FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR NPM/Semester : 19031010116/2
Romb/Group : C2/B
Praktikum : KIMIA ANALISA
NPM/Teman Praktek : 19031010117/ GALANG AP
Percobaan : IDENTIFIKASI ANION
Tanggal : 6 MARET 2020
Pembimbing : IR. SANI, MT LAPORAN RESMI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk menganalisis kandungan anion dalam sampel yang digunakan pada
percobaan identifikasi anion
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam identifikasi anion
3. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ion yang terjadi pada saat percobaan
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
identifikasi anion
2. Agar praktikan dapat mengetahui perbedaan identifikasi kation dan anion
3. Agar praktikan dapat menerapkan konsep identifikasi anion dalam dunia
industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.6 Aplikasi
Pertukaran dikromat dengan anion sulfat dalam antar lapis hidrotalsit
dengan bantuan analisis struktur dan analisis kinetika ketika reaksi pertukaran
yang nantinya akan menghasilkan logam. Keberadaan anion antarlapis
menyebabkan interaksi dengan kation logam. Hidrotalsit mempunyai beberapa
aplikasi sebagai katalis, pengemban katalis, bidang industri, obat, dan adsorben
(Roto, 2009). Kation penyeimbang zeolit dapat ditukarkan dengan kation yang
termasuk surfaktan seperti HDIMA yang dapat dimanfaatkan zeolit sebagai
adsorben (Darmayanti, 2009).
II.2 Sifat Bahan
II.2.1 Aquadest
A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Tidak berbau
d. Densitas : 1 gr/cm3
e. Titik didih : 100oC
f. Titik lebur : 0 oC
g. Tekanan uap : 23 hPa (20 oC)
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Berat molekul : 18,02 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam aseton, amonia
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Koefisien partisi : Tidak ada
g. pH : 7 (netral)
C. Penanganan
a. Terhirup : Tidak terpapar
b. Kontak kulit : Tidak terpapar
c. Kontak mata : Tidak terpapar
d. Tertelan : Tidak terpapar
(Anonim, 2020 “MSDS Aquadest” )
D. Fungsi
Sebagai pelarut universal
II.2.10 Fuchsin
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Hijau tua
c. Bau : Khas
d. Densitas : 2,6 gr/cm3
e. Titik didih : 100 oC
f. Titik lebur : 40 oC
g. Tekanan uap : 7,49 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C20H20N3.HCl
b. Berat molekul : 331,86 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Tidak korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Fuchsin”)
D. Fungsi
Sebagai pereaksi anion sulfit
II.2.12 Tembaga
A. Sifat Fisika
a. Fase : Padat
b. Warna : Biru
c. Bau : Tak berbau
d. Densitas : 8,924 gr/cm3
e. Titik didih : 2835 K
f. Titik lebur : 1953,77 K
g. Tekanan uap : 1 mmHg
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : Cu
b. Berat molekul : 63,546 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air
d. Korosifitas : Korosif
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Tembaga”)
D. Fungsi
Sebagai pereaksi anion nitrat
II.2.18 Etanol
A. Sifat Fisika
a. Fase : Cair
b. Warna : Tidak berwarna
c. Bau : Seperti alkohol
d. Densitas : 0,790 – 0,793 gr/cm3
e. Titik didih : 70,3 oC
f. Titik lebur : -114,5 oC
g. Tekanan uap : 5 hPa
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : C2H5OH
b. Berat molekul : 46,5 gr/mol
c. Kelarutan : Larut dalam air (20 oC)
d. Flamabilitas : Tidak mudah terbakar
e. Sifat peledak : Tidak mudah meledak
f. Sifat oksidator : Tidak mengoksidasi
g. pH : 7 (netral)
C. Penanganan
a. Terhirup : Segera hirup udara segar
b. Kontak kulit : Cuci dengan air mengalir
c. Kontak mata : Bilas dengan air yang banyak
d. Tertelan : Minum air dan hindari muntah
(Anonim, 2018 “MSDS Ethanol”)
D. Fungsi
Sebagai pelarut Fuchsin
III.1 Bahan
1. Aquadest
2. Asam sulfat
3. Asam klorida
4. Asam nitrat
5. Asam asetat
6. Natrium hipoklorit
7. Timbal(II) asetat
8. Natrium hidroksida
9. Kalium karbonat
10. Fuchsin
11. Mangan dioksida
12. Tembaga
13. Natrium karbonat
14. Barium klorida
15. Seng
16. Karbon tetraklorida
17. Kalium dikromat
18. Etanol
19. Perak nitrat
20. Kalium permanganat
21. Kadmium(II) asetat
III.2 Alat
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Spatula
4. Kertas saring
5. Corong kaca
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Pembakar spiritus
9. Kaki tiga
10. Penjepit
11. Labu ukur
12. Kawat kasa
13. Beaker glass
III.4 Prosedur
III.4.1 Penyelidikan Pendahuluan dari Anion
Didalam penyelidikan dari anion dipakai zat padat 2 gram. Sifat dari
beberapa anion ini dapat diuraikan menjadi gas-gas yang dapat dikenal. Zat padat
itu dimasukkan dalam tabung pereaksi, kemudian diberi :
a. Asam Sulfat Encer
No
Pengamatan Kesimpulan
.
1. Timbul gas tak berwarna, tak berbau, dan CO2 dari Karbohidrat
mengeruhkan air kapur atau Bicarbonate
2. Timbul uap coklat merah dan berbau NO2 dari Nitrat
3. Timbul gas hijau kuning, berbau rangsang, Cl2 dari Hypoclorida
kemerahan kemudian memucatkan kertas lakmus
4. Timbul gas dan berbau. Merubah warna kertas SO2 dari Sulfat
lakmus yang dibasahi dengan K2Cr2O7 menjadi
hijau dan melarutkan larutan Fuchsin
5. Terjadi gas tak berwarna dan member test seperti SO2 dan S dari Thio
(4) terjadi endapan S Sulphate
6. Timbul gas tak berwarna, bau busuk. Membuat H2S dari Sulfide
hitam kertas saring yang dibasahi dengan Pb
Acetate. Merubah kertas Cadmium Acetate
menjadi kuning
7. Berbau cuka CH3COOH dari
Asetat
Tabel IV.2 Pengamatan identifikasi anion pada sampel padatan C 11 dan C16
yang direaksikan dengan asam sulfat pekat
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Sampel padatan C11 Timbul gas tidak Terdapat kandungan
ditambahkan dengan berwarna dan timbul HCl dari anion
asam sulfat pekat kabut setelah pengaduk Klorida pada sampel
dibasahi NH4Cl C11
2. Sampel padatan C16 Timbul gas berbau pedas Terdapat kandungan
ditambahkan dengan dan berwarna oren HBr dan Br2 dari
asam sulfat pekat kemerah-merahan anion Bromide pada
sampel C16
Tabel IV.3 Pengamatan identifikasi anion pada sampel cairan A dan C
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
Sampel A
1. Sampel A diambil Terdapat endapan Filtrat digunakan untuk
sebanyak 20 ml dan proses selanjutnya.
ditambah dengan Endapannya dibuang
Na2CO3 lalu
disaring
2. Diambil 3 ml filtrat Terdapat endapan Menunjukkan adanya
dan ditambah HCl, putih Sulfat
didihkan. Kemudian
tambahkan dengan
1 ml BaCl2
Sampel C
1. Sampel C diambil Tidak terdapat endapan Filtrat digunakan untuk
sebanyak 20 ml dan proses selanjutnya.
ditambah dengan
Na2CO3 lalu
disaring
2. Diambil 3 ml filtrat Terdapat endapan Menunjukkan adanya
dan ditambah HCl, putih Sulfat
didihkan. Kemudian
tambahkan dengan
1 ml BaCl2
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data percobaan yang telas diperoleh, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Sampel C1 mengandung anion sulfida, sampel C3 mengandung anion
tiosulfat, sampel C11 mengandung anion klorida, sampel C16 mengandung
anion bromida (Br-), sampel A dan C mengandung sulfat.
2. Identifikasi anion menggunakan metode analisis kualitatif yang bertujuan
untuk menyelidiki kandungan senyawa yang terdapat dalam suatu sampel
bahan uji.
3. Reaksi yang terjadi pada sampel C1 yaitu anion sulfida direaksikan dengan
asam sulfat menghasilkan gas hidrogen sulfida dan anion sulfat. Pada C 3
yaitu anion tiosulfat direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan gas
sulfur dioksida, air, dan anion sulfat. Pada C11 yaitu anion klorida
direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan gas asam klorida dan anion
sulfat. Pada C16 yaitu anion bromida direaksikan dengan asam sulfat
menghasilkan gas sulfur dioksida, bromin, air, dan anion sulfat. Pada
sampel A dan C reaksi yang terjadi yaitu anion sulfat direaksikan dengan
barium klorida menghasilkan endapan klorida dan larutan barium sulfat.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan menambahkan reagen dengan volume yang tepat agar
larutan dapat bereaksi sempurna
2. Sebaiknya praktikan memastikan alat yang akan digunakan dalam keadaan
bersih agar larutan tidak terkontaminasi dengan zat lain
3. Sebaiknya praktikan pada saat proses pemanasan memastikan bahwa
larutan benar-benar mendidih agar dapat bereaksi sempurna
DAFTAR PUSTAKA