Anda di halaman 1dari 28

GERAK PARABOLA

Ditulis untuk menyelesaikan laporan Praktikum Pengantar Fisika

Oleh :
ANDIKA JEFRIAWAN

2108104010013

ASISTEN :

WIDIANTI

PRAKTIKUM PENGANTAR FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH

NOVEMBER 2021
1. RINGKASAN PERCOBAAN
Gerak parabola adalah gerak dalam dua dimensi dengan objek yang bergerak dalam
sebuah bidang datar. Gerak parabola juga dikenal sebagai gerak lengkung. Gerak parabola
terjadi ketika arah gerak benda berbeda dengan arah gaya yang mempengaruhi gerak benda.
Pada percobaan ini benda yang digunakan adalah bola tennis dan bola pingpong. Dengan
kedua bola tersebut akan dilakukan percobaan menjatuhkan kedua bola dari pinggir meja,
dan melemparkan keduanya ke atas, kemudian diamati gerak parabolanya. Aplikasi yang
digunakan dalam percobaan ini adalah stopwatch dan kamera pada smartphone. Kemudian
𝑔𝑥 2
dicari kecepatan awal dari setiap data jarak yang didapatkan menggunakan rumus ℎ = 2𝑉𝑜2

dan dicari waktu jatuhnya bola secara teoritis menggunakan rumus ℎ = 12 𝑔𝑡 2 .

2. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang wujud
gerak dalam dua dimensi atau yang lebih dikenal dengan nama gerak parabola. Beberapa
parameter yang terlibat dalam analisis gerak parabola dapat diukur melalui beberapa metode
sederhana.

3. LANDASAN TEORI
Peluru yang ditembakkan dengan kecepatan awal membentuk sudut elevasi tertentu
terhadap sumbu datar akan mengambil lintasan. Pada saat ditembakkan, peluru memiliki dua
komponen kecepatan. Komponen kecepatan arah horisontal dan arah vertikal adalah :

V0x= V0cosθ
V0y= V0sinθ

Bentuk umum lintasan peluru yang ditembakkan dengan sudut elevasi θ terhadap sumbu
datar. Ketinggian lintasan maupun jarak tempuh (jarak dalam arah horisontal) sangat
bergantung pada laju awal dan sudut tembakan. Lintasan gerak peluru selalu melengkung ke
bawah akibat adanya percepatan gravitasi bumi. Salah satu yang khas dari gerak peluru
adalah komponen kecepatan arah horizontal selalu tetap selama peluru bergerak. Tetapi
komponen kecepatan arah vertikal selalu berubah-ubah. Mula-mula makin kecil dan saat di
puncak lintasan, komponen kecepatan arah vertical nol. Kemudian komponen kecepatan
membesar kembali namun arahnya berlawanan (arah ke bawah). Komponen horisontal
kecepatan peluru selalu konstan tetapi komponen vertikal selalu berubah-ubah. Perubahan
komponen vertikal disebabkan oleh adanya percepatan gravitasi bumi. Komponen kecepatan
arah horisontal tidak berubah karena tidak ada percepatan dalam arah horizontal. Perbedaan
sifat gerakan tersebut karena dalam arah vertikal ada percepatan gravitasi yang berarah ke
bawah sedangkan dalam arah horizontal tidak ada percepatan. Jika kita ambil arah ke kanan
sejajar dengan sumbu x positif dan arah ke atas sejajar dengan sumbu y positif maka
komponen kecepatan gerak peluru dalam arah sumbu x (horisontal) dan sumbu y (vertikal)
adalah Vx= V0cosθ dan Vy= V0sinθ −gt (Mikrajuddin, 2016).

Salah satu gerak dua dimensi yang paling popular adalah gerak peluru. Disebut gerak
peluru karena gerak ini yang akan ditempuh oleh setiap peluru yang ditembakkan ke atas
dengan membentuk sudut tertentu terhadap arah horizontal (tidak vertikal ke atas) atau yang
ditembakkan dengan sudut sembarang dari ketinggian tertentu. Walaupun namanya gerak
peluru, namun gerak tersebut tidak hanya digunakan untuk membahas peluru. Setiap benda
yang dilempat ke atas dalam arah tidak vertikal atau ditembakkan dengan sudut sembarang
dari ketinggian tertentu melakukan gerak peluru. Gerak peluru juga merupakan gerak yang
terdiri dari gabungan GLB pada arah sumbu horizontal dan GLBB pada arah sumbu vertikal.
Jadi untuk setiap benda yang diberi kecepatan awal sehingga menempuh lintasan gerak yang
arahnya dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang bekerja terhadapnya dan juga dipengaruhi oleh
gesekan udara, benda tersebut disebut mengalami gerak peluru. Misalnya saja seperti bom
yang dijatuhkan dari pesawat terbang, bola yang dilontarkan atau dipukul, misil yang
ditembakkan oleh meriam, dan roket yang sudah kehabisan bakarnya (Riani Lubis, 2008).

Dalam menganalisis gerak parabola, ada 3 asumsi yang harus diketahui. Percepatan
jatuh bebas atau percepatan gravitasi bumi g, memiliki besar yang tetap. Pengaruh hambatan
udara atau gesekan udara diabaikan. Rotasi bumi tidak mempengaruhi gerakan. Salah satu
yang khas dari gerak parabola adalah komponen kecepatan arah horizontal selalu tetap
selama peluru bergerak. Gerak parabola juga merupakan gerak yang terdiri dari gabungan
GLB pada arah sumbu horizontal dan GLBB pada arah sumbu vertikal. Gerak parabola dapat
dianalisis dengan peninjauan gerak lurus beraturan pada sumbu x dan gerak lurus berubah
beraturan pada sumbu y secara terpisah. Pada sumbu x berlaku persamaan gerak beraturan.

V = V0= tetap dan X = V0t

Jika pada sumbu x, kecepatan awal adalah V0x, kecepatan pada saat t adalah Vx, dan posisi
adalah x, maka persamaanya menjadi ꞉

Vx= V0x

X = V0x. t

(Saputra, 2016).
4. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Alat dan Bahan yang digunakan


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Stopwatch (dari hp) 1
2. Bola Tennis 1
3. Bola Pingpong 1
4. Meja 1
5. Tali meter atau mistar 1
6. Aplikasi Slow Motion di smartphone 1
7. Phone Holder 1

5. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
 Meja diletakkan pada satu sisi ruangan. Tinggi permukaan meja dari lantai (h) diukur
hingga skala milimeter dengan menggunakan mistar atau tali ukur, kemudian
dilapangkan bagian depan meja tempat bola akan meluncur jatuh. Diberikan skala
jarak bantuan di depan meja untuk memudahkan pengukuran posisi jatuhnya bola
dilantai.

 Bola pingpong pada permukaan meja disentil dengan jari dan jari diberi kekuatan
saat bola disentil agar bola pingpong meluncur dengan cepat saat tiba di pinggir meja.
Kemudian ditandai posisi jatuhnya bola di lantai.

 Waktu jatuhnya bola diukur sejak meninggalkan meja hingga mencapai lantai (t)
dengan stopwatch, dan jarak jatuhnya bola pingpong pada lantai dari posisi kaki meja
(x) diukur dengan mistar. Diulangi beberapa kali hingga diperoleh 10 kali pencatatan
waktu dan jarak.

 Percobaan di atas diulangi dengan mengganti bola pingpong dengan bola tennis.
Untuk langkah ini, bola tennis cukup didorong dengan tangan agar mencapai bibir
meja dan jatuh ke bawah. Kemudian dilakukan 10 kali pengukuran dengan kekuatan
dorong yang bervariasi agar jarak jatuhnya bola di lantai berbeda beda.

 Aplikasi yang dapat melakukan playback video dalam gerak lambat diunduh
diplaystore. Kemudian dilakukan beberapa pengambilan video dan dievaluasi
kualitas gerak lambat yang dihasilkan.

 HP diposisikan pada phone holder/tripod sehingga video saat mendorong bola di atas
meja, hingga saat bola mencapai tanah dapat direkam dengan stabil. Diusahakan
posisi kamera dapat merekam seluruh bagian dari gerak benda. Kemudian dilakukan
playback dengan slow motion. Dilihat, apakah bola bergerak dalam lintasan yang
melengkung ke bawah?

 Diulangi percobaan menjatuhkan bola dari meja dan diambil gambar dengan fitur
multiple shot. Saat gambar diambil, posisi kamera tetap, tidak berpindah.

 Bola dilemparkan ke atas dengan arah yang sedikit miring terhadap horizontal.
Divideokan gerakan benda dari sejak bola dilempar hingga jatuh menyentuh lantai.
Dilakukan beberapa kali dengan kekuatan lemparan yang berbeda, sudut arah
lemparan yang berbeda, dan bola yang berbeda.

 Semua foto dan video yang anda dapat disimpan dalam satu folder, dan foto dan video
diberikan pada asisten.

6. ANALISA DATA
Adapun analisa data pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Analisa Statistik Data

 Bola Pingpong
Tabel 6.1a. Hasil pengamatan bola pingpong
Tinggi permukaan meja : 1 m

Jarak horizontal
No. Waktu jatuh (s) Keterangan
jatuhnya bola (x)

1. 0,35 s 0,46 m Sedang


2. 0,32 s 0,51 m Sedang
3. 0,40 s 0,85 m Kuat
4. 0,50 s 1,25 m Kuat
5. 0,50 s 0,18 m Pelan
6. 0,51 s 0,37 m Pelan
7. 0,61 s 1,82 m Kuat
8. 0,55 s 0,45 m Sedang
9. 0,51 s 0,19 m Pelan
10. 0,53 s 0,81 m Kuat

 Bola Tennis
Tabel 6.2a. Hasil pengamatan bola tennis
Tinggi permukaan meja : 1 m

Jarak horizontal
No. Waktu jatuh (s) Keterangan
jatuhnya bola (x)

1. 0,47 s 0,45 m Sedang


2. 0,58 s 0,65 m Sedang
3. 0,45 s 0,54 m Sedang
4. 0,34 s 1,03 m Kuat
5. 0,73 s 0,31 m Pelan
6. 0,57 s 0,32 m Pelan
7. 0,78 s 0,74 m Kuat
8. 0,59 s 0,28 m Pelan
9. 0,78 s 2,23 m Kuat
10. 0,48 s 0,64 m Sedang

 Bola Pingpong
Tabel 6.3a. Perbandingan waktu pada bola pingpong
Tinggi permukaan meja : 1 m

No Waktu jatuh (s) Jarak horizontal Kecepatan awal Waktu jatuh bola
jatuhnya bola (x) bola (m/s 2 ) (hitung, s)

1. 0,35 s 0,46 m 1,01 m/s 2 0,44 s


2. 0,32 s 0,51 m 1,12 m/s2 0,44 s
3. 0,40 s 0,85 m 1,87 m/s2 0,44 s
4. 0,50 s 1,25 m 2,76 m/s2 0,44 s
5. 0,50 s 0,18 m 0,38 m/s2 0,44 s
6. 0,51 s 0,37 m 0,79 m/s2 0,44 s
7. 0,61 s 1,82 m 4,02 m/s2 0,44 s
8. 0,55 s 0,45 m 0,98 m/s2 0,44 s
9. 0,51 s 0,19 m 0,38 m/s2 0,44 s
10. 0,53 s 0,81 m 1,78 m/s2 0,44 s

 Bola Tennis
Tabel 6.3a. Perbandingan waktu pada bola tennis
Tinggi permukaan meja : 1 m

No Waktu jatuh (s) Jarak horizontal Kecepatan awal Waktu jatuh bola
jatuhnya bola (x) bola (m/s 2 ) (hitung, s)

1. 0,47 s 0,45 m 0,98 m/s2 0,44 s


2. 0,58 s 0,65 m 1,43 m/s2 0,44 s
3. 0,45 s 0,54 m 1,19 m/s2 0,44 s
4. 0,34 s 1,03 m 2,27 m/s2 0,44 s
5. 0,73 s 0,31 m 0,66 m/s2 0,44 s
6. 0,57 s 0,32 m 0,70 m/s2 0,44 s
7. 0,78 s 0,74 m 1,62 m/s2 0,44 s
8. 0,59 s 0,28 m 0,58 m/s2 0,44 s
9. 0,78 s 2,23 m 4,93 m/s2 0,44 s
10. 0,48 s 0,64 m 1,40 m/s2 0,44 s

b. Analisa Hasil Data


 Perhitungan kecepatan awal dan waktu jatuh secara teoritis pada bola pingpong
1. Perhitungan pada percobaan (I)
𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ
(9,8)(0,46)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,21)
𝑉𝑜 = √
2

2,05
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √1,025
𝑉𝑜 = 1,01 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

2. Perhitungan pada percobaan (II)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,51)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,26)
𝑉𝑜 = √
2

2,54
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √1,27
𝑉𝑜 = 1,12 𝑚⁄𝑠 2
1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

3. Perhitungan pada percobaan (III)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,85)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,72)
𝑉𝑜 = √
2

7,05
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √3,52
𝑉𝑜 = 1,87 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

4. Perhitungan pada percobaan (IV)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2
𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(1,25)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(1,56)
𝑉𝑜 = √
2

15,28
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √7,64
𝑉𝑜 = 2,76 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

5. Perhitungan pada percobaan (V)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,18)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,03)
𝑉𝑜 = √
2

0,29
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,145
𝑉𝑜 = 0,38 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

6. Perhitungan pada percobaan (VI)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,37)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,13)
𝑉𝑜 = √
2

1,27
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,63
𝑉𝑜 = 0,79 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠
7. Perhitungan pada percobaan (VII)
𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(1,82)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(3,31)
𝑉𝑜 = √
2

32,43
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √16,21
𝑉𝑜 = 4,02 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

8. Perhitungan pada percobaan (VIII)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,45)2
𝑉𝑜 = √
2(1)
(9,8)(0,2)
𝑉𝑜 = √
2

1,96
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,98
𝑉𝑜 = 0,98 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

9. Perhitungan pada percobaan (IX)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,19)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,03)
𝑉𝑜 = √
2

0,29
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,145
𝑉𝑜 = 0,38 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

10. Perhitungan pada percobaan (X)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,81)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,65)
𝑉𝑜 = √
2

6,37
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √3,18
𝑉𝑜 = 1,78 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

 Perhitungan kecepatan awal dan waktu jatuh secara teoritis pada bola tennis
1. Perhitungan pada percobaan (I)
𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2
𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,45)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,20)
𝑉𝑜 = √
2

1,96
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,98
𝑉𝑜 = 0,98 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

2. Perhitungan pada percobaan (II)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,65)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,42)
𝑉𝑜 = √
2

4,11
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √2,05
𝑉𝑜 = 1,43 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

3. Perhitungan pada percobaan (III)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,54)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,29)
𝑉𝑜 = √
2

2,84
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √1,42
𝑉𝑜 = 1,19 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠
4. Perhitungan pada percobaan (IV)
𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(1,03)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(1,06)
𝑉𝑜 = √
2

10,38
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √5,19
𝑉𝑜 = 2,27 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

5. Perhitungan pada percobaan (V)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,31)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,09)
𝑉𝑜 = √
2
0,88
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,44
𝑉𝑜 = 0,66 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

6. Perhitungan pada percobaan (VI)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,32)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,102)
𝑉𝑜 = √
2

0,99
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,49
𝑉𝑜 = 0,70 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔
2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

7. Perhitungan pada percobaan (VII)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,74)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,54)
𝑉𝑜 = √
2

5,29
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √2,64
𝑉𝑜 = 1,62 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

8. Perhitungan pada percobaan (VIII)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ
(9,8)(0,28)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,07)
𝑉𝑜 = √
2

0,68
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √0,34
𝑉𝑜 = 0,58 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

9. Perhitungan pada percobaan (IX)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(2,23)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(4,97)
𝑉𝑜 = √
2

48,7
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √24,35
𝑉𝑜 = 4,93 𝑚⁄𝑠 2
1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠

10. Perhitungan pada percobaan (X)


𝑔𝑥 2
o ℎ =
2𝑉𝑜2

𝑔𝑥 2
𝑉𝑜 = √
2ℎ

(9,8)(0,64)2
𝑉𝑜 = √
2(1)

(9,8)(0,40)
𝑉𝑜 = √
2

3,92
𝑉𝑜 = √
2
𝑉𝑜 = √1,96
𝑉𝑜 = 1,40 𝑚⁄𝑠 2

1
o ℎ = 𝑔𝑡 2
2
2ℎ
𝑡 = √
𝑔

2(1)
𝑡 = √
9,8
𝑡 = √0,20
𝑡 = 0,44 𝑠
c. Pembahasan

Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil dengan ketinggian sama yaitu 1


m, waktu secara teoritis yang ditempuh adalah 0,44 s. Sedangkan waktu aktual
yang dihitung menggunakan stopwatch, dalam 10 kali perulangan yang dilakukan
(pelan, sedang dan kuat) pada setiap benda maka diperoleh jarak horizontal
jatuhnya bola (x) berbeda pula. Presisi nilai juga tidak menunjukkan nilai yang
mendekati atau sama dengan waktu yang dihitung berdasarkan perhitungan
teoritis. Berdasarkan analisa data, hal ini dapat terjadi karna pengaruh sentilan
atau tolakan yang diberikan pada tiap benda berbeda-beda dalam 3 kali percobaan
tersebut sehingga tidak dapat dipastikan nilainya akan konstan tiap percobaan.
Jika kekuatan yang diberikan berbeda, maka waktu dan jarak yang ditempuh
benda akan terpengaruh. Oleh karena itu, berdasarkan hasil percobaan diperoleh
bahwa data aktual dan data teoritis tidak menunjukkan presisi yang sama, hanya
minimal mendekati.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan ketinggian meja 1 m dan


ketetapan gravitasi sebesar 9,8 m/s2 maka diperoleh kecepatan yang dialami bola
pingpong dengan sentilan yang kuat, sedang dan pelan pada percobaan adalah
sebesar 1,01 m/s2 dengan waktu aktual selama 0,35 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 1,12 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,32 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 1,87 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,40 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 2,76 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,50 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 0,38 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,50 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 0,79 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,51 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 4,02 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,61 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 0,98 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,55 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 0,38 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,51 s dan waktu teoritis selama
0,44 s, 1,78 m/s 2 dengan waktu aktual selama 0,53 s dan waktu teoritis selama
0,44 s.

Pada percobaan menggunakan bola tennis dengan ketinggian meja 1 m dan


ketetapan gravitasi sebesar 9,8 m/s2 , maka diperoleh kecepatan yang dialami bola
tennis adalah pada dorongan yang kuat, sedang, dan pelan yaitu sebesar 0,98
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,47 s dan waktu teoritis selama 0,44 s, 1,43
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,58 s dan waktu teoritis selama 0,44 s, 1,19
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,45 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 2,27
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,34 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 0,66
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,73 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 0,70
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,57 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 1,62
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,78 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 0,58
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,59 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 4,93
m/s2 dengan waktu aktual selama 0,78 s dan waktu teoritis selama 0,44 s , 1,40
m/s2 dengan waktu aktual selama 0, 21 s dan waktu teoritis selama 0,44 s.

Dari kecepatan terbesar bola pingpong dan bola tennis dapat kita lihat bahwa
kecepatan terbesarnya terjadi pada sentilan atau dorongan yang diberikan secara
kuat. Hal ini terjadi karena semakin besar kekuatan sentilan atau dorongan yang
diberikan maka kecepatan benda semakin besar pula. Adapun cara yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan kecepatan awal yang lebih besar yaitu dapat
dilakukan dengan menambah atau memberi kekuatan pada saat menyentil atau
mendorong bola dengan kekuatan yang lebih besar atau lebih kuat dari
sebelumnya. Adapun pengaruh massa benda terhadap waktu jatuh, jarak dan
kecepatan yaitu apabila semakin besar massa suatu benda maka semakin cepat
pula waktu yang ditempuh oleh benda tersebut dan begitupun jaraknya dan
kecepatannya semakin besar. Sedangkan semakin kecil massa suatu benda maka
semakin lama pula waktu yang ditempuh benda tersebut begipula dengan
jaraknya dan kecepatannya semakin kecil pula. Adapun pengaruh kekuatan
menyentil atau mendorong bola terhadap waktu dan jarak yaitu semakin kuat
sentilan atau dorongannya maka waktu jatuh yang dibutuhkan semakin sedikit
namun jaraknya semakin jauh dan kecepatannya semakin besar. Sebaliknya
semakin pelan sentilan atau dorongannya maka waktu jatuh yang dibutuhkan
semakin lama namun jaraknya dekat dan kecepatannya pun semakin kecil.

6. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
- Gerak parabola diamati dalam dua arah, yaitu arah vertikal dan arah horizontal.
- Kekuatan yang diberikan saat menyentil bola pingpong atau mendorong bola
tennis sangat mempengaruhi jarak, waktu dan kecepatan yang ditempuh benda.
- Massa benda dapat mempengaruhi jarak, waktu dan kecepatan yang ditempuh
benda.
- Kepresisian perhitungan sangat menentukan keakuratan data percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin.2016. Fisika Dasar 1. Surabaya : UNESA.


Lubis, Riani.2008.Fisika Dasar 1.Bandung : Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
UNICOM.
Saputra, Roni.2016.Fisika dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.Batam : Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Ibnu Sina Batam.
LAMPIRAN

Keterangan : Percobaan mendorong bola kasti, menyentil bola pingpong, melambungkan


bola kasti dan melambung kan bola pingpong.
Keterangan : Waktu jatuh bola pingpong
Keterangan : Waktu jatuh bola tennis

Anda mungkin juga menyukai