I. JUDUL PRAKTIKUM
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
II. HARI, TANGGAL
SENIN, 4 NOVEMBER 2013
III. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam tabel berkala
2. Mengamati uji nyala dan dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida
4. Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah dan halida
a. Golongan IA
- Hidrogen (H)
- Litium (Li)
- Natrium (Na)
- Kalium (K)
- Rubidium (Rb)
- Sesium (Cs)
- Fransium (Fr)
b. Golongan IIA
- Berilium (Be)
- Magnesium (Mg)
- Kalsium (Ca)
- Strontium (Sr)
- Barium (Ba)
- Radium (Ra)
Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin dengan jalan
memanaskan campuran MnO2 dengan HCl 6 M. pemanas yang digunakan cukup lampu spirtus.
Gas yang terbentuk dialirkan kedalam air suling. Persamaan reaksi :
MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + CL2 (Epinur, dkk.2013:25-26).
Setelah unsur-unsur kimia ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak, orang berusaha
mempelajari unsur-unsur kimia tersebut secara sistematik. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
mengadakan penggolongan unsur-unsur atas dasar kesamaan sifat-sifat tertentu.
Usaha yang mula-mula ialah menggolongkan unsur-unsur menjadi logam dan bukan
logam. Unsur-unsur seperti emas, perak, dan tembaga termasuk golongan logam, sedang unsur-
unsur seperti oksigen, nitrogen, dan belerang termasuk golongan bukan logam. Penggolongan ini
kemudian ternyata kurang memuaskan karena adanya unsur-unsur yang mempunyai sifat antara
logam dan bukan logam, seperti arsen dan antimen.
Penggolongan unsur berikutnya adalah penggolongan berdasarkan valensi dari unsur-
unsur, penggolongan ini juga kurang memuaskan karena unsur-unsur yang mempunyai valensi
sama, seperti natrium dan klor, tetapi sifatnya sangat berlainan.
Setelah adanya teori atom Dalton, orang berusaha menghubungkan sifat-sifat dari
berbagai unsur dengan berat atomnya. J.W. Dobereiner pada tahun 1817 menyusun unsur-unsur
yang sifatnya sama dengan masing-masing kelompok terdiri atas 3 unsur kelompok ini
disebutnya triade. Ia mendapatkan bahwa dalam satu triade, maka berat atom unsur yang tengah
sama dengan rata-rata dari berat atom sebelum dan sesudahnya.
Penggolongan unsur berikutnya ialah penggolongan yang diadakan oleh J.A Newlands
pada tahun 1864-1866. Unsur-unsur yang pada waktu itu telah dikenal disusun menurut berat
atom yang semakin besar. Ia mendapatkan bahwa unsur yang kedelapan dari suatu unsur,
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan unsur yang ditinjau. Jadi setelah setiap tujuh unsur
terdapat pengulangan sifat kimianya. Dengan demikian didapatkan deretan unsur-unsur yang
terdiri atas tujuh unsur. Oleh karena itu hal ini menyerupai tangga musik, Newlands
menamakannya huruf oktaf dari suatu unsur-unsur tersebut (Soetopo.1990:366-368).
Unsur-unsur menyusun tentang pembuatan klorin skala industri dan kaitannya dengan 2
senyawa basa yang penting yaitu natrium karbonat dan natrium hidroksida. Unsur ini dari
beberapa senyawa sangat reaktif dan beracun, tetapi senyawa lainnya sangat berbeda jauh
sifatnya dari senyawa dipilih untuk dimanfaatkan sifatnya yang lembab (inert) dan tidak beracun.
Pada kondisi yang benar, flourin membentuk senyawa dengan hampir semua unsur, satu-satunya
pengecualian ialah dengan helium, neon, dan argon.
Kimiawan Swedia Karl Wilhen Scheele pada tahun 1774 dan membuatnya dalam bentuk
unsur melalui reaksi asam klorida dengan pirolusit, suatu mineral yang mengandung MnO2 :
4HCl (aq) + MnO2 (g) à Cl2 (g) + MnCl2 (aq) + 2H2O (l)
Schele tidak menyadari bahwa gas kuning kehijauan yang dihasikannya adalah unsur dan
hal ini terus berlangsung sampai Humpsy Davy mengidentifikasinya pada tahun 1811 dan
menamainya (kata yunani, chlorus berarti “hijau”). Sementara itu Berthallet dan Clesaussare
telah mendeskripsikan sifat pemutih dari klorin pada tahun 1786. Namun demikian klorin kurang
memuaskan dalam beberapa hal: zat ini akan merusak pakaian kecuali dipantau dengan cermat.
Klorin, Bromin, dan Iodin memiliki lebih banyak kesamaan sifat stu sama lain daripada
dengan Flourin, yang sifat-sifat khususnya mendeskripsikan produksi Klorin dan peranannya
dalam pembuatan zat pemutih (David Oxtoby.2003:246, 247-249).
Dalam unsur-unsur halogen menjelaskan sifat menonjol dari non logam Flour dan
Klor(dan sedikit mengenai Brom dan Iod), berdasar sifat-sifat atom dan fisiknya kita
membicarakan kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron yang
mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan dialam, yakni bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan
dalam pembuatan unsur murni dan bentuk ionnya.
Brom secara komersial dihasilkan melalui ekstraksi dari air laut, yang mengandung
sekitar 70 ppm Br-. Mula-mula pH air laut dijadikan 3.5 dan direaksikan dengan Cl 2 (g) +
2Br- (aq) à Br2 (aq) + 2Cl- (aq).
Penggunaan Br2 yang paling penting adalah pembuatan etilena dibrimida (C 2H4B12) yaitu
aditif dalam bensin. Fungsinya adalah untuk bereaksi dengan timbal dan atitif anti tetap (anti
knock), tetrae timbal, menghasilkan timbal (II) bromida yang volatif antara lain adalah dalam
pembuatan senyawa organik seperti zat pewarna, obat-obatan, bahan fumigasi dan pestisida.
Iod dapat diperoleh dalam jumlah kecil dari ganggang laut yang dikeringkan, karena
beberapa tanaman laut mampu menyerap dan mengikatkan 1 secara selektif dan kehadira I - dan
Br- dari segi komersial, Iod kurang penting dibanding klor dan Brom, sekalipun senyawanya
dapat diterapkan sebagai katalis, dalam bidang medis dan pembuatan emulsi potografi (AgI).
Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif paling aktif. Logam-
logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi elektrodanya besar dan negatif.
Kesimpulan bahwa pada umumnya keragaman sifat dalam golongan ini mudah diramalkan segi
keberkalan. Beberapa penyimpangan terutama ditunjukkan oleh anggota utama yaitu Li.
Beberapa perbendaan Litium dan senyawanya dibanding logam alkali :
1. Kelarutan senyawa karboner, fluorida, hidroksida, dan fosfatnya rendah.
2. Kemampuan membentuk Nitrida (LI3N).
3. Pembentuk oksida normal (LI2O), Bukan peroksida atau superoksida.
4. Jika dipanaskan, terkadi pengunraian senyawa karbonat dan hidroksidanya menjadi oksida.
Dalam golongan logam alkali, perbedaan ini disebabkan oleh tingginya rapat muatan
(yaitu nisbah muatan kation terhadap jari-jari kation) pada Li+ dibanding ion logam alkali
lainnya.
Ion logam IIA, suit direduksi menjadi logam bebas, karena harga potensial reduksinya
besar dan negatif. Senyawa-senyawa logam alkali tanah sebagaimana telah diuraikan kation
alkali tanah mempunyai rapatan muatan positif yang tinggi. Apabila tergantung dengan anion
tertentu, kation tersebut akan memberi energi kisi yang tinggi dan garam-garamnya dapat sedikit
larut atau tidak larut dalam air (Raip H Pertucci.1993:51-53, 96-106).
a. Alat
Ø Tabung reaksi 6 buah
Ø Kawat nikrom
Ø Nyala bunsen
Ø Rak
b. Bahan
Ø Larutan BaCl2 0.5 M
Ø Larutan CaCl2 0.5 M
Ø Larutan LiCl 0.5 M
Ø Larutan KCl 0.5 M
Ø Larutan NaCl 0.5 M
Ø Larutan SrCl 0.5 M
Ø Larutan HCl 12 M pekat
a. Alat
Ø Tabung
Ø Lembar laporan
b. Bahan
Ø 1 ml larutan amonium karbonat 0.5 M
Ø 2 ml larutan barium, kalsium, litium, kalium, natrium dan strontium
Ø I ml larutan amonium fosfat 0.5 M
Ø Air suling
3. Reaksi-reaksi halida
a. Alat
Ø Tabung reaksi 3 buah
b. Bahan
Ø NaCl 0,5M, NaBr 0,5M, NaI 0,5M
Ø 1 ml karbon tetraklorida
Ø 1 ml air klorin
Ø 5 tetes asam nitrat encer
a. Alat
Ø Tabung reaksi 3 buah
b. Bahan
Ø Larutan anu (x)
Ø 1 ml amonium karbonat
Ø 1 ml amonium sulfat
Ø 1 ml amonium fosfat
Ø 1 ml larutan anu (y)
Ø 1 ml karbon tetrakorida
Ø 1 ml air klorin
Ø Setetes asam nitrat
V. PROSEDUR KERJA
A. Uji Nyala untuk Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Masing-masing 2 ml larutan BaCl2 0,5M, NaCl 0,5M, LiCl
0,5M, KCl 0,5M, CaCl2 0,5M, dan SrCl 0,5M
- Dimasukkan masing-masing kedalam tabung reaksi
Kawat Nikrom
- Dipanaskan pada bagian biru nyala bunsen
- Dicelupkan pada larutan Barium
- Dibersihkan kawat kedalam larutan HCl pekat (12M) & panaskan sampai merah
- Ulangi uji nyala untuk larutan Kalsium, Litium, Kalium, Natrium, dan Strontium
Hasil Pengamatan
C. Reaksi-Reaksi Halida
1 ml larutan 1 ml larutan 1 ml larutan
NaCl 0.5M NaBr 0.5M NaI 0.5M
- Ditambahkan 1ml karbon tetraklorida, 1ml air klorin dan 5tetes asam nitrat encer (6M)
- Kocok setiap tabung
Hasil Pengamatan
VI. DATA PENGAMATAN
A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
No Zat Warna Nyala Keterangan
.
1. CaCl2 Merah Alkali Tanah
2. BaCl2 Kuning Alkali Tanah
3. SrCl2 Merah Alkali Tanah
4. KCl Ungu Alkali
5. NaCl Orange Alkali
6. LiCl - -
C. Reaksi-Reaksi Halida
No Zat Warna Nyala
.
1. NaCl + Cl2 Bening
2. NaBr + Cl2 Orange kekuningan
3. NaI + Cl2 Merah
VIII. DISKUSI
A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Berdasarkan percobaan uji nyala unsur alkali dan alkali tanah yang dilakukan warna
nyala yang didapat sama dengan literatur, kecuali NaCl yang berwarna Orange. Berikut ini
warna nyala berdasarkan percobaan dan literatur.
Unsur Uji Nyala pada Percobaan Uji Nyala pada Teori
NaCl Orange Kuning
KCl Ungu Ungu
BaCl2 Kuning Kuning
CaCl2 Merah Merah
SrCl2 Merah Merah