Anda di halaman 1dari 51

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA Nama : SHEILA QOTHRUNNADA

FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR NPM/Semester : 19031010116/2
Romb/Group : C2/B
Praktikum : KIMIA ANALISA
NPM/Teman Praktek : 19031010117/ GALANG AP
Percobaan : IDENTIFIKASI ANION
Tanggal : 6 MARET 2020
Pembimbing : IR. SANI, MT LAPORAN RESMI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Suatu ion dapat digolongkan menjadi anion dan kation. Anion merupakan
atom bermuatan negatif, sedangkan kation merupakan atom non logam yang
bermuatan positif. Anion merupakan ion sisa asam. Adanya anion dalam suatu
larutan dapat diidentifikasikan dengan adanya perubahan kimia. Cara
mengidentifikasi anion tidak begitu sistematik. Analisis anion cenderung lebih
mudah dan berlangsung secara singkat sehingga dengan mudah untuk
mendapatkan hasil percobaan. Contoh-contoh anion diantaranya adalah klorida
(Cl-), iodida (I-), sulfida (S2-), hidroksida (OH-), hipoklorit (ClO-), bromida (Br-),
sianida (CN-), karbonat (CO32-), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), sulfit (SO32-), sulfat
(SO42-), dan masih banyak yang lagi. Oleh karena itu, perlu dilakukan percobaan
identifikasi anion agar praktikan dapat mengetahui kandungan anion dalam suatu
sampel, serta dapat menerapkan konsep tersebut dalam bidang industri.
Analisis anion mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari
maupu dalam bidang industri, salah satunya dapat digunakan saat uji pendahuluan
dalam laboratorium. Dalam bidang kesehatan, identifikasi anion dapat digunakan
dalam pemeriksaan urin. Sampel urin dapat ditentukan kandungan yang ada
dengan cara analisi anion. Dalam bidang industri, anion dapat digunakan sebagai
bahan pembuat racun tikus, bahan gelas optik, pembuatan keramik, dan
pembuatan cat. Beberapa anion menunjukkan kemampuannya dalam tiap
pemeriksaannya. Untuk itu analisa anion mutlak digunakan mengidentifikasi
masing-masing anion yang ada. Anion tertarik pada ujung medan listrik positif.
Dengan demikian, identifikasi anion tersebut sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari maupun bidang industri.

I.2 Tujuan
1. Untuk menganalisis kandungan anion dalam sampel yang digunakan pada
percobaan identifikasi anion
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam identifikasi anion
3. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ion yang terjadi pada saat percobaan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
identifikasi anion
2. Agar praktikan dapat mengetahui perbedaan identifikasi kation dan anion
3. Agar praktikan dapat menerapkan konsep identifikasi anion dalam dunia
industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Analisis kualitatif bertujuan untuk menyelidiki dan mengakui kandungan
senyawa yang terdapat dalam suatu sampel bahan uji. Ada beberapa teknik
analisis kualitatif diantaranya menggunakan cara instrumen yang terkandung
dalam spesifikasinya (Mahfuz, 2014). Dalam analisis kualitatif cara memisahkan
ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Endapan dipisahkan
dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuge. Endapan dicuci
untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap golongan yang
mungkin akan dipisah pada percobaan (Cokrosarjiwanto, 1997).
Anion biasanya dibentuk oleh unsur-unsur non-logam supaya mendapat
konfigurasi gas mulia. Anion sendiri bisa berupa unsur kompleks di alam. Suatu
kompleks anion mengandung beberapa elemen yang tergabung bersama muatan
negatif (Chang, 2005).

II.1.1 Skema Klasifikasi Anion


Proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh dengan asam-
asam dan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Skema
klasifikasi anion dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
1. Kelas A
a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida,
nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat, meliputi zat-
zat fluorida, heksafluorsilikat klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat,
perklorat, bromat, borat, permanganat, heksasianoferat(II),
heksasianoferat(IV), tiosianat, format, asetat, tartrat, dan sitrat.
2. Kelas B
a. Reaksi Pengendapan
Sulfat, peraksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenit, kromat,
dikromat, silikat, heksafluorsilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
b. Oksidasi dan Reaksi Dalam Larutan
Manganat, pemanganat, kromat, dan dikromat (Vogel, 1979)
II.1.2 Uji Khusus Campuran Anion
1. Karbonat jika ada Sulfit
Untuk mendeteksi karbonat jika ada sulfit, olahlah campuran padat
itu dengan asam sulfat encer dan dialirkan gas-gas yang dilepaskan
melalui botol-botol pencuci kecil atau tabung pendidih yang mengandung
larutan dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan berubah menjadi
hijau.
2. Nitrat jika ada Nitrit
Nitrat tak dapat dideteksi jika ada suatu nitrit karena yang terakhir
memberi hasil positif dengan uji cincin coklat dengan larutan besi(II)
sulfat dan asam sulfat encer.
3. Nitrat jika ada Bromida dan Iodida
Uji cincin coklat tidak dapat dipakai jika ada bromida dan iodida
karena hidrogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat itu akan
mengaburkan cincin coklat yang ditimbulkan oleh nitrat. Karena itu
larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam-garam
amonium.
4. Nitrat jika ada Klorat
Klorat akan mengaburkan cincin coklat. Nitrat direduksi menjadi
ammonia. Pada saat yang sama akan tereduksi menjadi klorida yang dapat
diuji dengan larutan perak nitrat dan asam nitrat encer.
5. Klorida jika ada Bromida
Panaskan campuran padat dengan sedikit kalium dikromat dan
asam sulfat pekat lalu suling. Uji terhadap kromat yang membuktikan
adanya suatu klorida dengan hidroksida dan amil alkohol.
6. Bromida dan Iodida jika ada serta satu sama lainnya dan Klorida
Panaskan air klor atau larutan natrium hipoklorit yang diasamkan,
waktu mengoksidasi iodida menjadi iodat, kocok setiap habis
penambahan. Warna lembayung akan hilang, diperoleh coklat kemerahan
pada kloroform atau karbon tetraklorida.
7. Iodat dan Iodida jika ada serta satu sama lainnya
Iodat sendirian maupun iodida sendirian tak menghasilkan reaksi
bila diasamkan dengan asam klorida encer, asam sulfat encer, asam asetat
encer dalam keadaan dingin.
8. Oksalat jika ada Fluorida
Kalium fluorida dan kalium oksalat, keduanya dilarutkan oleh
larutan ammonium oksalat dengan adanya asam asetat. Oksalat paling
sederhana dideteksi dengan melarutkan endapan dalam asam sulfat encer
panas, lalu menambahkan beberapa tetes larutan kalium permanganat yang
encer.
9. Klorida dan Sianida jika ada satu sama lainnya
Larutan yang pekat baik campuran padat dari garam-garam
natriumnya diolah dengan hidrogen dan dididihkan untuk mengurangi
hidrogen peroksida, kemudian diuji dengan perak nitrat dan asam nitrat
encer. Filtrat sianida diasamkan dengan asam nitrat encer, diperoleh
endapan putih.
10. Sulfida, Sulfit, dan Tiosulfat jika ada satu sama lainnya
Uji suatu bagian dari larutan dengan natrium nitroprusida.
Terbentuk endapan ungu, jika sulfida dihilangkan dengan mengocok
kadmium karbonat yang diendapkan. Jika reagensia dihilangkan
warnanya, menunjukkan adanya sulfit. Olah sisa larutan dengan asam
klorida encer.
11. Fosfat jika ada Arsenat
Baik arsenat maupun fosfat memberi endapan kuning pada
pemanasannya. Endapan putih menunjukkan adanya fosfat.
12. Fluorida, Heksafluorsilikat, dan Sulfat jika ada satu sama lainnya
Kelarutan garam timbalnya dimanfaatkan dalam pemisahan.
Heksafluorsilikat larut dalam air, fluorida tak larut dalam air tetapi larut
dalam asam asetat encer, sulfat tak larut dalam air tetapi pada asam asetat
pekat (Maulana, 2014).

II.1.3 Perbedaan Anion dan Kation


Kation adalah partikel bermuatan positif. Kation terbentuk ketika atom
suatu unsur kehilangan satu atau lebih elektron. Permukaan logam memiliki
banyak elektron bebas di dalamnya. Kation selalu terbentuk dari atom logam.
Dalam reaksi kimia, kation bereaksi dengan anion untuk membentuk senyawa
ionik. Salah satu contoh, NaCl dimana natrium merupakan kation dan klorida
adalah anion.
Anion adalah atom yang memiliki muatan negatif. Mereka menunjukkan
muatan negatif karena atom memperoleh satu atau lebih elektron untuk
memperoleh stabilitas. Dengan demikian jumlah elektron menjadi lebih besar dari
jumlah proton dalam atom-atom itu. Anion selalu tertarik ke arah elektroda
positif, yaitu anoda (Aulia, 2019). Berbeda dengan pemisahan kation, untuk
pemisahan anion tidak ada suatu sistematika tertentu sehingga untuk pemeriksaan
ini harus dilakukan reaksi-reaksi terhadap masing-masing anion (Tim Dosen PTK
I, 2020).

II.1.4 Reaksi – Reaksi Anion


1. Karbonat (CO32-)
CaCO3 (s) ↓ + CO2 (g)  + H2O(l)  à Ca2+(s)  + 2HCO3-(g)
(Kalsium (Karbon (Air) (Kalsium) (Bikarbonat)
Karbonat) (dioksida)
2. Hidrogen Karbonat (HCO32-)
2HCO3-(g) à CO32-(aq) + H2O(aq) + CO2 (g)
(Bikarbonat) (Karbonat) (Air) (Karbon dioksida)
3. Sulfit (SO32-)
SO32-(aq)  + 2H+(g)  à SO2 (aq)↑ + H2O(aq)
(Sulfit) (Hidrogen) (Sulfur dioksida) (Air)
4. Tiosulfat (S2O32-)
I2 (s) + 2S2O32-(s) à 2I-(s) + S4O62-(s)
(Iodin) (Tiosulfat) (Iodida) (Tetratiosianat)
5. Sulfida (S2-)
S2-(s) + H2O(aq) à HS(s) + OH-(aq)
(Sulfida) (Air) (Hidrogen sulfida) (Hidroksida)
6. Nitrit (NO2-)
NO2-(aq)   + H+(aq) à  HNO2 (aq)
(Nitrit) (Hidrogen) (Asam nitrit)
7. Sianida (CN-)
CN-(s) + H2O(aq) à HCN(s) + OH-(aq)
(Sianida) (Air) (Hidrogen sianida) (Hidroksida)
8. Sianat (OCN-)
OCN-(s)   + H+(aq) à  HOCN(aq)
(Sianat) (Hidrogen) (Asam sianat)
9. Tiosianat (SCN-)
SCN- (s) + H2SO4 (aq)  + H2O(aq)  à COS(aq) + NH4+(aq)  + SO42-(aq)
(Tiosianat) (Asam sulfat) (Air) (Karbon (Ammonium) (Sulfat)
disulfida)
10. Hipoklorit (OCl-)
OCl-(aq) + H2O(aq) à HOCl(s) + OH-(aq)
(Hipoklorit) (Air) (Asam hipoklorit) (Hidroksida)
(Vogels, 1979)

II.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Identifikasi Anion


1. Temperatur
Banyak garam kelarutannya meningkat bila temperaturnya dinaikkan.
2. Pengaruh Ion
Suatu endapan umumnya dapat larut dalam air murni
3. Pengaruh Aktivitas
Banyak endapan menunjukkan kelarutan yang meningkat dalam larutan
yang mengandung ion
4. Pengaruh pH (Chang, 2005)

II.1.6 Aplikasi
Pertukaran dikromat dengan anion sulfat dalam antar lapis hidrotalsit
dengan bantuan analisis struktur dan analisis kinetika ketika reaksi pertukaran
yang nantinya akan menghasilkan logam. Keberadaan anion antarlapis
menyebabkan interaksi dengan kation logam. Hidrotalsit mempunyai beberapa
aplikasi sebagai katalis, pengemban katalis, bidang industri, obat, dan adsorben
(Roto, 2009). Kation penyeimbang zeolit dapat ditukarkan dengan kation yang
termasuk surfaktan seperti HDIMA yang dapat dimanfaatkan zeolit sebagai
adsorben (Darmayanti, 2009).
II.2 Sifat Bahan
II.2.1 Aquadest
A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 1 gr/cm3
e. Titik didih : 100oC
f. Titik lebur : 0 oC
g. Tekanan uap : 23 hPa (20 oC)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Berat molekul : 18,02 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam aseton, amonia
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Koefisien partisi : Tidak ada
g. pH : 7 (netral)
C. Penanganan
a. Terhirup : Tidak terpapar
b. Kontak kulit : Tidak terpapar
c. Kontak mata : Tidak terpapar
d. Tertelan : Tidak terpapar
(Anonim, 2020 “MSDS Aquadest” )
D. Fungsi
Sebagai pelarut universal

II.2.2 Asam Sulfat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 1,29 gr/cm3
e. Titik didih : 387 oC
f. Titik lebur : 10 oC
g. pH : Asam kuat pada 20oC
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2SO4
b. Berat molekul : 98 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20oC)
d. Korosifitas : Bersifat korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Potensi mengoksidasi
g. Toksifitas : Beracun
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2020 “MSDS Asam Sulfat”)
D. Fungsi
Sebagai pengidentifikasi anion

II.2.3 Asam Klorida


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 1,19 gr/cm3
e. Titik didih : 85 oC
f. Titik lebur : -20 oC
g. Tekanan uap : 190 hPa (20 oC)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : HCl
b. Berat molekul : 36,5 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air dengan proporsi apapun
d. Korosifitas : Korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak ada
g. pH : <1 (20 oC)
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Asam Klorida”)
D. Fungsi
Sebagai pengasam pada filtrat identifikasi anion sulfat

II.2.4 Asam Nitrat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Pedih
d. Densitas : 1,502 gr/cm3
e. Titik didih : 82 oC
f. Titik lebur : -42 oC
g. Tekanan uap : 9,4 hPa
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : HNO3
b. Berat molekul : 63 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20 oC)
d. Korosifitas : Korosif terhadap logam
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Pengoksidasi
g. pH : <1 (20 oC)
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Asam Nitrat”)
D. Fungsi
Sebagai pengasam filtrat pada identifikasi anion nitrat

II.2.5 Asam Asetat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Pedih
d. Densitas : 1,05 gr/cm3
e. Titik didih : 116-118oC
f. Titik lebur : 17oC
g. Tekanan uap : 15,4 hPa
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : CH3COOH
b. Berat molekul : 60,052 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Stabilitas : Stabil secara kimiawi
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak ada
g. pH : 2,5
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Asam Asetat”)
D. Fungsi
Sebagai pengasam filtrat pada identifikasi anion oksalat

II.2.6 Natrium Hipoklorit


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Hijau muda
c. Bau : Berbau klor
d. Densitas : 1,22 gr/cm3
e. Titik didih : 102oC
f. Titik lebur : -20oC
g. Tekanan uap : 20 hPa (20oC)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : NaOCl
b. Berat molekul : 74,5 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20oC)
d. Korosifitas : Korosif terhadap logam
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Potensi mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Natrium Hipokloit”)
D. Fungsi
Sebagai pengoksidasi iodida

II.2.7 Timbal(II) Asetat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Bau : Seperti cuka
d. Densitas : 3,3 gr/cm3
e. Titik didih : Berdekomposisi
f. Titik lebur : 75 oC
g. Tekanan uap : 1 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Pb(CH3COO)2
b. Berat molekul : 325,29 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air 441 gr/100 ml
d. Korosifitas : Beracun
e. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
f. Sifat oksidator : Tidak ada
g. pH : 5,5 - 6,5
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Timbal(II) Asetat”)
D. Fungsi
Sebagai pengidentifikasi anion S2-
II.2.8 Natrium Hidroksida
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 2,13 gr/cm3
e. Titik didih :1390 oC
f. Titik lebur : 319-32 oC 2
g. Tekanan uap : Tidak ada
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : NaOH
b. Berat molekul : 40 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20)
d. Korosifitas : Korosif terhadap logam
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak ada
g. pH : >14 pada 20 oC
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Natrium Hidroksida”)
D. Fungsi
Sebagai pemberi suasana basa

II.2.9 Kalium Karbonat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 2,24 gr/cm3
e. Titik didih : 2050 oC
f. Titik lebur : 550 oC
g. Tekanan uap : 1 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : CaCO3
b. Berat molekul : 34 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. pH : 12,16
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Kalium Karbonat)
D. Fungsi
Sebagai presipitator anion CO2

II.2.10 Fuchsin
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Hijau tua
c. Bau : Khas
d. Densitas : 2,6 gr/cm3
e. Titik didih : 100 oC
f. Titik lebur : 40 oC
g. Tekanan uap : 7,49 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C20H20N3.HCl
b. Berat molekul : 331,86 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Tidak korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Fuchsin”)
D. Fungsi
Sebagai pereaksi anion sulfit

II.2.11 Mangan Dioksida


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Hitam
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 5,21 gr/cm3
e. Titik didih : 535 oC
f. Titik lebur : 1,9 oC
g. Tekanan uap : 13 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : MnO2
b. Berat molekul : 86,94 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Tidak korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Mangan Dioksida”)
D. Fungsi
Sebagai pengidentifikasi anion Cl-

II.2.12 Tembaga
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Biru
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 8,924 gr/cm3
e. Titik didih : 2835 K
f. Titik lebur : 1953,77 K
g. Tekanan uap : 1 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Cu
b. Berat molekul : 63,546 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Tembaga”)
D. Fungsi
Sebagai pereaksi anion nitrat

II.2.13 Natrium Karbonat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 2,54 gr/cm3
e. Titik didih : 1600 oC
f. Titik lebur : 852 oC
g. Tekanan uap : Tidak ada
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Na2CO3
b. Berat molekul : 106 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. pH : 11,5
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Natrium Karbonat”)
D. Fungsi
Sebagai pemisah logam berat dari larutan

II.2.14 Barium Klorida


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 3,856 gr/cm3
e. Titik didih : 1560 oC
f. Titik lebur : 962 oC
g. Tekanan uap : <0,1 mmHg (20)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : BaCl2
b. Berat molekul : 208,23 gr/mol
c. Kelarutan : 375 gr/liter
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Toksifitas : Beracun terhadap lingkungan
g. pH : 5-8
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Barium Klorida”)
D. Fungsi
Sebagai presipitator anion sulfat
II.2.15 Seng
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Silver putih
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 7,13 gr/cm3
e. Titik didih : 906 oC
f. Titik lebur : 419 oC
g. Tekanan uap : 1 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Zn
b. Berat molekul : 65,39 gr/mol
c. Kelarutan : 0,1-0,4 mg/L
d. Flamabilitas : Dapat terbakar
e. Toksifitas : Berbahaya terkena kulit
f. Polimerisasi : Tidak ada polimerisasi
g. pH : 4,4-6
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Seng”)
D. Fungsi
Sebagai pereduksi S2- pada identifikasi F, Br, Cl

II.2.16 Karbon Tetraklorida


A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tak berwarna
c. Bau : Seperti kloroform
d. Densitas : 1, 5867 gr/cm3
e. Titik didih : 76,72 oC
f. Titik lebur : -22,92 oC
g. Tekanan uap : 99 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : CCl4
b. Berat molekul : 154 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Toksifitas : Beracun
g. pH :8
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Karbon Tetraklorida”)
D. Fungsi
Sebagai presipitator ion iodida

II.2.17 Kalium Dikromat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Jingga
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 2,676 gr/cm3
e. Titik didih : 500 oC
f. Titik lebur : 398 oC
g. Tekanan uap : Tidak ada
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : K2Cr2O7
b. Berat molekul : 294,185 gr/mol
c. Kelarutan : Tidak larut dalam alkohol
d. Flamabilitas : Mudah menyala
e. Sifat peledak : Mudah meledak
f. Sifat oksidator : Mengoksidasi
g. pH : 3,57
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Kalium Dikromat”)
D. Fungsi
Sebagai pengoksidasi anion sulfit

II.2.18 Etanol
A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Seperti alkohol
d. Densitas : 0,790 – 0,793 gr/cm3
e. Titik didih : 70,3 oC
f. Titik lebur : -114,5 oC
g. Tekanan uap : 5 hPa
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C2H5OH
b. Berat molekul : 46,5 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20 oC)
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. pH : 7 (netral)
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Ethanol”)
D. Fungsi
Sebagai pelarut Fuchsin

II.2.19 Perak Nitrat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Pada
b. Warna : Putih
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 4,35 gr/cm3
e. Titik didih : 433 oC
f. Titik lebur : 212 oC
g. Tekanan uap : 6 hPa (20 oC)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : AgNO3
b. Berat molekul : 170 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. pH :6
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Perak Nitrat”)
D. Fungsi
Sebagai presipitator anion C2O4

II.2.20 Kalium Permanganat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Ungu
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 2,7 gr/cm3
e. Titik didih : 240 oC
f. Titik lebur : -24 oC
g. Tekanan uap : <0,01 hPa
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : KMnO4
b. Berat molekul : 158,03 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Tidak korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Teroksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Kalium Permanganat”)
D. Fungsi
Sebagai pereduksi sulfit, nitrit, bromida, dan iodida

II.2.21 Kadmium(II) Asetat


A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Bau : Seperti asam asetat
d. Densitas : 2,01 gr/cm3
e. Titik didih : Tidak ada
f. Titik lebur : 255 oC
g. Tekanan uap : Tidak ada
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Cd(CH3COO)2
b. Berat molekul : 266,52 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20 oC)
d. Korosifitas : Tidak mudah menyala
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Stabilitas : Stabil secara kimiawi
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Kadmium(II) Asetat”)
D. Fungsi
Sebagai indikator adanya anion S2-
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Aquadest
2. Asam sulfat
3. Asam klorida
4. Asam nitrat
5. Asam asetat
6. Natrium hipoklorit
7. Timbal(II) asetat
8. Natrium hidroksida
9. Kalium karbonat
10. Fuchsin
11. Mangan dioksida
12. Tembaga
13. Natrium karbonat
14. Barium klorida
15. Seng
16. Karbon tetraklorida
17. Kalium dikromat
18. Etanol
19. Perak nitrat
20. Kalium permanganat
21. Kadmium(II) asetat

III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Spatula
4. Kertas saring
5. Corong kaca
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Pembakar spiritus
9. Kaki tiga
10. Penjepit
11. Labu ukur
12. Kawat kasa
13. Beaker glass

III.3 Rangkaian Alat


(Tidak ada)

III.4 Prosedur
III.4.1 Penyelidikan Pendahuluan dari Anion
Didalam penyelidikan dari anion dipakai zat padat 2 gram. Sifat dari
beberapa anion ini dapat diuraikan menjadi gas-gas yang dapat dikenal. Zat padat
itu dimasukkan dalam tabung pereaksi, kemudian diberi :
a. Asam Sulfat Encer
No
Pengamatan Kesimpulan
.
1. Timbul gas tak berwarna, tak berbau, dan CO2 dari Karbohidrat
mengeruhkan air kapur atau Bicarbonate
2. Timbul uap coklat merah dan berbau NO2 dari Nitrat
3. Timbul gas hijau kuning, berbau rangsang, Cl2 dari Hypoclorida
kemerahan kemudian memucatkan kertas lakmus
4. Timbul gas dan berbau. Merubah warna kertas SO2 dari Sulfat
lakmus yang dibasahi dengan K2Cr2O7 menjadi
hijau dan melarutkan larutan Fuchsin
5. Terjadi gas tak berwarna dan member test seperti SO2 dan S dari Thio
(4) terjadi endapan S Sulphate
6. Timbul gas tak berwarna, bau busuk. Membuat H2S dari Sulfide
hitam kertas saring yang dibasahi dengan Pb
Acetate. Merubah kertas Cadmium Acetate
menjadi kuning
7. Berbau cuka CH3COOH dari
Asetat

b. Asam Sulfat Pekat


No
Pengamatan Kesimpulan
.
1. Timbul gas tak berwarna, berbau dan berasa di HCl dari Klorida
udara. Jika gelas pengaduk dibasahi dengan gas
itu maka timbul kabut NH4Cl. Gas Cl2 timbul
pada pemberian MnO2
2. Timbul gas berbau pedas, berwarna merah, HBr dan Br2 dari
membentuk kabut di udara. Jika diberi MnO 2 Bromide
maka timbul uap merah dengan biru dari H2S
3. Timbul uap violet disertai dengan uap asam HI dan I2 dari Iodida
seiring SO2 dan H2S
4. Timbul asap kadang-kadang berwarna coklat dari HNO3 dan NO2 dari
gas SO2. Nitrat
Dapat membirukan larutan, jika direaksikan
dengan logam Cu
5. Timbul gas kuning dalam keadaan dingin dan ClO2 dari Chlorat
berbau, mudah meletus
6. Timbul gas tak berwarna, terbakar dengan warna CO2 dari Formiat
biru
7. Timbul gas tak berwarna. Mengeruhkan air kapur, CO dan CO2 dari
terbakar Oksalat
dengan warna biru
III.4.2 Penyelidikan Anion dalam Larutan
Dibuat larutan dari garam natrium dan anion-anion yang akan diselidiki
dengan melarutkan zat padat (garam) setelah itu ditambahkan larutan jenuh dari
Natrium Karbonat. Saring, cuci endapannya. Tapisan ini (S) digunakan untuk
penyelidikan selanjutnya.
1. Asamkan larutan (S) dengan Asam klorida, didihkan. Tambahkan 1 ml
Barium klorida. Endapan putih menunjukkan adanya sulfat.
2. Asamkan 3 ml larutan (S) dengan Asam sulfat encer dan tambahkan 1 ml
Kalium permanganat. Hilangnya warna dari permanganat menunjukkan
adanya reduksi sulfit, tiosulfit, sulfida, nitrit, bromida, atau iodida. Jika
warnanya tidak hilang pada keadaan dingin, panaskan. Hilangnya warna
pada pemanasan menunjukkan adanya Oksalat.
3. Asamkan 10 ml larutan (S) dengan Asam nitrat encer, didihkan.
Tambahkan 1 ml Asam nitrat pekat, kemudian larutkan Argentum nitrat
sampai terjadi pengendapan sempurna. Saring dan cuci endapan dengan
Asam nitrat sangat encer.
a. Filtrat
Tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes, kemudian tambahkan 0,5
ml asam asetat encer dan 1 ml Argentum nitrat sampai endapan sempurna.
Endapan putih menunjukkan Oksalat, terjadi pada penyelidikan Kalsium
klorida. Endapan kuning menunjukkan Fosial, terjadi pada penyelidikan
Moliodata.
b. Endapan
Pindahkan endapan ke gelas kecil. Berikan 1 – 2 gram butir Seng dan 5 –
10 ml larutan Asam sulfat, saring endapannya. Cuci dengan sedikit Asam
sulfat encer. Bagi filtrat dalam 2 bagian.
1. Penyelidikan untuk klorida bersama adanya Bromide dan Iodide.
Asamkan dengan Asam sulfat encer. Panaskan 80oC dan dimasukkan
udara dalam larutan sampai menjadi tak berwarna. Selidiki larutan
yang tidak berwarna untuk klorida dengan Argentum nitrat dan Asam
nitrat encer.
2. Tambahkan Asam sulfat encer sampai asam dan 1 – 2 ml Karbon
tetraklorida. Berikan 1 – 2 tetes Natrium hipoklorit encer, aduk. Warna
ungu tua pada lapisan tetraklorida menunjukkan adanya Iodide.
Berikan larutan Hipoklorit untuk mengoksidasi Iodide menjadi Iodat.
Warna ungu tua lenyap dan warna merah coklat dari lapisan Karbon
tetraklorida akan timbul kalau ada Bromide.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Tabel IV.1 Pengamatan identifikasi anion pada sampel padatan C1 dan C3
yang direaksikan dengan asam sulfat encer
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Sampel padatan C1 Terdapat gas tidak Terdapat kandung
ditambahkan dengan berwarna dan berbau H2S dari anion
asam sulfat encer menyengat Sulfida pada sampel
C1
2. Sampel padatan C3 Terdapat gas tidak Terdapat kandungan
ditambahkan dengan berwarna dan terdapat SO2 dan S dari anion
asam sulfat encer endapan sulfat Tiosulfat pada
sampel C3

Tabel IV.2 Pengamatan identifikasi anion pada sampel padatan C 11 dan C16
yang direaksikan dengan asam sulfat pekat
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Sampel padatan C11 Timbul gas tidak Terdapat kandungan
ditambahkan dengan berwarna dan timbul HCl dari anion
asam sulfat pekat kabut setelah pengaduk Klorida pada sampel
dibasahi NH4Cl C11
2. Sampel padatan C16 Timbul gas berbau pedas Terdapat kandungan
ditambahkan dengan dan berwarna oren HBr dan Br2 dari
asam sulfat pekat kemerah-merahan anion Bromide pada
sampel C16
Tabel IV.3 Pengamatan identifikasi anion pada sampel cairan A dan C
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
Sampel A
1. Sampel A diambil Terdapat endapan Filtrat digunakan untuk
sebanyak 20 ml dan proses selanjutnya.
ditambah dengan Endapannya dibuang
Na2CO3 lalu
disaring
2. Diambil 3 ml filtrat Terdapat endapan Menunjukkan adanya
dan ditambah HCl, putih Sulfat
didihkan. Kemudian
tambahkan dengan
1 ml BaCl2
Sampel C
1. Sampel C diambil Tidak terdapat endapan Filtrat digunakan untuk
sebanyak 20 ml dan proses selanjutnya.
ditambah dengan
Na2CO3 lalu
disaring
2. Diambil 3 ml filtrat Terdapat endapan Menunjukkan adanya
dan ditambah HCl, putih Sulfat
didihkan. Kemudian
tambahkan dengan
1 ml BaCl2

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada


pengidentifikasian anion ini menggunakan dua jenis sampel, yaitu padatan dan
cairan. Sampel padatan yang digunakan adalah C1, C3, C11, dan C16. Sampel cairan
yang digunakan adalah A dan C. Pada sampel padatan yang pertama dilakukan
adalah menetesi sampel dengan asam sulfat sampai bereaksi. Sampel padatan C 1
dan C3 ditetesi dengan menggunakan asam sulfat encer, sedangkan untuk sampel
padatan C11 dan C16 ditetesi dengan menggunakan asam sulfat pekat. Pada sampel
C1 muncul gas tidak berwarna dan bau menyengat, sehingga hal ini menunjukkan
adanya kandungan H2S dari sulfida. Pada sampel C3 muncul gas tidak berwarna
dan ada endapan putih, sehingga hal ini menunjukkan adanya kandungan SO 2 dan
S dari tiosulfat. Pada sampel C11 timbul gas tidak berwarna dan kabut setelah
pengaduk dibasahi dengan NH4Cl, sehingga hal ini menunjukkan adanya HCl dari
klorida. Pada sampel C16 timbul gas berbau pedas dan berwarna oren kemerah-
merahan, sehingga hal ini menunjukkan adanya HBr dan Br2 dari bromide. Untuk
identifikasi anion pada sampel cairan A dan C yang pertama dilakukan adalah
mengambil masing-masing sampel sebanyak 20 ml lalu ditambah dengan natrium
karbonat dan disaring. Pada sampel A terdapat endapan, sedangkan sampel C
tidak terdapat endapan. Filtrat hasil penyaringan digunakan untuk proses
selanjutnya dan endapannya tidak digunakan lagi. Filtrat dari kedua sampel A dan
C ditambah dengan asam klorida kemudian dididihkan dan ditambah dengan
BaCl2. Dapat dilihat bahwa pada kedua sampel A dan C sama-sama terdapat
endapan putih, sehingga kedua sampel A dan C menunjukkan adanya sulfat.
Berdasarkan identifikasi anion yang telah dilakukan terhadap sampel
padatan dan cairan, dapat diketahui reaksi-reaksi yang terjadi pada masing-masing
sampel, yaitu :
a. Reaksi yang terjadi pada sampel C1
X2S + H2SO4(aq) → X2SO4 + H2S(g)
(Asam sulfat) (Hidrogen sulfida)
Berdasarkan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada percobaan ketika
anion sulfida direaksikan dengan asam sulfat akan terbentuk gas hidrogen
sulfida dan anion sulfat.
b. Reaksi yang terjadi pada sampel C3
X2S2O3 + H2SO4(aq) → X2SO4 + 4 SO2(g) + 3 H2O(l)
(Asam sulfat) (Sulfur oksida) (Air)
Berdasarkan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada percobaan ketika
anion tiosulfat direaksikan dengan asam sulfat akan terbentuk gas sulfur
dioksida, air, dan anion sulfat.
c. Reaksi yang terjadi pada sampel C11
2 XCl + H2SO4(aq) → X2SO4 + HCl(g)
(Asam sulfat) (Asam klorida)
Berdasarkan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada percobaan ketika
anion klorida direaksikan dengan asam sulfat akan terbentuk gas asam klorida
dan anion sulfat.
d. Reaksi yang terjadi pada sampel C16
2 XBr + H2SO4(aq) → X2SO4 + SO2(g) + Br2(g) + 2 H2O(l)
(Asam sulfat) (Sulfur oksida) (Bromin) (Air)
Berdasarkan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada percobaan ketika
anion bromida direaksikan dengan asam sulfat akan terbentuk gas sulfur
dioksida, bromin, air, dan anion sulfat.
e. Reaksi yang terjadi pada sampel A dan C
XSO4 + BaCl(aq) → BaSO4(aq) + 2 XCl
(Barium klorida) (Barium sulfat)
Berdasarkan reaksi tersebut, dapat diketahui bahwa pada percobaan ketika
anion sulfat direaksikan dengan barium klorida akan terbentuk endapan
klorida dan larutan barium sulfat.
Berdasarkan data-data yang ada, hasil percobaan yang diperoleh ada yang
sesuai dan tidak sesuai dengan data menurut teori. Menurut teori, sampel C 1
mengandung anion tiosulfat (S2O32-), sampel C3 mengandung anion nitrat (NO3-),
sampel C11 mengandung anion nitrat (NO3-), sampel C16 mengandung anion
bromida (Br-), sampel A mengandung oksalat, dan sampel C mengandung nitrat.
dapat dilihat bahwa hanya sampel C16 yang sesuai dengan teori, sedangkan sampel
lainnya tidak sesuai. Ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi karena kurangnya
volume presipitator yang ditambahkan pada larutan sampel sehingga anion tidak
didapatkan secara maksimal. Selain itu, faktor konsentrasi reagen tidak sesuai
sehingga mempengaruhi proses pengendapan yang terjadi pada sampel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data percobaan yang telas diperoleh, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Sampel C1 mengandung anion sulfida, sampel C3 mengandung anion
tiosulfat, sampel C11 mengandung anion klorida, sampel C16 mengandung
anion bromida (Br-), sampel A dan C mengandung sulfat.
2. Identifikasi anion menggunakan metode analisis kualitatif yang bertujuan
untuk menyelidiki kandungan senyawa yang terdapat dalam suatu sampel
bahan uji.
3. Reaksi yang terjadi pada sampel C1 yaitu anion sulfida direaksikan dengan
asam sulfat menghasilkan gas hidrogen sulfida dan anion sulfat. Pada C 3
yaitu anion tiosulfat direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan gas
sulfur dioksida, air, dan anion sulfat. Pada C11 yaitu anion klorida
direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan gas asam klorida dan anion
sulfat. Pada C16 yaitu anion bromida direaksikan dengan asam sulfat
menghasilkan gas sulfur dioksida, bromin, air, dan anion sulfat. Pada
sampel A dan C reaksi yang terjadi yaitu anion sulfat direaksikan dengan
barium klorida menghasilkan endapan klorida dan larutan barium sulfat.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan menambahkan reagen dengan volume yang tepat agar
larutan dapat bereaksi sempurna
2. Sebaiknya praktikan memastikan alat yang akan digunakan dalam keadaan
bersih agar larutan tidak terkontaminasi dengan zat lain
3. Sebaiknya praktikan pada saat proses pemanasan memastikan bahwa
larutan benar-benar mendidih agar dapat bereaksi sempurna
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, MSDS Asam Asetat, dilihat pada 1 Maret 2020,


www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Asam Klorida, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Asam Nitrat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Barium Klorida, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Etanol, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Fuchsin, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Kadmium(II) Asetat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Kalium Dikromat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Kalium Karbonat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Kalium Permanganat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Karbon Tetraklorida, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Mangan Dioksida, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Natrium Hidroksida, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Natrium Hipoklorit, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Natrium Karbonat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Perak Nitrat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Seng, dilihat pada 1 Maret 2020, www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Tembaga, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2018, MSDS Timbal(II) Asetat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2020, MSDS Asam Sulfat, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Anonim, 2020, MSDS Aquadest, dilihat pada 1 Maret 2020,
www.merckmillipore.com
Aulia, Citra 2019, ‘Persamaan, Perbedaan Kation dan Anion’, dilihat pada 1
Maret 2010, https://www.sridianti.com
Cokrosarjiwanto, 1997, Kimia Analisis Kualitatif I, UNY Press, Yogyakarta
Damayanti, M, Suseno, A & Arnelli, 2009, ‘Adsorbsi Ion Bikromat Pada Zeolit
Alam Modifikasi Surfaktan Kation Hexadecyltrimethylammonium
(HDTMA)’, Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, Vol. 12, No. 3, hal. 88-89
Mahfuz, 2014, ‘Pengertian Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Beserta Jenis-
Jenisnya’, dilihat pada 1 Maret 2020, https://mystupid-teory.com
Maulana, B 2014, ‘Analisa Anion’, dilihat pada 1 Maret 2020,
https://id.scribd.com
Roto, Tahir, I & Solikhah, U 2009, ‘Aplikasi Pengolahan Padatan Anion
Khrom(IV) Dengan Menggunakan Agen Penukar Ion Hydrotabite Zn-Al-
So4’, Jurnal Mahasiswa Pendidikan Kimia, Vo. 16, No. 1, hal. 42-44
Tim Dosen PTK I, 2020, Modul Praktikum Kimia Analisa, UPN Veteran Jawa
Timur, Surabaya
Vogels, 1979, Textbook of Micro and Semimicro Qualitative Inorganics Analysis
Fifth Edition, Longman. Inc, New York
APPENDIX

1. Pembuatan Larutan H2SO4 1N 100 ml


⍴ .10 . %
N= xe
BM
1,83. 10 . 98
¿ x2
98
¿ 36,6 N
N 1 . V 1=N 2 . V 2
36,6 . V 1=1 .100
V 1=2,73 ml
Jadi, dibutuhkan 2,73 ml H2SO4 pekat untuk diencerkan dengan aquadest
hingga 100 ml

2. Pembuatan Larutan NH4OH 2N 100 ml


⍴ .10 . %
N= xe
BM
0,88 .10 . 35
¿ x1
35
¿ 8,8 N
N 1 . V 1=N 2 . V 2
8,8 . V 1=2 .100
V 1=22,72 ml
Jadi, dibutuhkan 22,72 ml NH4OH pekat untuk diencerkan dengan aquadest
hingga 100 ml

3. Pembuatan Larutan Na2CO3 1,5N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1,5= . .2
106 100
gr=7,95 gram
Jadi, dibutuhkan 7,95 gram Na2CO3 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga
100 ml

4. Pembuatan Larutan Ca(OH)2 1N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1= . .2
74 100
gr=3,7 gram
Jadi, dibutuhkan 3,7 gram Ca(OH)2 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga
100 ml

5. Pembuatan Larutan KMnO4 0,05N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
0,05= . .5
158 100
gr=0,158 gram
Jadi, dibutuhkan 0,158 gram KMnO4 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga
100 ml

6. Pembuatan Larutan BaCl2 1N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1= . .2
150 100
gr=7,5 gram
Jadi, dibutuhkan 7,5 gram BaCl2 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga 100
ml
7. Pembuatan Larutan AgNO3 1N 100 ml
gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1= . .1
169,8 100
gr=16,98 gram
Jadi, dibutuhkan 16,98 gram AgNO3 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga
100 ml

8. Pembuatan Larutan HCl 1N 100 ml


⍴ .10 . %
N= xe
BM
1,18. 10 .32
¿ x1
36,5
¿ 10,34 N
N 1 . V 1=N 2 . V 2
10,34 . V 1=1 .100
V 1=9,67 ml
Jadi, dibutuhkan 9,67 ml HCl pekat untuk diencerkan dengan aquadest hingga
100 ml

9. Pembuatan Larutan HNO3 1N 100 ml


⍴ .10 . %
N= xe
BM
1,51. 10 .65
¿ x1
65
¿ 15,57 N
N 1 . V 1=N 2 . V 2
15,57 . V 1=1 .100
V 1=6,4 ml
Jadi, dibutuhkan 6,4 ml HNO3 pekat untuk diencerkan dengan aquadest hingga
100 ml
10. Pembuatan Larutan CH3COOH 1N 100 ml
⍴ .10 . %
N= xe
BM
1,05. 10 . 98
¿ x1
60
¿ 17,15 N
N 1 . V 1=N 2 . V 2
17,15 .V 1 =1. 100
V 1=5,83 ml
Jadi, dibutuhkan 5,83 ml CH3COOH pekat untuk diencerkan dengan aquadest
hingga 100 ml

11. Pembuatan Larutan Pb Asetat 1N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1= . .2
325,29 100
gr=16,26 gram
Jadi, dibutuhkan 16,26 gram Pb Asetat untuk dilarutkan dalam aquadest
hingga 100 ml

12. Pembuatan Larutan K2Cr2O7 1N 100 ml


gr 1000
N= . .e
BM V
gr 1000
1= . .2
294,185 100
gr=14,7 gram
Jadi, dibutuhkan 14,7 gram K2Cr2O7 untuk dilarutkan dalam aquadest hingga
100 ml

13. Pembuatan Larutan Fuchsin


0,5 gram Fuchsin dilarutkan pada campuram 15 ml etanol dan 85 ml aquadest
LAMPIRAN

Menyaring larutan untuk Sampel C1 setelah diberi asam


diambil filtratnya sulfat encer

Sampel C16 setelah diberi Sampel C setelah diberi asam


asam sulfat pekat ditambah dengan HCl dan
BaCl2

Anda mungkin juga menyukai