Anda di halaman 1dari 5

KIMIA LINGKUNGAN

KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN


PEWARNA (RHODAMIN B)

Disusun oleh :
Samsriati Nugrahani (14030234027/Kimia A 2014)
I Gusti Ngurah A. O. D. (14030234037/Kimia A 2014)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2017
1

KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN

Nama Kontaminan/Polutan : Pewarna


Alamat/jenis : Pewarna tekstil (Rhodamin B)

1. Karakter (sifat-sifat Fisik)


Bentuk padat, kristal atau serbuk berwarna hijau kemerahan-ungu, tidak berbau.
Rumus molekul C28H31N2O3Cl. Berat molekul 479,01; Titik lebur 329 F (165 o C);
Sangat mudah larut dalam air; Larut dalam alkohol dan ether; Sukar larut dalam
Larutan HCl dan NaOH

Daftar Pustaka Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)


Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2011

2. Sumber (Asal kontaminan/polutan)


Industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika, dan sabun.

Daftar Pustaka http://rikaaristaw.blogspot.co.id/2014/03/bahaya-rhodamin-


b.html

3. Reaksi-reaksi yang Relevan (Karakter Kimia)


Rhodamin B merupakan hasil reaksi antara satu molekul Ptalat anhidrat atau
suksinat anhidrat dengan dua molekul meta dietilaminofenol.

Daftar Pustaka Purnamawati, Komang Y. 2015. Penurunan Kadar


Rhodamin B dalam Air Limbah dengan Biofiltrasi Sistem
Tanaman. Bali : Universitas Udayana
2

4. Perubahan-perubahan Spesies (Karakter Kimia)


Di dalam Rhodamine B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl yang dimana
senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya.
Selain terdapat ikatan Rhodamine B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi.
Ikatan konjugasi dari Rhodamine B inilah yang menyebabkan Rhodamine B
berwarna merah.
Klorin yang terdapat dalam Rhodamin B ini, ikatannya akan terputus dan menjadi
radikal bebas yang jika masuk ke dalam tubuh manusia akan berikatan dengan
molekul organic yang ada di dalam tubuh untuk mencapai kestabilan.

Daftar Pustaka Purnamawati, Komang Y. 2015. Penurunan Kadar


Rhodamin B dalam Air Limbah dengan Biofiltrasi Sistem
Tanaman. Bali : Universitas Udayana

5. Perpindahan (Jejak di Sistem & Lingkungan air, udara, atau tanah)


Limbah dengan pewarna tekstil sintetis akan mencemari sumber-sumber air warga,
baik yang dibuang ke sungai, atau yang dibuang ke tanah karena akan mudah
masuk ke sumur. Kemudian masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi
air yang telah tercemar limbah tersebut.

Daftar Pustaka http://fredatorinsting.blogspot.co.id/2012/01/p-e-w-r-n.html

6. Efek Toksikologi
Paparan dari Rhodamine B dapat menyebabkan iritasi bila terkena mata,iritasi kulit
dan kemerahan bila terkena kulit. Dalam struktur Rhodamine kita ketahui
mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau
memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena
merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh
dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada
akhirnya akan memicu kanker pada manusia. Beberapa dari hasil penelitian uji
toksisitas menunjukan Rhodamine B memiliki LD 50 , lebih dari 2000mg/kg, dan
dapat menimbulkan iritasi kuat pada membrane mukosa. Rhodamine B bersifat
karsinogenik dan genotoksik. Selain itu, rhodamin B juga memiliki senyawa
pengalkilasi (CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan
protein, lemak, dan DNA dalam tubuh.

Daftar Pustaka Sentra Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan


Makanan, Badan POM RI. 2005 Pedoman Pertolongan
Keracunan untuk Puskesmas, Buku IV Bahan Tambahan
Pangan.

7. Identifikasi (Kualitatif / prinsip)


Identifikasi terhadap kandungan pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel,
3

dilakukan dengan menggunakan benang wol. Sebelum melakukan analisis, benang


wol dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 1000C. Setelah itu
benang wol dikeringkan dan kemudian dimasukkan kedalam sampel yang sudah
dilakukan pengasaman dan dipanaskan selama 30 menit. Kemudian dilakukan
analisis dengan cara benang wol dicuci dengan aquades, kemudian dikeringkan dan
ditetesi dengan beberapa zat kimia sebagai parameter untuk melakukan analisis
yaitu potongan benang bagian 1 diteteskan dengan HCL pekat, bagian 2 dengan
H2SO4 pekat, bagian 3 dengan NaOH 10% dan bagian 4 dengan NH 4OH 12%.
Analisis warna dari sampel yang diujikan dilakukan dengan membandingkan hasil
pengamatan dengan tabel warna, jika hasil dari analisis menunjukkan hasil yang
linear/lurus maka sampel tersebut positif mengandung zat pewarna sintesis sesuai
dengan yang diketahuinya zat apa.

Daftar Pustaka https://asrioktavian.wordpress.com/2015/07/26/analisis-


kualitatif-bahan-pewarna/

8. Identifikasi (Kuantitatif, termasuk prinsip dasar reaksi dan kerja


instrumen/alat)
Penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 556 nm.
Penentuan kadar dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pembuatan larutan uji, pembuatan
larutan baku, dan penentapan kadar zat warna.
Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara
energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih
tinggi.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan
menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui
sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel
secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses,
diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan dengan
komputer yang sudah terprogram.

Daftar Pustaka Yamlean, Paulina V. Y. 2011. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11


No. 2. Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B pada
Jajanan Kue Berwarna Merah Muda yang Beredar Di Kota
Manado. Manado : Universitas Sam Ratulangi

9. Perundang-undangan yang Terkait dan Tuntutan yang diberlakukan


Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Pasal 1 ayat (11) tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
4

tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Adapun klasifikasi mutu air menurut PP Nomor 82 tahun 2001 Pasal 8 ayat (1)
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu
a. Kelas satu, air yang dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
b. Kelas dua, air yang dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga, air yang dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.

Peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk
pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
mengenai bahan tambahan pangan.

Daftar Pustaka Purnamawati, Komang Y. 2015. Penurunan Kadar


Rhodamin B dalam Air Limbah dengan Biofiltrasi Sistem
Tanaman. Bali : Universitas Udayana

10. Ide-ide Penanganan (preventif dan kuratif)


Penanganan untuk limbah pewarna, dapat dilakukan dengan mengurangi
penggunaan zat pewarna sintetik (menggunakan zat pewarna alami).
Salah satu alternatif penanganan limbah adalah dengan teknik biofiltrasi. Teknik ini
memanfaatkan kemampuan aktifitas mikroba mendegradasi/ mengeliminasi
senyawa polutan.

Daftar Pustaka Purnamawati, Komang Y. 2015. Penurunan Kadar


Rhodamin B dalam Air Limbah dengan Biofiltrasi Sistem
Tanaman. Bali : Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai