak atau perpindahan kedudukan suatu benda biasanya disebabkan oleh gaya, jadi
apabila ada suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda maka benda itu akan bergerak
atau berpindah tempat. Secara umum, gaya didefinisikan sebagai suatu yang dapat
mengubah keadaan gerak atau benda. Suatu benda dapat bergerak karena mendapat gaya,
gaya juga dapat mempercepat atau memperlambat gerak benda. Gaya juga dapat
Gaya gesekan sangat diperlukan, misalnya antara ban mobil dan jalan agar tidak slip,
orang dapat berjalan diatas lantai dengan lancar bila terdapat gaya gesekan antara kaki
dengan lantai. Gerak pada bidang miring ini terdapat dua gerak yaitu gerak menaik dan
menurun, yang masing-masing juga dipengaruhi oleh waktu dan jarak yang telah
Jenis gerak dari suatu benda ditentukan oleh bentuk lintasannya. Sesuatu gerak
disebut gerak lurus, apabila lintasannya merupakan garis lurus. Gerak melingkar, apabila
parabola. Tidak ada gesekan antara benda dengan bidang miring, bila bidangnya licin
sempurna. Sedangkan yang menyebabkan benda bergerak adalah gaya yang sejajar
dengan bidang miring. Dalam istilah teknik sipil, kemiringan (rasio tinggi dan jarak)
2
sering disebut dengan gradien. Bidang miring adalah salah satu pesawat sederhana yang
umum dikenal.
A. Metode praktikum
hari Jumat Tanggal 15 Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum
1. Balok bertingkat
2. Stopwatch
3. Bidang Miring
berbeda
5. Jangka Sorong
7. Spidol/Alat Tulis
3. Langkah Kerja
1. Siapkan bidang miring dengan sudut kemiringan 20°, 30°, 40°. Ukur panjang
bidang miring yang diinginkan dengan diameter silindernya (kaleng susu atau
logam silinder).
3
2. Tandai selimut silinder tersebut dengan spidol, kemudian ukur diameternya
3. Letakkan silinder diatas permukaan bidang miring yang telah diberi tanda
garis yang berhimpit dengan tanda dari spidol pada silinder, kemudian biarkan
4. Siapkan dan tekan tombol stopwatch tepat pada saat silinder dilepaskan.
5. Matikan stopwatch tepat pada saat silinder sampai pada bagian bawah bidang
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 untuk silinder dengan diameter yang berbeda dan
4
B. Hasil dan Pembahasan
2. Analisa Data
1. Dari hasil percobaan 1, 2 dan 3, dengan panjang lintasan yang sama, tetapi
5
2. Dari hasil percobaan 1, 2 dan 3, persamaan yang berhubungan dengan banyak
kecepatan linear adalah jika semakin besar diameter silinder, maka laju akan
adalah jika semakin besar sudut lintasan maka silinder akan melaju semakin
cepat.
4. Dari hasil percobaan 1, 2 dan 3, hubungan antara percepatan linear (𝛼) dan
percepatan angular (α) adalah jika sudut lintasan dirubah lebih besar maka
3. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan diatas, hubungan antara jumlah putaran dan jarak lintasan
yang dilalui silinder adalah jika semakin panjang jarak lintasan, maka jumlah
2. Dari hasil percobaan diatas, hubungan antara kecepatan linear (v) dan
kecepatan linear akan semakin besar, karena gaya tarik gravitasi akan semakin
tinggi.
3. Dari hasil percobaan diatas, hubungan antara percepatan linear (𝛼) dan
percepatan angular (α) adalah jika sudut lintasan dirubah lebih besar maka
6
4. Tindak Lanjut dan Aplikasi dalam kehidupan
Pada setiap benda yang berputar, jumlah putarannya akan sebanding dengan
panjang lintasan yang dilalui benda dan bergantung pada jari-jari lingkarannya.
Misalnya jarak antara rumah dan sekolah sejauh 5 km, maka kita dapat
menghitung jumlah putaran roda kendaraan kita, jika kita mengetahui diameter
Jika kita menarik sebuah pegas, maka pegas akan berubah bentuk yaitu bertambah
panjang, ketika pada pegas kita lepaskan, pegas akan kembali kebentuk awalnya, pegas
Robert Hooke seorang Ilmuwan asal inggris meneliti tentang gaya pegas.
Imuwan berambut keriting ini menelurkan hukum hooke yang menyatakan Jika
pada sebuat pegas bekerja sebuah gaya luar, maka pegas akan bertambah panjang
sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum
hooke, yang menyatakan bahwa: “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas
pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”.
pegas dengan pertambahan panjang pegas (Δx), pada daerah batas elastisitas
pegas. Pada daerah elastisitasnya, Besar gaya luar yang diberikan (F) sebanding
Persamaan hukum Hooke Dari bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat
dituliskan : F = K . Δx atau K = F / Δx
Dimana:
7
Δx : Pertambahan panjang pegas (m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
Dari persaman persamaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam batas
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya yang diakibatkan
oleh sifat elastisitas suatu bahan pegas atau peer. Besarnya hukum Hooke akan
Aplikasi Hukum Hooke pada pegas misalnya, kita tinjau pegas yang dipasang
bahwa arah kanan bernilai positif dan arah kiri bernilai negatif, setiap pegas
memliki panjang alami yaitu panjang pegas sebelum diberi gaya luar, jika pegas
tidak diberikan gaya luar maka pegas berada dalam keadaan setimbangnya. Jika
kita menarik ujung sebuah pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, maka
pegas akan tetap bertambah panjang. Pertambahan panjang ini akan sebanding
dengan besarnya gaya yang kita berikan. Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke.
8
A. Metode Praktikum
15 Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum ini bertempat
1. Dasar Statif
2. Kaki Statif
5. Balok Pendukung
8. Pegas Spiral
3. Langkah Kerja
gambar)
9
5. Gambarkan sebuah beban (w = 0,5 N) diujung bawah pegas, lalu baca
panjang pegas = lo
7. Catatlah panjang pegas (l) dan berat bebannya (w) kedalam table yang
tersedia
Jepit Penahan
Pegas Spiral
Beban 50 g
L0 = 0,051 m dan F0 = 0 N
l (m)
Percobaan ke 1 W (N) F = w – F0 (N)
0,5-0 = 0,5 0,06
1 0,5
1,0-0 = 1,0 0,07
2 1,0
1,5-0 = 1,5 0,08
3 1,5
2,0-0 = 2,0 0,09
4 2,0
2,5-0= 2,5 0,10
5 2,5
10
2. Analisa Data
L (m)
Percobaan ke 1 w (N) F = w – F0 (N)
0,06
1 0,5 0,5-0=0,5
0,07
2 1,0 1,0-0=1,0
0,08
3 1,5 1,5-0=1,5
0,09
4 2,0 2,0-0=2,0
0,10
5 2,5 2,5-0=2,5
data diatas, yaitu setiap beban bertambah 0,5 maka panjang pegas akan
bertambah 0,01 m
F (N)
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
∆/ (m)
0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
11
4. Dari bentuk grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa grafik meningkat,
5. Jika suatu pegas terus menerus diberi tambahan beban maka yang akan
terjadi pada pegas itu adalah pegas tersebut akan bertambah panjang
3. Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas, antara pertambahan panjang pegas (∆l) dan
Dimana:
2. Setiap kali ditambahkan beban pada pegas, maka panjang pegas akan
panjang.
gaya yang melebihi batas elastisitas pegas, maka pegas tidak akan
elastis lagi. Sistem pegas juga digunakan pada sistem suspense mobil
12
untuk mengurangi efek guncangan akibat jalan yang tidak rata atau
getaran mesin.
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas
dan kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan
sebagai gaya atau kekuatan lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi atau
bentuk semula.
A. Metode Praktikum
Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum ini bertempat di
1. Pegas
2. Beban
3. Statif
4. Penggaris
3. Langkah Kerja
percobaan ini.
13
3. Ukur panjang pegas mula-mula (L0) ketika diberi beban gantung awal
(w0).
14
2. Analisa Data
Grafik hubungan antara gaya pegas (F) dengan Pertambahan Panjang (∆L)
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
∆L
0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
adalah jika sebuah gay pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka
Dimana :
K = Konstanta
15
4. Nilai konstanta pegas hasil percobaan diatas adalah :
F = k.x
100 = k . 0,01
100
K= = 10.000
0,01
3. Kesimpulan
1. Benda elastis adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami
ke bentuk awal.
yang bekerja, Makin besar gaya yang diberikan maka benda akan
Getaran adalah gerak bolak balik secara periodia melalui titik kesetimbangan.
Getaran dapat bersifat sederhana dan dapat bersifat kompleks. Getaran yang
dibahas tentang bandul adalah getaran harmonik sederhana yaitu suatu getaran
dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarangan selalu mengarah ke
titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik
16
A. Metode Praktikum
15 Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum ini bertempat
1. Pegas
2. Beban
3. Statif
4. Penggaris
5. Stopwatch
3. Langkah Kerja
percobaan ini.
3. Catat posisi panjang panjang awal pegas (L0) dan beban awal (w0)
17
6. Lakukan langkah 1 sampai dengan 4 untuk empat pegas yang berbeda.
7. Pilihlah salah satu pegas dan beban yang sesuai sehingga elastisitas
pegas dapat diamati. Angkat dan dorong pegas keatas perlahan dengan
untuk 10 getaran.
10. Pilihlah salah satu pegas dan beban tertentu. Lakukan langkah 6 dan 7
Hasil Pegas 4
Pegas 1 Pegas 2 Pegas 3
Pengukuran
L0 0,05
W0 0
W1 0,5
∆L1 0,01
k1 0
W2 1,0
∆L2 0,02
k2 0
Rata-rata k 0
18
Table 2. Pengukuran periode getaran untuk massa yang berubah
4 9,77 0,97 1
2. Kesimpulan
pegas.
19
2.2.4 Ayunan Bandul
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari
yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi
yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita,
Sebenarnya ayunan ini juga dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari ayunan
tersebut kita dapat menghitung perioda yaitu selang waktu yang diperlukan beban
untuk melakukan suatu getaran lengkap dan juga kita dapat menghitung berapa
besar gravitasi bumi di suatu tempat. Pada percobaan ini, ayunan yang
adalah bandul fisis. Pada dasarnya percobaan dengan bandul ini tidak terlepas dari
getaran, dimana pengertian getaran itu sendiri adalah gerak bolak balik secara
A. Metode Praktikum
15 Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum ini bertempat
1. Benang
2. Beban
3. Statif
4. Penggaris
5. Stopwatch
6. Gunting
20
3. Langkah Kerja
3. Catat panjang ayunan dari ujung atas sampai bawah beban, kemudian
yang stabil.
21
B. Hasil dan Pembahasan
2. Kesimpulan
ayunan adalah tidak ada hubungannya, karena massa benda hanya akan
22
3. Frekuensi alamiah ayunan bandul dipengaruhi oleh frekuensi alamiah
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang
bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya
momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu
A. Metode Praktikum
Januari 2016, mulai pukul 09.00 –12.00 WIB. Praktikum ini bertempat di
1. Buku tebal
3. Penggaris tebal
4. Jarum pentul
5. Busur derajat
6. Neraca pegas
7. Benang
23
3. Langkah Kerja
percobaan.
3. Doronglah buku dengan penggaris tebal melalui bagian tengah sisi buku
5. Doronglah buku dengan penggaris tebal melalui bagian sudut sisi buku secara
7. Tancapkan paku paying atau jarum pentul kecil pada titik A dan B.
24
8. Tarik balok kayu A dengan benang yang dihubungkan dengan neraca pegas
hingga balok tepat mulai bergerak. (Ketika benang ditarik sisi balok dengan
9. Ulangi langkah nomor 9 dengan posisi membentuk sudut lancip antara sisi
10. Ulangi langkah 8 dan 9 melalui titik B. Catat pembacaan neraca pegas untuk
11. Masukkan data hasil percobaan, kemudian lakukan analisa data untuk
memperoleh kesimpulan.
1. Buku Tebal.
Setelah dirdorong
Langkah Nomor Sebelum didorong
(bergerak lurus atau berputar?
Bergerak
3 Diam
Berputar
4 Diam
Berputar
5 Diam
2. Balok Kayu
Besar Gaya
Percobaan Posisi tarikan Posisi (α)
Minimum
0,4 N
1 A 90°
0,4 N
2 A 45°
0,3 N
3 B 90°
0,3 N
4 B 45°
25
2. Analisa Data
1. Pada saat penggaris tebal mendorong buku melalui bagian tengah sisi buku
secara tegak lurus, gerakkan yang terjadi pada buku adalah bergerak lurus,
karena tidak ada dorongan yang membentuk sudut yang dapat menyebabkan
2. Pada saat penggaris tebal mendorong buku melalui bagian tengah sisi buku
dengan sudut tertentu, gerakkan yang terjadi pada buku adalah berputar,
karena ada sudut tertentu yang bekerja yang dapat menyebabkan buku itu
bergerak memutar.
3. Pada saat penggaris tebal mendorong buku melalui bagian sudut sisi buku
secara tegak lurus, gerakkan yang terjadi pada buku adalah berputar, karena
ada sudut tertentu yang bekerja yang dapat menyebabkan buku itu bergerak
memutar.
4. Pada saat balok kayu di tarik melalui A dengan benang yang dihubungkan
dengan neraca pegas hingga balok tepat mulai bergerak dan ketika benang
ditarik, sisi balok dengan benang membentuk sudut 90°. Besar gaya minimum
yang dibutuhkan adalah 0,4 N. Sedangkan ketika benang ditarik, sisi balok
dengan benang membentuk sudut 45°. Besar gaya minimum yang dibutuhkan
5. Pada saat balok kayu di tarik melalui B dengan benang yang dihubungkan
dengan neraca pegas hingga balok tepat mulai bergerak dan ketika benang
ditarik, sisi balok dengan benang membentuk sudut 90°. Besar gaya minimum
yang dibutuhkan adalah 0,3 N. sedangkan ketika benang ditarik, sisi balok
26
3. Kesimpulan
1. Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang ditarik atau didorong
2. Bentuk gerakan yang terjadi adalah gerak berputar Yang disebabkan oleh gaya
3. Hubungan besaran sudut dengan momen gaya adalah jika arah kemiringan
gaya semakin mendekati 90° maka momen gaya vertikal tersebut akan
semakin besar.
Torsi atau momen suatu gaya terhadap suatu poros adalah ukuran kemampuan
kehidupan sehari-hari, kita sering mengalami gerak akibat adanya momen gaya
seperti pada saat kita melangkahkan kaki.. apabila tidak ada gaya yang
menghasilkan perputaran. Atau dengan kata lain momen gaya tidak bekerja. Maka
gerak langkah kita akan kaku seperti kaki robot atau kaki egrang. Contoh lainnya
momen gaya terjadi pada gerak pedal sepeda dan gerak pedal becak.
27
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara jumlah putaran dan jarak lintasan yang dilalui silinder adalah jika
semakin panjang jarak lintasan, maka jumlah putaran akan semakin banyak.
2. Setiap kali ditambahkan beban pada pegas, maka panjang pegas akan bertambah
3. Benda elastis akan memberikan gaya yang sebanding dengan gaya yang bekerja,
Makin besar gaya yang diberikan maka benda akan mengalami deformasi (perubahan
bentuk) permanen.
5. Frekuensi alamiah ayunan bandul dipengaruhi oleh frekuensi alamiah ayunan bandul
dipengaruhi oleh panjang tali (L) dan percepatan gravitasi (g) sesuai dengan rumus: f
= 1/2π x √g/ L
6. Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang ditarik atau didorong
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai laporan ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya alat dan bahan dalam praktikum ini.
Demi kesempurnaan laporan kami selanjutnya, kritik dan saran yang membangun sangat
28
DAFTAR PUSTAKA
http://fajar18februari.blogspot.co.id/2014/05/makalah-fisika-kesetimbangan-benda-
tegar.html
http://www.scribd.com/doc/94956469/Makalah-Fisika-Dasarprint#scribd
http://snapsyoga.blogspot.co.id/2010/01/hubungan-momen-gaya-dengan-percepatan.html
29
LAMPIRAN
30
Dok. Praktikum Gaya Pegas
31