Anda di halaman 1dari 2

Nama: Akmal Muhamad Arzani

Nim: I1A120019
Kelas: R001

Reaksi Belanda terhadap munculnya nasionalisme dan organisasi pergerakan perjuangan


bangsa Indonesia

Kedatangan bangsa barat ke wilayah Indonesia, yang semula hanya melakukan hubungan
perdagangan dengan pribumi, berkembang menjadi sebuah kolonial dan mengimperium wilayah
Indonesia. Tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh para penjajah khususnya Belanda
mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa Indonesia baik dari bidang ekonomi,
sosial, budaya, maupun dalam bidang politik. Keadaan yang berlangsung sangat lama seperti ini
menimbulkan berbagai  bentuk  perlawanan dari orang-orang pribumi terhadap Belanda.
Perlawanan yang dilakukan semula berbentuk atau bersifat kedaerahan, dimana perjuangan
pergerakan bergerak sendiri-sendiri di daerah. Kerena  pergerakan yang bersifat kedaerahan ini,
maka perlawanan yang dilakukan mengalami kegagalan. Memasuki abad 20 perlawanan
berbentuk nasional mulai dilakukan oleh bangsa Indonesia, dengan berdirinya organisasi
pergerakan yang dipelopori kaum terpelajar, organisasi pertama yakni bernama Budi Utomo.
Kemunculan organisasi Budi utomo menimbulkan organisasi- organisasi yag lainnya yakni
serakat islam, Indische partij, PKI, PNI, dan yang lainnya.
Perjuangan yang dilakukan yang mengalami perubahan dari kedaerahan menjadi
nasional,serta perkembangan organisasi yang semula hanya sebuah organisasi yang mengurusi
atau yang bergerak dibidang sosial,agama, budaya, serta perdagangan kemudian berkembang
menjadi organisasi politik, bahkan sampai berkembang menjadi sebuah partai politik,
mengakibatkan reaksi dari bangsa Belanda terhadap para pahlawan pergerakan.reaksi yang
sebelumnya belum dilakukan , reaksi yang dilakukan sebagai perhapusan terhadap berbagai
pergerakan yang bersifat nasional dan pergerakan organisasi yang lebih luas dan membahayakan
Belanda.
Reaksi Belanda terhadap Nasionalisme dan Organisasi  Pergerakan Indonesia

Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia yang bersifat kedaerahan dengan cara
berperang daerah- daerah  dengan mudah di taklukan oleh pemerintah Belanda. perlawanan
bangsa Indonesia melawan kolonial belanda mengalami perkembangan pada awal abad 20
terutama setelah adanya politik Etis dengan triloginya. Meskipun pada dasarnya politik etis
hanya sebatas wacana untuk menyesejahterahkan masyarakat pribumi, namun pada
kenyataannya lebih mementingkan kepentingan Belanda itu Sendiri, tetapi rakyat Indonesia bisa
mengambil keuntungan dari Politik etis itu yakni dibidang Edukasi atau pendidikan. Dengan
munculnya kaum terpelajar, kaum pelajar dan cendikiawan ini lah yang kemudian membentuk
sebuah organisasi yang membuat rasa nasionalisme muncul. Pada mula munculnya organisasi
bergerak dibidang pendidikan, keagamaan, perdagangan, berkembang kearah yang lebih ekstrem
yakni membentuk sebuah partai politik serta mengimpun kekuatan secara nasional melawan
pemerintahan kolonial, melihat perkembangan perlawanan yang sudah bersifat nasional dan
organisasi yang sebelumnya hanya bergerak dibidang yang dianggap tidak mengganggu
keamanan pemerintah kolonial kini berubah menjadi sebuah organisasi yang menentang keras
Maka kolonial belanda melakukan berbagai bentuk peraturan dalam meredam itu semua, yakni:
1. Larangan berkumpul dan berapat
Hak berapat dicabut terutama karena terjadi pemogokan pada bulan Juni 1922 di pegadaian dan
pada bulan Mei 1923 di antara pegawai kereta api, Yogyakarta diduduki oleh angkatan
kepolisian dan kira-kira seribu pekerja dipecat
2. Bertindak tegas terhadap golongan Nasionalis
Golongan nasionalis 4500 orang dipenjara, kira-kira 1300 dibuang ke Digul dan 4 orang
dihukum mati.
3. Membentuk peraturan Tozicht Ordonentie (Ordonasi Pengawasan)
Yakni menolak izin untuk menyelenggarakan pengajaran apabila dipandang membahayakan
ketata-tertiban masyarakat.
4. Hukuman bagi pegawai yang menggabungkan diri pada kegiatan pergerakan perlawanan
5. Menetapkan PKI sebagai partai terlarang
6. Membentuk Visman pada maret 1941,

Anda mungkin juga menyukai