Anda di halaman 1dari 2

NAMA : REDONDO

NIM : D061201012

I. Sifat kimia unsur:

1. hidrogen memiliki reaktivitas yang sedang, namun mudah terbakar. dan saat
terbakai akan manjadi air. reaksinya 2H2(g) + O2(g) ---> 2H2O(g) ----> 2H2O(c)

hidrogen merupakan non logam. Pada keadaan standar, gas hidrogen terdiri dari 25%
bentuk para dan 75% bentuk orto, juga dikenal dengan sebutan bentuk normal.
hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 hingga +1

2. Sifat kimia unsur logam alkali adalah reaktivitasnya yang tinggi. Logam alkali
mudah terbakar oleh oksigen di udara, sehingga harus disimpan dalam minyak tanah.
Hasil pembakarannya selalu berbentuk peroksida.

contoh reaksi alkali  4 Li(g) + O2(g) ---> 2Li2O(p)

3. Reaktifitas logam alkali tanah dengan air sangat berbeda-beda yaitu, Berilium tidak
bereaksi dengan air, Magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih dan Kalsium,
Stronsium serta Barium cukup reaktif dengan air dingin. Dengan oksigen juga
bervariasi dan meningkat dari atas ke bawah dalam golongannya, Berilium dan
Magnesium dapat membentuk oksida di aats suhu kamar dan Kalsium, Stronsium,
serta Barium dapat membentuk peroksida ionik. Logam alkali tanah juga dapat
bereaksi dengan asam membentuk garam dan gas hidrogen. contoh reaksi logam
alkali tanah 2Be(g) + O2(g) ---> 2BeO(p)

4. Kelompok unsur golongan IIIA memiliki kecenderungan melepaskan elektron


terluarnya membentuk struktur M3+ suatu ion tripositif, namun kecenderungan ini
menurun dari atas ke bawah dalam golongannya. Unsur-unsur golongan IVA ini jika
membentuk senyawa dapat menggunakan bilangan oksidasi +2 atau +4 tergantung
kestabilan bilangan oksidasinya.  Unsur golongan VA memiliki kecenderungan
menerima tiga elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia yang stabil. . Dalam
mencapai struktur yang stabil unsur-unsur golongan VIA cenderung menerima dua
elektron.  Oksigen dapat dengan mudah menerima dua elektron membentuk O2-
namun oksigen dapat juga bereaksi dengan unsur lain dalam bentuk peroksida (O-)
dan juga dalam bentuk superoksida (O2-) dan semua senyawa oksida, peroksida, dan
superoksida yang dihasilkan berbentuk ionik.  Golongan VIIA dapat dengan mudah
membentuk garam dengan unsur golongan IA dan IIA, dengan gas hydrogen
membentuk asam hydrogen halide, dan reaktifitasnya dengan hydrogen semakin
berkurang dari atas ke bawah dalam golongan VIIA.  Kelompok unsur golongan ini
adalah: He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn yang  disebut  juga kelompok  unsur gas mulia,
dengan memiliki  konfigurasi  elektron  terluar yaitu  (ns2 np5, n >=2). Helium adalah
gas mulia yang paling  tinggi  energi ionisasinya  dibanding unsur gas mulia yang
lain, sebab elektron terluarnya langsung berinteraksi dengan inti. Kelompok unsur ini
disebut juga unsur-unsur lembam yang sangat stabil namun sejak tahun 1962 sudah
ada beberapa unsur gas mulia yang sudah dapat disintesis senyawanya, diantaranya
adalah: XeF2, XeF4, XeF6, Cs2XeF8, XeOF4, XeO3, XeO4, RbXeO7, dan lain-lain.
Unsur periode tiga adalah: Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar

II. Perbandingan sifat kimia unsur gol IA dan IB

Apabila kita  membandingkan  kelompok  unsur pada golongan IA khususnya logam


alkali  dengan  kelompok  unsur golongan IA khususnya logam alkali dengan
kelompok unsur golongan IB yaitu: Cu, Ag dan Au (Tembaga, Perak dan Emas),
maka kita  dapat sampai  pada kesimpulan bahwa  meskipun  kedua kelompok unsur 
tersebut  mempunyai konfigurasi elektron  terluar  yang sama (sama-sama pada sub
kulit ns1), namun  memiliki sifat kimia yang berbeda. Berdasarkan data energi
ionisasi misalnya diperoleh bahwa energi ionisasi unsur-unsur golongan IB (Cu, Ag,
dan Au), masing-masing adalah: 754 kj/mol, 731 kj/mol, dan 890 kj/mol, yang jauh
lebih besar daripada energi ionisasi kelompok unsur logam alkali. Dari data tersebut
memberikan gambaran bahwa unsur golongan IB jauh kurang reaktif jika
dibandingkan dengan kelompok unsur golongan alkali. Kondisi ini disebabkan karena
kelompok unsur pada golongan IB memliliki orbital d yang terletak di bagian dalam
orbital s yang belum terisi penuh, akibatnya elektron terluar orbital s tertarik lebih
kuat ke dalam inti.

III. Sifat oksida unsur periode ke tiga.

Salah satu cara lain  untuk membandingkan  sifat-sifat  unsur  adalah


membandingkannya dalam satu periode. Perbandingan yang dilakukan dengan
meninjau sederetan  sifat-sifat senyawa yang mirip. Periode yang dipilih adalah 
perioda tiga dengan  melihat beberapa karakter  sifat asam  basa senyawa oksidanya,
jenis kelogamannya, dan cara-cara sederhana membedakannya satu sama lain. Unsur
periode tiga adalah: Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar yang jika membentuk oksida
maka akan menghasilkan senyawa: Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P2O5, SO3, dan
Cl2O7, Argon tidak dapat membentuk senyawa oksida sampai saat ini. Oksida basa
dengan mudah dikenali karena jika direaksikan dengan air umumnya akan
membentuk senyawa basa, oksida amfoter tidak dapat bereaksi dengan air namun
dapat berekasi dengan asam kuat ataupun basa kuat dan oksida asam umumnya dapat
bereaksi dengan air membentuk senyawa yang bersifat asam. contoh:  Na2O(p) + 2
H2O(c)  --->  2NaOH(aq)

Al2O3(p) + 6HCl(c) --->  2AlCl3(aq) + 3H2O(c)

 SO3(g) + 2H2O(c) ----> H2SO4

Anda mungkin juga menyukai