Anda di halaman 1dari 20

NAMA : C.

PUSPITA SALSABILA SYAHARANI

NIM : 2008109010001

JURUSAN : FARMASI

KELAS : A6

ASISTEN : FITRI ANDRIANTI

MOMEN INERSIA

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mempelajari hukum-hukum Newton untuk gerak rotasi benda tegar dan besaran momen
inersia yang mempengaruhi keadaan gerak rotasi sebuah benda tegar.

2. LANDASAN TEORI

Berdasarkan keadaan gerakan benda ketika bergerak, kita dapat membagi gerak benda
menjadi gerak translasi dan gerak rotasi. Gerak translasi adalah gerakan benda dalam berpindah
tempat yang tidak mengubah orientasi benda dalam ruang. Misalnya sebuah benda yang
permukaannya mengarah ke arah kiblat, selama pergerakannya berpindah dari satu tempat ke
tempat lain arah permukaannya tetap menghadap kiblat, maka gerak ini termasuk dalam gerak
translasi. Gerakan benda partikel dimana ukuran benda tidak diperhatikan, umumnya dibahas
sebagai gerak translasi. Gerak rotasi adalah gerakan beda yang menyebabkan orientasi benda
berubah ubah saat bergerak. Misalnya orang yang menari dan melakukan gerakan spin, dimana
tubuhnya berputar (dengan sumbu putar adalah sumbu vertikal searah dengan badannya), maka
ini termasuk gerak rotasi. Sebuah bola yang ditendang oleh pemain dapat mengalami gerak
rotasi, dimana selain dari berpindah dari satu titik ke titik yang lain bola juga mengalami gerak
putar (rotasi), sehingga menghasilkan tendangan yang melengkung ke arah gawang. Tendangan
ini begitu khas sehingga dikenal dengan nama bananarama, atau tendangan pisang dalam bahasa
kita (Tim Pengajar Pengantar Fisika, 2020).

Pada gerak translasi, massa dijadikan ukuran kelembaman benda (inersia) yaitu ukuran
yang menyatakan tanggapan benda terhadap perubahan pada keadaan geraknya. Jika massa
benda besar, maka benda sukar dipercepat atau sukar diubah geraknya, tetapi sebaliknya jika
massa benda kecil, maka benda mudah dipercepat atau mudah diubah geraknya. Pada gerak
rotasi besaran yang analog dengan massa adalah momen inersia. Dengan demikian momen
inersia merupakan ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbu putarnya.
Momen inersia (I) dari sebuah partikel bermassa m didefinisikan sebagai :

I = mr2

Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa besar momen inersia sebuah partikel
sebanding dengan massa partikel itu dan sebanding dengan kuadrat jarak partikel ke sumbu
putarnya. Sebuah benda tegar disusun oleh banyak partikel yang terpisah satu dengan yang lain.
Maka momen inersia sebuah benda terhadap suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai jumlah
aljabar momen-momen inersia partikel-partikel penyusunnya. Jika massa partikel-partikel
penyusun itu adalah m1, m2, m3, ….. dan jarak masing-masing partikel terhadap sumbu
putarnya adalah r1, r2, r3 …. Maka momen inersia benda terhadap sumbu tersebut adalah :

I ∑ mr2 = m1r12 + m2r22 +...

(Lubis, 2008).

Benda dikatakan melakukan gerak translasi jika pusat massa benda berubah posisi. Ini
hanya dapat terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak nol. Namun, jika gaya total
yang bekerja pada benda nol maka tidak ada translasi pusat massa. Tetapi kondisi ini tidak
berarti momen gaya total yang bekerja pada benda nol. Dua gaya yang bekerja pada benda sama
besar tetapi berlawanan arah. Dengan demikian, gaya total yang bekerja pada benda nol sehingga
tidak ada perpindahan pusat massa benda. Akan tetapi kedua gaya tersebut masing-masing
menghasilkan momen gaya yang saling menguatkan. Karena momen gaya total tidak nol maka
benda melakukan gerak rotasi terhadap pusat massa tanpa disertai translasi pusat massa. Gerak
rotasi tanpa translasi pusat massa disebut rotasi murni (Abdullah, 2007).

Momen kelembaman sebuah benda bergantung pada rapat massa benda itu, sumbu rotasi
yang dipilih dan bentuk serta ukuran benda tersebut. Untuk benda-benda yang tersusun atas
benda-benda titik yang jumlahnya berhingga momen inersianya terhadap suatu sumbu selalu
dapat ditentukan dengan mudah. Sementara itu, untuk benda-benda tegar kontinyu, momen
inersia benda tersebut dapat ditentukan dengan kesulitan bergantung pada beberapa hal. Secara
umum, untuk benda tegar kontinyu perhitungan momen inersia dilakukan dengan memotong-
motong benda itu atas kotak-kotak kecil. Semakin kecil potongan-potongannya berarti semakin
baik. Semakin kecil potongan-potongannya berarti juga semakin ba nyak potongan-potongan
yang ada. Potongan-potongan itu diperlakukan sebagai bendabenda titik. Oleh karena itu, momen
inersia benda tegar kontinyu tersebut merupakan jumlahan sebagaimana persamaan sebelumnya
(Rosyid, 2015).

3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan


NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH
1. Papan 1 meter 1
2. Botol air mineral yang berisi air 1
3. Bola tennis 1
4. Bola pingpong 1
5. Stopwatch 1
6. Tali ukur 1
7. Timbangan 1
8. Busur 1
4. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Panjang bidang miring diukur secara presisi hingga ke satuan milimeter. Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran jari jari bola pingpong, jari jari bola tennis, panjang botol
air mineral dan jari-jarinya.
2. Massa bola pingpong, bola tennis, dan botol air mineral yang sudah diisi penuh dengan
air ditimbang.
3. Penyangga diberikan pada salah satu ujung papan sehingga menjadi bidang miring
sehingga diperoleh sudut kemiringan 10 derajat. Kemudian perangkat stopwatch
disiapkan. Bola pingpong ditaruh di ujung atas bidang miring, dan waktu tibanya bola
pingpong di ujung bawah bidang miring diukur. Pengulangan dilakukan sebanyak 10
kali. Data waktunya dicatat pada tabel. Waktu turunnya bola pingpong juga bisa diukur
menggunakan aplikasi video.

Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 1,16 s -
2. 1,20 s -
3. 1,13 s -
4. 1,13 s -
5. 1,12 s -
6. 1,16 s -
7. 1,15 s -
8. 1,21 s -
9. 1,20 s -
10. 1,13 s -

4. Langkah (2) diulangi untuk bola tennis, botol air mineral yang diisi penuh dengan air, dan
botol air mineral saat kosong.
Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg
No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,92 s -
2. 1,03 s -
3. 1,05 s -
4. 1,05 s -
5. 0,97 s -
6. 0,92 s -
7. 1,02 s -
8. 0,92 s -
9. 1,05 s -
10. 0,97 s -

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 1,00 s -
2. 0,99 s -
3. 1,05 s -
4. 1,00 s -
5. 1,00 s -
6. 1,02 s -
7. 0,99 s -
8. 0,97 s -
9. 0,99 s -
10. 1,00 s -

Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 1,07 s -
2. 1,08 s -
3. 1,07 s -
4. 1,05 s -
5. 1,05 s -
6. 1,08 s -
7. 1,03 s -
8. 1,01 s -
9. 1,08 s -
10. 1,05 s -

5. Percobaan dilakukan kembali untuk semua benda, untuk sudut kemiringan bidang miring
sebesar 20 derajat, 30 derajat, 45 derajat, dan 60 derajat. Semua data dicatat dalam bentuk
tabel.
 20˚

Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,88 s -
2. 0,76 s -
3. 0,93 s -
4. 0,74 s -
5. 0,74 s -
6. 0,90 s -
7. 0,91 s -
8. 0,74 s -
9. 0,78 s -
10. 0,81 s -

Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,94 s -
2. 0,93 s -
3. 0,88 s -
4. 0,83 s -
5. 0,83 s -
6. 0,87 s -
7. 0,88 s -
8. 0,93 s -
9. 0,93 s -
10. 0,91 s -

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,72 s -
2. 0,83 s -
3. 0,82 s -
4. 0,87 s -
5. 0,73 s -
6. 0,88 s -
7. 0,88 s -
8. 0,73 s -
9. 0,73 s -
10. 0,85 s -

Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,88 s -
2. 0,87 s -
3. 0,87 s -
4. 0,81 s -
5. 0,83 s -
6. 0,81 s -
7. 0,80 s -
8. 0,81 s -
9. 0,87 s -
10. 0,88 s -

 30˚

Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,72 s -
2. 0,68 s -
3. 0,67 s -
4. 0,73 s -
5. 0,77 s -
6. 0,77 s -
7. 0,62 s -
8. 0,68 s -
9. 0,71 s -
10. 0,71 s -

Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,62 s -
2. 0,56 s -
3. 0,48 s -
4. 0,61 s -
5. 0,48 s -
6. 0,60 s -
7. 0,60 s -
8. 0,56 s -
9. 0,48 s -
10. 0,51 s -

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,47 s -
2. 0,53 s -
3. 0,55 s -
4. 0,42 s -
5. 0,56 s -
6. 0,57 s -
7. 0,52 s -
8. 0,53 s -
9. 0,53 s -
10. 0,53 s -

Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,74 s -
2. 0,81 s -
3. 0,80 s -
4. 0,81 s -
5. 0,73 s -
6. 0,71 s -
7. 0,80 s -
8. 0,73 s -
9. 0,71 s -
10. 0,70 s -

 45˚

Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,47 s -
2. 0,48 s -
3. 0,41 s -
4. 0,41 s -
5. 0,51 s -
6. 0,53 s -
7. 0,53 s -
8. 0,41 s -
9. 0,49 s -
10. 0,49 s -

Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,51 s -
2. 0,47 s -
3. 0,47 s -
4. 0,43 s -
5. 0,48 s -
6. 0,47 s -
7. 0,48 s -
8. 0,53 s -
9. 0,43 s -
10. 0,41 s -

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,35 s -
2. 0,37 s -
3. 0,42 s -
4. 0,37 s -
5. 0,43 s -
6. 0,38 s -
7. 0,38 s -
8. 0,43 s -
9. 0,43 s -
10. 0,35 s -

Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,61 s -
2. 0,54 s -
3. 0,57 s -
4. 0,61 s -
5. 0,53 s -
6. 0,61 s -
7. 0,50 s -
8. 0,51 s -
9. 0,57 s -
10. 0,58 s -

 60˚

Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,41 s -
2. 0,38 s -
3. 0,31 s -
4. 0,31 s -
5. 0,43 s -
6. 0,33 s -
7. 0,33 s -
8. 0,42 s -
9. 0,36 s -
10. 0,35 s -

Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg


No. Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1. 0,41 s -
2. 0,37 s -
3. 0,37 s -
4. 0,43 s -
5. 0,34 s -
6. 0,41 s -
7. 0,48 s -
8. 0,32 s -
9. 0,33 s -
10. 0,41 s -

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,28 s -
2. 0,35 s -
3. 0,33 s -
4. 0,37 s -
5. 0,34 s -
6. 0,28 s -
7. 0,38 s -
8. 0,33 s -
9. 0,33 s -
10. 0,35 s -

Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg


No. Waktu turunnya botol (s) Keterangan
1. 0,51 s -
2. 0,54 s -
3. 0,47 s -
4. 0,41 s -
5. 0,43 s -
6. 0,51 s -
7. 0,50 s -
8. 0,51 s -
9. 0,47 s -
10. 0,48 s -
6. Bola tennis, bola pingpong, dan botol air mineral digelindingkan di atas lantai datar.
Waktu tempuh dan jarak tempuh masing masing objek diukur hingga objek berhenti.
No. Benda Waktu tempuh (s) Jarak (m)
1. Bola pingpong 1,13 s 0,8 m
2. Bola tennis 0,61 s 0,55 m
3. Botol air mineral terisi penuh 1,48 s 1m
4. Botol air mineral kosong 0,67 s 0,8 m

5. DATA DAN ANALISIS DATA


𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
1. 𝑎 = 𝐼
𝑚+ 2
𝑟

𝐼
(𝑚 + 𝑟2
) 𝑎 = 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑚+ =
𝑟2 𝑎
𝐼 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
= −𝑚
𝑟2 𝑎
𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼 = 𝑟2 ( −𝑚)
𝑎

2. Bola pingpong, jari-jari 0,02 m, massa 0,003 kg

Sudut kemiringan Waktu turun rata-rata Percepatan turun Momen inersia


No.
(˚) (s) (m/s2) (kg.m2)
1,70
1. 10˚ 1,15 s m/s2 0,0000012k kg.m2
𝑘+1
3,35
2. 20˚ 0,81 s m/s2 0,0000012k kg.m2
𝑘+1
4,9
3. 30˚ 0,70 s m/s2 0,0000012k kg.m2
𝑘+1
6,92
4. 45˚ 0,47 s m/s2 0,0000012k kg.m2
𝑘+1
8,48
5. 60˚ 0,36 s m/s2 0,0000012k kg.m2
𝑘+1

 10˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 1,70
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,0000012k kg.m2
𝑎
 20˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 3,35
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,0000012k kg.m2
𝑎
 30˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 4,9
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,0000012k kg.m2
𝑎
 45˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 6,92
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,0000012k kg.m2
𝑎
 60˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 8,48
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,0000012k kg.m2
𝑎

Bola tennis, jari-jari 0,03 m, massa 0,057 kg


Sudut kemiringan Waktu turun rata-rata Percepatan turun Momen inersia
No.
(˚) (s) (m/s2) (kg.m2)
1,70
1. 10˚ 0,99 s m/s2 0,000051k kg.m2
𝑘+1
3,35
2. 20˚ 0,89 s m/s2 0,000051k kg.m2
𝑘+1
4,9
3. 30˚ 0,55 s m/s2 0,000051k kg.m2
𝑘+1
6,92
4. 45˚ 0,46 s m/s2 0,000051k kg.m2
𝑘+1
8,48
5. 60˚ 0,38 s m/s2 0,000051k kg.m2
𝑘+1

 10˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 1,70
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000051k kg.m2
𝑎
 20˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 3,35
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000051k kg.m2
𝑎
 30˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 4,9
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000051k kg.m2
𝑎
 45˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 6,92
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000051k kg.m2
𝑎
 60˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 8,48
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000051k kg.m2
𝑎

Botol air mineral terisi penuh, jari-jari 0,035 m, massa 0,8 kg


Sudut kemiringan Waktu turun rata-rata Percepatan turun Momen inersia
No.
(˚) (s) (m/s2) (kg.m2)
1,70
1. 10˚ 1,00 s m/s2 0,00098k kg.m2
𝑘+1
3,35
2. 20˚ 0,80 s m/s2 0,00098k kg.m2
𝑘+1
4,9
3. 30˚ 0,52 s m/s2 0,00098k kg.m2
𝑘+1
6,92
4. 45˚ 0,39 s m/s2 0,00098k kg.m2
𝑘+1
8,48
5. 60˚ 0,33 s m/s2 0,00098k kg.m2
𝑘+1

 10˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 1,70
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,00098k kg.m2
𝑎
 20˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 3,35
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,00098k kg.m2
𝑎
 30˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 4,9
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,00098k kg.m2
𝑎
 45˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 6,92
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,00098k kg.m2
𝑎
 60˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 8,48
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,00098k kg.m2
𝑎
Botol air mineral kosong, jari-jari 0,035 m, massa 0,03 kg
Sudut kemiringan Waktu turun rata-rata Percepatan turun Momen inersia
No.
(˚) (s) (m/s2) (kg.m2)
1,70
1. 10˚ 1,05 s m/s2 0,000036k kg.m2
𝑘+1
3,35
2. 20˚ 0,84 s m/s2 0,000036k kg.m2
𝑘+1
4,9
3. 30˚ 0,75 s m/s2 0,000036k kg.m2
𝑘+1
6,92
4. 45˚ 0,56 s m/s2 0,000036k kg.m2
𝑘+1
8,48
5. 60˚ 0,48 s m/s2 0,000036k kg.m2
𝑘+1

 10˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 1,70
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000036k kg.m2
𝑎
 20˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 3,35
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000036k kg.m2
𝑎
 30˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 4,9
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000036k kg.m2
𝑎
 45˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 6,92
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000036k kg.m2
𝑎
 60˚
𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼 8,48
𝑎= = m/s2
𝑘+1 𝑘+1
2 𝑚 𝑔 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝐼= 𝑟 ( − 𝑚 ) = 0,000036k kg.m2
𝑎

3. Dari hasil perhitungan, besar momen inersia benda tidak berubah dengan berubahnya
sudut kemiringan bidang miring. Hal ini membuktikan bahwa sudut kemiringan yang
berbeda tidak berdampak pada perubahan nilai momen inersia.
4. Ketika menggelindingkan objek di lantai datar, benda yang mula-mula bergerak
kemudian berhenti pada satu titik. Hal ini dikarenakan oleh gaya gesek yang timbul
antara permukaan bola dan lantai yang arahnya berlawanan dengan gerak bola sehingga
lama-kelamaan menyebabkan bola menjadi berhenti.
 Perlambatan bola pingpong
𝑉 = 𝑉0 − 𝑎 𝑡
𝑉 = −𝑎 𝑡
𝑣
−𝑎 =
𝑡
𝑠
𝑡
−𝑎 = 𝑡
𝑠
−𝑎 = 𝑡2
−𝑎 = 0,62 𝑚/𝑠 2
 Perlambatan bola tennis
𝑉 = 𝑉0 − 𝑎 𝑡
𝑉 = −𝑎 𝑡
𝑣
−𝑎 = 𝑡
𝑠
𝑡
−𝑎 =
𝑡
𝑠
−𝑎 = 𝑡2
−𝑎 = 1,47 𝑚/𝑠 2
 Perlambatan botol air mineral terisi penuh
𝑉 = 𝑉0 − 𝑎 𝑡
𝑉 = −𝑎 𝑡
𝑣
−𝑎 = 𝑡
𝑠
𝑡
−𝑎 = 𝑡
𝑠
−𝑎 = 𝑡2
−𝑎 = 0,45 𝑚/𝑠 2
 Perlambatan botol air mineral kosong
𝑉 = 𝑉0 − 𝑎 𝑡
𝑉 = −𝑎 𝑡
𝑣
−𝑎 = 𝑡
𝑠
𝑡
−𝑎 = 𝑡
𝑠
−𝑎 = 𝑡2
−𝑎 = 1,78 𝑚/𝑠 2

Dari rumus perlambatan diatas, terdapat hubungan besar momen inersia dengan jarak dan
waktu tempuh benda hingga berhenti. Hal ini dikarenakan besar perlambatan dipengaruhi
oleh besar jarak dan waktu tempuh benda hingga berhenti.

5. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep momen inersia berperan dalam :


 Gasing dan yoyo yang berputar. Gasing dan yoyo dapat berputar dengan seimbang
karena didesain sedemikian rupa sehingga pusat massanya berada di tengah-tengah.
 Roda gila yang ada di dalam mesin kendaraan seperti mesin diesel. Roda gila adalah
sebuah mesin yang digunakan untuk meredam perubahan kecepatan putaran dengan
cara memanfaatkan kelembaman putaran (momen inersia).
 Ketika mengerem sepeda motor secara tiba-tiba, maka pada saat itu ada
kecenderungan sepeda motor untuk mempertahankan geraknya.
 Ketika selembar kertas HVS diletakkan di atas meja, lalu ditaruh sebuah penghapus di
atas kertas HVS tersebut. Kemudian kertas HVS ditarik dengan cepat. Maka
penghapus akan tetap tinggal di atas meja. Artinya sifat alami benda yang cenderung
mempertahankan keadaanya yang diam.
 Momen inersia pada pemain ski es. Sebab torsi yang dikerjakan oleh es kecil,
momentum anguler pemain ski ialah mendekati konstan. pada saat ia menarik
tangannya ke dalam ke arah badannya, momen inersia badannya terhadap sumbu
vertikal melalui badannya berkurang.
 Momen inersia pada jaw crusher. Cara kerja mesin jaw crusher adalah dengan
mengandalkan kekuatan motor. Dengan roda motor, poros eksentrik dikendalikan oleh
sabuk segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw plate bergerak seirama.
 Momen inersia pada penari balet.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Momen inersia yang dihasilkan oleh bola pingpong yang berjari-jari 0,02 m dan bermassa
0,003 kg adalah 0,0000012k kg.m2.
2. Momen inersia yang dihasilkan oleh bola tennis yang berjari-jari 0,03 m dan bermassa
0,057 kg adalah 0,000051k kg.m2.
3. Momen inersia yang dihasilkan oleh botol air mineral terisi penuh yang berjari-jari 0,035
m dan bermassa 0,8 kg adalah 0,00098k kg.m2.
4. Momen inersia yang dihasilkan oleh botol air mineral kosong yang berjari-jari 0,035 m
dan bermassa 0,03 kg adalah 0,000036k kg.m2.
5. Besar momen inersia benda tidak berubah dengan berubahnya sudut kemiringan bidang
miring. Hal ini membuktikan bahwa sudut kemiringan yang berbeda tidak berdampak
pada perubahan nilai momen inersia.
6. Gaya gesek yang timbul antara permukaan bola dan lantai yang arahnya berlawanan
dengan gerak bola mengakibatkan lama-kelamaan menyebabkan bola menjadi berhenti.
7. Perlambatan bola pingpong yang memiliki waktu tempuh 1,13 s dengan jarak 0,8 m
adalah 0,62 m/s2.
8. Perlambatan bola tennis yang memiliki waktu tempuh 0,61 s dengan jarak 0,55 m adalah
1,47 m/s2.
9. Perlambatan botol air mineral terisi penuh yang memiliki waktu tempuh 1,48 s dengan
jarak 1 m adalah 0,45 m/s2.
10. Perlambatan botol air mineral kosong yang memiliki waktu tempuh 0,67 s dengan jarak
0,8 m adalah 1,78 m/s2.
11. Konsep momen inersia banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada
gasing, yoyo, roda gila, dan penari balet.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2007. FISIKA DASAR 1. Bandung : ITB

Lubis, Riani. 2008. DIKTAT KULIAH FISIKA DASAR 1. Bandung : Unikom

Rosyid, Muhammad Farchani, dkk. 2015. FISIKA DASAR JILID 1 : MEKANIKA. Yogyakarta :
Penerbit Periuk

Tim Pengajar Pengantar Fisika. 2020. PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR FISIKA. Banda
Aceh : Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah
LAMPIRAN

 Alat dan Bahan


1. Papan 1 m

2. Botol air mineral

3. Bola pingpong
4. Bola tennis

5. Stopwatch

6. Tali ukur
7. Timbangan

8. Busur
 Foto saat percobaan

Anda mungkin juga menyukai