Anda di halaman 1dari 14

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
Titrasi Blanko  HCl= larutan  HCl + indikator HCl (aq) + NaOH Reaksi sapo-
tidak berwarna pp= larutan tidak (aq) → NaCl (aq) + nifikasi etil asetat
10 mL HCl 0,02
N  NaOH= larutan berwarna H2O (l) merupakan reaksi
tidak berwarna  HCl + indikator berorde 2.
- Dimasukkan dalam
Erlenmeyer  Indikator pp= pp dan dititrasi
- Ditambahkan 2 tetes larutan larutan tidak dengan NaOH
indikator PP menghasilkan
1. berwarna
- Dititrasi dengan larutan
NaOH 0,02 N sampai larutan berwarna
larutan berwarna soft pink soft pink
- Dicatat volume NaOH yang  Volume NaOH=
digunakan untuk titrasi
9,6 mL
Larutan
Berwarna Biru
125 mL etil 100 mL NaOH  Etil asetat=  Etil asetat + CH3COOC2H5 (aq) Dari percobaan
asetat 0,02 N 0,02 N larutan tidak NaOH= larutan + NaOH (aq) → yang telah
berwarna tidak berwarna CH3COONa (aq) + dilakukan,
 NaOH= larutan  HCl + campuran C2H5OH (aq) didapatkan:
- Dimasukkan
tidak berwarna (NaOH + Etil  harga k untuk
dalam
erlenmeyer  Indikator pp= asetat) = larutan HCl (aq) +NaOH orde 1 sebesar
- Diletakkan larutan tidak tidak berwarna (aq) → NaCl (aq) + k1 = 2,020444x10-4
dalam termostat
berwarna  HCl + campuran H2O (l) k2 = 2,36102x10-4
untuk
Etil asetat + mencapai
suhu yang sama  HCl= larutan + indikator pp= k3 = 2,185666x10-4
NaOH
2. mencapai suhu tidak berwarna larutan tidak k4 = 1,3114x10-4
yang sama  etil asetat dan berwarna k5 = 1,004841x10-4

- Dicampur kedua NaOH= 300C  HCl + campuran k6 = 0,862748x10-4


larutan dengan + indikator pp +  harga k untuk
cepat
dititrasi dengan orde 2 sebesar
- Dikocok dengan
baik NaOH= larutan k1 = 2,350231
- Dijalankan berwarna soft k2 = 0,962818
stopwatch saat k3 = 0.565916
Hasil pink
kedua larutan telah
Pencampuran  VNaOH yang k4 = 0,33955
bercampur
NaOH + Etil
digunakan untuk k5 = 0,223645
asetat
titrasi k6 = 0,154264
5 mL
campuran  t180 = 7,5 mL  Berdasarkan hasil
larutan NaOH  t480 = 7,7 mL perhitungan
+ Etil Asetat5
mL campuran  t960 = 7,9 mL grafik dan non
- NaOH
Diambil campuran setelah 3
larutan  t1500 = 7,9 mL grafik dapat
menit dari proses
+ Etil Asetat
pencampuran  t2400 = 8,0 mL disimpulkan
- Dimasukkan ke dalam salah  t3900 = 8,2 mL bahwa reaksi
satu erlenmeyer yang telah saponifikasi etil
berisi 10 mL HCl 0,02 N
asetat ini
- Diaduk dengan baik
- Ditambahkan 2 tetes merupakan reaksi
indikator PP berorde 2. Hal ini
- Dititrasi dengan larutan dikarenakan pada
standar NaOH 0,02 N
- Diulangi percobaan dengan metode non
pengambilan campuran grafik didapatkan
larutan pada menit ke 8, 15, nilai k yang
25, 40 dan 65 dan 2 hari
memiliki
- Dicatat volume NaOH yang
digunakan untuk perbedaan tidak
Hasil titrasiDiambil campuran terlalu jauh.
setelah 3 menit dari proses
Sedangkan pada
pencampuran
- Dimasukkan ke dalam salah
satu erlenmeyer yang telah
berisi 10 mL HCl 0,02 N
- Diaduk dengan baik
- Ditambahkan 2 tetes
metode grafik
didapatkan
regresi yang
mendekati 1 pada
grafik orde 2.
Jawaban Pertanyaan
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
ini adalah reaksi orde dua ?
Jawab :
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode non-grafik
maupun metode grafik dapat membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil
asetat ini adalah reaksi orde 2, akan tetapi yang paling terlihat jelas yaitu
menggunakan metode grafik yang dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

Grafik Orde 2
0.4
0.35 y = 2E-05x + 0.2621
R² = 0.9126
0.3
ln (a-x)/(b-X)

0.25
0.2
ln (a-x)/(b-x)
0.15
Linear (ln (a-x)/(b-x))
0.1
0.05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t (s)

Nilai regresi yang mendekati satu tersebut menunjukkan bahwa


perhitungan menggunakan metode grafik untuk orde 2 sesuai dengan
reaksi saponifikasi etil asetat.
2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi ?
Jawab :
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi sedangkan kemolekulan reaksi adalah
banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuah persamaan
stoikiometri reksi yang sederhana. Kemolekulan reaksi selalu berupa
bilangan bulat positif.
aA + bB  cC + dD
kemolekulan reaksinya = a + b
Contoh :
Reaksi : 2 A + B  3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
3. Apakah yang mempengaruhi laju reaksi ? Jelaskan !
Jawab :
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
jumlah yang besar, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Begitu juga sebaliknya, apabila semakin kecil luas permukaan bidang
sentuh maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga reaksi pun semakin kecil.
b. Suhu
Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka
menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehingga tumbukan yang
terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin bear.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan maka partikel semakin tidak aktif
sehingga laju reaksi semakin kecil.
c. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat
pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar
molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung.
Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
d. Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin
banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Begitu sebaliknya,
semakin rendah konsentrasi maka semakin sedikit molekul reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin
sedikit juga sehingga kecepatan reaksi menurun
e. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri. Suatu katalis berperan dalam suatu reaksi tetapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah . Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
4. Apakah yang dimaksud dengan tetapan laju reaksi ?
Jawab :
Tetapan laju reaksi adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan. Nilai tetapan laju reaksi akan semakin besar jika
reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin
banyak juga sehngga kecepatan reaksi meningkat.

Lampiran Perhitungan

Diketahui :
[CH3COOC2H5] = 0,02 N = 0,02 M
[NaOH] = 0,02 N = 0,02 M
[HCl] = 0,02 N = 0,02 M
V NaOH = 9,6 mL
V CH3COOC2H5 = 25 mL
M NaOH x V NaOH
M HCl blanko = V HCl Blanko
0,02 M x 9,6 mL
= 10 mL

= 0,0192 M
mmol HCl blanko = M HCl blanko x V HCl blanko
= 0,0192 M x 10 mL
= 0,192 mmol
Dalam 5 mL campuran CH3COOC2H5 dan NaOH
25 mL
CH3COOC2H5 = 45 mL 𝑥 5 𝑚𝐿 = 2,78 mL
20 mL
NaOH = 45 mL 𝑥 5 𝑚𝐿 = 2,22 mL
mmol CH3COOC2H5 = M CH3COOC2H5 x V CH3COOC2H5
= 0,02 M x 2,78 mL
= 0,056 mmol
mmol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,02 M x 2,22 mL
= 0,044 mmol

t (s) Volume NaOH (mL)

180 7,5
480 7,7
900 7,9
1500 7,9
2400 8,0
3900 8,2

CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH


m 0,056 mmol 0,044 mmol - -
r x x x x
s (0,056-x) mmol (0,044-x) mmol x x

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m (0,044-x) mmol 0,192 mmol - -
r y y y y
s 0 (0,192 - y) y y
mmol

mmol HCl sisa (b-x)


1. t = 180 s (3 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH titrasi
= 0,192 mmol – (0,02 M x 7,5 mL)
= 0,192 mmol – 0,15 mmol
= 0,042 mmol
2. t = 480 s (8 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH titrasi
= 0,192 mmol – (0,02 M x 7,7 mL)
= 0,192 mmol – 0,154 mmol
= 0,038 mmol
3. t = 900 s (15 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH titrasi
= 0,192 mmol – (0,02 M x 7,9 mL)
= 0,192 mmol – 0,158 mmol
= 0,034 mmol
4. t = 1500 s (25 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH titrasi
= 0,192 mmol – (0,02 M x 7,9 mL)
= 0,192 mmol – 0,158 mmol
= 0,034 mmol
5. t = 2400 s (40 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH
= 0,192 mmol – (0,02 M x 8,0 mL)
= 0,192 mmol – 0,16 mmol
= 0,032 mmol
6. t = 3900 s (65 menit)
mmol HCl = mmol HCl blanko – mmol NaOH titrasi
= 0,192 mmol – (0,02 M x 8,2 mL)
= 0,192 mmol – 0,164 mmol
= 0,028 mmol

mmol CH3COOC2H5 sisa (a-x)


1. t = 180 s (3 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,042 mmol)
= 0,054 mmol
2. t = 480 s (8 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,038 mmol)
= 0,05 mmol
3. t = 900 s (15 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,034 mmol)
= 0,046 mmol
4. t = 1500 s (25 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,034 mmol)
= 0,046 mmol
5. t = 2400 s (40 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,032 mmol)
= 0,044 mmol
6. t = 3900 s (65 menit)
mmol CH3COOC2H5 = mmol CH3COOC2H5 – mmol NaOH sisa
= 0,056 mmol – (0,044 mmol - 0,028 mmol)
= 0,04 mmol

a b
t(s) X a-x b-x
(mmol) (mmol)
180 0,002 0,056 0,044 0,054 0,042
480 0,006 0,056 0,044 0,050 0,038
900 0,01 0,056 0,044 0,046 0,034
1500 0,01 0,056 0,044 0,046 0,034
2400 0,012 0,056 0,044 0,044 0,032
3900 0,016 0,056 0,044 0,040 0,028

ln (a-x) 1/(a-x) ln (a-x)/(b-x) ln a ln a/b t(b(a-x)-a(b-x))

-2,918771 18,518518 0,251314 -2,882403 0,241161 0,00432


-2,995732 20 0,274436 -2,882403 0,241161 0,03456
-3,079113 21,739130 0,302280 -2,882403 0,241161 0,108
-3,079113 21,739130 0,302280 -2,882403 0,241161 0,18
-3,123565 22,727272 0,318453 -2,882403 0,241161 0,3456
-3,218875 25 0,356674 -2,882403 0,241161 0,7488

Metode non Grafik


Orde 1
1
k= (ln a - ln (a-x))
t

1
k1 = 180 (-2,882403 - (-2,918771))

= 2,020444x10-4
1
k2 = 480 (-2,882403 - (-2,995732))

= 2,36102x10-4
1
k3 = 900 (-2,882403 - (-3,079113))

= 2,185666x10-4
1
k4 = 1500 (-2,882403- (-3,079113))

= 1,3114x10-4
1
k5 = 2400 (-2,882403- (-3,123565))

= 1,004841 x10-4
1
k6 = 3900 (-2,882403- (-3,218875))

= 0,862748x10-4
Orde 2

(a-x) a
ln -ln
(b-x) b
k=
t(b(a-x)-a(b-x))

0,251314 – 0,241161 0,302280 - 0,241161


k1 = k4 =
0,00432 0,18

= 2,350231 = 0,33955
0,274436 - 0,241161 0,318453 - 0,241161
k2 = k5 =
0,03456 0,3456

= 0,962818 = 0,223645
0,302280 - 0,241161 0,356674 - 0,241161
k3 = k6 =
0,108 0,7488

= 0,565916 = 0,154264

k orde 1 k orde 2
k1 2,020444x10-4 2,350231
k2 2,36102x10-4 0,962818
k3 2,185666x10-4 0,565916
k4 1,3114x10-4 0,33955
k5 1,004841 x10-4 0,223645
k6 0,862748x10-4 0,154264
Metode Grafik

t(s) a-x b-x ln (a-x) ln (a-x)/(b-x) t(b(a-x)-a(b-x))

180 0.054 0.042 -2.9188 0.251314428 0.00432


480 0.05 0.038 -2.9957 0.274436846 0.03456
900 0.046 0.034 -3.0791 0.302280872 0.108
1500 0.046 0.034 -3.0791 0.302280872 0.18
2400 0.044 0.032 -3.1236 0.318453731 0.3456
3900 0.04 0.028 -3.2189 0.356674944 0.7488

Grafik Orde 1
-2.9
-2.95 0 1000 2000 3000 4000 5000

-3
ln (a-x)

-3.05
ln (a-x)
-3.1
Linear (ln (a-x))
-3.15
-3.2 y = -7E-05x - 2.9604
R² = 0.8793
-3.25
t (s)

Grafik Orde 2
0.4
0.35 y = 2E-05x + 0.2621
R² = 0.9126
0.3
ln (a-x)/(b-X)

0.25
0.2
ln (a-x)/(b-x)
0.15
Linear (ln (a-x)/(b-x))
0.1
0.05
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t (s)

Anda mungkin juga menyukai