Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Psikologi Konservasi

Psikologi konservasi adalah studi ilmiah hubungan timbal balik antara manusia dan
alam lainnya, dengan fokus khusus pada bagaimana mendorong pelestarian alam. Psikologi
konservasi adalah bidang terapan yang menggunakan prinsip, teori, atau metode psikologis
untuk memahami dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan manusia aspek
konservasi. Ini memiliki misi yang kuat fokus karena dimotivasi oleh kebutuhan untuk
mendorong orang untuk peduli dan menjaga alam. Selain sebagai bidang studi, psikologi
konservasi juga merupakan jaringan yang sebenarnya peneliti dan praktisi yang bekerja sama
untuk memahami dan mempromosikan hubungan yang berkelanjutan dan harmonis antara
manusia dan lingkungan alam (Saunders, 2003). Psikologi konservasi juga dapat
didefinisikan dengan bagaimana fungsinya sebagai jaringan penelitian dan praktisi. Yang
diadalam penelitian tersebut termasuk psikolog dan ilmuwan sosial lainnya. Para praktisi
(non-ilmuwan) dapat mewakili banyak perspektif, mulai dari pendidik lingkungan dan
komunikator lingkungan hingga pembuat kebijakan. Dengan banyaknya pihak yang saling
bekerja sama dapat semakin meyebarluaskan hasil penelitian tentang psikologi konservasi.

Prinsip Penelitian Psikologi Konservasi

 Fokus penelitian

Psikologi konservasi memiliki fokus misi, yaitu melakukan penelitian psikologis


yang berorientasi pada kelestarian lingkungan. Hal ini didorong oleh situasi masalah di mana
manusia ditantang untuk hidup lebih harmonis dengan alam dan spesies lainnya. (Salafsky et
al. 2002). Didalam penelitian psikologi konservasi terdapat dua pertanyaan besar yang
biasanya membahas mengenai bidang psikologi konservasi yaitu:

1. Bagaimana manusia peduli/menilai alam, dengan tujuan menciptakan hubungan yang


harmonis dan etika lingkungan?
2. Bagaimana manusia berperilaku terhadap alam, dengan tujuan menciptakan
perubahan perilaku individu dan kolektif yang tahan lama?

Topik penelitian psikologi konservasi meliputi studi tentang hubungan manusia-


hewan, empati, bagaimana kepedulian terhadap alam berkembang, pembentukan identitas
lingkungan, hubungan antara hubungan psikologis dengan alam dan kelestarian lingkungan,
pengalaman hidup yang signifikan sebagai prekursor kepedulian lingkungan, pengembangan
rasa tempat, penalaran moral dalam kaitannya dengan lingkungan alam, persepsi risiko,
resolusi konflik, pentingnya pengalaman alam langsung, dan sikap lingkungan, keyakinan,
nilai-nilai, dan perilaku.

 Dimensi penelitian

Ciri penelitian psikologi konservasi adalah selain meliputi analisis deskriptif dan
teoritis, studi akan mengeksplorasi bagaimana menyebabkan jenis perubahan yang
mengurangi dampak perilaku manusia terhadap lingkungan alam, dan yang mengarah pada
hubungan yang lebih berkelanjutan dan harmonis (Zelezny dan Schultz 2000; Werner 1999).
Terdapat tiga dimensi dalam penelitian psikologi konservasi, diantaranya :

1) Theoritical
Ilmu psikologi konservasi berorientasi terhadap kelestarian lingkungan, yang meliputi
kepedulian seperti konservasi sumber daya, konservasi ekosistem, dan masalah
kualitas hidup bagi manusia dan spesies lainnya. Dalam penelitian psikologi
konservasi tidak hanya berisi tentang hal-hal konseptual.
2) Applied
Diperlukannya penelitian yang lebih terapan agar dapat mengidentifikasi strategi yang
paling menjanjikan untuk mendorong cara-cara peduli terhadap alam, menemukan
cara untuk membingkai ulang perdebatan dan secara strategis mengkomunikasikan
dengan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat, dan juga dapat mengidentifikasi strategi
yang paling menjanjikan untuk menggeser wacana masyarakat tentang hubungan
manusia-alam.
3) Evaluative
Terbagi menjadi dua yaitu tingkay individu dan tingkat kelompok. Pada tingkat
individu penelitian konservasi terkait dengan perubahan perilaku yang mendorong
seseorang untuk terikat dengan unsur-unsur di alam, seperti hewan, tumbuhan,
spesies, tempat, atau ekosistem tertentu. Sedangkan pada tingkat penelitian kelompok
lebih terkait dengan membangun bahasa manusia-alam yang lebih kaya yang mungkin
mengarah pada perubahan norma sosial di masyarakat yang berkaitan dengan alam.
Saunders (2003) mengatakan bahwa keberhasilan akhir dari penelitian psikologi
konservasi akan didasarkan pada apakah penelitiannya menghasilkan program dan
aplikasi yang membuat perbedaan sehubungan dengan kelestarian lingkungan. Kita
harus mampu mengukur efektivitas program dalam hal dampaknya terhadap
pembentukan perilaku atau perubahan perilaku, dengan menggunakan alat yang
dikembangkan oleh psikolog konservasi.
DAFTAR PUSTAKA

Salafsky, N., R. Margoluis, K.H. Redford and J.G. Robinson. 2002. Improving the practice of
conservation: A conceptual framework and research agenda for conservation science.
Conservation Biology 16, 6, 1469-1479.

Saunders, C. D. & Myers, Jr. O. E. (Eds.) (2003). Special issue: Conservation psychology.
Human Ecology Review, 10 (2).

Schmuck, P. and W.P. Schultz (eds.). 2002. Psychology of Sustainable Development. Boston,
MA: Kluwer Academic Publishers.

Werner, C.M. 1999. Psychological perspectives on sustainability. In E. Becker and T. Jahn


(eds.), Sustainability and the Social Sciences: A Cross-Disciplinary Approach to Integrating
Environmental Considerations into Theoretical Reorientation, 223-242. London: Zed Books.

Zelezny, L.C. and P.W. Schultz (eds.). 2000. Promoting environmentalism. Journal of Social
Issues 56, 3, 365-578.

Anda mungkin juga menyukai