Oleh :
Fadillah Rahmayani (RSA1C317002)
Rini Siski Fitriani (RSA1C317009)
Jawab :
(a) Kimia : Ilmu yang mempelajari tentang struktur, bahan dan perubahan-
perubahannya
(b) Percobaan : Perumusan masalah, pengumpulan data dan penelitian serta kesimpulan
(c) Hipotesis : Dugaan sementara yang menjelaskan data percobaan
(d) Ilmu : Teori ilmiah yang pasti
(e) Hukum ilmiah : Hubungan besaran dengan besaran lain dalam bentuk rumus agar
mudah dipahami
(f) Metode ilmiah : Tatanan proses suatu perubahan ilmiah
(g) Teori : Suatu penjabaran tentang sesuatu ysng didapat dari hasil penelitian yang
ada
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati-hati dan sebutkan bahaya
nya :
(a) Asam pekat
(b) Alcohol
(c) Ammonium nitrat
(d) Kalsium klorida
(e) Bahan kimia organic
(f) Air suling
Jawab :
Semua bahan kimia diatas perlu ditangani dengan hati-hati karena bahan-bahan itu memiliki
bahaya masing-masing yakni :
(a) Asam pekat : Dapat menyebabkan iritasi dan kulit melepuh
(b) Alkohol : Beracun dan dapat menimbulkan kebutaan
(c) Ammonium nitrat : Bila terkena jaringan kulit akan terasa pedih dan panas
(d) Kalsium klorida : Bila terkena jaringan kulit akan terasa gatal dan merah
(e) Bahan kimia organic : Bila zat ini masuk ke dalam sel darah akan menyebabkan kematian
(f) Air suling : Bila diminum menyebabkan badan lemes
3. Apa yang Anda lakukan bila bahan kimia terpercik ke mata Anda ?
Jawab :
Segera membasuh mata dengan air sebanyak-banyak nya dan melaporkan hal tersebut kepada
asisten dan segera periksa ke dokter
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila sampel KClO3 dipanaskan !
Jawab :
2 KClO3 (l) 2 KCl (s) + 3 O2 (g)
Ilmu kimia tergolong ilmu pengetahuan alam yang secara khusus mempelajari perubahan materi,
baik perubahan secara kimia maupun secara fisika. Perubahan materi merupakan kajian utama
dalam ilmu kimia, sebab perubahan materi merupakan gejala alam yang perlu dipelajari dan
dipahami agar dapat dilakukan.Perubahan kearah yang menguntungkan.Perubahan materi selalu
disertai denagan perubahan energi dalam bentuk kalor (Yayan Sunarya,2010:2).
Ilmu kimia dibangun oleh dua pilar kajian yang saling mendukung satu sama lain, sehingga ilmu
kimia berkembang sampai sekarang dan berkembang sampai akhir zaman. Kedua pilar itu adalah
kajian teoristis dan empiris. Kedua pilar kajian tersebut digunakan untuk mengembangkan ilmu
kimia menggunakan langkah-langkah sistematis yang disebut metode ilmiah. Dalam bentuk yang
paling sederhana,metode ilmiah terdiri dari tahap observasi, mencari pola berdasarkan
pengamatan, perumusan teori, penujian teori dan penarikan kesimpulan (Yayan Sunarya, 2010:3-
4).
Stoikiometri adalah kajian massa spesi kimia pada suatu reaksi kimia secara kuantatif.
Stoikiometri berdasarkan pada 3 hukum kimia, yaitu :
a) Hukum kekekalan massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. (hukum lavoiser)
b) Hukum perbandingan tetap: pada suatu senyawa kimia perbandingan massa setiap unsur
pembentuk senyawa tersebut tetap.(Hukum proust)
c) Hukum perbandingan berganda : jika dua unsur membentuk senyawa maka perbandingan
massa setiap unsur pembentuk senyawa tersebut merupakan angka sederhana.(Djulia Onggo,
2013:3)
Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantatif antar unsur dalam suatu senyawa dan antar zat
dalam suatu reaksi Istilah ini berasal dari bahasa yunani, yaitu stoicheon dan metrain. Stoicheon
berarti unsur dan metrain berarti mengukur. Dasar dari semua hitungan stoikiometeri adalah
pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Stoikiometri
(komposisi) suatu senyawa dinyatakan dalam unsur kimianya misalnya garam dengan rumus
NaCl. Penetapan rumus kimia senyawa memerlukan informasi tentang 3 hal, yaitu :
1) Jenis unsur penyusun senyawa
2) Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
3) Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
(Drs Hiskia Ahmad, 1993: 1-2)
Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercamppur secara kuantatif stoikiometri,
artinya semua reaktan yang habis sebagai reaktan terbatas. Dalam setiap persoalan stoikimetri,
perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang
akan dihasilkan (Hardjono Sastro Hamidjojo, 2005: 105).
3. Busa hitam
15ml Asam sulfat pekat
- Dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi gula pasir
- Diaduk dengan hati-hati dengan pengaduk kaca
Asam nitrat pekat
4. Kalor
40 ml etanol
- Dimsukkan kedalam gelas piala yang berisi 60 ml air
Kertas saring
- Direndam dalam larutan alkohol
- Diperas kelebihan larutan, dibentangkan pada kaca arloji, lalu dibakar
5. Bahaya air
3 g amonium nitrat
- Digerus dalam lumpang
- Dialihkan serbuk kedalam cawan penguap dan tambahkan
Serbuk zink segar
- Mundur beberapa langkah
- Disemprotkan air dari botol semprot
Hasil pengamatan
Kalsium klorida
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Diisi sampai setengahnya dengan air
- Dipegang bagian bawah tabung
Hasil pengamatan
3. Paku tembaga
Larutan tembaga (II) sulfat
- Diisikan kedalam gelas piala 250 ml
Paku besi
- Diisikan kedalam gelas piala 250 ml
Hasil pengamatan
A. PERSIAPAN ALAT
Tes alat terhadap kebocoran
- Dilakukan dengan cara menggunakan langkah 3 hingga 6
Labu florence
- Diisi dengan air hingga hampir penuh dan buka klem penjepit
- Melepaskan selang karet bagian atas labu florence yang berhubungan dengan tabung reaksi
- Meniup melalui pipa kaca hingga selang karet terisi penuh air
- Dihubungkan kembali selang karet dengan pipa kaca pendek, selama air masih mengalir
tidak ada lagi air yang mengalir dari labu kegelas piala
- Dijepit selang karet dengan klem penjepit
Hasil
B. PERCOBAAN
Tabung reaksi Pyrex 200 mm
- Ditimbang dalam keadaan kosong menggunakan neraca dengan ketelitian 0,001 g
0,2 g KClO3
- Ditimbang dengan ketelitian 0,001 g, lalu tambahkan
0,3 g MnO2
- Dihomogenkan KClO3 dengan MnO2 didalam tabung reaksi
Tabung reaksi yang berisi KClO3 dan MnO2
- Dipanaskan dengan api spirtus seitar satu menit dan buk lem penjepit.
- Pemanasan dilanjutkan hingga tidak ada lagi air yang mengalir dari selang karet kegelas
piala.
- Selang karet dijepit kembali dan dipadamkan api jika tidak air yang menetes lagi
Air dari gelas kimia
- Diukur volumenya dengan gelas ukur
- Suhu air dicatat
- Tabung reaksi dilepaskan setelah dingin, lalu tabung ditimbang
- Dicatat tekanan dan suhu dilaboratorium
Hasil pengamatan
VIII. DATA PENGAMATAN
A. Pengamatan Ilmiah
a) Demonstrasi Asisten
1. Warna biru yang sirna
PENGAMATAN HIPOTESIS
Glukosa + KOH + Biru metil berwarna Warna biru yang sirna
biru tua, setelah dihomogenkan warna dihasilkan dari campuran
biru tua menjadi bening glukosa + KOH
2. Asbut tembaga
PENGAMATAN HIPOTESIS
Tembaga + HNO3 menghasilkan warna CuNO3 berwarna biru dan
biru dan gas di reaksikan dengan air dihasilkan Cu +
menghasilkan warna putih kembali 2HNO3 Cu(NO3)2 + H2
3. Busa hitam
PENGAMATAN HIPOTESIS
Gula pasir + H2SO4 warna nya menjadi Warna hitam menandakan
hitam dan terasa panas adanya kandungan karbon
C6H12O6 + H2SO4
4. Kalor
PENGAMATAN HIPOTESIS
Etanol + aquades dicelupkan kertas Alkohol punya sifat mudah
saring, saat kertas saring dibakar, ada terbakar
api warna biru
5. Bahaya air
PENGAMATAN HIPOTESIS
Amonium nitrat yang ditaburkan serbuk Serbuk zink menimbulkan panas
zink setelah disemprotkan air
menimbulkan gelembung gas
IX. PEMBAHASAN
1. Pengamatan Ilmiah
c. Busa hitam
Bahan yang digunakan yaitu gula pasir yang dimasukan kedalam gelas piala 150 ml sampai
setengah terisi kemudian ditambahkan 15 ml asam sulfat pekat, lalu diaduk dengan hati-hati.
Pada percobaan ini tidak dihasilkan busa hitam, hanya wwarna hitam saja yang tampak dan
percobaan ini dinyatakan gagal. Yang menyebabkan percobaan ini gagal adlah gula pasir yang
digunakan terlalu sedikit dan takaran asam sulfat kurang tepat. Secara teori dapat ditulis :
C12 H22 O12 + H2SO4 12C + H2SO4 + 11 H2O.
d. Kalor
Bahan yang digunakan adalah 40 ml etanol yang dimasukan kedalam 60 ml air, kemudian
dicelupkan kertas saring dan diletakan dikaca arloji lalu dibakar. Pada saat dibakar, timbul api
bewarna biru dan kertas saring yang tidak terbakar. Hal ini membuktikan bahwa yng terbakar
adalah etanol, sedangkan kertas saring tidak terbakar karna mengandung air. Warna biru yang
dihasilkan merupak warna nyala dari etanol.
e. Bahaya air
Bahan yang digunakan yaitu 39 amonium nitrat, serbuk zink. Percobaan ini tidak dilakukan,
karena sangat berbahaya apabila terpercik oleh bahan kimia tersebut.
h. Paku tembaga
percobaan ini juga tidak dilakukan diikarenakan bahan yang tidak tersedia juga waktu yang
terbatas.
Hitungan ini merupakan dasar dari konsep mol dan untuk menyetarakan persamaan kimia.
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan adalah KClO 3jika KClO3dipanaskan, akan
menghasilkan gas oksigen. Pada pemanasan digunakan katalis MnO 2untuk mempercepat reaksi
menjadi oksigen. Percobaan ini bertujuan untuk mencari koefesien reaksi pengukuran reaksi
KClO3(penyetaraan reaksi), menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP, dan
menghitung persentase O2 dalam KClO3. Alat dites terhadap kebocoran dengan cara labu
florence diisi dengan air hingga hampir penuh dan klem penjepit dibuka. Selang karet yang
menghubungkan bagian atas labu florence yang berhubungan dengan tabung reaksi dilepas
hingga selang karet terisi penuh air. Air akan mengalir dari labu kegelas piala. Agar air mengalir,
sebelumya selang karet yang dilepas tadi ditiup. Selang karet yang dilepas dihubungkan kembali
selama air masih mengalir. Jika tidak ada lagi air yang akan mengalir dari labu kegelas piala.
Kemudian selang karet dijepit dan air digelas piala dikosongkan.
Langkah selanjutnya yaitu tabung reaksi kosong ditimbang dalam keadaan bersih dan bening.
KClO3 ditimbang sebanyak 0,2 gram dan MnO2 ditimbang sebanyak 0,03 gram. KClO3 dan
MnO2 dihomogenkan didalam tabung reaksi pyrex. Kemudian dipasang pada alat. Dasar tbung
reaksi dipanaskan menggunakan bunsen sekitar 1 menit dan klem penjepit dibuka. Pemansan
selanjutnya hingga tidak ada lagi air yang mengali. Tekanan dalam alat dihitung. Setelah tidak
ada lagi air yang mengalir.
Tekanan dalam alat dihitung. Setelah tidak ada lagi air yang mengalir selang karet dijepit
kembali dan bunsen dimatikan. Air yang dihasilkan pada gelas kimia diukur volumenya dan suhu
dicatat. Setelah tabung reaksi dingin, abung reaksi dibersihkan lalu ditimbang. Tekanan dan suhu
udara dilaboratorium dicatat. Percobaan dilakukan kembali.
Namun, percobaaan ini belum sempat dilakukan oleh kelompok 1, kami menulis dan
meminta data dari kelompok yang lain. Data yang diperoleh yaitu massa tabung reaksi (38,74
gram), massa KClO3 (0,2gr), massa MnO2 (0,03 gr), tekanan uap air (28,35 mmHg) tekanan
udara ( 760 mmHg) tekanan air (25 C), volume air yang pindah (199,7 g/ml),
Dari perrcobaan ini, pemanasan KClO3 dengan katalis MnO2 akan memghasilkan gas
oksigen sesuai persamaan reaksi berikut :
KClO3 KCl + O2 (belum setara)
Hal ini,akan membuat gas akan terus menerus ada jika dilakukan pemanasan terus menerus.
Karena tidak ada kebocoran pada alat, maka gas oksigen akan terdorong melalui selang menuju
labu florence dan mendorong air keluar dan gas oksigen menempati ruang pada labu florence,
kemudian air yang terdorong gas oksigen akan menuju ke gelas piala untuk mengetahui berapa
banyak gas yang dihasilkan, kita hanya mengukur air yang berada pada gelas piala yaitu 119,7
ml atau 0,1197 liter. Karena banyaknya air yang terdorong kegelas piala sama dengan gas
oksigen yang dihasilkan pada pemanasan KClO3 dengan katalis MnO2.
Dari data-data yang diperoleh dapat dicari koefesien reaksi penguraian KClO 3, volume molar gas
oksigen pada STP, dan persentase O2 dalam KClO3 untuk mencari koefesien reaksi penguraian
KClO3 digunakan rumus mol n= , dan didapat data sebagai berikut:
KClO3 KCl + O
0,00163625 : 0,0016 : 0,0025
2 : 2 : 3
Jika dikecilkan angka nya, perbandingan menjadi 2 : 2 : 3, yaitu 2KClO3 2KCl + 3O2.
Untuk mencari volume molar gas oksigen pada STP digunakan rumus : Vo2
Untuk mencari mol O2 yang timbul digunakan rumus n = , hasilnya adalah 0,0047158 mol.
Untuk mencari volume molar O2 pada STP yaitu volume molar O2 = dan didapatkan hasil
22,384 dan mendekati 22,4 liter. Persentase O2 dalam KClO3 dapat dicari denagn rumus 100 .
Dan didapat hasil 40%. Massa tabung setelah pemanasan 39,1 gram.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia, dkk.1993.Kimia Dasar I.Jakarta: Depdikbud
Bakti, Rivai.2010.Kimia Dasar I.Bandung: Ganesha
Harijono.1987.Termodinamika Teknik Aplikasi dan TermodinamikaStatistik.Jakarta : PT
Gramedia
Luscua, Achmad.1996.Stoikiometri Energitika Kimia.Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Sutrisno.1999.Kimia Dasar.Bandung : ITB
Tim Kimia Dasar,2017.Penuntun Praktikum Kimia.Jambi : Universitas Jambi