Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemah oleh basa kuat dalam
praktikum ini yaitu NaOH. Langkah pertama yaitu 25 mL etil asetat 0,02 N dan
20 ml NaOH 0,02 N disiapkan kemudian dicampurkan lalu didiamkan beberapa
menit hingga suhu konstan dan terbentuk larutan tidak berwarna, fungsi
dikontrolnya suhu adalah karena suhu dapat mempengaruhi reaksi. Kemudian
setelah suhu konstan dikocok hingga homogen lalu didiamkan hingga 3 menit
atau 180 detik, fungsi didiamkan selama 3 menit adalah untuk memastikan
larutan bereaksi dengan sempurna. Persamaan reaksi dari etil asetat dan natrium
hidroksida adalah sebagai berikut :
10
mengetahui bahwa mol ekivalen asam tepat sama dengan mol ekivalen basa,
ditandai dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi soft pink. Setelah
dilakukan titrasi didapat vomule NaOH titran yaitu 7,5 mL Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut
Dari data yang diperoleh hasil titrasi larutan campuran digunakan untuk
menghitung orde reaksi. Dimana secara teori, orde reaksi pada saponifikasi etil
asetat adalah orde 2. Untuk menghitung orde dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
grafik dan non grafik. Perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan K (konstanta laju reaksi) adalah sebagai berikut
k orde 1 k orde 2
k1 2,020444x10-4 2,350231
k2 2,36102x10-4 0,962818
k3 2,185666x10-4 0,565916
k4 1,3114x10-4 0,33955
k5 1,004841 x10-4 0,223645
k6 0,862748x10-4 0,154264
11
Gambar grafik hasil dari data Konstanta laju reaksi adalah sebagai berikut:
Grafik Orde 1
-2.9
-2.95 0 1000 2000 3000 4000 5000
-3
ln (a-x)
-3.05
ln (a-x)
-3.1
Linear (ln (a-x))
-3.15
-3.2 y = -7E-05x - 2.9604
R² = 0.8793
-3.25
t (s)
Grafik Orde 2
0.4
0.35 y = 2E-05x + 0.2621
R² = 0.9126
0.3
ln (a-x)/(b-X)
0.25
0.2
ln (a-x)/(b-x)
0.15
Linear (ln (a-x)/(b-x))
0.1
0.05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t (s)
Pada grafik orde 2, didapatkan nilai regresi yang paling dekat dibandingkan
dengan regresi grafik orde 1. Sehingga pada reaksi saponifikasi ini termasuk
reaksi orde 2 sesuai dengan teori.
J. Kesimpulan
1. Reaksi saponifikasi etil asetat merupakan reaksi berorde 2.
2. pada metode non grafik nilai K yang memiliki perbedaan nilai tidak
terlalu jauh adalah orde 2, Sedangkan pada metode grafik didapatkan
regresi yang mendekati 1 pada grafik orde 2.
12
K. Daftar Pustaka
Atkins, P. W.. 1999. Kimia Fisika Edisi keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hiskia, Achmad. 2001. Elektrokimia Dan Kinetika Kimia. Bandung: Citra
Aditya Sakti.
Naomi, Phatalina, dkk. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak
Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia No.2 Vol. 19. Universitas Sriwijaya: jurnal tidak diterbitkan.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Wahyuni, Sri. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang:
Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
13
L. LAMPIRAN
a) JAWABAN PERTANYAAN
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi
penyabunan etil asetat ini adalah reaksi orde dua ?
Jawab :
Grafik Orde 2
0.4
0.35 y = 2E-05x + 0.2621
R² = 0.9126
0.3
ln (a-x)/(b-X)
0.25
0.2
ln (a-x)/(b-x)
0.15
0.1 Linear (ln (a-x)/(b-x))
0.05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t (s)
Jawab :
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan
yang mempengaruhi kecepatan reaksi sedangkan kemolekulan
reaksi adalah banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam
14
sebuah persamaan stoikiometri reksi yang sederhana.
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
aA + bB → cC + dD
Reaksi : 2 A + B → 3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
Jawab :
b. Suhu
c. Molaritas
15
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan
volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah
bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin
cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih
lambat daripada molaritas yang tinggi.
d. Konsentrasi
e. Katalis
Jawab :
16
Tetapan laju reaksi adalah perbandingan antara laju reaksi
dengan konsentrasi reaktan. Nilai tetapan laju reaksi akan
semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan
konsentrasi reaktan yang tersedia dengan demikian
kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga
sehingga kecepatan reaksi meningkat.
b) Lampiran gambar
No Gambar Alur
1. Alat yang digunakan
pada praktikum kinetika
saponifikasi etil asetat
17
3. Persiapan titrasi larutan
dengan persiapan larutan
NaOH dalam buret
18
6. Larutan NaOH 20 ml dan
25 ml etil asetat
7. Penambahan campuran
larutan dan HCl ke
dalam erlenmeyer
19
9. Larutan campuran dan
HCl yang dititrasi dengan
NaOH setelah 3 menit
20
12. Larutan campuran dan
HCl yang dititrasi dengan
NaOH setelah 25 menit
21