Anda di halaman 1dari 3

VIII.

Pembahasan
Pada percobaan pertama, bertujuan untuk mengetahui jernis reaksi yang
terjadi pada alkana. Pertama memasukkan 5 mL air brom dengan karakterisik larutan
berwarna kuning. Kemudian tabung reaksi yang telah berisi air brim dialiri gas elpiji
melalui selang penghubung. Setelah dialiri gas elpiji, air brom yang semula berwarna
kuning berubah menjadi jernih tak berwarna. Hal ini terjadi karena gas elpiji
mengandung gas propana(C3H8), butana (C4H10) dan isobutana, sehingga pada reaksi
antara air brom dan gas elpiji menunjukkan bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi
substitusi oleh halogen yaitu (Br2) yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna
pada air brom yang semula kuning menjadi tak berwarna, dengan persamaan reaksi
sebagai berikut.
C3H8 (g) + Br2(aq)  C3H7Br (g) + HBr (aq)
C4H10 (g) + Br2(aq)  C4H9Br (g) + HBr (aq)
CH3 CH3

H3C CH CH3 + Br2  H3C C CH3 + HBr

Br

Pada percobaan kedua, bertujuan untuk mengetahui reaksi pembakaran pada


alkana. Percobaan ini dilakukan dengan menyalakan gas elpiji. Setelah itu timbul gas
elpiji yang berwarna biru. Hal ini meunjukkan bahwa pembakaran yang terjadi
merupakan pembakaran sempurna, artinya gas yang dibakar akan diubah menjadi
CO2 dan H2O.Pembakaran ini disertai dengan pembebasan panas dan cahaya, dengan
persamaan reaksi berikut.
7
C3H8 (g) + O2(g)  3CO2 (g) + 4H2O (l)
2
13
C4H10 (g) + O2 (aq)  4CO2 (g) + 5H2O (l)
2

Pada percobaan ketiga, bertujuan untuk mengetahui reaksi pada alkuna.


Pertama memasukkan butiran karbit atau kalsium karbida (CaC2) dengan
karakteristik padatan berwarna hitam ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditetesi air
hingga terjadi reaksi dan ditutup. Hasil dari reaksi ini yaitu timbulnya gas asetilena
yang berbau menyengat, dengan persamaan reaksi berikut.
CaC2 (s) + 2H2O (aq)  C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam tabung reaksi lain yang sebelumnya telah
diisi 1 mL air brom dengan karakteristik larutan berwarna kuning. Setelah dialiri gas
asetilena, air brom yang semula kuning berubah menjadi tak berwarna, hal ini
menunjukkan adanya reaksi adisi pada alkuna,dengan persamaan reaksi sebagai
berikut.

Br Br
HC≡CH (g) + Br2(aq)  HC=CH (g) + Br2(aq)  HC-CH
Br Br Br Br

Persamaan reaksi di atas menunjukkan bahwa lkuna (ikatan rangkap tiga)


akan mengalami reaksi adisi jika direkasikan dengan senyawa halogen (Br 2) menjadi
alkena (ikatan rangkap dua) dan jika direaksikan dengan senyawa halogen berlebih
maka akan membentuk alkana (ikatan tunggal).
Sedangkan pada percobaan keempat, bertujuan untuk mengetahui reksi
pembakaran pada alkuna. Pertama memasukkan butiran karbit atau kalsium karbida
(CaC2) dengan karakteristik padatan berwarna hitam ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditetesi air hingga terjadi reaksi dan ditutup. Hasil dari reaksi ini yaitu
timbulnya gas asetilena yang berbau menyengat, dengan persamaan reaksi berikut.
CaC2 (s) + 2H2O (aq)  C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Setelah terbentuk agas asetilena yang berbau menyengat, gas tersebut
dialirkan ke tabung reaksi yang telah berisi penuh dengan air dan diletakkan secara
terbalik dalam baskom melalui selang plastik. Setelah air dalam tabung reaksi
terdesak keluar (habis) oleh gas asetilen lalu dengan cepat menutup tabung reaksi.
Untuk mengetahui nyala api pada gas asetilen maka korek api dinyalakan yang
menghasilkan nyala api berwarna merah dan timbul letupan, serta jelaga berwarna
hitam, dengan persamaan reaksi berikut.
HC≡CH (g) + O2 (g)  4C (g) + H2O (l)
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Ketika alkana direaksikan dengan senyawa halogen maka terjadi reaksi
substitusi.
2. Pada alkana terjadi pembakaran sempurna yang menghasilkan CO2 dan H2O,
dengan nyala api berwarna biru.
3. Pada alkuna terjadi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan C dan H2O,
dengan nyala api berwarna merah.
4. Ketika alkuna direaksikan dengan senyawa halogen maka terjadi reaksi adisi
(ikatan rangkap tiga menjadi ikatan rangkap dan menjadi ikatan tunggal).

Anda mungkin juga menyukai